menu makan siang

Happy reading ....

*

Dengan cekatan Arjuna memasak menu makan siang untuk Natasha di dapur penthouse-nya. Campur tangan Sani membuat masakannya yang biasa jadi lebih istimewa.

Arjuna meminta Sani untuk bersikap tidak terlalu formal padanya. Meski awalnya agak canggung, lama kelamaan Sani mulai terbiasa.

"Tuan, maaf jika saya lancang. Apa anda selalu melakukan ini? Maksud saya, membuatkan Nona Muda makan siang."

"Iya. Memangnya kenapa? Apa itu terlihat aneh bagimu?"

"Sejujurnya, iya. Nona muda sangat beruntung memiliki suami seperti anda. Beliau pasti sangat cantik," ujar Sani pada Arjuna yang beberapa kali mengacungkan jempol pada masakan yang dicicipinya.

"Kau salah, aku yang beruntung memilikinya. Dia yang terbaik. Terima kasih, ini lezat sekali. Tolong siapkan ya, aku akan mengganti pakaian dulu," ujar Arjuna yang kemudian berlalu ke kamarnya.

Setelah mengantar tuan mudanya hingga perempatan jalan yang cukup jauh dari Adipura Land, Rahul dan Sani kembali ke kantor Al-Fatih Group.

Arjuna berjalan dengan santai menuju Adipura Land. Senyumnya terkulum membayangkan raut wajah Natasha yang lahap saat menyantap makanan siangnya. Arjuna pun mempercepat langkahnya.

Sesampainya di kantor, Arjuna tak menemukan Natasha di ruangannya. Kemudian ia mengetahui Natasha sedang berada di ruang rapat dan memutuskan untuk menunggunya di luar ruangan itu.

Tak lama setelah seorang staf keluar dari ruangan itu, Arjuna dipanggil ke dalam ruangan atas perintah Joshua. Meski ia seorang menantu Adipura, tak lantas membuat staf direksi yang hadir di sana menghormati Arjuna.

Mereka tetap saja menganggap Arjuna rendah. Apalagi sekarang Arjuna bekerja untuk Natasha, mereka mencibir Arjuna tak punya harga diri baik itu sebagai seorang lelaki ataupun suami.

Joshua menyeringai melihat Arjuna yang tersenyum seperti orang bodoh. Kepada Adipura, ia pun berkata : "Tuan, sebentar lagi sudah waktunya makan siang. Bagaimana kalau kita minta asisten pribadi Nona Natasha menyiapkan makan siang untuk kita semua? Dengan begitu, kita bisa menghemat waktu dan meneruskan rapat ini."

"Tentu," sahut Adipura datar.

"Tunggu dulu. Apa maksudmu, Jo?" Natasha menatap tajam pada Joshua yang duduk berhadapan dengannya.

"Aku tidak bermaksud apa-apa. Dia tidak sedang sibuk. Jadi, apa salahnya? Arjuna itu suamimu, menantu keluarga Adipura. Sekali-kali minta ditraktir wajar, kan? Bukan begitu?" Joshua menoleh seolah meminta persetujuan yang lain.

"Tentu saja. Dengan begitu kita akan mengetahui bagaimana selera suami direktur keuangan kita-Natasha," timpal Kania dengan mimik mengejek.

"Ditraktir?" Natasha mengernyitkan keningnya.

"Iya. Bagaimana Arjuna? Kau bersedia mentraktir kami makan siang? Kau mengerti maksud dari kata 'traktir', kan? Itu artinya kau harus menggunakan uangmu sendiri, paham?" jelas Joshua.

"Tentu, mengapa tidak?" sahut Arjuna datar. Joshua dan Kania sampai menahan tawa melihat Arjuna yang sangat percaya diri.

"Bodoh. Dia bahkan tidak menyadari maksud Joshua," geram Natasha dalam hati.

"Tunggu apalagi? Pergilah. Apa kau ingin kami kelaparan menunggumu membawakan makan siang?" tanya Joshua dengan senyuman mengejek.

Arjuna mengangguk kecil. Ia mendekati kursi Natasha dan meletakkan rantang makanan yang dibawanya.

"Makanlah jika kau sudah lapar. Jangan menungguku kembali ke ruangan ini," ujar Arjuna pelan.

Natasha hendak beranjak dari kursinya saat Arjuna memutar badan dan melangkah menuju pintu.

"Mau kemana? Rapat belum selesai. Kau harus profesional, Natasha." Teguran Adipura itu memaksa Natasha kembali ke posisi duduknya semula.

"Rapat kita lanjutkan," tegas Adipura.

Natasha tak bisa menahan pandangannya untuk tak menatap nyalang pada Joshua dan Kania yang mengulumkan senyum. Ia yakin kedua saudara tirinya itu sedang menanti saat yang tepat untuk tertawa.

***

Arjuna terduduk di dekat pos security. Sambil menunggu pesanannya datang, Arjuna mengobrol dengan security yang ada di sana.

Di perusahaan itu Arjuna belum mempunyai teman. Hari disaat Natasha memintanya menikah, merupakan hari kedua ia bekerja di Adipura Land.

Setelah lebih dari setengah jam, sebuah mobil dengan nama restoran di bagian sisinya menepi. Arjuna langsung menghampiri.

"Pesanan atas nama Pak Arjuna, Mas," ucap seorang pegawai resto.

"Iya. Saya Arjuna. Sebelas porsi?"

"Iya, betul." Pegawai resto itu nampak ragu. Mereka pikir, yang memesan adalah sekelas direktur perusahaan. Tapi ternyata orang dengan penampilan sangat sederhana.

Arjuna memberikan satu porsi untuk security. Sedangkan yang sepuluh porsi, dibawanya ke ruang rapat.

Tok ... tok.

"Masuk." Terdengar suara seseorang mempersilakan.

Arjuna masuk ke dalam ruangan dengan ketiga pegawai resto yang mengikuti. Satu persatu setiap orang yang ada di sana mendapatkan makan siang mereka termasuk Natasha.

Setelah selesai, pegawai itu pamit pada mereka. Arjuna mengantar sampai ke luar ruangan dan memberikan tip pada ketiga pegawai resto tersebut.

Arjuna kembali ke dalam ruangan. Keningnya berkerut melihat ekspresi mereka.

"Kau yang membeli ini?" tanya Natasha ketus.

"Iya. Kau tidak menyukainya? Apa aku harus memesan yang lain?" tanya Arjuna sambil berjalan cepat menghampiri Natasha.

Tidak hanya Natasha, tapi semua staf yang ada di sana menatap heran. Bukan karena mereka tidak lapar, tapi ragu apakah Arjuna benar-benar telah membayarnya.

Satu menu steak komplit yang dikemas dalam wadah khusus tersaji di depan mereka. Aroma yang tercium dari wadah yang dibuka Natasha sangat menggugah selera. Namun melihat nama resto tang tertera di wadah itu memaksa mereka menahan keinginan untuk membukanya. Setidaknya mereka harus mengeluarkan uang paling sedikit 800 ribu untuk satu menu steak di restoran mewah itu.

"Heh, apa kau memakai uang perusahaan untuk membeli semua ini?" tanya Joshua penuh selidik.

"Tentu tidak," geleng Arjuna.

"Bohong. Aku yakin untuk membayar satu porsi saja, uangmu tidak cukup. Natasha, apa kau memberinya akses menggunakan uang perusahaan?" tanya Joshua setengah menuduh.

"Apa benar begitu?" tanya Adipura dingin.

"Tidak. Aku tidak akan pernah melakukan itu, Pa." Sahut Natasha cepat.

"Lalu apa ini? Suami sampahmu itu tidak mungkin bisa membayarnya. Kalau bukan uang perusahaan, lalu dari mana dia mendapatkan uang untuk membayar semua ini? Jawab!" bentak Adipura diakhir ucapannya.

"Ayah mertua, aku sudah mem-."

"Keluar," titah Natasha datar sambil menunjuk pintu ruangan.

"Tasha, aku benar-benar sudah membayarnya dengan uangku. Demi Tuhan, aku-."

"Keluar!" pekik Natasha. Wajahnya sudah merah menahan amarah.

Arjuna menatap nanar pada wajah istrinya. Ia sangat kecewa karena Natasha bahkan tidak mempercayainya. Dengan langkah gontai, Arjuna meninggalkan ruangan itu sembari merutuki diri karena begitu saja menyetujui rekomendasi Sani.

"Kalian makanlah. Jangan khawatir, aku yang akan mengganti uangnya," tegas Natasha. Sambil menjinjing rantang makan siang yang tadi dibawa Arjuna, Natasya berlalu meninggalkan ruangan itu.

"Benar-benar memuakkan," geram Adipura. Joshua dan Kania saling melirik dengan seringaian di wajah keduanya.

Sambil menahan amarah, Natasha menelepon pihak resto. Ia menghentikan langkahnya melihat Arjuna yang terlihat gontai berada tak jauh dari posisinya.

"Halo, Mbak. Saya dari Adipura Land mau menanyakan perihal bill yang mungkin belum dibayarkan."

"Apakah yang anda maksud bill pesanan untuk sebelas porsi Ohmi beef steak atas nama Pak Arjuna?" tanya pegawai resto yang menerima telepon Natasha.

"Iya. Saya benar-benar minta maaf. Bisa anda kirimkan bill-nya?"

"Tapi, Nona. Semua sudah dibayar oleh Pak Arjuna."

"Sudah dibayar?"

"Benar."

"Oh, begitu ya. Oke, terima kasih." Natasha mengakhiri panggilannya.

"Iya juga ya. Pegawai resto yang tadi mengantar tidak akan kembali kalau belum dibayar. Tapi dari mana Arjuna punya uang sebanyak itu untuk membayarnya?" gumam Natasha sambil menatap heran pada Arjuna yang berbelok menuju tangga.

Episodes
1 Menikahi pria sampah
2 Masa lalu
3 Al-Fatih Group
4 Dia bukan menantuku
5 Merasa dibohongi
6 Tuan Muda Al-Fatih
7 hadiah pernikahan
8 asisten pribadi
9 menjalani dua peran
10 menu makan siang
11 tekad
12 menghadiri pesta
13 upaya mendekati Tuan Muda
14 syarat kerjasama
15 Irwan
16 bertemu di Adipura Land
17 cincin pemberian
18 kiriman seseorang
19 pengirim paket
20 kejutan untuk Joshua
21 ide konyol Rahul
22 kesal
23 penegasan Natasha
24 on fire
25 berkilah
26 pria licik
27 pergi
28 merasa kehilangan
29 kelicikan Joshua
30 lemah
31 salah paham
32 siapa yang berulah?
33 pesan misterius
34 terbukti
35 upaya melepaskan diri
36 Arjuna?
37 aku harus pergi
38 flight to Dubai
39 welcome to Dubai
40 wajah keluarga besar Al-Fatih
41 keputusan Arjuna
42 Walid Al-Faruq
43 perdebatan di ruang makan
44 Leon?
45 Leon vs Arjuna
46 rencana Natasha
47 tiba di Dubai
48 Emran bersaudara
49 Abdullah vs Natasha
50 melepas rindu
51 merasa dipermainkan
52 upaya menekan Abdullah
53 menantu, bukan pembantu (1)
54 menantu, bukan pembantu (2)
55 jamuan keluarga
56 ide konyol Abdullah
57 buat dia hamil
58 dokter pengganti
59 negosiasi
60 hadiah untuk Abdullah (1)
61 konspirasi
62 firasat Abdullah
63 hadiah untuk Abdullah (2)
64 hadiah untuk Abdullah (3)
65 petaka sebuah cincin
66 Badr
67 belum selesai
68 pria di tempat penculikan
69 rencana Salman
70 bersitegang
71 pengumuman
72 kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73 keputusan Arjuna
74 Back to Indonesia
75 kecerobohan Adipura
76 sosok tuan muda
77 belum berubah
78 bertemu Rohan Singh
79 tak berkutik
80 Kania
81 Kejadian di vila Rohan (1)
82 kejadian di vila Rohan (2)
83 romansa di kamar lama
84 khawatir
85 ziarah
86 maafkan aku
87 keputusan Natasha
88 siapa dia?
89 kejutan untuk Kania
90 Persalinan Natasha (end)
91 pengumuman!
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Menikahi pria sampah
2
Masa lalu
3
Al-Fatih Group
4
Dia bukan menantuku
5
Merasa dibohongi
6
Tuan Muda Al-Fatih
7
hadiah pernikahan
8
asisten pribadi
9
menjalani dua peran
10
menu makan siang
11
tekad
12
menghadiri pesta
13
upaya mendekati Tuan Muda
14
syarat kerjasama
15
Irwan
16
bertemu di Adipura Land
17
cincin pemberian
18
kiriman seseorang
19
pengirim paket
20
kejutan untuk Joshua
21
ide konyol Rahul
22
kesal
23
penegasan Natasha
24
on fire
25
berkilah
26
pria licik
27
pergi
28
merasa kehilangan
29
kelicikan Joshua
30
lemah
31
salah paham
32
siapa yang berulah?
33
pesan misterius
34
terbukti
35
upaya melepaskan diri
36
Arjuna?
37
aku harus pergi
38
flight to Dubai
39
welcome to Dubai
40
wajah keluarga besar Al-Fatih
41
keputusan Arjuna
42
Walid Al-Faruq
43
perdebatan di ruang makan
44
Leon?
45
Leon vs Arjuna
46
rencana Natasha
47
tiba di Dubai
48
Emran bersaudara
49
Abdullah vs Natasha
50
melepas rindu
51
merasa dipermainkan
52
upaya menekan Abdullah
53
menantu, bukan pembantu (1)
54
menantu, bukan pembantu (2)
55
jamuan keluarga
56
ide konyol Abdullah
57
buat dia hamil
58
dokter pengganti
59
negosiasi
60
hadiah untuk Abdullah (1)
61
konspirasi
62
firasat Abdullah
63
hadiah untuk Abdullah (2)
64
hadiah untuk Abdullah (3)
65
petaka sebuah cincin
66
Badr
67
belum selesai
68
pria di tempat penculikan
69
rencana Salman
70
bersitegang
71
pengumuman
72
kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73
keputusan Arjuna
74
Back to Indonesia
75
kecerobohan Adipura
76
sosok tuan muda
77
belum berubah
78
bertemu Rohan Singh
79
tak berkutik
80
Kania
81
Kejadian di vila Rohan (1)
82
kejadian di vila Rohan (2)
83
romansa di kamar lama
84
khawatir
85
ziarah
86
maafkan aku
87
keputusan Natasha
88
siapa dia?
89
kejutan untuk Kania
90
Persalinan Natasha (end)
91
pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!