Akhirnya, Zafir dan Nafilah resmi menjadi pasangan suami istri yang sangat bahagia.
Apalagi Zafir, pada mala pertamanya Zafir sangat memanjakan Nafilah. Zafir mengelus mesra rambut Nafilah sambil mencium kening Nafilah.
"Mas..." Ucap Nafilah sambil tersipu malu.
"Kenapa?" tanya Zafir tersenyum "Bukankah kamu adalah istriku sekarang" Nafilah hanya tersenyum malu. karena Zafir mulai menyentuh tubuh imut Nafilah, walaupun sebenarnya Nafilah rasa ingin menolak semua itu. Karena Nafilah belum terbiasa, namun apa dayanya. Nafila sadar dirinya sudah menjadi seorang istri Zafir. Nafilah teringat perkataan sang ustadz waktu masih duduk di bangku madrasah. Bahwa seorang istri wajib memenuhi kewajiban nya terhadap suami nya.
Zafir mulai bercumbu nakal "Emm" gumam Nafilah terasa malu malu dengan sikap Zafir.
"Bukannya begini yang kita tunggu" ucap Zafir sambil memeluk mesra dan mencium pipi mungil Nafilah. Nafilah hanya trsenyum dan menikmati pelukan hangat Zafir.
Zafir melepas bajuny, sontak Nafilah melompat dari ranjang membuat Zafir terkekeh.
Lalu Zafir perlahan mendekati Nafilah dan menggendongnya ke atas kasur dengan begitu mesra ala pengantin baru.
Nafilah hanya bisa pasrah dengan perlakuan romantis suaminya itu.
Tangan Zafir meraba baju Nafilah. perlahan tangan Zafir menyentuh kancing baju bagian atas, Nafilah sadar apa yang di maksud suaminya, lalu Nafalah menghentikan tangan suaminya itu.
"Kenapa sayang" gumam Zafir berbisik di telinga Nafilah.
"Bisakah esok saja" cicit nya m Nafilah.
Tangan kiri Zafir mengambil tangan Nafilah dengan lembut. Tangan kanan Zafir melanjutkan aksinya "Kenapa harus besok?" bisik Zafir lagi.
" Tapi..." saut Nafilah dengan suara serak dan perlahan namun pasti Zafir terus menyentuh Nafilah.
"Aku sangat bahagia bisa memiliki mu. dan hidup bersamamu" ujar Zafir.
Nafilah hanya bisa membalas ucapan Zafir dengan tersenyum manis dan menikmati kebersamaannya dengan Zafir.
...****...
Satu minggu kemudian...
Ponsel Zafir berdering, dan tertera nama Boss lama Zafir di layar ponsel nya. Pak Hadi, dulu Zafir adalah karyawan kepercayaan Pak Hadi. Meskipun Zafir sudah tak bekerja lagi bersama Pak Hadi, namun Pak Hadi selalu memanggil Zafir jika membutuhkan sesuatu.
"Zafir,*b*isa kamu besok lusa kerumah?" terdengar suara dari seberang telpon
"Bisa, Pak" jawab Zafir sambil menatap istrinya. "Ada apa, Pak?" tanya Zafir kemudian.
"Minggu bapak ada acara, bisa kamu bantu2 bapak" kata pak hedy.
"Insya Allah bisa, Pak" jawab Zafir.
"Kalau begitu besok kamu datang saja ke sini. bapak minta tolong untuk beberapa hari" ujar pak hedy
"Insya Allah" jawab Zafir lagi
"Ya sudah dulu, Fir. besok bapak tunggu"
Zafir pun memutuskan sambungan telpon nya setelah mengucap salam, kemudian Zafir memberitahu istrinya dan berpamitan, dengan berat hati istrinya menganggukkn kepalanya. Mengizinkan jika Zafir memang harus pergi.
"Jangan khawatir" Zafir berkata sambil memegang tangan istrinya. Zafir juga merasa keberatan berpisah dengan istrinya walaupun sesaat, wajar saja mereka masih pengantin baru.
"Tidak mas, aku hanya kepikiran saja" kata Nafilah dengan suara lirih.
"Memangnya apa yang kamu pikirkan? Paling mas cuma lima hari di sana, lagian kan tidak jauh" ujar Zafir berusaha menenangkan Nafilah yg terlihat sedikit gelisah.
"Entahlah, aku juga bingung" kata Nafilah.
"Kenapa?" tanya Zafir lagi°
"Entahlah, Mas. tiba tiba perasaan ku tidak enak. deg gegan terus" kata Nafilah sambil memegang dadanya seakan tuhan memberi sinyal hal yang tak di inginkan.
Kemudian Zafir merengkuh Nafilah dan menyenderkan kepala Nafilah di dada nya sembari berkata "Mungkin ini hanya perasaanmu aja, Sayang. soalnya kita kan udah seminnguan selalu bersama dan kita juga baru menikah tapi sudah harus berpisah" kata Zafir sambil memeluk Nafilah.
"Mungkin saja, Mas. Semoga hanya persaanku saja" kata Nafila sambil mendongak dan menatap wajah suaminya.
"Jangan terlalu memikirkan yang enggak jelas, nanti Mas gak jadi bantu pak Hedi" kata Zafir.
" Enggak, kok. Jangan sampek gak datang. enggak enak sama pak Hedy. dia sudah banyak membantu kamu" tutur Nafilah
"Iya".
...***...
Ke esokan harinya Zafir sudah bersiap pergi, namun Zafir tak hentinya menatap sang istri.
"kenapa?" tanya sang istri "berangkat saja, Mas. Hari sudang mulai siang, kasian pak Hedi menunggu" kata Nafila.
Ponsel Zafir terus berbunyi, temannya yang bernama Ikrom menghubunginya.
"Cepatan, Fir. Aku dari tadi menunggu di sini, di pinggir jalan lagi" ujar Ikrom.
"Sebentar, Brother" seru Zafir sambil tertawa.
"Jangan lama lama, aku tau kamu berat meninggalkan istri mu" ujar Ikrom sambil tertawa menggoda Zafir
"Oke..!" jawan Zafir sambil tersenyum.
"Sayang, Mas berangkat ya, jangan lupa makan, jaga kesehatan" pesan Zafir.
"Iya" jawab Nafilah sambil mencium tangan suaminya
Zafir pun mencium kening Nafilah sebagai salam perpisahan sementara.
"Hati hati, Mas" ujar Nafilah sambil melambaikan tangannya pada suami nya yg mulai pergi menjauh.
Nafiah mulai gelisah, bukan karena suaminya berangkat. Entahl apa yg ada di kepalanya. Nafilah berusaha menenangkan diri, namun masih terasa gematar dan perasaan nya seolah berkecamuk.
"Ya Allah, semoga ini hanya persaan ku saja"
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Muh. Yahya Adiputra
entah apa yg akan terjadi dengan zafir, karena perasaan nafilah yg selalu merasa gelisah.
😢😢😢😢😢
2021-12-09
0