***
Tiga bulan kemudian
Kandungan Nafilah sudah jalan tiga bulan, Zafir mulai berfikir kalau ia bekerja sama orang lain terus dan gajinya pun hanya pas pasan bagai mana ia bisa mencukupi keluarganya nanti,apa lagi sekarang istrinya sedang hamil, otomatis kebutuhan nya semakin ber tambah.Belum lagi kebutuhan untuk lahiran.
Ia hanya ter menung,
"Mas, kenpa bengung pagi-pagi?" tanya Nafilah ,melihat suaminya yg seperti ke bingungan.
"Aku bingung Naf, bagai mana nanti kita kedepannya, sedangkan gaji aku hanya pas pasan" gumam Zafir
"Apanya mas, ya kita berdoa aja," ucap Nafilah singkat.
"Kalau itu sudah tiap waktu Naf, yg mas fikirin itu bagai mana mas bisa memenuhi kebutuhan kamu sama anak kita nanti?" ujar Zafir
"Itu kita fikirin nanti, kamu berangkat kerja saja dulu, ne sudah siang!" kata Nafila sembari menyiap kan bekal untuk suaminya.
"Ya sudah mas berangkat dulu ya , ingat jangan terlalu capek!" pesan Zafir untuk istri nya.
"Ya mas , hati hati jang ngebut!" sahut Nafilah
Nafilah juga berfikir yg sama dengan suaminya.
mengingat kandungan nya yg semakin hari semakin membesar, pastinya akan butuh biaya.
Bagai mana lahiran nya nanti sedangkan mereka bisa di bilang enggak ada tabungan sama sekali.
*
"Hai fir, kenapa kamu bengung saja?" ayo makan siang kita!" seru Ikrom yg melihat Zafir hanya duduk termenung.
"Enggak apa Ik , aku cuma lagi bingung " ujar Zafir sembari membuka kotak makan yg ia bawa dari rumah.
"Bingung kenapa Fir, berantem lagi sama istri lo?" tanya ikrom.
"Enggak lah, ngapain berantem sama istri , kasian tau dia lagi hamil." gumam Ikrom sembari memasukan sesuap nasi dalam mulutnya.
"Terus kenapa lagi ?" tanya Ikrom.
"Aku bingung Ik, aku pengen cari kerja sampingan" ujar Zafir.
"Kenapa apa ini enggak cukup?" tanya Ikrom lagi, di kiranya Zafir sedang bercanda.
"Aku serius Ik , aku pengen cari tambahan, kebutuhan kami semakin bertambah." ucap Zafir menggerutu.
"Iy juga sih Fir, aku juga gitu pas punya anak, kebutuhan semakin bertambah.," ucap Ikrom.
"Cari kerja sampingan susah, kita disini sudah seharian," gumam Zafir
"Fir, kalau kamu mau di dekat rumahku ada rumah mau de sewakan , tempat nya cukup setrategis kamu bisa buka usaha apa gitu nanti di depan rumah itu!" seru Ikrom
"Sungguh Ik?" tapi mau usaha apa"? ujar Zafir ke bingungan.
"Kamu lihat aja dulu tempat nya, kalau cocok nanti kita pikirin lagi mau usaha apa di sana!" ujar Ikrom.
"Baik lah nanti aku diskusian dulu sama istriku, siapa tau dia setuju" ucap Zafir penuh semangat.
"Ok nanti bila istrimu setuju kita lihat kesana!" ucap Ikrom.
Sesampainya di rumah Zafir bergegas menemui istrinya untuk memberi tahukan soal rumah yg hendak di sewanya.
" Assalamu alaikum, Naf, " Zafir memanggil istrinya.
"Wa alaikum salam, sudah datang mas" sahut Nafilah sembari mencium tangan suaminya.
"Iya, sayang mas punya kabar gembira untuk kita" ucap Zafir penuh gembira.
"Kabar apa mas?" sahuta Nafilah.
"Kalau kita sewa rumah apa kamu mau?" tanya Zafir berharap istrinya akan setuju.
" Sewa rumah gimana maksudnya mas?" tanya Nafilah sedikit terkejut dengan kabar yg suaminya bawa.
"Ya kita nyewa rumah sendiri Naf, pindah dari sini" ujar suaminya itu.
"Iya ,saya tau, kenapa kita harus nyewa sih,? apa kamu engga suka tinggal di sini?" tanya Nafilah
"Bukannya gitu Naf, maksud mas kita pindah dekat rumah Ikrom, di sana kan bukan perkampungan" kata Zafir.
"Terus kenpa kalau di sini mas,?" tanya Nafilah penuh ke heranan melihat tingkah suaminya yg tak kunjung menjelaskan secara detail.
"Tadi Ikrom bilang, kalau di sebelah rumah nya, ada rumah mau di sewakan, di situ kan ramai , kita sambil usaha di sana" gumam Ikrom.
"Tapi mas kita mau usaha apa di sana?" tanya Nafilah lagi.
"Entah lah kita lihat tempat nya saja, nanti kita pikirkan kita jualan apa gitu" gumam Zafir membujuk Istrinya, agar istrinya setuju.
"Tapi gimana? aku kan sedang hamil"kata Nafilah lirih.
"Kalau masalah itu, kita tidak usah terlalu di pikirkan, tempatnya kan juga enggak terlalu jauh dari sini" ucap Zafir
" Naf, semakin hari kebutuhan kita akan semakin bertambah, siapa tau kita buka usaha di sana bisa nambah penghasilan kita nanti?" sambung Zafir.
"Baik lah mas, kita coba saja dulu, nanti kita kasih tau ibu!" sahut Nafilah, karena melihat keyakinan yg ada dalam diri suminya.
"Iya makasih ya Naf, semoga dengan ini allah membuka kan rizki kita yg lain" gumam Zafir.
"Iya, ayo kita kasih tau ibu sama bapak!" ajak Nafilah , sembari menggandeng tangan suaminya.
Mareka pun menemui bapak dan ibu nya Nafilah, Mereka membicara kan soal rumah yg hendak mereka sewa, awalnya ibu dan bapaknya tidak menyetujui nya karena Nafilah sedang hamil,
Namun melihat tekad Zafir orang tua Nafilah mengizinkannya , juga karena rumah yg ingin mereka tempati tidak terlalu jauh dari rumah Nafilah.
"Memangnya kalian mau buka usaha apa di sana?" tanya Orang tua Nafilah .
"Entah lah Pak, saya dan Nafilah mau lihat tempatnya dulu!" sahut Zafir
"Baiklah, nanti bapak dan ibu ikut kesana!" ucap bapak Nafilah, karena ingin memastika tempat yg mereka akan tinggali layak.
"Lalu kapan kalian akan kesana..?" tanya bapak nya lagi.
"Insya allah besok pak"sahut Zafir."
Zafir dan Nafilah sangat bahagia karena Orang tua mereka memberinya izin.
Orang tua Nafilah juga senang, karena anak dan menantunya berusaha mandiri,dan berharap masa depan rumah tangga anak nya semakin sukses.
Ke esokan harinya Zafir bersama keluarganya pun
mendatangi rumah yg mau mereka tempati, dan mereka sangat sangat cocok dengan rumah nya, karena lokasinya yg cukup setrategis, juga tak jauh dari jalan raya,harganya pun cukup murah.
"Oh iya , orang yg punya rumah tinggal di mana.?" tanya bapak Nafilah sembari melihat se isi rumah sewanya itu.
"Kebetulan orang nya pindah di luar kota Om," seru Ikrom.
"Orangnya pun sudah membeli rumah di sana, makanya ini di sewakan sedikit lebih murah Om , katanya dari pada kosong" sambung Ikrom lagi.
"Oh gitu " sahut bapak Nafilah.
" Baiklah kalau begit, tempat nya ini cukup nyaman, dan tidak terlalu jauh dari rumah kita" sambung nya lagi.
" Iya pak, ujar Nafilah yg terlihat senang.
Mereka juga melihat ke seliling lingkungan tempat itu, sembari berfikir usaha apa yg akan mereka buka.
" Rencananya kalian ini mau usaha apa di sini?" tanya ibu Nafilah ,
" Entah lah bu" sahut Zafir, tapi di sekeliling sini spertinya tidak ada yg jual sembako, mereka berencana untuk membuka warung.
"Itu ide bagus" ujar sehabat Zafir Ikrom,
disni banyak anak anak, dan Orang lalu lalang, kalian bisa sambil jual makanan sepertinya akan rame.
Orang tua Nafilah juga menyetujui saran Ikrom, melihat kondisi anak nya yg lagi hamil, karena dengan begitu Nafilah juga ada ke giatan.
"kapan rencananya kalian akan pindah ke sini?" tanya Ikrom .
"Entah lah, tapi akan secepat nya," gumam Zafir.
"Nafilah hanya termenung seperti ke bingungan.
Ia hanya terus berfikir modal dari mana ia akan buka usaha nya itu.
"Kenapa Naf? kok diam saja kamu enggak suka pindah kesini?"tanya Zafir kerena melihat istrinya hanya murung saja.
"Bukan gitu mas, aku hanya bingung, kita dapat modal dari mana?" jawab Nafilah sembari mengerutkan dahinya,
"Kamu tidak usah fikirin itu, mas ada sedikit tabungan, kita pakai dulu itu" ujar Zafir
"Bapak juga ada tabungan kalian pakai saja dulu" gumam bapak nya yg mendengar peecakapn Nafilah dan suaminya.
"Tapi pak"
"Sudah enggak apa apa, kamu jangan pikirin dulu ya" hanya ini yg bisa bapak bantu sama ibu" sambungnya lagi.
Nafilah menganggukkan kepalanya, sembari tersenyum.
"Makasih ya pak, bu" ucap Zafir
"Nanti insya Zafir ganti" sambunya lagi karena merasa malu sama Orang tua Nafilah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments