kejutan untuk Joshua

Happy reading ....

*

Arjuna berlari kecil menuju kediaman Adipura. Ia meminta Rahul menurunkannya di perempatan jalan menuju perumahan mewah itu.

Dengan napas yang terengah, Arjuna memasuki rumah dari pintu samping menuju bagian belakang rumah utama. Baru saja kakinya akan melangkah memasuki rumah, Joshua menghadangnya.

"Darimana saja kau, heh?" tanya Joshua sinis.

"Bukan urusanmu. Menyingkirlah," sahut Arjuna pelan.

"Siapa juga yang akan menghalangi sampah sepertimu," decih Joshua.

"Aku hanya ingin memperingatkanmu, Adipura berencana menjodohkan Tasha dengan seorang tuan muda. Sebaiknya kau longgarkan ikat pinggangmu dan buatlah Natasha hamil. Hanya dengan begitu kalian tidak akan bercerai," desis Joshua menambahkan.

Jika harus jujur, Joshua menyesali saran bodohnya itu. Tapi mengingat tuan muda Al-Fatih sebuah ancaman baginya, mau tak mau Joshua menyarankan hal itu pada Arjuna. Tujuan utama Joshua kali ini adalah menjauhkan tuan muda itu dari keluarga Adipura. Setelahnya, barulah menyingkirkan si sampah Arjuna dan menduduki kursi kekuasaan Adipura Land. Tidak ketinggalan, menikahi Natasha akan menjadi akhir yang bahagia.

"Ide bagus. Terima kasih, aku akan berusaha mewujudkannya," ujar Arjuna santai dan berlalu meninggalkan Joshua.

"Kau darimana saja? Apa menjadi pengangguran sangat menyenangkan bagimu?" tanya Natasha ketus.

Natasha menghentikan langkahnya yang sedang menuruni tangga dan melipat kedua tangannya di dada sambil menatap nyalang pada Arjuna.

"Aku bukan pengangguran Tasha. Aku ini asisten pribadi direktur keuangan," sahut Arjuna percaya diri.

"Oh ya? Lalu mana teh-ku, heh? Bukankah seharusnya Arjuna si asisten pribadi ini menyiapkan teh sepulangnya aku dari kantor?" tanya Natasha dengan mimik mengejek.

"I-iya ya, aku lupa. Maaf," ucap Arjuna kikuk.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," ujar Natasha datar.

"Aku akan membuatkan teh untukmu." Arjuna hendak memutar badannya, tapi terhenti oleh seruan Natasha.

"Apa kau tuli? Darimana saja kau seharian ini?"

"A-aku ... dari rumah temanku,Tasha," sahut Arjuna berdusta.

"Teman ya? Apa dia juga sampah sepertimu? Huft, aku tidak mengerti cara berpikir kalian para pengemis," sindir Natasha sambil meneruskan langkah dan mendelik pada Inge dan Kania.

Arjuna menundukkan kepala sambil mengulumkan senyum. Arogansi yang diperlihatkan Natasha selalu lucu dimatanya.

"Kenapa masih diam saja? Mana makan malamku, Tuan Asisten Pribadi?" tanya Natasha dengan suara tinggi. Arjuna pun bergegas ke dapur.

Joshua yang melihat itu semua sampai terbahak. Pria itu tidak perduli dengan delikan tajam Natasha ataupun tatapan aneh dari Kania dan ibunya.

Sebuah notifikasi pesan terdengar di ponselnya. Joshua yang masih tertawa merogoh ponsel dari saku celana.

"Nomer baru lagi?" gumam Joshua. Keningnya berkerut melihat pesan rekaman suara dari nomer yang tidak dikenalnya.

Sekilas Joshua memutar pandangannya ke seisi rumah. Natasha yang sedang kesal karena menunggu makan malam yang tak kunjung tersedia. Inge menyiapkan alas untuk Adipura yang baru saja keluar dari kamarnya. Kania yang fokus dengan layar ponselnya sambil sesekali terkekeh pelan. Dan Arjuna, pastinya sedang di dapur menyiapkan makanan untuk Natasha. lalu siapa orang iseng ini?

Joshua keluar dari rumah utama. Ia pun memutar pesan suara yang diterimanya.

Raut wajah Joshua memucat. Baru beberapa detik diputar, ia sudah bisa menduga apa isi pesan itu.

"Ini kan percakapanku dengan Irwan waktu itu? Siapa yang merekamnya, Irwan?" batin Joshua. Tanpa pikir panjang, Joshua menelepon Irwan.

"Halo. Katakan padaku, apa kau merekam pembicaraan kita dua tahun lalu?" todong Joshua.

"Pembicaraan apa?" tanya Irwan di ujung ponsel Joshua.

"Rencana kita menggoyang keuangan Adipura Land. Apa kau lupa, hah?" geram Joshua tertahan.

"Tentu aku lupa, itu rencanamu bukan aku," kilah Irwan.

"Menyebalkan. Setelah puas menikmati uangnya, kau mendadak lupa. Lihat saja, kalau sampai ini perbuatanmu, aku juga akan menyeretmu bersamaku. Paham?"

"Tentu aku tahu hal itu. Jadi jangan asal menuduh. Mungkin saja memang ada yang mengikuti kita saat itu dan merekamnya. Iya, kan?"

"Aarrgh, sial!" umpat Joshua sambil memutus panggilan telponnya.

Joshua kembali melihat pesan suara tadi. Baru saja ia akan menghapus dan memblokir nomer itu, sebuah pesan bernada ancaman diterima Joshua dari nomer yang sama.

'Aku bisa saja menyebarluaskan ini ke semua orang yang mengenalmu. Aku juga bisa memberikan rekaman ini kepada polisi.'

Joshua yang terlihat sangat kesal menelpon nomer itu, dan kekesalannya bertambah karena panggilannya ditolak otomatis. Dengan gigi yang mengerat kuat, Joshua memblokir nomer itu dan mematikan ponselnya.

***

Bintang yang bertebaran di luasnya langit menemani setiap suapan Arjuna yang sedang menikmati makan malam seadanya di kursi teras dapur. Arjuna tak pernah mengeluh, justru sangat menikmatinya. Karena dengan begitu ia selalu ingat mendiang nenek dan kakek yang sudah membesarkannya.

Orang lain mungkin merasa kasian, atau bahkan jijik. Tapi menurut Arjuna dengan posisinya yang seperti ini, ia jadi tidak lupa diri hanya karena statusnya sebagai Tuan Muda Al-Fatih.

"Mas Juna, dipanggil Non Tasha," ujar seorang ART membuyarkan lamunan Arjuna.

" Iya, Mbak. Terima kasih," sahut Arjuna yang beranjak menuju dapur untuk menaruh piring bekas makan.

Arjuna bergegas mendatangi Natasha dengan raut wajah senang, membuat Joshua yang berpapasan dengannya menatap jengah.

"Iya, Tasha. Ada apa?"

"Apa ada yang lucu? Mengapa kau tersenyum?" tanya Natasha ketus. Arjuna menggelengkan cepat.

"Malam ini kau tidur di sofa. Tidak ada bantahan. Itu hukuman karena kau lalai," tegas Natasha.

Arjuna mengangguk lemas. Semangat yang sedari tadi membara, menguap begitu saja.

"Sabar ...." Batinnya sambil mengusap dada.

***

Siang ini, Joshua bertemu Irwan di sebuah restoran. Sambil menunggu pesanan datang, mereka pun berbincang.

"Bagaimana Al-Fatih Group, apa ada peluang untuk rencana kita?" tanya Joshua.

"Peluang selalu ada meskipun itu kecil. Tapi kali ini aku tidak yakin bisa berhasil," sahut Irwan.

"Kenapa? Ya memang Al-Fatih Group perusahaan besar, resiko yang kita hadapi juga pastinya besar. Tapi aku ingin sekali menghancurkan pria sombong itu. Oh ya, Irwan. Apa kau pernah bertemu Tuan Muda itu? Apa kau tahu nama lengkapnya? Menurutku dia cukup misterius."

"Pernah. Menurutku dia lebih mirip blasteran, tidak pure arabian."

"Oh ya? Meskipun dengan jambang yang dia miliki?" tanya Joshua semakin penasaran.

"Jambang? Tuan Muda tidak berjambang," sahut Irwan datar.

"Apa maksudmu?"

"Aku serius. Dia tidak punya jambang, seperti kita begini. Hanya saja wajahnya seperti orang Timur Tengah," tutur Irwan.

"Kau yakin?"

"Tentu. Aku sudah bertemu dia lebih dari sekali."

Joshua semakin penasaran dengan apa yang dikatakan Irwan. Terlebih dari artikel yang ia baca, pewaris tunggal Al-Fatih Group itu sudah meninggal.

"Aku permisi ke toilet dulu," pamit Irwan dan berlalu meninggalkan Joshua.

Joshua menghubungi seseorang, akan tetapi urung karena tanpa sengaja ia melihat Arjuna memasuki restoran tersebut.

"Hei, Arjuna! Apa yang kau lakukan disini, hmm?" tanya Joshua lantang.

Arjuna menoleh, lalu menjawab : "Tentu saja untuk membeli makanan, apalagi?"

"Untuk Natasha? Bukankah biasanya kau memasak di dapur?" Sepertinya Joshua sengaja mengatakan itu untuk mengejek Arjuna.

"Sekali-kali membeli tidak apa, kan?"

"Resto ini jadi seperti warteg karena kedatanganmu. Pergilah! Belikan istrimu makanan di warung nasi yang ada di pinggir jalan. Sesuaikan dengan keuanganmu, Tuan Asisten Pribadi," ejek Joshua.

Irwan yang baru keluar dari toilet berjalan sambil mengerutkan kening melihat Joshua yang sedang menghina seseorang. "Siapa itu?" gumam Irwan.

"Irwan, kenalkan ini suami office boy Natasha. Namanya Arjuna. Pria menyedihkan yang menjadi benalu dalam keluarga Adipura," ujar Joshua saat melihat Irwan mendekati mereka.

Joshua lebih tepatnya memperkenalkan suami Natasha itu tidak hanya pada Irwan, tapi juga pada semua pengunjung resto yang mendengarnya. Terlihat mereka mulai berbisik-bisik, bahkan ada yang memotret Arjuna.

Irwan terduduk di kursinya semula dan menoleh pada pria yang diperkenalkan oleh Joshua. Kedua maniknya terbelalak dengan wajah yang memucat.

"Tuan Muda!" pekiknya dalam hati.

"Jo, d-dia ...."

"Maaf, Pak Arjuna. Ini pesanan anda," ujar seorang pegawai resto sambil menyodorkan makanan yang sudah dipesan Arjuna sebelumya melalui telepon.

"Terima kasih." Pegawai resto itu mengangguk hormat dan meninggalkan mereka.

Arjuna merasa tidak ada kepentingan lagi di tempat itu. Ia pun menoleh pada Irwan sambil menyeringai.

"Selamat menikmati makan siang. Mungkin lain kali aku akan mentraktir kalian, permisi." Arjuna berlalu meningalkan Joshua yang menganga mendengar ucapannya.

"Dia bilang apa barusan? Mentraktir kita? Haha percaya diri sekali. Dasar sampah," decih Joshua. Sementara itu, Irwan diam seribu bahasa. Seringaian Arjuna terekam jelas di memorinya.

"Jadi, Tuan Muda adalah suami Natasha. Pantas saja dia mengetahui semuanya, lalu menerorku dan Joshua," batin Irwan.

Terpopuler

Comments

betsyeba Djo

betsyeba Djo

yg jahat aksn ketahuan

2023-07-24

3

Utinya AL Ghifari

Utinya AL Ghifari

seruuuu

2023-06-15

0

Indra Mahendra

Indra Mahendra

mentang orang kaya se enaknya hina orang

2022-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Menikahi pria sampah
2 Masa lalu
3 Al-Fatih Group
4 Dia bukan menantuku
5 Merasa dibohongi
6 Tuan Muda Al-Fatih
7 hadiah pernikahan
8 asisten pribadi
9 menjalani dua peran
10 menu makan siang
11 tekad
12 menghadiri pesta
13 upaya mendekati Tuan Muda
14 syarat kerjasama
15 Irwan
16 bertemu di Adipura Land
17 cincin pemberian
18 kiriman seseorang
19 pengirim paket
20 kejutan untuk Joshua
21 ide konyol Rahul
22 kesal
23 penegasan Natasha
24 on fire
25 berkilah
26 pria licik
27 pergi
28 merasa kehilangan
29 kelicikan Joshua
30 lemah
31 salah paham
32 siapa yang berulah?
33 pesan misterius
34 terbukti
35 upaya melepaskan diri
36 Arjuna?
37 aku harus pergi
38 flight to Dubai
39 welcome to Dubai
40 wajah keluarga besar Al-Fatih
41 keputusan Arjuna
42 Walid Al-Faruq
43 perdebatan di ruang makan
44 Leon?
45 Leon vs Arjuna
46 rencana Natasha
47 tiba di Dubai
48 Emran bersaudara
49 Abdullah vs Natasha
50 melepas rindu
51 merasa dipermainkan
52 upaya menekan Abdullah
53 menantu, bukan pembantu (1)
54 menantu, bukan pembantu (2)
55 jamuan keluarga
56 ide konyol Abdullah
57 buat dia hamil
58 dokter pengganti
59 negosiasi
60 hadiah untuk Abdullah (1)
61 konspirasi
62 firasat Abdullah
63 hadiah untuk Abdullah (2)
64 hadiah untuk Abdullah (3)
65 petaka sebuah cincin
66 Badr
67 belum selesai
68 pria di tempat penculikan
69 rencana Salman
70 bersitegang
71 pengumuman
72 kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73 keputusan Arjuna
74 Back to Indonesia
75 kecerobohan Adipura
76 sosok tuan muda
77 belum berubah
78 bertemu Rohan Singh
79 tak berkutik
80 Kania
81 Kejadian di vila Rohan (1)
82 kejadian di vila Rohan (2)
83 romansa di kamar lama
84 khawatir
85 ziarah
86 maafkan aku
87 keputusan Natasha
88 siapa dia?
89 kejutan untuk Kania
90 Persalinan Natasha (end)
91 pengumuman!
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Menikahi pria sampah
2
Masa lalu
3
Al-Fatih Group
4
Dia bukan menantuku
5
Merasa dibohongi
6
Tuan Muda Al-Fatih
7
hadiah pernikahan
8
asisten pribadi
9
menjalani dua peran
10
menu makan siang
11
tekad
12
menghadiri pesta
13
upaya mendekati Tuan Muda
14
syarat kerjasama
15
Irwan
16
bertemu di Adipura Land
17
cincin pemberian
18
kiriman seseorang
19
pengirim paket
20
kejutan untuk Joshua
21
ide konyol Rahul
22
kesal
23
penegasan Natasha
24
on fire
25
berkilah
26
pria licik
27
pergi
28
merasa kehilangan
29
kelicikan Joshua
30
lemah
31
salah paham
32
siapa yang berulah?
33
pesan misterius
34
terbukti
35
upaya melepaskan diri
36
Arjuna?
37
aku harus pergi
38
flight to Dubai
39
welcome to Dubai
40
wajah keluarga besar Al-Fatih
41
keputusan Arjuna
42
Walid Al-Faruq
43
perdebatan di ruang makan
44
Leon?
45
Leon vs Arjuna
46
rencana Natasha
47
tiba di Dubai
48
Emran bersaudara
49
Abdullah vs Natasha
50
melepas rindu
51
merasa dipermainkan
52
upaya menekan Abdullah
53
menantu, bukan pembantu (1)
54
menantu, bukan pembantu (2)
55
jamuan keluarga
56
ide konyol Abdullah
57
buat dia hamil
58
dokter pengganti
59
negosiasi
60
hadiah untuk Abdullah (1)
61
konspirasi
62
firasat Abdullah
63
hadiah untuk Abdullah (2)
64
hadiah untuk Abdullah (3)
65
petaka sebuah cincin
66
Badr
67
belum selesai
68
pria di tempat penculikan
69
rencana Salman
70
bersitegang
71
pengumuman
72
kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73
keputusan Arjuna
74
Back to Indonesia
75
kecerobohan Adipura
76
sosok tuan muda
77
belum berubah
78
bertemu Rohan Singh
79
tak berkutik
80
Kania
81
Kejadian di vila Rohan (1)
82
kejadian di vila Rohan (2)
83
romansa di kamar lama
84
khawatir
85
ziarah
86
maafkan aku
87
keputusan Natasha
88
siapa dia?
89
kejutan untuk Kania
90
Persalinan Natasha (end)
91
pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!