Happy reading ....
*
Harum semerbak bunga di sebuah taman menggoda Natasha untuk datang menghampiri dan menciumnya. Tak hanya Natasha, banyak kupu-kupu beterbangan di atas hamparan bunga itu. Ketika salah satu kupu-kupu tiba-tiba terbang ke arahnya, Natasha terhenyak.
Apa ini, Arjuna? Apa dia sudah gila? pekik Natasha dalam hati.
Tidak hanya terhenyak dari mimpi, wajah Arjuna yang mendekatinya dengan bibir yang dikerucutkan ke depan dan kedua mata yang terpejam juga mengagetkan Natasha.
Semakin dekat wajah Arjuna, Natasha merasakan degup jantungnya sangat cepat. Dan, "Iih. Ngapain sih, Kamu!" bentaknya sambil menjauhkan wajah Arjuna dengan telapak tangannya.
Arjuna terperanjat dan salah tingkah. Beruntung cahaya lampu tidur yang redup tidak menampakkan wajahnya yang merona.
"Jadi begini kelakuan kamu?" tanya Natasha dengan nada meninggi.
"E-enggak kok. Baru kali ini aku melakukannya. Hehe, gagal dipercobaan pertama," sahut Arjuna sambil menggaruk kepalanya.
"Bohong," berang Natasha yang memukulkan bantal gulingnya ke wajah Arjuna.
Natasha tertegun melihat Arjuna tak bereaksi apa-apa. Ia pun mengambil kembali bantal gulingnya dan menatap heran pada Arjuna yang mengatupkan bibir seperti sedang menahan napas.
Natasha mencubit perut Arjuna sekuat tenaga. Pria itu terlonjak sambil menahan pekikannya.
"Dasar aneh," delik Natasha yang langsung memeluk guling sambil membelakangi Arjuna.
Arjuna menelan saliva dengan susah payah, saat tanpa sengaja ujung matanya menangkap lekukan bagian belakang Natasha yang tersingkap.
Sabar, tahan ... malam ini belum rezeki. Coba lagi lain kali, batin Arjuna sambil mengelus dada.
Tanpa sepengetahuan Arjuna, seulas senyum terukir di wajah Natasha. Ia bahkan sampai memeluk erat bantal guling agar degup jantungnya tak terdengar Arjuna.
***
Pagi hari yang cerah, membuat Irwan semangat untuk berangkat kerja. Pria itu berjalan ke luar kamar apartemennya, lalu tersentak melihat bingkisan paket yang hampir serupa ada di depan pintu.
"Apa mungkin isinya sama?" gumam Irwan sambil menilik paket itu.
Untuk memastikan isi paket tersebut, Irwan kembali ke dalam. Dan tak lama ia keluar lagi sambil membawa kotak paket yang sudah terbuka.
Irwan membuang paket itu sambil memperhatikan sekitar. Bangkai tikus lagi? Siapa sebenarnya yang mengirim paket ini?
Irwan mulai merasa gusar dan menerka siapa yang mengiriminya paket seperti itu. "Apakah orang suruhan Natasha? Rama?" gumamnya. Irwan meneruskan langkah masih dengan tanda tanya besar dalam benaknya.
Tak hanya di tempat tinggalnya, Irwan juga terkejut dengan paket serupa yang sudah menunggunya di meja kerja. Irwan membukanya lagi, dan langsung menutup kotak paket itu setelah melihat isinya.
"Nindy, siapa yang meletakkan paket ini di meja saya?" tanya Irwan pada sekretarisnya.
"Maaf, Pak. Saya tidak tahu. Kotak itu sudah ada di meja kerja Bapak saat saya masuk tadi." Sahutnya.
Irwan tertegun. Ingin sekali rasanya melihat CCTV ruangan ini, namun canggung karena ia masih sangat baru bekerja di perusahaan itu. Tapi siapa yang mengirimnya?
Waktu berlalu begitu cepat, tapi tanya dalam benak Irwan masih belum ada jawabnya. Hari ini ia sengaja langsung pulang ke apartemennya karena tak mau kesialan menimpa dirinya.
Saat pintu lift terbuka, Irwan melihat seorang pria bertopi sedang membungkuk dan meletakkan kotak paket di depan pintu kamar apartemennya. Tanpa menunggu lama, Irwan mempercepat langkahnya untuk menangkap basah pria itu.
"Hei, Kamu! Berhenti. Siapa yang menyuruhmu, hah? Apa maksudnya dengan bangkai tikus itu?" tanya Irwan menyelidik.
Irwan menatap tajam pada pria yang kini berdiri sambik membelakangi Irwan. Karena tak juga mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Irwan kembali bertanya : "Apa Natasha yang menyuruhmu? Katakan padanya, aku tidak akan takut hanya karena seekor bangkai."
"Benarkah kau tidak takut? Seperti sebuah bangkai, kebusukanmu akan tercium juga," ujar pria misterius itu sambil menarik ujung topi agar semakin ke bawah.
"Hehe, jadi benar Natasha yang menyuruhmu. Apa dia ingin bermain denganku? Heh, kudengar dia menikahi seorang office boy. Natasha yang malang. Suaminya tidak akan membantu apa-apa. Pria itu pastinya menyusahkan Natasha." Decihnya.
Irwan mengambil kotak itu dan membuka kasar pembungkusnya. Tatapannya tak lepas dari punggung pria di hadapannya.
Irwan tertegun. Gerakan tangannya terhenti ketika isi kotak itu terlihat. Kotak keempat itu isinya bukanlah bangkai tikus, melainkan fotonya saat pertama kali ia tiba di bandara beberapa hari yang lalu, dan saat bertemu Joshua.
"Siapa kau?" tanya Irwan dan membalik paksa pria dihadapannya. Kedua manik Irwan terbelalak, kotak yang dipegangnya terjatuh ke lantai. "Tuan Muda?" gumamnya.
"Kenapa? Kau terlihat gusar, bukankah tadi kau katakan, bahwa kau tidak takut hanya oleh seekor bangkai?" tanya Arjuna datar.
"Tu-tuan Muda, apa maksud anda?" tanya Irwan tergagap dengan wajah yang mulai memucat.
"Aku sudah mengetahui caramu bekerja di Adipura Land. Kau berniat melakukan hal serupa pada perusahaanku? Heh, jangan mimpi. Aku bisa menyeretmu dengan mudah dan membuatmu membusuk di penjara," tegas Arjuna.
"Saya tidak bermaksud melakukannya, Tuan Muda," kilah Irwan.
"Benarkah? Lalu bagaimana dengan Joshua. Bukankah dia yang memintamu kembali ke negeri ini? Ada yang mengatakan padaku, keluargamu hidup bergelimang harta di luar sana. Bahkan kau mempunyai seorang wanita cantik sebagai simpanan. Hmm ...."
"Tuan Muda, apa yang anda inginkan?" tanya Irwan dengan wajah yang semakin memucat. Ia sangat terkejut tuan muda itu mengetahui kehidupan pribadi yang selama ini ditutup rapat olehnya.
"Aku ingin memperingatkan orang yang telah berniat mematik api di perusahaanku. Akan kusingkirkan pematik itu sebelum ada api yang menyala. Kau paham?" tanya Arjuna penuh penekanan.
"Te-tentu, Tuan. Akan saya lakukan apapun juga, tapi saya mohon, jangan sampai istri saja tahu tentang wanita itu," pinta Irwan.
Wanita mana yang dia bicarakan? Aku tidak mengerti. Apa wanita yang jadi selingkuhannya? Ho ho ho, ternyata si Botak ini suami takut istri juga, hehehe, batin Arjuna.
Arjuna tidak menyangka, Irwan lebih takut akan hal itu. Padahal ia sama sekali tidak berfikir ke sana.
Arjuna dan Irwan pun masuk ke dalam apartemen dan membuat kesepakatan. Mau tak mau, Irwan memberikan sesuatu yang ia sembunyikan dengan sangat rapi selama ini pada Tuan Muda itu.
"Keputusan yang bagus. Untuk sementara, kau bisa tetap bekerja di perusahaanku. Tapi ingat, kau dalam pengawasan Ahmed. Dia tidak akan segan untuk berbuat sesuatu yang mungkin saat ini sedang ada dalam pikiranmu," tandas Arjuna yang kemudian berlalu sambil membawa pemberian Irwan di tangannya.
Irwan bergidik ngeri mendengar penuturan tuan muda. Ahmed bisa saja memotong bagian tubuhnya jika sampai ketahuan berbuat salah.
Bisa saja pria itu memotong tangannya jika di masa yang akan datang ia terbukti menggelapkan uang perusahaan. Atau juga lidahnya yang terpotong, karena ketahuan berbohong. Bukankah orang Timur Tengah banyak yang menerapakan sistem seperti itu sebagai hukuman?
Irwan tak bisa meneruskan lagi imajinasinya yang ngeri.
Di sisi lain, Arjuna memberikan barang yang dipegangnya pada Rahul.
"Kau tahu harus bagaimana, kan?" tanya Arjuna.
"Tentu, Tuan Muda. Saya akan melakukan seperti sebelumnya. Hanya saja, kali ini sasaran penerimanya berbeda," sahut Rahul. Arjuna mangacungkan ibu jarinya.
Memang Rahul-lah yang telah berulang kali mengirimkan paket bangkai tikus itu pada Irwan. Barulah di paket keempat, Arjuna dengan sengaja membiarkan Irwan memergokinya.
"Kemana saya harus mengantar anda,Tuan Muda? Penthouse atau kediaman Adipura?" tanya Rahul.
"Tentu saja ke kediaman Adipura," sahut Arjuna dan diangguki oleh Rahul.
Arjuna menatap ke luar jendela mobil sambil bergumam, "Aku akan kembali ke penthouse jika istriku ada di sana. Hmm malam ini aku akan mencobanya lagi. Caiyo!"
Rahul menoleh dengan kening yang berkerut. Menyadari hal itu, Arjuna tersenyum kikuk pada supirnya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
beneran super duper novel lanjutkan thor seruuuu
2024-01-30
1
Utinya AL Ghifari
next
2023-06-15
1
Christina Hartini
jangan lama2 terbukanya hati Nathasa Thor nanti malah jadi mbuletisasi🤣,..semangat💪
2022-11-23
0