Nafilah hanya menangis se orang diri, kenapa kenapa suaminya begitu tega di saat kondisinya lagi mengandung anak nya.
Nafilah pun tidak bisa menutup matanya lagi.
Ia masih terbayang akan peeselingkuhan suaminya.
*
Di pagi hari nya Zafir pergi ke pasar untuk membeli isi toko nya yg habis.
Zafir mengira istri nya masih tidur, Zafir sengaja tidak membangunkan istrinya , ia mengira kondisi istrinya masih lemah.
Melihat Zafir yg sudah berangkat dengan motor nya. Nafilah pun memasukkan beberapa baju nya dalam tas nya.
Ia berniat pulang ke rumah orang tua nya.
di perjalanan pulang ia hanya berfikir harus bilang apa sama orang tuanya.
Ia juga tidak mungkin menceritakan semuanya,
Tapi tidak mungkin juga balik ke rumah nya bila mengingat penghianatan suami nya.
***
Sesampai nya rumah orang tuanya ia tidak menemukan se orang pun, karena ke dua adik nya masih sekolah, dan bapak nya pasti kerja.
ia duduk di teras rumah nya menunggu ibu nya.
***
Di rumah Zafir,
Saat datang dari pasar ia tidak melihat istri nya, ia mencari istri nya tidak ada.
Zafir mencari Nafilah ke rumah Ikrom, karena biasa nya ia sebelum buka toko nya mengunjungi Tiya istri Ikrom.
"Eh Zafir , datang dari pasar ya?" sapa Tiya yg melihat Zafir mengunjungi nya.
"Iya , apa Nafilah tadi ke sini? tanya Zafir.
"Enggak ada Fir, dari tadi aku belum melihat nya"
"Enggak ikut kepasar kah tadi?" sambung Tiya lagi.
"Ya sudah Tia , kali aja dia lagi beli gorengan di warung sebelah!" ujar Zafir,
"Kemana dia, pergi kok enggak bilang bilang, ku coba telpon! gumam nya dalam hati nya sembari mengambil ponsel nya dari saku samping baju nya.
"Ini telpon berkali kali malah enggak dia angkat angkat"
Saat Zafir masuk ke kamar, ternyata ponsel nya ada di mejanya,
"Ini HP ada di sini"
"Kemana dia?"
"kemana Tas di lemari?
Zafir mengecek ke dalam lemari, ia sangat terkejut ternyata sebagian baju Nafilah tidak ada.
"Apa Nafilah ke rumah ibu? tapikenapa enggak bilang bilang? "
Tanpa berfikir panjang ia lansung bergegas menuju rumah sang mertua.
***
Di rumah orang tua Nafilah.
" Naf, ngapain kok duduk di luar? kenapa enggak masuk?" sapa ibunya yg baru datang dari pasar.
"Dari tadi Naf? sambung nya lagi.
"Enggak bu baru saja nyampek"
"Suami mu mana?" tanya ibunya sembari membuka kunci pintu rumah nya.
"Di rumah bu" dengan reflek ia menjawab.
"Kamu sendirian ke sini? kenapa suamimu enggak ikut.?"
"lagi belanja bu, isi toko banyak yg habis, paling nanti nyusul ke sini"
"Kenapa kamu enggak bareng sama ke sini nya?" tanya ibu nya lagi.
"Ano bu, Filah kangen sama Risa dan Iki, makanya Filah duluan ke sini. enggak sabar lama banget enggak ke sini," gumam Nafilah memanja sama ibu nya, agar ibu nya tidak curiga.
"Ya sudah enggak apa apa, ibu sangat bahagia dengan ke adaan kalian sekarang, jadi ibu tidak terlalu mengakhawatirkan nya" sambung ibu nya lagi.
"Iya bu" ujar Nafilah .ia berfikir mau menceritakan ke adaan rumah tangga nya sama orang tua nya.
Namun ibu nya berfikir kalau rumah tangga Nafilah lagi baik baik saja, ia tidak ingin membuat ibu nya kecewa.
"Ibu masak apa hari ini? Nafilah kangen sama masakan ibu"
"Ibu masak semor ayam sama tahu" gumam ibu nya, "Sana makan dulu kalau belum makan" pinta sang ibu.
"Iya bu, " Nafilah masuka ke dapur nya. ia mengambil sepiring nasi, tapi rasa tidak ***** makan bila teringat penghianatan Zafir.
Ia hanya termenung di meja makan nya.
Tiba tiba di luar terdengar suara motor Zafir. di intip nya dari jendela dan benar saja suaminya yg datang.
"Assalamu alaikum bu" sapa Zafir yg bari sampai di rumah orang tua Nafilah, sembari mencium tangan ibu mertuanya.
"Wa alaikum salam , eh nak Zafir"
Kenapa eng.....,
"Eh mas Zafir sudah sampai mas?" seru Nafila memotong perkataan ibunya.ia yg tiba tiba muncul dari pintu samping rumah.
"Naf, kena.....
"Mas sudah makan belum tadi datang dari pasar? kalau belum ayo ke dapur ibu sudah masak!"
Tapi Naaaf......
"Pasti belum kan, apa tadi kamu dapat semua yg kamu cari di pasar?" tanya Nafilah sembari menarik tangan suaminya masuk ke dapur.
Ia mengalihkan perkataan Zafir agar ibu nya tidak curiga, Nafilah tidak ingin melukai perasaan orang tua nya dengan kondisi rumah tangga nya sendiri.
"Makan mas" dengan ketus Nafilah menyapa Zafir.
"Naf, kenapa kamu pergi enggak bilang bilang?" tanya Zafir sembari memandang istrinya dengan aneh.
"jika ada ibu atau bapak enggak usah tanya tanya mas" tingkah Nafilah semakin aneh.
" Iya tapi kenapa kamu....?
"Itu mas makan ibu sudah masak"
Nafilah tidak ingin menjawab pertanya an suaminya.
Ia tudak i gin berdebat dengan suaminya, takut ibunya mengetahui masalah nya,
Zafir ke heranan dengansikap Nafilah yg tiba tiba berubah.
"Naf, tau enggak ,mas tadi sangat terkejut kamu enggak ada di rumah, mas takut Naf.
Kalau aja kamu ngomong mau ke sini. mas kan bisa anterin kan" lain kali jangan seperti ini, jantung mas bisa copot"
"Oh benar kah?" dengan ketus Nafilah menjawab.
"Iya , lagian kamu kenapa sih? kok anih banget ,? ujar Zafir iya masih terkekeh dengan tingkah Istrinya.
"Apanya yg aneh?" ia masih ketus sama suaminya. Ia juga tidak menjelaskan kalau ia sudah tau semua kelakuan suaminya bila di luar rumah.
Sekuat tenaga Nafilah menah rasa sesak di dadanya, ingin sekali menumpahkan kekesalanya pada suaminya. tapi ia takut orang tuanya dangar.
Aku ke kamar duluan mas" gumam Nafilah sembari berdiri dari tempat duduk nya.
Zafir masih tidak mengerti dengan sikap istri nya?
"Kenapa Nafilah tiba tiba bertingkah aneh seperti itu.?
Karena biasa nya istri nya itu ramah, ada masalah apa?
Zafir masih tidak mengingat masalah semalam dengan teman teman nya.
*
" Eh kalian ada di sini" sapa bapak Nafilah yg baru datang kerja, sembari melepaskan tas yg ada di bahu nya.
"Iya pak," bapak sehat?" tanya Nafilah
"Iya, bapak baik baik saja, kalian sendiri bagai mana?" tanya bapak Nafilah sembari ter senyum, melihat putri dan menantunya, karena senang mereka mengunjungi nya.
"Iya pak kami baik juga," gimana kerja bapk? sambung Nafilah,
" Ya gitu lah, masih sama" apa kalian mau nginep?sambung bapak nya lagi.
" Iya pak" paling beberapa hari" ujar Nafilah, membuat Zafir cengang, karena biasanya mereka nginep cuma semalam saja.
Itu pun dengan persetujuan kedua nya.
Ini Nafilah enggak ngomomg ngomong.
"Tapi... Naf" gumam Zafir , masih tak habis fikir dengan sikap istri nya.
" Aku kangen pak nginep di sini" sambung Nafilah lagi, sembari melirik sadis suaminya.
"Iya , enggak apa apa" sambung sang bapak, nama nya juga anak nya,
"Kenapa Nafilah ini, ada apa dengan nya, apa begini sikap nya orang hamil?
Tapi sepertinya dia lagi kesel? Tapi masalah nya apa?" gumam Zafir di benak nya penuh pertanyaan, ia belum menyadari kalau istrinya sudah mengetahui semua penghianatan nya.
Nafilah pergi ke kamar lama nya, ia membereskan kamar nya, karena lama tidak di tempati.Zafir pum datang menghampirinya.
"Naf, tolong kasih tau apa aku ada salah, kok kamu tiba tiba cuekin aku gini, main kabur kesini lagi.?"Zafir sedikit mendesak istrinya.
"Lagian ngapain kamu ke sini mas?"
"Aku khawatir kamu enggak ada di rumah Naf" maka nya mas suaulin kamu ke sini"
"Untuk apa khawatir sama aku mas?"
sikap Nafilah semakin membuat Zafir bingung.
"Aku takut kamu kenapa napa Naf, sungguh aku sangat takut"
"Seharus nya kamu senang mas, kalau aku pulang ke rumah orang tuaku!"
"Kamu kok ngomong nya gitu Naf?" Zafir semakin bingung.
" Jadi kamu enggak perlu sembunyi sembunyi sama selingkuhana kamu si Fika."
Sontak ,Zafir tercengang lagi mendengar kata kata yg keluar dari mulut istrinya. tanpa bisa berkata apa apa..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments