KEMARAH MEIRA.

❄❄ MUTIARA ALFAQIROH ❄❄

💞‘‘Janganlah engkau tergesa-gesa mencela

seseorang karena dosanya. Sebab barangkali dosanya telah diampuni. Dan janganlah engkau merasa aman akan dirimu karena suatu dosa kecil. Sebab, barangkali engkau akan diazab karena dosa kecilmu itu’’

~❄~ (Ali bin Abi Thalib)~❄~

;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;•❄•;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

Mendengar Aki yang menyebut dirinya adalah orang yang sedang di cari olehnya, membuat tubuh Daffin bergetar..

"P..pak..k.kyai?" ucap Daffin gugup..

"Tenanglah nak, santai saja, saya tidak akan membunuhmu kok" goda Aki sambil tersenyum

"Kakek?, maafkan saya kek, karena saya tidak tahu kalau kakek adalah kakek Meira " ucap Daffin yang langsung mengubah panggilannya yang tadi pak, kini Kakek, karena yang ia tahu, kyai Abdur Rahman adalah kakek Meira, jadi ia pun harus memanggilnya itu..

"Tidak apa-apa nak, justru ketidak tahuan kamu malah, membuatmu jadi bisa menceritakan sebenarnya, itu menjadi poin untuk mu nak," bales sang aki dengan senyum lembutnya..

Daffin langsung meraih tangan sang Aki dan ia menciuminya sambil menangis,

"Hiks, Ampunkan saya kek, hiks, maafkan saya.. hiks hiks maaf kek,.hiks.. saya akan menerima hukuman apapun hiks.. yang kakek berikan pada saya,..hiks.. yang penting kakek mau memaafkan saya, huhuhu..hiks." Ucap Daffin, tangisnya pecah hingga ia tersegukkan,ia terus menangis hingga ia tak sanggup berkata-kata lagi, hanya tangisan penyesalannya saja yang keluar dari mulutnya.

"Menangislah nak.., agar tangis rasa bersalahmu akan menggugurkan dosa-dosamu, seperti yang di katakan Malik bin Dinar "

"Tangisan atas kesalahan bisa menggugurkan dosa, sebagaimana angin menggugurkan daun yg kering." (_Malik bin Dinar_) " ujar sang Aki sembari tangan kirinya membelai rambut Daffin penuh kasih, sedangkan tangan kanannya masih di genggam oleh Daffin.

"Tapi setelah puas kamu menangis, kamu harus banyak-banyak beramal saleh karena itu juga akan menghapuskan dosa mu nak, dan juga menambahkan keimanan mu, seperti yang di katakan:

Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:

إذا كان الإنسان تسوؤه سيئته ويعمل لأجلها عملا صالحا، كان ذلك دليلا على إيمانه.

"Jika seseorang merasa sedih karena dosanya dan dia beramal shalih untuk menghapusnya, maka itu merupakan bukti atas keimanannya."

( Fathul Bary, jilid 3 halaman. 28)

Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:

"Setiap manusia pernah berbuat salah.

namun yang paling baik dari yang berbuat salah adalah yang mau bertaubat".

( HR. Tirmidzi no. 2499 )

Perkataan dan Nasehat sang Aki membuat Daffin, merasakan kesejukan di dalam hatinya, karena cara penyampaian sang aki sangat lembut membuat ia merasa tenang..

"Terimakasih atas Nasehatnya kek, dan saya siap bila kakek ingin menghukum saya hiks" ujar Daffin yang masih dengan suara bergetar dan juga masih terdengar Isaknya..

"Untuk apa Aki menghukum mu lagi nak, bukankah Allah sudah menghukummu, dengan rasa bersalah mu,dan lihatlah takdir-Nya juga membawamu kemari bukankah itu juga atas izin-Nya, menandakan kamu harus memperbaiki segalanya nak," ujar Aki lagi, dan tetap senyumannya tak pernah lekat dari wajah tuanya, senyuman yang meneduhkan hati bila melihatnya..

"Apakah itu Artinya kakek memaafkan saya?" tanya Daffin penasaran..

"Nak, Allah saja Maha pemaaf, kenapa aki yang hanya manusia biasa tidak bisa memaafkan mu?, tentu saja aki memaafkan mu nak, Bahkan Aki juga memberikan Restu dan meridhoimu untuk memperoleh cucu Aki.." ujar Aki, membuat Daffin senang dan terharu karena Dapat Ridho serta restu dari sang Aki, dan ia langsung memeluk sang Aki, dan di sambut oleh sang Aki penuh hangat..

"Terimakasih kek,," ucap Daffin di dalam pelukan sang Aki..

"Sama-sama nak Hanan,. sekarang kita ke rumah Aki yaa, agar kamu bertemu dengan Meira dan mintalah maaf padanya." Ajak sang Aki,

"Tapi apakah Meira mau menerima kedatangan saya Ki?" tanya Daffin ragu

"Bismillah saja nak, in syaa Allah, Meira akan menerimanya?'' Ujar sang Aki lembut..

"Baiklah Ki, kalau begitu Anan mau ikut " Balas Daffin yang sebenarnya ada sedikit kecemasan di hatinya, ia takut Meira tidak menerima kehadirannya.

"Alhamdulillah, ya sudah ayo kita sekarang ke rumah Aki," Ajak sang Aki yang kemudian ia pun bangkit dari duduknya dan mulai melangkah menuju pintu keluar mesjid.

"Baiklah Ki, " bales Daffin yang ikut bangkit dari duduknya, dan mengikuti langkah kyai Abdur Rahman, menuju kerumahnya yang kebetulan tidak berapa jauh dari mesjid, hingga akhirnya mereka sampai di rumah pak kyai Abdur Rahman, Kyai pun mulai mengetuk pintu rumahnya.

Tok, tok.. tok..

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" Salam Kyai saat mereka berada di depan pintunya.

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh " seru seorang wanita dari dalam rumah dan tak lama pintu pun terbuka dan terlihatlah seorang wanita cantik berhijab hitam dan Ia langsung terbelalak matanya saat melihat Siapa yang datang.

"Kamu!!, Untuk apa kamu datang kesini?!" Hardiknya dengan tatapan kebencian saat melihat Daffin.

"Mei, aku datang mau minta maaf padamu, izinkan aku berbicara padamu, Mei.' ucap Daffin, sembari mengatupkan kedua tangannya.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan! aku tak sudi berbicara padamu! pergi kau dari sini!! " bentak Meira dan ia pun langsung berlari memasuki rumahnya Kembali, meninggalkan Davin yang masih tercengang melihat Kepergian Meira, di depan pintu rumah Kyai Abdur Rahman.

"Sabar Nak, dan berdoalah pada Sang Pembolak-balik hati, agar ia membalikkan Hati Meira yang sekarang pembenci menjadi pencinta, dan Yakinkanlah pada Sang Maha Cinta, agar ia mau memberikan ridho-Nya padamu nak" Tutur sang Aki, sembari menepuk pundak Daffin yang langsung terdiam saat melihat kemarahan Meira.

"Baiklah Ki, In syaa Allah Anan akan Bersabar dan juga memohon pertolongan pada Allah" bales Daffin menyakinkan Dirinya.

"Alhamdulillah, ya sudah sekarang sebaiknya kamu tinggal di pondok kecil sebelas sana dulu ya, Apakah kamu mau nak?" tanya Sang Aki. sembari menunjuk sebuah gubuk yang nampak dari sana namun lumayan jauh.

"Mau Ki, Anan mau!" dengan spontan Daffin pun menjawab, membuat sang aki Tersenyum.."Eh, hehehe maaf Ki, Anan Terlalu bersemangat" Lanjutnya lagi sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, saat ia menyadari mengatakan Mau terlalu kuat..

"hahaha, nggak papa nak,.. ya sudah ayo kita kesana sekarang, karena ini juga sudah sore, biar kamu bisa mandi di sana " Ajak sang Aki setelah ia terkekeh karena melihat Daffin salah tingkah..

"Baiklah ki mari" dan mereka pun akhirnya kembali berjalan di jalan setapak yang di pinggirannya terdapat hamparan sawah,

______

setelah mereka pergi ternyata di samping rumah Kyai Abdur Rahman ada dua orang bocah yang sedang mengintip bahkan mendengar percakapan Antara Daffin dan Meira.

"Aa Amy, benarkah om itu ayah kita?" tanya Gadis kecil yang nampak comel itu, pada seorang lelaki kecil yang ternyata Azmy.

"Sepertinya iya de Zia, karena lihat aki uyut membawak om itu ke pondok bambu, bukan di suruh pergi" kata Azmi yang pandangannya masih tertuju pada Daffin dan Kyai Abdur Rahman

"kalau begitu kasihan dong Ayah di marahin mulu sama Ummah" kata Azia lagi.

"Makanya, mulai sekarang kita harus bantu Biyah, agar Umma mau menerima Biyah, gimana Zia?"

"Setujuh!, mulai sekarang kita harus bantu Biyah!" seru Azia penuh semangat.

"Sssth!!, jangan keras-keras Zia nanti terdengar Umma!" " ujar Azmy berbisik, dengan menaruh jari telunjuk di bibirnya, dan dengan cepat Azia pun menutup mulutnya dengan kedua tangan kecilnya.

"Hehehe, maaf Zia lupa" Bisik Azia Sambil Cengengesan dan hanya di bales Azmy dengan gelengan kepala bak orang dewasa..

_____

sementara di sisi lain..

Daffin mengikuti sang Aki, telah Sampai di depan sebuah gubuk kecil yang berdindingkan bambu, tuk sesaat Daffin tertegun melihat gubuk tersebut.

"Kenapa nak?, terlalu kecil ya?" tanya sang Aki..

"Tidak aki, ini sangat indah" kata Daffin polos membuat Aki Tersenyum senang..

"Apakah kamu menyukainya nak?"

"Iya Ki, Anan sangat suka!" bales Daffin sumringah..

"Alhamdulillah, sekarang masuklah, Aki juga mau pulang, nanti kita akan jumpa lagi saat Maghrib ya nak" ujar Aki lagi..

"Iya Ki, Terimakasih banyak ya Ki " Bales Daffin tulus, lalu ia pun menyalami tangan sang Aki serta mengecupnya..

"Iya nak, sama-sama, ya sudah aki pulang ya, Assalamu'alaikum" Pamit sang Aki.

"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh " setelah Daffin membalas salamnya, Aki pun pergi meninggalkan Daffin yang masih melihat ke pergiannya, setelah Aki sudah tak terlihat lagi, ia pun memasuki gubuk bambu tersebut.

********

Baiklah Guys, Dukung Author terus ya, dan jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 🙏 😉

VOTE: Bila kalian memang menyukai ceritanya..

LIKE DAN KOMENTAR, SELALU AUTHOR TUNGGU, JADI JANGAN LUPA OKE🙏😉..

SYUKRON 🙏😊

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***