Allah hu akbar Allah hu akbar.........,
terdengar kumandang adzan di sebuah masjid, tanda memasuki waktunya sholat subuh,
Mendengar suara adzan Zafir langsung bangun, ia ingin membangun kan istrinya juga, tapi ia tidak tega melihat istrinya tidur sangat pulas. ia hanya memandangi istrinya sembari tersenyum seorang diri,
Namun waktu subuh sudah masuk, ia terpaksa membangunkan istrinya
"Naf, bangun sudah adzan subuh,"
"Naf , Naf." berungakali Zafir membangunkan istrinya tapi ia tak bangun bangun juga.
"Ah biarlah dulu , mungkin dia sangat ngantuk, nanti saja..," gumam Zafir dalam hatinya.
Zafir pun melaksanak sholat hingga selesai, tapi istrinya masih tidur,
Sesudah sholat Zafir duduk di samping Nafilah sambila mengelus rambut istrinya itu.
Zafir sangat bahagia karena istrinya sudah memaafkannya,
"Eh mas apa udah adzan?" tanya Nafilah pada suaminya, Nafilah terbangun karena tangan Zafir yg tak ada hentinya membelai rambut Nafilah,
"Sudah dari tadi" sahut Zafir sembari tersenyum melihat sang istri yg mulai bicara padanya.
"Kenapa tidak membangunku?" tanya Nafilah.
"Mas tidak tega membangukannya ,kelihatannya kamu ngantuk sekali" jawab Zafir
"Ini kan sudah subuh, seharusnya bangun kan aku" ujar Nafilah sembari meliapat selimut yg ia pakai semalam.
"Tadi mas sudah membangunkannya, tapi kamu engga bangun-bangun" ujar Zafir .
"Udah santai saja, waktu subuh masih agak panjang kok," sambung Zafir lagi.
"Tapi ini udah agak siang" ucap Nafilah dengan sedikit kesal pada suaminya, karena tidak membangunkannya.
Zafir tersenyum melihat istrinya yg terus ngoceh tak sejak bangun dari tidurnya.
"Kenapa senyum- senyum terus dari tadi" ujar Nafilah,
"Enggak mas cuma senang saja melihat kamu masih ada di sisiku" sahut Zafir
"Ah mulai ne" ucap Nafilah sembari meletakkan selimutnya,
"Sudah sana whudu' nanti habis lagi subuhnya, biar mas yg beresin ne tempat tidur" pinta Zafir sembari menyusun bantalnya.
"Baik lah" sahut Nafilah sambil menuju kamar mandi.
***
Setelah sholat Nafilah melipat mukenanya,
Tiba tiba Zafir meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya.
"Ngapain " tanya Nafilah dengan nada sedikit ketus , karena ia masih ada rasa kesal.
"Kangen " jawab Zafir sembari memejamkan matanya dengan sengaja.
"Bangun aku mau"
"Mau kemana..?" tanya Zafir memotong perkataan Nafilah.
"Lagian ini masih agak petang" ujar Zafir sembari memegan tangan Nafilah
"Tidur lagi yuk..," ajakn Zafir sembari memandang Nafilah.
"Maka sudah tidur" sahut Nafilah sembari mengangkat kepala suaminya dari pangkuannya.
" Fil, mas kangen banget sama kamu, mas merasa batinku terasa tersiksa saat kamu engga pedulikan aku" kata zafir
" Salah sendiri" sahut Nafilah dengan ketus, karena ia masih mengingat dengan penghianatan suaminya itu.
"Kan mas sudah minta maaf, mas janji engga terjadi lagi hal seperti ini" ucap Zafir
"Baiklah," ucap Nafilah sembari menganggukkan kepalanya, hatinya mulai luluh.
"Baiklah kalau begitu kita bersenang senang saja hari ini" gumam Zafir denga ceria, karena istrinya mulai membukan senyum nya meskipun sedikit.
"Apa maksudnya bersenang senang?" tannya Nafilah dengan sedikit nada tinggi.
"Engga, aku senang saja melihat senyuman mu" ucap Zafir cengengesan.
"Udah ah.. bangun aku mau bantu ibu di dapur" ujar Nafilah sembari berdiri,
"Oke.., aku mau siap siap dulu , kamu siap kan bekal ya.." pinta Zafir ,
Nafilah hanya menganggukkan kepalanya, tidak sebahagia Zafir, karena di hatinya masih ada rasa kecewa pada suaminya.
*
"Bu, apa udah masak semua?" tanya Nafilah sembari melihat semua makanan udah siap di meja kecil nya itu.
"Iya" jawab ibunya sambil melihat Nafilah yg ke heranan melihat semua makanannya.
"Kapan ibu masak semua ini, cepat banget masaknya.?" tanya Nafilah , dengan sedikit tersipu malu sama ibunya karena terlambat bangun.
"Udah, jangan bengung saja, siapkan bekal untuk suami mu."pinta sang ibu
"Iya bu," sahut Nafilah,
"Oh iya bu , apa Risa dan Iki sudah bangun?" tanya Nafilah
"Udah, adik adikmu lagi mandi , kamu siapkan juga untuk mereka" pinta ibunya lagi.
"Iya bu, ibu mau belanja apa sekarang …" tanya Nafilah.
" Coba kamu lihat dulu apa saja yg habis" ujar ibunya
Kemudian Nafilah melihat barang barang yg ada di dapurnya.
" Masih banyak yg ada bu, cuma makanan adik adik yg habis, biar Filah saja yg belanja ke pasar." pinta Nafilah.
"Kamu belanja apa ke pasar..?" tanya ibunya lagi.
"Itu bu sabun cuci habis, banyak yg habisan di belakang" ujar Nafilah sembari meletakkan kotak makan suaminya.
"Oh baik lah, mumpung ke pasar kamu beli semua kebutuhan yg sisa sedikit biar engga belanja terus," seru ibunya.
"Iya bu" sahut Nafilah.
**
"Mas bekalnya sudah aku taruh di motor" ucap Nafilah sembari berganti pakaian.
"Kamu mau kemana kok ber pakaian rapi.?" tanya Zafir.
"Mau ke pasar " jawab Nafilah, masih tidak terlalu banya bicara pada suaminya karena masalah yg kemaren.
"Sama ibu kah" tanya Zafir lagi,
"Tidak , aku sambil nganter Risa dak Iki le sekolah. sahut Nafilah.
"Mau belanja apa?" tanya Zafir
"Itu barang bulanan sudah banyak yg habis," jawab Nafilah.
"Apa uang nya masih ada?" tanya Zafir lagi.
"Ada kok yg kemaren tu paling masih cukup" jawab Nafilah sembari berdiri di depan kaca yg agak besar.
"Itu ada amplop di meja ambil, takut kurang nanti "
ujar Zafir sembari menggendong tasnya.
"Iya makasih mas" sahut Nafila
" Bareng saja kita berangkatnya" seru Zafir.
"Kan lain arah mas, aku nganter adik adik dulu ke sekolah" sahut Nafila
"Oh iya, hati hati ya sayang, bawa motornya pelan pelan saja" pinta Zafir sembari mencium kening istrinya.
"Iya , kamu juga." gumam Nafilah sembari memcium tangan suaminya.
"Iya, mas duluan ya" ucap Zafir sembari menyalakan motornya.
Nafilah cuma menganggukkan kepalanya. ia sudah siap juga untuk berangkat.
"Ris , Iki sudah siap belum, nanti terlambat.?" seru Nafilah sembari menyalakan motornya juga.
"Tunggu kak bentar ambil tas dulu" seru Risa dari dalam kamarnya.
"Cepaaatt" pinta Nafilah.
"Yuk kak udah siap" ujar Risa sembari menaiki motor kakanya itu.
"Mana Iki ?" tanya Nafilah , karena adiknya yg laki laki masih belum muncul juga.
"Ini lagi lama banget, Ayo Ki , ajak Risa sedikit teriak, karena memang Iki agak terlambat ber lemas.
"Iyaaa aku datang " seru Iki yg langsung menaiki motor yg di kendarai Nafilah.
"Apa kalian sudah salim sama ibu bapak…?" tanya Nafilah sama adik adik nya.
"heee , belum kak"sahut kedua adiknya cengengesan.
"Kebiasaan, cepat sana salim," pinta Nafilah.
"Baik kakak tercinta " sahut Iki yg suka menggoda kakaknya itu.
*
Di sore hari Zafir baru datang dari tempat kerjanya. kemudian Zafir meletakkan tas dan kunci motornya, ia melihat istrinya merapikan kamarnya.
"Eh mas sudah datang ?" enggak ke dengaran suara motornya" ucap Nafilah sembari menyusun make up nya di mejanya.
"Iya, mas tadi panggil dari luar kamar" ujar Zafir
"Oh maaf mas aku enggak dengar tadi" sahut Nafilah
"Oh iya mas mau mandi dulu apa makan dulu?" tanya istrinya.
"Mas mandi dulu saja, makannya nanti malam saja" sahut Zafir sembari membereskan barang bawaannya.
"Baik lah, aku siap kan dulu handuknya" kata Nafilah.
"Ya taruh saja di situ, mas masih mau istrahat dulu" ujar Zafir yg kelihatannya ia sangat lelah.
" Ya, mau di ambilin minum mas?" tanya Nafilah, ia mulai memperhatikan suaminya lagi.
"Baleh" sahut Zafir sembari tersenyum pada istrinya, karena istrinya sudah mulai menghiraukan nya lagi.
" Kenapa senyum senyum mas?" tanya Nafilah sengan sedikit saltig.
"Ini minum nya " sambung Nafilah lagi,
"Makasih, sini duduk dulu" pinta Zafir sembari menarik tangan Nafilah, kemudian Zafir merangkul di pangkuan nya.
" Lepas kan mas ah, katanya Capek " seru Nafilah sembari berusaha melepas kan genggaman tangan suaminya dari perutnya.
"Kenapa sih mas kengen banget sama kamu, seharian tidak melihat kamu." gumam Zafir, semakin erat saja ia memeluk tubuh istrinya itu.
"Ih lepas mas, bau sana mandi dulu" pinta Nafilah yg masih meronta ronta dari pelukan Zafir.
"Baik lah, tapi nanti dulu mas masih kangen, apa kamu sudah mandi?" tanya Zafir
"Belum, makanya mas mandi duluan sana, kita gantian, ku mau siapkan makan dulu" ujar Nafilah yg tak berdaya berada di genggaman suaminya
"Kalau begitu kita mandi bareng saja nanti,mas pengen sesuatu dari kamu dulu" gumam Zafir sembari memcium pipi istrinya.
Nafilah hanya terdiam dan tak bisa melawan , ia juga mulai luluh akan maksud suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
maknya zafir jangan terlalu suka main2 dengan perempuan lain dengan dalih iseng.
🙄🙄🙄🙄🙄
2021-12-09
0
Mardiah
lanjut bc
2021-08-21
0