[1.5] Awal Ingatan Buruk

Di siang hari, saat jam istirahat pertama, Radit berbaring di atas bangunan sekolah. Dia berbaring di sebelah tembok untuk terhindar dari matahari yang menyengat. Dalam lintas pikirannya, dia berkata sambil menarik nafas panjang, "Huh... hari yang cerah, damai, dan indah. Apakah hari seperti ini akan terus berlanjut?" ujar Radit yang sedang menikmati pemandangan langit.

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka. Seseorang menghampiri Radit, lalu muncullah pandangan seorang gadis di hadapan Radit yang sedang menatap langit.

"Hei Radit, sedang apa kamu di sini?" tanya Hana, sambil menghalangi pemandangan Radit.

"Hana, minggir lah, kamu menghalangiku melihat pemandangan indah dan menenangkan ini," ujar Radit sambil menutup mata.

"Indah? Segitu indahkah langit dibandingkan diriku?" tanya Hana spontan. Setelah mendengar kalimat itu, Radit membuka matanya, lalu menatap mata Hana secara langsung.

Hana, yang tak sengaja mengeluarkan perkataan itu, tiba-tiba langsung berpaling dari hadapan Radit dengan muka merah karena malu. Radit yang melihat tingkah malu Hana itu, membuatnya tersenyum.

"Hana..." Radit memanggilnya sembari menepuk lantai yang terkena bayangan tembok di sampingnya. Hana pun menoleh.

"Kemarilah, berbaring di sini. Rasanya sangat nikmat sekali," ujar Radit.

Hana pun menuruti perkataan Radit dan segera berbaring di atas bangunan sekolah tersebut, sambil memandang langit yang biru dan melihat awan.

"Bagaimana menurutmu, Hana? Hari yang nyaman untuk berbaring di tempat ini, bukan?" tanya Radit.

"Tidak begitu buruk, pemandangan langit cukup menenangkan hati. Aku seperti melupakan semua tugas-tugas sekolah," jawab Hana.

"Hahaha... benar karena terlalu nyamannya, jadi lupa diri rasanya. Huh... tempat yang damai sekali. Apakah ini akan terus berlanjut?" ujar Radit.

Mendengar perkataan itu, Hana langsung menoleh ke arah Radit. "Apa maksudmu?" tanya Hana.

"Ya, begitu. Menurutmu, kapan semua kedamaian ini akan terus berlanjut?" tanya Radit, terus menatap langit.

"Kedamaian ini akan terus berlanjut, Radit, dan tak akan pernah berubah," jawab Hana sambil menatap Radit.

"Begitukah menurutmu? Beberapa waktu ini, aku selalu melihat penglihatan masa depan yang sangat buruk," ujar Radit dengan raut muka sedikit sedih.

"Radit, itu cuma mimpimu," ujar Hana dengan tegas sambil memandang Radit yang terlihat sedih.

"Aku belum memberitahumu soal kejadian baru yang kualami. Yang baru mengetahui hanya Raka seorang," ujar Radit. Pandangan Hana terhadap Radit mulai sedikit serius.

"Dengar, Hana, baru-baru ini aku memiliki keanehan baru dalam penglihatanku, dan ini sudah terjadi dua kali. Kejadian terakhir pada saat aku sedang bernegosiasi dengan Leonardo tentang kegiatan klub kita," ujar Radit lagi.

"Ketika kejadian itu, aku mengalami hal aneh. Jika menurut kalian mungkin terhitung beberapa detik atau milidetik saja, tapi bagiku, aku merasakan dunia sedikit lebih lambat berjalan," ujar Radit lagi.

"Kejadian itu seketika dunia tiba-tiba melambat dan aku melihat keadaan sekitarku berubah dari biasanya. Lalu setelah melewati itu, tiba-tiba gambar masa depan beberapa menit kemudian masuk ke dalam otakku dan itu mengapa aku berhasil bernegosiasi dengannya," lanjut Radit.

"Aneh sekali, bukan? Tidak dapat dipercaya, bukan? Aku benar-benar bisa melihat masa depan," ujar Radit dengan raut wajah tidak senang.

"Radit...?" tanya Hana dengan suara pelan.

"Dengar, Hana, pada mimpiku malam ini juga sangat buruk. Dalam mimpi itu, ada ledakan besar di langit, lalu setelah itu, orang-orang memiliki kekuatan aneh. Kekuatan itu membawa teknologi baru dan juga kebahagiaan, namun itu juga menghancurkan planet ini. Menyedihkan sekali, bukan, Hana?" ujar Radit.

Hana menutup matanya, lalu memandang langit kembali. Setelah itu, Hana duduk dan menatap Radit, serta memegang pipinya.

"Tenanglah, Radit. Jika misalnya penglihatan itu adalah petunjuk gambaran masa depanmu, gunakanlah penglihatanmu yang selalu menampakkan masa depan yang sedih untuk mengubah kejadian sedih menjadi kejadian bahagia," ujar Hana dengan tegas, menatap Radit sambil kedua tangannya memegang pipi Radit.

"Kamu benar. Jika penglihatan ini merupakan petunjuk untukku, maka aku harus menggunakan sebaik mungkin penglihatan ini untuk merubah ceritanya. Terima kasih, Hana, telah menyemangatiku," ujar Radit sambil tersenyum kepada Hana, dan Hana membalas senyuman itu.

"Ngomong-ngomong, Hana, sampai kapan kamu akan terus memegang pipiku?" tanya Radit. Hana pun secara spontan menjauhkan tangannya dari pipi Radit dan segera berpaling dari hadapan Radit dengan muka merah.

"Hana..." ujar Radit, Hana pun sedikit menoleh ke arah Radit.

"Kau imut sekali. Sekali lagi terima kasih telah menghiburku," ujar Radit sambil tersenyum dengan kata-kata sedikit menggodanya.

Hana yang mendengar ucapan Radit membuat mukanya semakin memerah. Radit pun berdiri.

"Hana, ayo, bel masuk akan segera berbunyi. Ayo kita ke kelas," ujar Radit. Hana pun langsung mengangguk dan berdiri, lalu mengikuti Radit hingga ke kelas.

---

**Jam Istirahat Kedua**

Di ruang pertemuan, semua anggota klub penolong berkumpul untuk membahas kegiatan membantu klub seni bela diri.

"Leonardo, bagaimana... nanti sore jadi, kah?" tanya Raka.

"Hm... itu yang ingin aku bahas," jawab Leonardo dengan tatapan serius. Para anggota klub semua tiba-tiba merasa tegang.

"Untuk kegiatan kali ini di gedungku, kita akan membantu klub seni bela diri dan sekalian saya mengajari mereka. Kalian juga bisa berlatih. Itu juga didampingi oleh pengajar yang ada di sana," ujar Leonardo semakin serius.

"Oleh karena itu, saya memutuskan selama tujuh hari ini, mulai dari Selasa ini hingga Senin depan, aku membooking dua lantai untuk kalian. Satu untuk latihan dan satu lagi untuk kita tidur," lanjut Leonardo dengan tatapan serius. Semua anggota tiba-tiba terhening, dan Fauzan memulai pembicaraan.

"Anu... Bang? Maksudnya kita menginap di gedung milik abang?" tanya Fauzan kurang yakin.

"Ya... tentu. Memangnya kenapa?" jawab Leonardo. Lalu semua anggota mulai saling menatap satu sama lain, dan setelah itu mereka berteriak girang.

"Woah... gilak, mantap. Orang kaya emang beda," ujar Raka.

"Wah, sepertinya seru," ujar Amelia.

"Menginap, ya? Sepertinya menyenangkan," ujar Laras.

"Perang bantal?" tanya Hana.

"Wah, Bang, kegiatan pertamaku akan menginap di gedung abang, mantap sekali," ujar Fauzan.

"Leonardo, tumben sekali kamu mau membooking gedung sampai dua lantai untuk acara kegiatan klub kita," ujar Raka.

"Dasar... tidak sopan... aku ini orang baik. Wajah kalian seperti merengek untuk minta-minta hal lebih dariku, karena itu aku tidak tega melihat rakyat jelata seperti kalian. Jadi, aku memberikan servis lebih untuk kalian kali ini," ujar Leonardo dengan sombong.

"Hei... ampas tahu, jangan sombong hanya karena memberikan itu saja. Kau tetap saja laki-laki payah," ujar Amelia, memanas-manaskan Leonardo.

"Setelah kau ingin bilang apa saja, tapi selama kegiatan, yang akan melatih kalian semua adalah aku," ujar Leonardo sambil tertawa jahat, mengeluarkan aura gelap.

"Ini seru, tapi sepertinya kita akan setengah mati," ujar Radit. Raka pun merespon ucapan Radit.

"Hahaha... kurasa tidak sampai begitu," ujar Raka.

"Ok, kawan-kawan, saya akan mengabari klub seni bela diri. Oh iya, kapan kita akan berangkat, Leonardo?" tanya Radit.

"Oh itu, kita akan mulai nanti pulang jam 5 sore. Mungkin sekitar jam 6 sore kita berkumpul di sini dan berangkat menggunakan bis kota," jawab Leonardo.

"Ok, aku akan beritahu mereka," ujar Raka, lalu pergi ke ruang klub seni bela diri.

"Ternyata sesombong-sombongnya kamu, tetap saja akan naik bis umum. Kukira kita akan naik bis pribadi milikmu," ujar Amelia, untuk memanasi Leonardo.

"Seterah kamu saja. Pokoknya, untuk tujuh hari ini adalah hari menyenangkan untukku," ujar Leonardo dengan senyum jahat.

---

**Di Ruang Klub Seni Bela Diri**

Raka tiba-tiba datang ke ruang klub kembali, sambil membawa dua orang wakil klub seni bela diri untuk meminta pertanyaan dan mengetahui apa saja yang akan dibawa nanti saat menginap.

Waktu terus berjalan, bel masuk kedua telah berbunyi. Mereka, anggota klub penolong dan dua orang wakil anggota klub seni bela diri, kembali ke kelas masing-masing.

Lalu, bel bunyi terakhir bertanda berakhirnya kegiatan sekolah hari itu terdengar. Semua anggota klub penolong dan seni bela diri kembali ke rumah masing-masing untuk membawa pakaian dan peralatan masing-masing sebagai persiapan menginap di gedung Leonardo.

---

**Pukul 6 Sore**

Setelah itu, mereka semua datang tepat pada pukul 6 sore, kecuali beberapa orang yang terlambat, yaitu Laras, Hana, dan beberapa anggota klub seni bela diri.

"Hei, Mel, di mana kedua temanmu itu? Lama sekali," tanya Radit.

"Oh, mereka mengabari ku. Dia sepertinya mampir ke minimarket sebentar untuk membeli sesuatu," jawab Amelia.

Anggota klub seni bela diri terdiri dari 40 anggota.

"Maaf ya, empat anggota kami terlambat. Saya sudah hubungi mereka, katanya sedang dalam perjalanan," ujar sosok pria yang menghampiri Radit.

"Oh iya, tidak apa-apa. Anggota kami juga ada yang terlambat. Ngomong-ngomong, kamu siapa, ya?" tanya Radit.

"Maaf, aku belum memperkenalkan diri. Perkenalkan, namaku adalah Gilbert Atasia. Kamu bisa panggil aku Gil juga tidak apa-apa. Senang berkenalan denganmu. Untuk tujuh hari ini, mohon bantuannya ya," ujar Gilbert, sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Radit.

"Namaku Radit Akarim. Tentu kami juga mohon bantuan," jawab Radit, sambil bersalaman dengan Gilbert.

"Tapi aku sedikit minta maaf ya, jika yang melatih ada teman kami Leonardo karena itu adalah persyaratannya agar dia mau memakai fasilitas gedungnya dengan bayaran murah," ujar Radit.

"Ah, tidak apa-apa kok. Kami malah senang dengan bayaran murah, kita dapat makanan gratis dan penginapan lalu ruang berlatih yang bagus. Bahkan, menurut saya, itu terlalu berlebihan karena anggota kami ada 40 orang yang seharusnya sangat mahal," ujar Gilbert.

"Oh iya, memangnya ada apa dengan pelatihmu, Gilbert?" tanya Amelia. "Dia sedang sakit, semua pelatih kami sakit, dan gedung latihan kami juga tidak bisa digunakan. Kebetulan yang suram," jawab Gilbert yang murung.

"Hahaha... tidak usah khawatir. Jika kalian senang dengan fasilitas di sana, itu tanda bagus. Tapi, sekali lagi aku peringatkan, kuharap kalian saat berlatih nanti harus serius. Jika tidak, kalian akan beradu pukul dengan dia," ujar Radit sambil melirik Leonardo. Leonardo pun sedikit mendengar ucapan Radit lalu menatap balik Radit dengan kejam.

"Ups... sial, dia mendengarnya," ujar Raka.

"Hahaha... tidak apa, kami senang yang melatih dia karena dia adalah orang terkenal. Dia bisa menguasai semua aliran bela diri di dunia ini," ujar Gilbert.

"Memang benar, dia sangat berbakat. Aku tidak bisa menyangkalnya, tapi sifatnya saat berlatih nanti mohon dimaklumi ya, bilang juga ke anggota kamu untuk berhati-hati," ujar Radit.

"Ok, Radit," jawab Gilbert.

---

**Di Gedung Leonardo**

Setelah pembicaraan itu selesai, keempat anggota seni bela diri yang terlambat tiba, disusul oleh Laras dan Amelia di belakang mereka. Setelah itu, mereka lalu berkumpul untuk mengecek apakah ada barang penting yang tertinggal. Setelah pengecekan barang selesai, mereka menuju ke jalan raya utama untuk menaiki bus kota.

"Lalu kenapa kau duduk di sebelahku?" tanya Leonardo dengan kesal.

"Hah... memang kenapa, kau tidak senang? Mau gelud?" tanya Steven dengan kesal.

Mereka mulai menatap satu sama lain, lalu tiba-tiba dari arah depan tempat duduk bus, Laras melihat ke belakang ke mereka lalu Leonardo dan juga Steven seketika melihat aura hitamnya Laras, itu membuat mereka berdua terdiam.

Laras seperti ingin mengatakan, "Jangan banyak tingkah di tempat umum."

"Sial, jika tidak dipaksa Radit, aku juga tidak mau datang kemari. Dan juga bukan karena tawaran mencoba komputer spesifikasi tinggi itu," gumam Steven.

Selama di perjalanan, anggota klub penolong dan juga anggota klub seni bela diri saling berkenalan satu sama lain. Ini termasuk kegiatan klub penolong untuk bisa lebih dekat satu sama lain.

Satu jam berlalu, mereka lalu berhenti tepat di seberang gedung milik Leonardo. Semua anggota klub seni bela diri dan anggota klub penolong melihat ke atas gedung itu yang setinggi 30 lantai.

"Wah, gila tinggi banget. Ini apartemen atau hotel?" tanya salah satu anggota laki-laki seni bela diri.

"Tidak, ini bukan apartemen. Masa di apartemen ada mall di bawahnya?" tanya salah satu anggota perempuan seni bela diri.

"Ini seperti gedung serba ada. Gedung ini terdapat mall, hotel, apartemen, gym, dll," ujar Raka. "Whahaha... gila yah, walau pun sering lihat tetap saja ini keren sekali," ujar Radit.

"Ayo, ikuti aku. Kita akan pergi ke lantai 28. Di sana tempat kamar kalian," ujar Leonardo, sambil memulai melangkah untuk berjalan.

Mereka semua mengikuti Leonardo dari belakang dan menyeberang. Mereka masuk melalui pintu belakang gedung, ternyata bagian belakang gedung lantai dasar ini juga berfungsi sebagai tempat pendaftaran hotel dan apartemen.

Pegawai yang berada di sana semua menunduk untuk menyambut kedatangan Leonardo, lalu salah satu resepsionis laki-laki datang menghampiri.

"Selamat datang kembali, Tuan. Sepertinya kamu juga telah membawa banyak sekali teman-teman yang akan menginap di sini," ujar Resepsionis itu.

"Ya, jadi bagaimana ruangannya, apakah sudah siap digunakan?" tanya Leonardo.

"Sudah, Tuan. Kamar dan ruang berlatih sudah dipersiapkan, sekarang Tuan dan teman-teman Tuan bisa memakainya," jawab Resepsionis itu.

"Ok, bagus. Ayo, teman-teman, kita naik lift. Setiap 10 lantai kita harus berganti lift dan karena kita sangat banyak, kita akan bergantian naik lift. Yang naik lift bagian kedua dan ketiga akan dibantu oleh pegawai ini," ujar Leonardo. Semua anggota terdiam, melihat Leonardo.

"Sekaya ini dia?" gumam salah satu anggota perempuan klub seni bela diri.

"Sebaiknya kau tidak memikirkannya, nanti kau akan terganggu jika terus mendengarnya," ujar Raka kepada perempuan itu.

"Aku ingin menikahinya," ujar beberapa perempuan dari klub seni bela diri, memuji Leonardo. Nampaknya Amelia tidak senang dengan pujian itu ke Leonardo.

---

Mereka pun menaiki lift secara bergantian. Setelah sampai di lantai 28, para resepsionis memberitahu lokasi-lokasi kamar mereka, setiap kamar memuat 4 sampai 6 orang, dan itu disediakan untuk klub seni bela diri. Kamar untuk klub penolong sedikit berbeda.

Isi kamar untuk klub penolong sedikit istimewa. Ruangan itu terbagi dalam beberapa orang. Fauzan dengan Raka, Radit dengan Steven, Leonardo sendirian, Amelia, Laras, dan Hana sekamar.

Latihan dimulai esok harinya, malam ini untuk memberikan pengarahan jadwal latihan dan makan. Setelah makan malam yang selesai jam 9.30, mereka semua kembali ke kamar masing-masing.

---

**Pukul 10 Malam**

Pada jam 10 malam tepat, Radit keluar dari kamarnya untuk melihat langit dari dalam gedung. Saat menuju pinggiran gedung yang dilapisi kaca, Radit bertemu dengan Raka.

"Ada apa, Radit? Tidak bisa tidur?" tanya Raka.

"Ah, tidak juga. Aku masih berbincang-bincang dengan Steven. Dia langsung menggunakan komputer spesifikasi tinggi itu setibanya di kamar. Aku keluar hanya ingin melihat langit saja," jawab Radit.

Lalu tiba-tiba muncul Leonardo dari belakang. "Mau lihat bintang? Sepertinya di sini bukan tempat yang cukup bagus. Ayo, ikuti aku," ujar Leonardo, dan mereka mengikutinya.

Dari arah belakang, Hana melihat mereka. Karena penasaran, Hana mengikuti mereka.

Radit, Raka, dan Leonardo menaiki lift. Hana yang tidak tahu mereka menuju lantai berapa, menunggu tanda lantai yang mereka naiki. Ternyata itu di lantai 30.

Radit, Raka, dan Leonardo telah tiba di lantai 30, itu adalah lantai kerja keluarga Amarta. Lalu, Leonardo, Raka, dan Radit menuju ke ujung pintu sebelah kanan lift itu dan pintu menuju tangga untuk ke atas bangunan gedung itu.

Hana tiba di lantai 30, dia tidak tahu harus kemana karena kehilangan jejak mereka bertiga. Hana melihat keadaan di sekitarnya dan melihat pintu sedikit terbuka, lalu ia menuju kesana dan terdapat tangga yang menuju ke atas bangunan.

Lalu, ia menaikinya dan melihat mereka bertiga sedang memandangi langit di atas landasan helikopter. Masih di tangga, Hana melihat langit malam yang indah, ditiup angin malam yang dingin. Hana lalu memandangi Radit yang tersenyum melihat langit, dan dia ikut tersenyum juga. Dia melihat Radit seperti melihat seorang pangeran yang berefek kilauan cahaya kota.

"Woah, keren-keren, tempat yang bagus untuk melihat langit," ujar Radit.

"Hahaha... tentu, tapi sedikit berangin," ujar Leonardo.

"Hm... tunggu, kalau tidak salah... sebentar lagi..." Raka sambil mengecek handphonenya. Dia seperti membuka sebuah situs astronomi.

"Aah... benar, nanti pada puncaknya minggu ini, sekitar jam 11 malam akan ada fenomena luar biasa. Akan ada sebuah asteroid aneh besar yang akan melewati bumi. Asteroid ini sangat aneh, batu ini telah diteliti, namun tidak diketahui kenapa dia bisa memancarkan cahaya terkadang-terkadang. Bahkan saat mendekati matahari, katanya dia akan mengeluarkan cahaya layaknya sebuah komet. Bukankah bagus bila kita melihatnya di atas ini dan menggelar karpet dan menonton bersama dengan yang lain?" ujar Raka.

"Wah, bagus tuh, kita akan menggelarnya di sini. Melihat ramai-ramai pasti seru, bukan?" ujar Leonardo.

"Ya, tentu pasti. Segera buat suatu di sini, Leo," ujar Raka.

"Serahkan padaku," ujar Leonardo.

"Batu besar? Dan bercahaya? Asteroid?" ujar Radit dengan muka syok memandang langit.

"Hei, Radit, kau kenapa?" tanya Raka.

"Batu... asteroid..." gumam Radit.

Hana yang melihat kejauhan mulai panik sendiri melihat Radit seperti itu. "Hei, Radit! Radit!" ujar Leonardo.

Mata Radit melihat ke arah langit, tatapan matanya mulai kosong.

Leonardo yang pernah melihat tatapan itu mulai mengguncang badan Radit. "Sadarlah, oi sadarlah!" ujar Leonardo.

Dalam diri Radit, dia melihat gambaran beberapa kejadian saat setelah sehari komet itu lewat. Kebahagiaan, kenangan indah, pertemuan, perpisahan, serta kehancuran, perebutan kekuasaan, kesenjangan sosial yang tinggi, kerakusan, keegoisan, dan lainnya masuk ke dalam pikiran Radit.

Tiba-tiba Radit merasakan sakit di dada dan disusul dengan sakit kepala luar biasa.

"Radit... Radit, kau kenapa?" ujar Raka dengan panik.

Tiba-tiba Radit memegang Raka dengan tangan kirinya yang tadi memegang dada dan mengguncangnya.

"Raka, bagaimana ini? Bagaimana dunia akan..." ujar Radit. Raka bingung dan tidak bisa menjawab sepatah kata pun.

"Tenanglah, Dit," ujar Leonardo sambil memegang pundak sebelah kanan Radit. Lalu Radit menghempaskan tangan Leonardo dan berkata, "Bagaimana ini? Sebentar, kejadian itu terulang lagi. Aku... aku akan mengubahnya," ujarnya sambil menatap Leonardo.

Leonardo dan Raka pun bingung dengan ucapannya, lalu tiba-tiba Radit pingsan.

Hana dari kejauhan yang sedikit ketakutan melihat Radit begitu, langsung menuju ke sana untuk menghampiri Radit dan juga Leonardo, lalu ia berteriak, "Radit!"

Terpopuler

Comments

PociPan

PociPan

lanjut kak

2023-01-04

8

lihat semua
Episodes
1 [0.0][Prolog Awal Cerita] Awal Kemunculan Penyimpangan
2 [1.1][Plolog Terra] Dunia Masa Depan Di Planet Terra
3 [1.2] Awal Kisah Baru - 2117
4 [1.3] Mimpi
5 [1.4] Déjà vu & Anak Baru
6 [1.5] Awal Ingatan Buruk
7 [1.6] Misteri Ingatan Radit
8 [1.7] Kegiatan Klub
9 [1.8] Pertemuan Dengan Gadis Silver
10 [1.9] Awal Pembentukan Perkumpulan
11 [1.10] Asal Usul Batu Besar
12 [1.11] Gilbert Melawan Steven
13 [1.12] Jiyan Melawan Steven
14 [1.13] Britta Melawan Steven
15 [1.14] Kejadian Aneh Sebelum Fenomena Batu Besar
16 [1.15] Malam Canda Tawa Terakhir Di Pondok
17 [1.16] 3 Jam Penuh Tragedi Yang Menghancurkan Planet Terra dan Satelitnya
18 [1.17] Pasca Tragedi Batu Besar
19 [1.18] Diserang Sekelompok Kawanan Besar Serigala
20 [1.19] Pertemuan Dengan Anggota Gengster Raka
21 [1.20] Kebangkitan & Perubahan Dunia
22 [∞] {Pengumuman Pembaca Baru & Catatan Cerita} Volume 1
23 [2.0] ERA BARU - 2117
24 [2.1] 1 Bulan Pasca Bencana
25 [2.2] Kumpul Bersama Bagian 1
26 [2.3] Kumpul Bersama Bagian 2
27 [2.4] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 1
28 [2.5] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 2
29 [2.6] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 3
30 [2.7] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 4
31 [2.8] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 5
32 [2.9] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 6
33 [2.10] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 7
34 [!] Visual Cover
35 [2.11] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 8
36 [2.12] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 9
37 [2.13] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 10
38 [2.14] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 11
39 [2.15] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 12
40 [2.16] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 13
41 [2.17] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 14
42 [2.18] Review
43 [2.19] Tak Sadarkan Diri
44 [2.20] Siapa Mereka?
45 [2.21] Terbangun
46 [2.22] Istirahat
47 [∞] {Catatan Cerita} Volume 2
48 [3.0] Semangati Laras
49 [3.1] Kencan Dengan Laras Bagian 1
50 [3.2] Kencan Dengan Laras Bagian 2
51 [3.3] Kencan Dengan Laras Bagian 3
52 [3.4] Kencan Dengan Laras Bagian 4
53 [3.5] Kembali ke Sekolah Bagian 1
54 [3.6] Kembali ke Sekolah Bagian 2
55 [3.7] Keliling Sekolah Baru Bagian 1
56 [3.8] Ruang Klub Baru
57 [3.9] Keliling Sekolah Baru Bagian 2
58 [3.10] Gedung Latihan Sekolah
59 [3.11] Keliling Sekolah Baru Bagian 3
60 [3.12] Tujuan Baru Klub
61 [3.13] Mencari Anggota Bagian 1
62 [3.14] Pertandingan Perekrutan Bagian 1
63 [3.15] Pertandingan Perekrutan Bagian 2
64 [3.16] Pertandingan Perekrutan Bagian 3
65 [3.17] Pertandingan Perekrutan Bagian 4
66 [3.18] Mencari Anggota Bagian 2
67 [3.19] Mencari Anggota Bagian 3
68 [3.20] Anggota Baru Klub
69 [3.21] Hari - hari Pelatihan
70 [3.22] Akhir Tahun 2117 Bagian 1 - Liburan Ke Hutan
71 [3.23] Akhir Tahun 2117 Bagian 2 - Akhir Tahun Yang Tidak Diharapkan
72 [3.24] Akhir Tahun 2117 Bagian 3 - Monster Yang Berbicara
73 [3.25] Akhir Tahun 2117 Bagian 4 - Pertarungan Perdana Melawan Monster
74 [3.26] Akhir Tahun 2117 Bagian 5 - Bertahan & Menang
75 [3.27] Tahun 2118
76 [∞] {Catatan Cerita} Volume 3
77 [4.0] Anggota Baru
78 [4.1] Pengumuman Acara Besar Sekolah
79 [4.2] Awal Tanda Pertempuran
80 [4.3] Babak 1 - Elena Vs Rehan - Tarian Pemanah
81 [!] Pengumuman Delay
82 [!] Pengumuman Delay
83 [4.4] Babak 2 - Dodi Vs Klambert - Penantang Pertahanan
84 [4.5] Babak 3 - Jena Vs Jiao - Seni Bertarung
85 [4.6] Babak 4 - Raka Vs Renaldi - Kecepatan Serang
86 [4.7] Babak 5 - Basuki Vs Arthit - Penantang
87 [4.8] Babak 6 - Lyka Kay Vs Ruby - Perempuan Tangguh
88 [4.9] Babak 7 - Laos Vs Bobi - Petarung Hitam
89 [4.10] Babak 8 - Radit Akarim Vs Aafia Fiana - Calon Pendekar Terbaik
90 [4.11] Istirahat Pertandingan
91 [4.12] Babak 9 - Rehan Vs Klambert - Adu Taktik
92 [4.13] Babak 10 - Jiao Fen Vs Raka Hamirad - Penantang Sang Ahli
93 [4.14] Babak 11 - Arthit Vs Ruby - Pendekar Es
94 [4.15] Babak 12 - Radit Akarim Vs Laos - Penakluk Kegelapan
95 [4.16] Babak 13 - Raka Hamirad Vs Rehan - Atletis
96 [4.17] Babak 14 - Radit Akarim Vs Ruby - Pertarungan Elemen
97 [4.18] Babak 15 - Radit Akarim Vs Rehan - Agresif
98 [4.19] Istirahat & Perencanaan Strategi
99 [4.20] Battle Royale Bagian 1
100 [4.21] Battle Royale Bagian 2
101 [4.22] Battle Royale Bagian 3
102 [4.23] Battle Royale Bagian 4
103 [4.24] Battle Royale Bagian 5
104 [4.25] Battle Royale Bagian 6
105 [4.26] Battle Royale Bagian 7
106 [4.27] Battle Royale Bagian 8
107 [4.28] Battle Royale Bagian 9
108 [4.29] Battle Royale Bagian 10
109 [4.30] Rencana Pelatihan Sekolah
110 [∞] {Catatan Cerita} Volume 4
111 [5.0] Klub Menjadi Terkenal
112 [5.1] Anggota Rekomendasi
113 [5.2] Keliling Kota Bersama Teman Sekolah
114 [5.3] Pertemuan Dengan Ketua Serikat Negara
115 [5.4] Menuju Ke Kota Batavia Untuk Berlatih
116 [5.5] Disergap Monster
117 [5.6] Status Bahaya Level 6
118 [5.7] Monster Mutant
119 [5.8] Bertemu Dengan Yang Selamat
120 [5.9] Disergap Monster Kalajengking Besar
121 [5.10] Amarah Yang Mematikan Emosinya
122 [5.EX1.1] Cinta Kasih Orang Tua Leila Sepanjang Masa
123 [5.EX1.2] Kesedihan 3 Saudara
124 [5.EX1.3] Mencari Penjaga Leila
125 [5.EX1.4] Rapat Operasi
126 [5.EX1.5] Kebersamaan Tiga Bersaudara
127 [5.EX1.6] Fadil - Operasi Pembebasan Wilayah Bagian 1
128 [5.EX1.7] Fadil - Operasi Pembebasan Wilayah Bagian 2
129 [5.EX1.8] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 1
130 [5.EX1.7] Fadil - Operasi Pembebasan Wilayah Bagian 2
131 [5.EX1.8] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 1
132 [5.EX1.9] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 2
133 [5.EX1.10] Dani - Operasi Rahasia Bagian 1
134 [5.EX1.11] Dani - Anomali Yang Indah & Peri
135 [5.EX1.12] Dani - Melawan Makhluk Misterius
136 [5.EX1.13] Dani - Permintaan Terkahir
137 [5.EX1.14] Dani - Wasiat Terakhir
138 [∞] {Catatan Cerita} Volume 5
139 [6.0] Pembaruan Peringkat & Pemakaman
140 [6.1] Kota Netral Kaendah - Batavia
141 [6.2] Radit Bersama 3 Perempuan
142 [6.3] Pertemuan Dengan Orang Yang Mirip
143 [6.4] Jalan - Jalan
144 [6.5] Konser V-Idol
145 [6.6] Perencanaan Melawan
146 [6.7] Mencegah Sabotase
147 [6.8] Gagalkan & Selidiki
148 [6.9] Membasmi Markas Organisasi Penjahat
149 [6.10] Informasi Penting Leila
150 [6.11] Persiapan Ke Daerah Level 6 Batavia
151 [6.12] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 1
152 [6.13] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 2 - Dikejar Monster Cacing Bumi
153 [6.14] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 3 - Monster Ebu Gogo
154 [6.15] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 4 - Kristal Cahaya
155 [6.16] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 5 - Monster Berakal
156 [6.17] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 6 - Pertarungan Dengan Monster Berakal
157 [6.18] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 7 - Bertahan atau Menyerang
158 [6.19] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 8 - Kemunculan Wujud Peri Kecil
159 [6.20] Peri
160 [6.21] Tersambungnya Kembali Ikatan Saudara
161 [6.22] Reinkarnasi
162 [6.23] Misteri Dunia Yang Gagal Terungkap
163 [6.24] Manusia Evo, Magiya & Aura
164 [6.25] Berbincang Dengan Ratu Peri
165 [6.26] Kembali Ke Markas
166 [6.27] Kunjungan Hana Ke Rumah Radit
167 [6.28] Perasaan Yang Hilang
168 [6.29] Pesta & Kejutan Dari Peri Alise
169 [∞] {Catatan Cerita} Volume 6
170 [6.EX1.1] Curhatan Hana
171 [6.EX1.2] Cerita Masa Lalu Cinta Radit
172 [6.EX1.3] Makan Bersama Ria
173 [6.EX1.4] Kecurigaan Raka
174 [6.EX1.5] Rumah Kayu
175 [6.EX1.6] Godaan
176 [6.EX1.7] Pesta
177 [6.EX1.8] Mencari Kebenaran Gosip
178 [6.EX1.9] Mengikuti
179 [6.EX1.10] Wajah Asli Ria
180 [6.EX1.11] Pertengkaran Sahabat
181 [6.EX1.12] Informasi Dari Ruruh
182 [6.EX1.13] Perasaan Yang Bingung Setelah Mendengar
183 [6.EX1.14] Bar
184 [6.EX1.15] Hampir Terbongkar
185 [6.EX1.16] Cinta
186 [6.EX1.17] Perbincangan Raka dan Leonardo
187 [6.EX1.18] Rencana
188 [6.EX1.19] Fakta & Rasa Sakit Hati
189 [6.EX1.20] Keributan
190 [6.EX1.21] Emosi Yang Hilang
191 [6.EX1.22] Hana Mengetahuinya
192 [∞] {Catatan Cerita} Extra Volume 6
193 [!] Info Penting
194 [!] Info Perubahan Dasar Cerita
Episodes

Updated 194 Episodes

1
[0.0][Prolog Awal Cerita] Awal Kemunculan Penyimpangan
2
[1.1][Plolog Terra] Dunia Masa Depan Di Planet Terra
3
[1.2] Awal Kisah Baru - 2117
4
[1.3] Mimpi
5
[1.4] Déjà vu & Anak Baru
6
[1.5] Awal Ingatan Buruk
7
[1.6] Misteri Ingatan Radit
8
[1.7] Kegiatan Klub
9
[1.8] Pertemuan Dengan Gadis Silver
10
[1.9] Awal Pembentukan Perkumpulan
11
[1.10] Asal Usul Batu Besar
12
[1.11] Gilbert Melawan Steven
13
[1.12] Jiyan Melawan Steven
14
[1.13] Britta Melawan Steven
15
[1.14] Kejadian Aneh Sebelum Fenomena Batu Besar
16
[1.15] Malam Canda Tawa Terakhir Di Pondok
17
[1.16] 3 Jam Penuh Tragedi Yang Menghancurkan Planet Terra dan Satelitnya
18
[1.17] Pasca Tragedi Batu Besar
19
[1.18] Diserang Sekelompok Kawanan Besar Serigala
20
[1.19] Pertemuan Dengan Anggota Gengster Raka
21
[1.20] Kebangkitan & Perubahan Dunia
22
[∞] {Pengumuman Pembaca Baru & Catatan Cerita} Volume 1
23
[2.0] ERA BARU - 2117
24
[2.1] 1 Bulan Pasca Bencana
25
[2.2] Kumpul Bersama Bagian 1
26
[2.3] Kumpul Bersama Bagian 2
27
[2.4] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 1
28
[2.5] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 2
29
[2.6] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 3
30
[2.7] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 4
31
[2.8] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 5
32
[2.9] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 6
33
[2.10] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 7
34
[!] Visual Cover
35
[2.11] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 8
36
[2.12] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 9
37
[2.13] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 10
38
[2.14] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 11
39
[2.15] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 12
40
[2.16] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 13
41
[2.17] Pelatihan Kekuatan Super Bagian 14
42
[2.18] Review
43
[2.19] Tak Sadarkan Diri
44
[2.20] Siapa Mereka?
45
[2.21] Terbangun
46
[2.22] Istirahat
47
[∞] {Catatan Cerita} Volume 2
48
[3.0] Semangati Laras
49
[3.1] Kencan Dengan Laras Bagian 1
50
[3.2] Kencan Dengan Laras Bagian 2
51
[3.3] Kencan Dengan Laras Bagian 3
52
[3.4] Kencan Dengan Laras Bagian 4
53
[3.5] Kembali ke Sekolah Bagian 1
54
[3.6] Kembali ke Sekolah Bagian 2
55
[3.7] Keliling Sekolah Baru Bagian 1
56
[3.8] Ruang Klub Baru
57
[3.9] Keliling Sekolah Baru Bagian 2
58
[3.10] Gedung Latihan Sekolah
59
[3.11] Keliling Sekolah Baru Bagian 3
60
[3.12] Tujuan Baru Klub
61
[3.13] Mencari Anggota Bagian 1
62
[3.14] Pertandingan Perekrutan Bagian 1
63
[3.15] Pertandingan Perekrutan Bagian 2
64
[3.16] Pertandingan Perekrutan Bagian 3
65
[3.17] Pertandingan Perekrutan Bagian 4
66
[3.18] Mencari Anggota Bagian 2
67
[3.19] Mencari Anggota Bagian 3
68
[3.20] Anggota Baru Klub
69
[3.21] Hari - hari Pelatihan
70
[3.22] Akhir Tahun 2117 Bagian 1 - Liburan Ke Hutan
71
[3.23] Akhir Tahun 2117 Bagian 2 - Akhir Tahun Yang Tidak Diharapkan
72
[3.24] Akhir Tahun 2117 Bagian 3 - Monster Yang Berbicara
73
[3.25] Akhir Tahun 2117 Bagian 4 - Pertarungan Perdana Melawan Monster
74
[3.26] Akhir Tahun 2117 Bagian 5 - Bertahan & Menang
75
[3.27] Tahun 2118
76
[∞] {Catatan Cerita} Volume 3
77
[4.0] Anggota Baru
78
[4.1] Pengumuman Acara Besar Sekolah
79
[4.2] Awal Tanda Pertempuran
80
[4.3] Babak 1 - Elena Vs Rehan - Tarian Pemanah
81
[!] Pengumuman Delay
82
[!] Pengumuman Delay
83
[4.4] Babak 2 - Dodi Vs Klambert - Penantang Pertahanan
84
[4.5] Babak 3 - Jena Vs Jiao - Seni Bertarung
85
[4.6] Babak 4 - Raka Vs Renaldi - Kecepatan Serang
86
[4.7] Babak 5 - Basuki Vs Arthit - Penantang
87
[4.8] Babak 6 - Lyka Kay Vs Ruby - Perempuan Tangguh
88
[4.9] Babak 7 - Laos Vs Bobi - Petarung Hitam
89
[4.10] Babak 8 - Radit Akarim Vs Aafia Fiana - Calon Pendekar Terbaik
90
[4.11] Istirahat Pertandingan
91
[4.12] Babak 9 - Rehan Vs Klambert - Adu Taktik
92
[4.13] Babak 10 - Jiao Fen Vs Raka Hamirad - Penantang Sang Ahli
93
[4.14] Babak 11 - Arthit Vs Ruby - Pendekar Es
94
[4.15] Babak 12 - Radit Akarim Vs Laos - Penakluk Kegelapan
95
[4.16] Babak 13 - Raka Hamirad Vs Rehan - Atletis
96
[4.17] Babak 14 - Radit Akarim Vs Ruby - Pertarungan Elemen
97
[4.18] Babak 15 - Radit Akarim Vs Rehan - Agresif
98
[4.19] Istirahat & Perencanaan Strategi
99
[4.20] Battle Royale Bagian 1
100
[4.21] Battle Royale Bagian 2
101
[4.22] Battle Royale Bagian 3
102
[4.23] Battle Royale Bagian 4
103
[4.24] Battle Royale Bagian 5
104
[4.25] Battle Royale Bagian 6
105
[4.26] Battle Royale Bagian 7
106
[4.27] Battle Royale Bagian 8
107
[4.28] Battle Royale Bagian 9
108
[4.29] Battle Royale Bagian 10
109
[4.30] Rencana Pelatihan Sekolah
110
[∞] {Catatan Cerita} Volume 4
111
[5.0] Klub Menjadi Terkenal
112
[5.1] Anggota Rekomendasi
113
[5.2] Keliling Kota Bersama Teman Sekolah
114
[5.3] Pertemuan Dengan Ketua Serikat Negara
115
[5.4] Menuju Ke Kota Batavia Untuk Berlatih
116
[5.5] Disergap Monster
117
[5.6] Status Bahaya Level 6
118
[5.7] Monster Mutant
119
[5.8] Bertemu Dengan Yang Selamat
120
[5.9] Disergap Monster Kalajengking Besar
121
[5.10] Amarah Yang Mematikan Emosinya
122
[5.EX1.1] Cinta Kasih Orang Tua Leila Sepanjang Masa
123
[5.EX1.2] Kesedihan 3 Saudara
124
[5.EX1.3] Mencari Penjaga Leila
125
[5.EX1.4] Rapat Operasi
126
[5.EX1.5] Kebersamaan Tiga Bersaudara
127
[5.EX1.6] Fadil - Operasi Pembebasan Wilayah Bagian 1
128
[5.EX1.7] Fadil - Operasi Pembebasan Wilayah Bagian 2
129
[5.EX1.8] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 1
130
[5.EX1.7] Fadil - Operasi Pembebasan Wilayah Bagian 2
131
[5.EX1.8] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 1
132
[5.EX1.9] Fadil - Pembantaian Peleton Bagian 2
133
[5.EX1.10] Dani - Operasi Rahasia Bagian 1
134
[5.EX1.11] Dani - Anomali Yang Indah & Peri
135
[5.EX1.12] Dani - Melawan Makhluk Misterius
136
[5.EX1.13] Dani - Permintaan Terkahir
137
[5.EX1.14] Dani - Wasiat Terakhir
138
[∞] {Catatan Cerita} Volume 5
139
[6.0] Pembaruan Peringkat & Pemakaman
140
[6.1] Kota Netral Kaendah - Batavia
141
[6.2] Radit Bersama 3 Perempuan
142
[6.3] Pertemuan Dengan Orang Yang Mirip
143
[6.4] Jalan - Jalan
144
[6.5] Konser V-Idol
145
[6.6] Perencanaan Melawan
146
[6.7] Mencegah Sabotase
147
[6.8] Gagalkan & Selidiki
148
[6.9] Membasmi Markas Organisasi Penjahat
149
[6.10] Informasi Penting Leila
150
[6.11] Persiapan Ke Daerah Level 6 Batavia
151
[6.12] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 1
152
[6.13] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 2 - Dikejar Monster Cacing Bumi
153
[6.14] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 3 - Monster Ebu Gogo
154
[6.15] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 4 - Kristal Cahaya
155
[6.16] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 5 - Monster Berakal
156
[6.17] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 6 - Pertarungan Dengan Monster Berakal
157
[6.18] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 7 - Bertahan atau Menyerang
158
[6.19] Menuju Lokasi Pohon Peri Bagian 8 - Kemunculan Wujud Peri Kecil
159
[6.20] Peri
160
[6.21] Tersambungnya Kembali Ikatan Saudara
161
[6.22] Reinkarnasi
162
[6.23] Misteri Dunia Yang Gagal Terungkap
163
[6.24] Manusia Evo, Magiya & Aura
164
[6.25] Berbincang Dengan Ratu Peri
165
[6.26] Kembali Ke Markas
166
[6.27] Kunjungan Hana Ke Rumah Radit
167
[6.28] Perasaan Yang Hilang
168
[6.29] Pesta & Kejutan Dari Peri Alise
169
[∞] {Catatan Cerita} Volume 6
170
[6.EX1.1] Curhatan Hana
171
[6.EX1.2] Cerita Masa Lalu Cinta Radit
172
[6.EX1.3] Makan Bersama Ria
173
[6.EX1.4] Kecurigaan Raka
174
[6.EX1.5] Rumah Kayu
175
[6.EX1.6] Godaan
176
[6.EX1.7] Pesta
177
[6.EX1.8] Mencari Kebenaran Gosip
178
[6.EX1.9] Mengikuti
179
[6.EX1.10] Wajah Asli Ria
180
[6.EX1.11] Pertengkaran Sahabat
181
[6.EX1.12] Informasi Dari Ruruh
182
[6.EX1.13] Perasaan Yang Bingung Setelah Mendengar
183
[6.EX1.14] Bar
184
[6.EX1.15] Hampir Terbongkar
185
[6.EX1.16] Cinta
186
[6.EX1.17] Perbincangan Raka dan Leonardo
187
[6.EX1.18] Rencana
188
[6.EX1.19] Fakta & Rasa Sakit Hati
189
[6.EX1.20] Keributan
190
[6.EX1.21] Emosi Yang Hilang
191
[6.EX1.22] Hana Mengetahuinya
192
[∞] {Catatan Cerita} Extra Volume 6
193
[!] Info Penting
194
[!] Info Perubahan Dasar Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!