Waktu menunjukkan pukul 10.00 AM. Hari itu adalah hari di mana Gilbert, Jiyan, dan Britta akan bertarung satu lawan satu melawan Steven.
Radit, Raka, Fauzan, Steven, Gilbert, Jiyan, Amelia, Laras, Hana, dan Britta mengunjungi kediaman gedung milik Leonardo. Seperti sebelumnya, mereka menuju ke belakang gedung dan disambut oleh para pelayan yang ada di sana. Salah satu dari mereka mengantarkan Radit, Raka, Fauzan, Steven, Gilbert, Jiyan, Amelia, Laras, Hana, dan Britta menuju aula latihan seni bela diri. Sampai saat itu, mereka tidak mengetahui alasan mengapa syarat menjadi murid harus melawan Steven.
****************
Setelah beberapa waktu mereka tiba, mereka disambut oleh Leonardo yang telah berpakaian seni bela diri, didampingi oleh dua pelatih lainnya. Mereka pun saling menyapa saat itu.
"Hai nak, kita ketemu lagi. Sepertinya kalian mengadakan pertarungan menarik," ujar pelatih 1 kepada Radit.
"Hahaha... iya, benar. Mereka Gilbert, Jiyan, dan Britta ingin menjadi muridnya Leonardo, namun syaratnya harus bertarung dengan Steven," ujar pelatih 1.
"Hahaha, bukankah itu bagus? Dengan adanya syarat, membuktikan mereka harus serius," ujar pelatih 1.
Raka yang mendengar obrolan Radit dan pelatih 1 datang menghampirinya.
"Leo, itu kenapa sih? Kenapa juga harus ada syarat melawan Steven terlebih dahulu?" tanya Radit yang ikut bergabung dalam percakapan.
"Ah... Steven yang itu ya? Dia itu kuat loh," ujar pelatih 1. "Hah...!" ujar Radit dan Raka yang terkejut. Laras yang berada di samping pelatih 1 juga ikut mendengarnya dan terkejut pula.
"Pak, jangan bercanda. Si lemah itu mana mungkin kuat? Dia saja kalah terus ketika berantem dengan Leo," ujar Laras yang ikut bergabung dalam percakapan.
"Yah, bila jika kamu membandingkan dia dengan Leo, itu seperti membedakan putih dan hitam," ujarnya sambil tertawa, lalu melanjutkan perkataannya.
"Namun, anak bernama Steven cukup menarik, tau. Itu karena lawan tandingnya selalu Leon," ujar pelatih 1.
Radit, Raka, dan Laras bingung mendengar itu karena tidak mengerti kenapa orang yang selalu kalah oleh Leo bisa lebih kuat. Apalagi, Steven bukan anggota klub seni bela diri dan tidak pernah ikut pelatihan seni bela diri.
"Yah, jika kalian percaya, lihat saja sendiri nanti," ujar pelatih 1.
Leonardo pun menyuruh Steven, Gilbert, Jiyan, dan Britta untuk mengganti pakaian mereka. Baju bela diri Steven telah disiapkan oleh Leonardo.
Setelah beberapa waktu, mereka selesai mengganti pakaian. Steven tampak masih kesal karena dijadikan alasan untuk syarat menjadi muridnya.
****************
Pertandingan pertama adalah Gilbert melawan Steven.
Mereka bersiap-siap di tempat masing-masing, setelah itu mereka mulai bertarung ketika mendengar suara mulai.
Pada saat pertandingan dimulai, Gilbert secara spontan langsung menyerang Steven dan mengarahkan pukulan tangan kanannya ke arah ulu hati. Steven secara spontan langsung sedikit mundur ke belakang, namun tak disangka itu hanya tipuan. Gilbert langsung mengarahkan tangan kirinya ke muka. Namun, sekali lagi berhasil ditangkis, Steven langsung menggunakan lutut kirinya yang mengarah ke perutnya.
Gilbert langsung terkena serangan itu dan mundur seketika. Dia tampak kesakitan setelah menerima serangan itu.
Tak berhenti di situ, Steven segera melancarkan serangan dengan menggunakan tangannya ke arah Gilbert terus menerus.
****************
Di bangku penonton, yang lainnya nampak terkesima dengan Steven yang tidak mereka sangka bisa melawan anggota seni bela diri.
"Ya ampun, dia menganggap remeh lawannya," ujar pelatih 2.
"Apa maksudmu, Pak?" tanya Fauzan di sebelahnya.
"Yah... kau tahu, si Steven bukan dari anggota seni bela diri dan tampaknya dia juga tidak pernah ikut pelatihan seni bela diri, jadi si Gilbert ini meremehkannya," jelas pelatih 2.
Yang lainnya juga mendengar ucapan dari pelatih 2 dan setelah itu kembali melihat pertarungan.
****************
Sekarang giliran Steven yang melancarkan serangannya dan mendekatinya.
Steven langsung menggunakan kaki kanannya yang mengarahkan ke kepala Gilbert. Seketika itu juga, ia menangkap kaki Gilbert. Saat itu, Gilbert melihat wajah Steven dan ia tersenyum, merasakan bahaya dan seketika melepaskan kaki yang dipegangnya. Steven langsung memutarkan badannya dan sedikit melompat, menggunakan kaki kirinya yang mengincar kepala Gilbert, namun tidak kena karena Gilbert langsung menundukkan kepalanya dan mundur.
"Hei... bukan badanmu terlalu lentur, kau ini dari klub balet?" ejek Gilbert, tampak memanasi Steven.
Perkataan itu langsung dibalas, "Setelah kalah, bilang apa yang penting bisa menang bukan? Menarik melawan anggota seni bela diri dan dia kalah melawan orang yang pernah bergabung dengan klub seni bela diri," ujar Steven, tampak meledek Gilbert.
Gilbert langsung menyerang kembali, dan Steven menantangnya. Mereka saling memukul satu sama lain, namun ada kesempatan dimana Gilbert lengah, Steven berhasil mengarahkan pukulannya ke perut dan tubuh Gilbert nampak goyah sesaat. Steven yang melihat langsung mengambil kesempatan itu dengan merapatkan pukulan ke pipinya, namun berhasil ditangkis.
Steven langsung berbicara pelan, "Perutmu nampak tidak terjaga," ternyata posisi gerakan Steven sudah siap melancarkan serangan kaki.
Telapak kaki Steven pada saat itu juga langsung mengarah ke perut Gilbert dengan kuat. Dia langsung terpental ke belakang dan terjatuh.
Pelatih 1 langsung mengakhiri pertandingan itu, dan pertandingan itu dimenangkan oleh Steven dengan luka yang sedikit.
****************
Penonton yang melihatnya terkagum-kagum dengan Steven langsung berdiri menghampirinya. "Woah, hebat Steven, ternyata sangat kuat," ujar Hana.
"Bang, aku tak sangka bahwa kamu sekuat ini," ujar Fauzan, dan yang lainnya bersorak juga. Laras tidak ikut berdiri dan dia tampak sangat terpesona dengan Steven.
Tim medis aula yang berjaga di sana langsung menghampiri Gilbert yang terbaring dan mengecek keadaannya.
Nampaknya, Gilbert masih termenung dan masih tidak menyangka dia akan dikalahkan oleh Steven.
Leonardo yang berada di bangku penonton tersenyum melihat mereka. Setelah itu, Leonardo memanggil pelayanan keluarga yang berada di dekat pintu keluar aula.
Dia menyuruh pelayanan itu menyiapkan makanan untuk teman-temannya. Setelah mendengar itu, pelayan itu langsung segera meninggalkan aula tersebut.
Lalu Leonardo berdiri dan berkata, "Ok, cukup pertandingan menarik, sudah kubilang kan Steven, yang kemarin itu pujianku." Ujar Leonardo. Steven yang mendengarkan kata-kata Leonardo tidak membalasnya dan dia hanya memalingkan wajahnya, tampak malu.
"Semuanya, sekarang kita istirahat. Ini sudah jam 00.30 PM, sekarang kita makan siang terlebih dahulu, nanti jam 1 kembali ke sini lagi. Jiyan, Britta, dan Steven, kalian ganti baju biasa saja dulu," ujar Leonardo.
****************
Mereka langsung pergi ke ruang ganti dan mengganti baju mereka. Di ruang ganti laki-laki, Steven dan Jiyan tampak canggung. Jiyan selalu melototi Steven.
Steven yang merasa ditatap merasa tidak enak dan akhirnya berbicara, "Anu, aku tahu aku ganteng dan kuat, tapi aku itu masih normal, tau." ujarnya.
"Aku tidak memiliki ketertarikan dengan laki-laki dan aku masih suka boing-boing perempuan," ujar Steven.
Jiyan yang mendengar itu mukanya memerah dan cepat-cepat mengganti bajunya. Sebelum membuka pintu ruang ganti, dia berteriak, "Aku pasti akan mengalahkanmu!" ujarnya dan langsung pergi begitu saja.
Steven yang melihat tidak bisa berkata apa-apa. Di ruang sebelah, Britta mendengar hal tersebut dan dia tampak lebih tidak percaya diri lagi karena Steven berhasil mengalahkan Gilbert dengan luka yang sedikit.
Setelah beberapa waktu, mereka selesai mengganti baju dan selanjutnya mereka makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments