Happy reading ....
*
Dalam keremangan, berkali-kali Arjuna mengusap kasar wajahnya. Arjuna tidak pernah berpikir untuk berpisah dari Natasha, seburuk apapun ia diperlakukan.
Uhhuk ... uhhuk.
Arjuna terperanjak dan cepat-cepat bangun untuk melihat Natasha. Ditatapnya wajah cantik yang terlelap itu sambil membetulkan selimut yang tersingkap.
Tasha, aku akan memantaskan diriku agar bisa bersanding denganmu, batin Arjuna sembari mengusap lembut pipi istrinya.
Arjuna tidak pernah menyangka, wanita arogan bernama Natasha Adipura, adalah gadis remaja yang pernah memberinya roti dan capuccino panas 10 tahun yang lalu. Natasha mungkin tidak mengenalinya, tapi Arjuna ingat betul gadis remaja yang telah membuatnya jatuh cinta.
Arjuna terbaring beralaskan selimut tipis seadanya. Sudah satu bulan ini ia berteman dinginnya lantai di kamar itu.
Akan tetapi mulai besok malam, Arjuna bertekad akan tertidur di samping Natasha. Terlepas dari Natasha suka ataupun tidak. Karena hanya dengan begitu ia bisa melewati kebersamaan sebelum semuanya benar-benar berakhir.
***
Natasha sudah bersiap dengan pakaian formalnya saat Arjuna menghidangkan teh di meja. Senyum tipis Arjuna selalu menjadi pemandangan rutin bagi Natasha. Senyum itu semakin lebar, manakala Arjuna melihat cincin yang dikenakan Natasha.
"Terima kasih, Tasha. Cincin itu terlihat manis di jarimu."
"Apa kau bisa diam dan pura-pura tidak melihatnya? Ibuku mengajarkan untuk selalu menerima apapun pemberian orang lain, meskipun aku tidak menyukainya. Kuharap kau paham maksudku." Deliknya.
Arjuna mengulumkan senyum sambil tertunduk. Kaki jenjang Natasha terlihat melangkah menjauhi meja.
"Aku tidak ingin melihat wajahmu berkeliaran di kantor. Jadi pastikan kau datang hanya untuk mengantarkan makan siangku." Tegasnya, kemudian berlalu meninggalkan kamar.
Sepeninggal Natasha, Arjuna menghubungi Ahmed. Mulai hari ini, ia akan menjalani dua peran di panggung yang sama.
Ahmed memberitahu bahwa ia memiliki sebuah penthouse dan mobil mewah. Tidak hanya itu, ada supir dan juga asisten pribadi yang akan menemani.
Melihat suasana rumah yang sepi, Arjuna melenggang santai tanpa ada yang mencurigai. Sebuah mobil Rolls Royce Phantom Mansory Conquistador berwarna hitam telah menantinya di ujung jalan tak jauh dari kediaman Adipura.
"Selamat pagi, Tuan Muda. Perkenalkan saya Rahul, dan ini Sani. Kami ditugaskan Tuan Ahmed untuk mendampingi dan memastikan keselamatan anda." Ujarnya dengan sikap hormat.
"Oke. Sekarang bawa aku penthouse."
"Baik, Tuan Muda," sahut mereka bersamaan.
Mobil mewah itu terasa sangat nyaman. Arjuna yang terduduk di kursi belakang menatap ke depan, melirik Rahul dan Sani secara bergantian.
Rahul berbadan tegap. Menurut Ahmed, pria ini ahli beladiri dan lihai menggunakan senjata.
Sedangkan Sani, bertubuh sintal dan tentunya cantik dengan rambut coklat tua sebahu. Namun Sani bukan sembarang wanita, ia multitalenta.
***
Arjuna sempat terkesiap dengan interior serba mewah di dalam penthouse miliknya. Senyumnya terkulum saat membayangkan Natasha tinggal di sana bersamanya. Aah, Natasha.
Arjuna harus terbangun dari angannya. Untuk itu, ia pun berlalu ke kamar agar bisa berganti kostum menjadi Tuan Muda Al-Fatih.
"Terima kasih. Ini sempurna," ujar Arjuna setelah Sani selesai membantu memasangkan kumis dan jambang palsu di wajahnya.
Arjuna sempat terkekeh melihat isi walk-in closet itu tidak hanya pakaian dan aksesoris mewah, tapi juga stok jambang dan kumis palsu juga ada di sana. Setelah semua siap, mereka pun meninggalkan penthouse.
Rahul mengarahkan kemudi mobil menuju Al-Fatih Group. Setibanya di tujuan, sebelum turun Arjuna mengenakan kaca mata hitamnya.
"Tunggu. Apa hari ini ada acara di perusahaan?" Pertanyaan Arjuna menghentikan langkah Sani yang hendak turun dari mobil.
"Tuan Muda, hari ini seluruh karyawan Al-Fatih Group menyambut kedatangan anda sebagai pemilik perusahaan," sahut Sani dengan sikapnya yang formal.
"Ahmed tidak bilang padaku," gumam Arjuna.
Arjuna refleks menoleh mendengar pintu mobil ada yang membuka. Melihat sikap hormat Ahmed, Arjuna mengerti ia harus bagaimana.
Arjuna berjalan diantar karyawan Al-Fatih Group yang berjejer menyambutnya sambil menunduk hormat. Namun tak jarang ada beberapa karyawan yang mencuri pandang hanya sekedar untuk menghilangkan rasa penasaran.
Tuan muda yang mengenakan thobe putih, dengan ghutra dan igal itu sangat mempesona. Tak sedikit karyawan yang mendapat delikan tajam dari Ahmed karena terkesiap oleh pesona Tuan Muda Al-Fatih.
Arjuna menghentikan langkah besarnya. Sekilas ia menoleh pada pria yang berdiri tepat di sisi kanannya sambil menundukkan kepala.
"Tuan Muda, ini Rio. Dia menjabat sebagai Manager Personalia," ujar Ahmed.
Tanpa berucap apa-apa, Arjuna berlalu meneruskan langkahnya menuju lift eksekutif. Mengetahui Sang Tuan Muda sudah tak berada di sana, para karyawan yang sempat merasa tegang itu bernafas lega. Tak terkecuali Rio. Tadi, degup jantungnya seakan berhenti seiring langkah Tuan Muda yang terhenti tepat di hadapannya.
"Aneh. Kemarin Natasha bilang padaku, dia kesini bertemu Tuan Muda. Sedangkan Tuan Muda itu baru hari ini datang ke perusahaan. Lalu siapa yang ditemui Natasha?" gumam Rio bingung.
Rio menoleh pada mobil yang tadi membawa Tuan Muda Al-Fatih. Mulutnya menganga dengan kedua mata yang terbelalak.
"Oh My God! Rolls Royce Phantom Mansory Conquistador," gumam Rio menatap kagum pada mobil hitam seharga hampir 15 miliar itu.
***
Di ruangannya, Arjuna mulai berjibaku dengan berkas-berkas yang disodorkan Ahmed. Perlahan tapi pasti, Arjuna mulai memahami dunia yang baru digelutinya saat ini.
Tak hanya Ahmed, penyampaian Sani juga sangat mudah dipahami Arjuna. Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Arjuna teringat pada Natasha. Ia belum membuat makan siang untuk istrinya tersebut.
"Sani, apakah di penthouse ada cukup bahan makanan?" tanya Arjuna.
"Maaf, Tuan Muda. Saya belum belanja bahan makanan. Saya belum mengetahui makanan apa saja yang anda sukai. Sekali lagi saya minta maaf, Tuan."
"Tidak apa-apa. Kalau begitu, temani aku belanja. Aku akan memikirkan menu makan siang yang akan kubuat hari ini. Ayo!"
"Baik, Tuan Muda," sahut Sani.
Ahmed mengantar Arjuna hingga ke lobi perusahaan. Ahmed baru kembali ke ruangannya setelah memastikan mobil yang membawa tuan muda itu meninggalkan gedung perusahaan.
***
Arjuna dan Sani memilih bahan makanan yang ingin dibeli. Kali ini penampilan Arjuna tidak seformal tadi.
Arjuna sudah melepas jambang dan kumis palsunya. Ia juga menanggalkan igal dan ghutra, dan menyisakan kaca mata hitam yang membuat penampilannya terlihat casual.
"Arjuna?"
Gerakan tangan Arjuna yang sedang memilih buah pun terhenti. Ia sangat mengenali suara wanita yang barusan menyebut namanya.
Sial. Arjuna tidak menyangka akan bertemu Inge di supermarket ini.
"Arjuna! Apa kau tuli?" geramnya sambil menarik kasar siku Arjuna.
Arjuna menoleh. Dengan raut wajah dingin ia bertanya, "Anda mengenal saya?"
Inge tergelak sesaat. Sepertinya wanita itu tidak bisa menahan sesuatu yang menggelitik hatinya.
"Tidak tahu diri. Apa kau menghabiskan uang belanja yang Natasha berikan untuk memperbaiki penampilanmu? Sampah tetaplah sampah. Kau tidak akan berubah jadi terhormat hanya dengan merubah penampilanmu," seloroh Inge.
"Maaf, Nyonya. Anda siapa?" tanya Sani.
"Kau sendiri, siapa? Ooh, rupanya sampah ini punya keberanian untuk selingkuh dari Natasha. Benar-benar memuakkan," pekik Inge.
"Jaga mulut anda! Jangan bersikap tidak sopan pada Tuan Muda," tegas Sani yang mulai tersulut emosi.
"Tuan Muda?" Inge terbahak sangat keras hingga menarik perhatian pengunjung supermarket itu.
"Aku tidak punya waktu untuk mendengar ocehanmu. Permisi." Arjuna berlalu dengan gayanya yang angkuh, membuat Inge terpaku sekaligus merasa malu saat menyadari orang-orang mulai berbisik sambil menahan tawa akan sikapnya.
"Aku yakin itu Arjuna. Tidak mungkin aku salah mengenali hanya karena pakaian aneh itu," gumam Inge sembari menatap pria yang melangkah keluar meninggalkan wanita yang bersamanya mengantri di bagian kasir.
Inge berlari kecil ke salah satu sisi supermarket untuk melihat pria yang disangkanya Arjuna tadi. Satu tangan refleks menutup mulutnya sendiri melihat pria itu masuk ke dalam mobil mewah dengan supir yang membukakan pintu.
"Ternyata dia memang bukan Arjuna. Sampah seperti dia tidak mungkin diperlakukan seperti itu." Gumamnya kecewa.
********
Hai, Readers🤗
Terima kasih sudah mampir di cerita baru author. Mohon maaf, cerita ini slow update ya🙏🙏
Di bawah ini keterangan kata yang mungkin ada yang belum mengerti, misal :
- Thobe (gamis pria ala Timur Tengah).
- Ghutra (penutup kepala berbentuk kain persegi yang bermotif jaring).
- Igal (tali hitam yang melingkar di atas ghutra).
Bagaimana, sudah terbayang belum tampilan Arjuna saat menjadi Tuan Muda Al-Fatih? 🙈😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Wili Rago
baru mau sercing artinya
eh udah di terangkan Trimakasih
2024-02-09
2
Imam Sutoto Suro
mantap gan lanjutkan seruuuu
2024-01-30
0
Sulaiman Efendy
INI CERITA SEQUEL ATAU CERITA TRSENDIRI THOR.....????
2023-11-11
1