syarat kerjasama

Happy reading ....

*

Jaya Diningrat hanya bisa meremas jemarinya sendiri. Tuan Muda Al-Fatih ... ah tidak, Jaya bahkan belum menerima sepenuhnya kenyataan itu.

Menantu Adipura itu baru saja menolak kerjasama dengan perusahaan miliknya. PT. Sinar Jaya memiliki utang jangka panjang yang jatuh tempo bulan depan. Nominalnya hampir mencapai 10 miliar.

Perusahaan itu sangat berharap bisa menjalin kerjasama dengan Al-Fatih Group. Pasalnya, dalam kurun waktu satu tahun ini PT. Sinar Jaya tidak mendapatkan satu pun mega proyek yang diinginkan.

"Tuan Muda, maafkan ketidak sopanan saya kemarin malam. Saya benar-benar tidak menyangka bahwa itu anda," ujar Jaya dengan suara rendah.

"Mengapa kau membenci Adipura dan Natasha? Dan apa maksud ucapan Tasha kemarin malam?" tanya Arjuna datar.

"Adipura datang padaku untuk meminta bantuan. Kami sepakat akan melakukan kerjasama jika Natasha mau menikah dengan putraku. Tapi kemudian Natasha menolaknya. Dia bahkan dengan lancang menghina kekurangan putraku," tutur Jaya Diningrat.

Arjuna menyeringai. Jaya pun menceritakan kondisi putranya dengan berat hati pada Arjuna.

Arjuna kini mengetahui penyebab pertengkaran Natasha dan Adipura tempo itu. Ternyata, pertengkaran yang berujung permintaan Natasha untuk menikah dengannya adalah lantaran Adipura murka karena Natasha menolak menikah dengan putra Jaya Diningrat yang tuna daksa.

"Sedikit banyaknya aku berterima kasih padamu, Tuan Jaya. Karena persyaratan konyolmu itu, Natasha akhirnya memilih menikah denganku," ucap Arjuna yang tersenyum miring.

"Aah, benar sekali Tuan Muda. Syukurlah kalau ternyata anda menyadari hal itu." Sorot mata Jaya berbinar mendengar ucapan Arjuna.

"Baiklah, akan kupertimbangkan. Dengan satu syarat yang tidak akan kukatakan. Kau tahu kenapa? Karena aku sudah mengatakannya padamu kemarin malam. Sekarang, pergilah! Pikirkan baik-baik apa syarat yang kumaksud. Dan ingat, jangan mengatakan pada siapapun tentang diriku. Tidak pada Cik Mey, apalagi putrimu. Tidak pada siapapun juga, mengerti?" tegas Arjuna dengan penekanan di setiap kata.

Jaya hanya bisa mengangguk. Pria itu kini sedang mencari jawaban dari pertanyaan besarnya. Syarat apa yang dimaksud Tuan Muda Arjuna?

Jaya benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa ada syarat yang tidak diutarakan?

Jaya Diningrat mengacak kasar rambutnya. Sudah satu jam ia berada di mobilnya yang terparkir di depan gedung Al-Fatih Group, jawaban dari pertanyaan itu belum juga ditemukan.

"Ayolah, Jaya! Berpikir ...." Geramnya sambil mengantuk-antukkan kening pada kemudi. Gerakan Jaya terhenti. Tiba-tiba saja ia mengingat sesuatu.

'Jangan menunjuk istriku, apalagi mengancamnya. Karena aku bisa saja membuatmu berlutut di kakinya.'

Jaya terperangah. Kalimat yang diucapkan Arjuna kemarin malam terngiang di telinga.

"Ti-tidak. Apa itu artinya aku harus berlutut di kaki putri Adipura? Sial! Bagaimana mungkin aku melakukan hal bodoh seperti itu. Apa dia ingin mempermalukanku?" tanya Jaya bermonolog sambil menoleh pada gedung yang berdiri kokoh di hadapannya.

"Aarrgh, ini gila!" umpatnya.

Jaya Diningrat memutat kemudi dan mengarahkannya menuju Adipura Land. Sepanjang jalan menuju Adipura Land, Jaya terlihat sangat frustasi.

Tawa Natasha menggema dalam kepala Jaya. Wajah Adipura yang tersenyum puas dengan mimik mengejek pun menggelantung di pelupuk mata Jaya.

Akan tetapi dari mana ia akan mendapat suntikan investasi jika bukan dari Al-Fatih Group? Demi perusahaan, Jaya harus rela kehilangan harga diri di depan wanita muda yang berlisan tajam bernama Natasha Adipura.

***

Seperti biasa, mendekati waktu makan siang, Arjuna kembali ke penthouse. Setelah menu makan siang siap, Arjuna menuju ke kantor Natasha dengan mengendarai motor lamanya.

Sementara itu, Jaya butuh waktu lama menguatkan tekad melakukan syarat yang dipinta Arjuna. Sedari tadi, pria itu masih berdiam diri di dalam mobilnya.

Jaya terlihat lega melihat Adipura dan Joshua keluar dari lobi dan berlalu pergi. Sepertinya mereka ada meeting dengan klien di luar.

Perlahan, Jaya turun dari mobil dan berjalan menuju lobi. Pada resepsionis, ia meminta bertemu dengan Natasha.

"Siapa? Tuan Jaya Diningrat?" tanya Natasha seakan tak percaya pada ucapan Rama.

"Benar, Nona."

"Mau apa dia menemuiku?" gumam Natasha.

"Baiklah. Suruh saja dia menunggu di lobi. Aku akan menemuinya di sana," sambung Natasha.

Rama menghubungi resepsionis untuk menyampaikan pesan Natasha. Meski enggan, Natasha tetap beranjak dari duduknya dan menemui Jaya di lobi kantor itu.

Jaya menatap jengah pada Natasha yang berjalan menghampirinya. Jika bukan demi sebuah kerjasama, ia pantang mengiba.

"Ada perlu apa seorang Tuan Jaya Diningrat menemui saya? Jangan katakan anda berniat mengajak saya makan siang," ucap Natasha dengan mimik mengejek.

Baru saja Natasha hendak menarik kursi, dirinya dikejutkan dengan Jaya Diningrat yang tiba-tiba bersimpuh di lantai.

"Tuan Jaya, apa yang anda lakukan?" tanya Natasha heran.

"Di lobi ini banyak CCTV, kan? Aku, Jaya Diningrat, memohon maaf padamu Natasha Adipura." Ucapnya dengan berat hati.

"Minta maaf untuk apa? Berdirilah. Anda tidak perlu seperti ini." Natasha merasa risih. Bagaimanapun juga, Jaya Diningrat seusia dengan ayahnya.

"Katakan pada suamimu, aku sudah berlutut untuk minta maaf padamu." Imbuhnya.

"Arjuna? Apa hubungannya dengan dia? Dan, kenapa juga aku harus mengatakannya pada Arjuna? Katakan saja sendiri pada orangnya." Natasha benar-benar tidak mengerti situasi saat ini.

Jaya Diningrat mengerutkan kening. Ia menoleh, dan terkejut mendapati Arjuna berjalan ke arahnya sambil menenteng rantang makanan.

"Ada apa, Tasha?" tanya Arjuna.

"Tanyakan pada dia. Aku juga tidak mengerti ada apa ini. Mengganggu pekerjaanku saja," delik Natasha yang berbalik dan melangkah meninggalkan Jaya dan Arjuna.

"Haruskan aku menayakan padanya, Nona?" tanya Arjuna dengan suara lantang.

"Terserah kau, pria aneh," gerutu Natasha yang melanjutkan langkahnya.

"Aku tidak akan bertanya. Hanya saja dia harus tahu, bahwa tidak ada yang boleh mengganggu istriku," desis Arjuna sambil menatap lurus pada Jaya yang menundukkan kepala.

Arjuna berlalu sambil berlari kecil dan meminta Natasha menahan pintu lift untuknya. Namun tidak didengar. Seringaian Natasha terlihat di sela pintu, sebelum lift itu benar-benar tertutup rapat.

Arjuna menggaruk tengkuk lehernya. Beruntung lift karyawan di samping lift eksekutif itu terbuka. Arjuna pun menyusul Natasha dengan menggunakan lift tersebut.

Setibanya di ruangan Natasha, Arjuna mendapati Rama di sana. Asisten Natasha itu menyapa Arjuna kemudian menghadap Natasha yang baru terduduk di kursinya.

"Ada apa?" tanya Natasha datar.

"Nona, salah satu orang suruhan kita melaporkan bahwa Irwan terlihat di bandara internasional sore kemarin. Penerbangan dari Swiss."

Tak hanya Natasha yang mendengarkan laporan Rama. Arjuna yang sedang menata makanan di meja juga mendengarkannya.

"Heh, jadi pencuri itu sudah kembali?" desis Natasha.

Mendengar kata 'pencuri' gerakan tangan Arjuna sontak berhenti. Didengarkannya lagi pembicaraan antara Natasha dan Rama dengan sangat teliti.

Siapa Irwan? Mengapa Natasha menyebutnya pencuri? Dan sepertinya, dia sudah lama dicari, batin Arjuna.

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

wooow keren lanjut thor seruuuu

2024-01-30

2

betsyeba Djo

betsyeba Djo

pebasaran

2023-07-24

1

Utinya AL Ghifari

Utinya AL Ghifari

wah gawat nih

2023-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Menikahi pria sampah
2 Masa lalu
3 Al-Fatih Group
4 Dia bukan menantuku
5 Merasa dibohongi
6 Tuan Muda Al-Fatih
7 hadiah pernikahan
8 asisten pribadi
9 menjalani dua peran
10 menu makan siang
11 tekad
12 menghadiri pesta
13 upaya mendekati Tuan Muda
14 syarat kerjasama
15 Irwan
16 bertemu di Adipura Land
17 cincin pemberian
18 kiriman seseorang
19 pengirim paket
20 kejutan untuk Joshua
21 ide konyol Rahul
22 kesal
23 penegasan Natasha
24 on fire
25 berkilah
26 pria licik
27 pergi
28 merasa kehilangan
29 kelicikan Joshua
30 lemah
31 salah paham
32 siapa yang berulah?
33 pesan misterius
34 terbukti
35 upaya melepaskan diri
36 Arjuna?
37 aku harus pergi
38 flight to Dubai
39 welcome to Dubai
40 wajah keluarga besar Al-Fatih
41 keputusan Arjuna
42 Walid Al-Faruq
43 perdebatan di ruang makan
44 Leon?
45 Leon vs Arjuna
46 rencana Natasha
47 tiba di Dubai
48 Emran bersaudara
49 Abdullah vs Natasha
50 melepas rindu
51 merasa dipermainkan
52 upaya menekan Abdullah
53 menantu, bukan pembantu (1)
54 menantu, bukan pembantu (2)
55 jamuan keluarga
56 ide konyol Abdullah
57 buat dia hamil
58 dokter pengganti
59 negosiasi
60 hadiah untuk Abdullah (1)
61 konspirasi
62 firasat Abdullah
63 hadiah untuk Abdullah (2)
64 hadiah untuk Abdullah (3)
65 petaka sebuah cincin
66 Badr
67 belum selesai
68 pria di tempat penculikan
69 rencana Salman
70 bersitegang
71 pengumuman
72 kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73 keputusan Arjuna
74 Back to Indonesia
75 kecerobohan Adipura
76 sosok tuan muda
77 belum berubah
78 bertemu Rohan Singh
79 tak berkutik
80 Kania
81 Kejadian di vila Rohan (1)
82 kejadian di vila Rohan (2)
83 romansa di kamar lama
84 khawatir
85 ziarah
86 maafkan aku
87 keputusan Natasha
88 siapa dia?
89 kejutan untuk Kania
90 Persalinan Natasha (end)
91 pengumuman!
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Menikahi pria sampah
2
Masa lalu
3
Al-Fatih Group
4
Dia bukan menantuku
5
Merasa dibohongi
6
Tuan Muda Al-Fatih
7
hadiah pernikahan
8
asisten pribadi
9
menjalani dua peran
10
menu makan siang
11
tekad
12
menghadiri pesta
13
upaya mendekati Tuan Muda
14
syarat kerjasama
15
Irwan
16
bertemu di Adipura Land
17
cincin pemberian
18
kiriman seseorang
19
pengirim paket
20
kejutan untuk Joshua
21
ide konyol Rahul
22
kesal
23
penegasan Natasha
24
on fire
25
berkilah
26
pria licik
27
pergi
28
merasa kehilangan
29
kelicikan Joshua
30
lemah
31
salah paham
32
siapa yang berulah?
33
pesan misterius
34
terbukti
35
upaya melepaskan diri
36
Arjuna?
37
aku harus pergi
38
flight to Dubai
39
welcome to Dubai
40
wajah keluarga besar Al-Fatih
41
keputusan Arjuna
42
Walid Al-Faruq
43
perdebatan di ruang makan
44
Leon?
45
Leon vs Arjuna
46
rencana Natasha
47
tiba di Dubai
48
Emran bersaudara
49
Abdullah vs Natasha
50
melepas rindu
51
merasa dipermainkan
52
upaya menekan Abdullah
53
menantu, bukan pembantu (1)
54
menantu, bukan pembantu (2)
55
jamuan keluarga
56
ide konyol Abdullah
57
buat dia hamil
58
dokter pengganti
59
negosiasi
60
hadiah untuk Abdullah (1)
61
konspirasi
62
firasat Abdullah
63
hadiah untuk Abdullah (2)
64
hadiah untuk Abdullah (3)
65
petaka sebuah cincin
66
Badr
67
belum selesai
68
pria di tempat penculikan
69
rencana Salman
70
bersitegang
71
pengumuman
72
kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73
keputusan Arjuna
74
Back to Indonesia
75
kecerobohan Adipura
76
sosok tuan muda
77
belum berubah
78
bertemu Rohan Singh
79
tak berkutik
80
Kania
81
Kejadian di vila Rohan (1)
82
kejadian di vila Rohan (2)
83
romansa di kamar lama
84
khawatir
85
ziarah
86
maafkan aku
87
keputusan Natasha
88
siapa dia?
89
kejutan untuk Kania
90
Persalinan Natasha (end)
91
pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!