Happy reading ....
*
Seluruh anggota keluarga Adipura berkumpul di ruang keluarga. Aura ruangan itu selalu sama, tidak menyenangkan. Hanya saja, saat ini Adipura sedang merasa senang. Seulas senyum tipis menghiasi wajahnya.
Natasha duduk dengan santai. Sementara dari raut wajah Inge dan kedua anaknya, terlihat jelas rasa kesal.
Lalu dimana Arjuna? Ia berada tak jauh dari Natasha. Namun bukan terduduk di sampingnya, melainkan bersimpuh di lantai.
Arjuna menoleh pada Natasha yang tengah menatap tajam pada Inge dan Kania. Terlihat jelas rasa benci dari sorot mata itu. Arjuna mengerti, satu bulan ia bersama Natasha, tak pernah ia melihat istrinya itu mengobrol tenang dengan mereka. Masing-masing menyimpan kebencian, hanya demi satu posisi di perusahaan.
"Mulai besok, kita akan membenahi keadaan perusahaan. Tasha, apa kau menginginkan sesuatu sebagai imbalan?" tanya Adipura datar.
"Suamiku, kenapa kau menawarkan imbalan padanya? Tasha yang menyebabkan ini semua," protes Inge lantang.
"Kenapa juga aku meminta imbalan pada ayahku sendiri?" Natasha balik bertanya.
"Cepat atau lambat, Adipura Land akan menjadi milikku. Sekalipun Joshua yang duduk di kursi direktur utama, tapi akulah pemiliknya," imbuh Natasha dengan tegas.
Natasha menyeringai melihat gerakan tangan Inge yang menghentikan Kania. Ibu dan anak itu menahan geram di dalam hati. Sedangkan Adipura menyeringai puas melihat sosok Natasha yang menyerupai dirinya.
"Baiklah. Seperti yang sudah kita bicarakan tadi, mulai besok Arjuna akan bekerja padamu," ujar Adipura.
"Heh, sampah seperti dia bisa bekerja apa?" decih Inge sembari mendelik pada Arjuna yang tersenyum lebar.
"Dia akan menjadi asisten pribadi Natasha," sahut Adipura datar dengan tatapan jijik pada pria yang menurutnya tak punya harga diri itu.
"Benarkah? Terima kasih ayah mertua," ujar Arjuna senang. Ia menoleh pada Natasha yang melengos karena jengah. Di sisi lain, Joshua menampakkan seringaian tipis.
Natasha beranjak menuju kamarnya. Arjuna mengikuti langkah istrinya dari belakang. Ia tidak perduli dengan tatapan dan cemooh yang digumamkan anggota keluarga lainnya.
"Aku tidak percaya di dunia ini ada pria serendah dia," decih Adipura.
"Dan pria rendahan itu adalah menantumu," imbuh Inge. Adipura mendelik tajam pada Inge. Pria paruh baya itu beranjak dari duduknya dan Inge dengan cepat mengikuti langkah suaminya.
"Kak, apa maksud semua ini? Mengapa kakak diam saja?" tanya Kania pelan.
"Sepertinya kita harus memihak pada Arjuna," gumam Joshua.
"Apa?" Kania terperanjak mendengar keputusan Joshua.
"Kita akan pastikan Arjuna tidak menceraikan Natasha. Dia akan menjadi benalu bagi Natasha. Seumur hidupnya Natasha akan menyesali keputusannya menikah dengan Arjuna," jelas Joshua.
"Apa untungnya bagi kita?"
"Kau ini memang bodoh. Keberadaan Arjuna akan menghalangi jalan Adipura mendapatkan menantu hebat seperti yang dia impikan. Kau tahu, saat ini Adipura bermaksud mendekatkan Natasha dengan Tuan Muda Al-Fatih. Jika sampai itu terwujud, aku tidak akan punya kesempatan apapun lagi."
"Ooh, begitu. Tuan Muda Al-Fatih, aku penasaran seperti apa dia," gumam Kania.
***
Natasha melepas heels dan melemparnya asal. Ujung matanya mendelik melihat Arjuna yang sedang memungut heels itu dan menyimpan di tempat semestinya.
Kening Natasha berkerut melihat Arjuna yang menghampirinya sambil tersenyum.
"Ada apa? Apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Natasha ketus.
"Tidak ada. Aku senang bisa kembali bekerja. Apalagi menjadi asisten pribadimu. Bermimpipun aku tidak pernah, Tasha." Arjuna tidak mampu menyembunyikan perasaannya yang bahagia.
"Apa bagusnya menjadi asisten pribadi," delik Natasha.
Natasha beranjak melewati Arjuna. Ia menelepon Ahmed dan meminta bantuan untuk mengurus mobilnya yang terparkir di depan gedung Al-Fatih Group.
Arjuna mengulumkan senyum mendengarnya.
"Tuan Muda, saya sudah meminta seseorang mengempeskan ban mobil Nona Natasha."
"Apa? Ke-kenapa kau melakukan itu? Kau ...."
"Bukankah menyenangkan jika kalian bisa pulang bersama?" Cepat-cepat Ahmed berkilah saat melihat tuannya mulai kesal.
Arjuna tersenyum tipis. Ia tidak menyangka ide konyol Ahmed membuahkan hasil. Setidaknya, perjalanan mereka kembali ke rumah, menjadi moment pertama yang dilaluinya bersama Natasha.
"Apa kau tidak bisa berhenti tersenyum?" tanya Natasha sinis.
"Kau terlihat bodoh dengan ekspresimu itu." Imbuhnya.
"Maaf, aku terlalu senang," sahut Arjuna sembari berdehem.
"Aku ingin tahu, apa kau masih bisa tersenyum jika mengetahui maksud papa mempekerjakanmu." Natasha menatap dingin pada Arjuna yang juga menatapnya.
"Maksudmu?" tanya Arjuna bingung. Kemudian dengan datarnya Natasha menceritakan maksud dan tujuan Adipura pada Arjuna.
Arjuna tertegun mendengarnya. Namun kemudian ia kembali bersikap biasa.
Natasha yang melihatnya merasa tak habis pikir dengan sikap Arjuna. Tidak ada harga dirinya sama sekali.
"Tasha, jujurlah padaku. Apa kau benar-benar ingin kita berpisah?" tanya Arjuna lembut.
"Tentu. Aku tidak mungkin bisa menghabiskan sisa umurku dengan pria sepertimu. Kau tenang saja, aku akan memberikan uang yang cukup sebagai kompensasi." Natasha berbicara dengan angkuhnya.
Arjuna terdiam sesaat. Ia menatap lekat pada Natasha. Sangat lekat, hingga Natasha merasa tak nyaman dan salah tingkah.
"Be-berapa yang kau inginkan? Katakan saja," ujar Natasha gugup. Baru kali ini ia merasa aneh seperti itu saat sedang bersama dengan Arjuna.
"Beri aku waktu tiga bulan dari sekarang untuk bersamamu. Setelah itu, jika kau tetap ingin berpisah denganku, maka aku akan mengabulkannya," ucap Arjuna datar namun terdengar lembut di telinga Natasha.
"A-apa?"
"Satu lagi. Aku meminta hakku sebagai suami, meskipun itu hanya satu kali."
"Apa?" Natasha sampai memekik mendengarnya.
"Kau pria gila." Dengusnya sambil berlalu menuju lemari pakaian dan bergegas ke kamar mandi.
Arjuna terdiam tanpa ekspresi. Ini bukan kali pertama Natasha mengungkit tentang perceraian. Tapi tiga bulan ....
Sementara itu di dalam kamar mandi, Natasha salah tingkah. Dadanya seketika berdegup kencang saat mendengar permintaan bodoh Arjuna.
"Aarrgh. Dia benar-benar gila. Bisa-bisanya meminta hal seperti itu." Ucapnya kesal.
Natasha melepas satu persatu kancing bajunya. Saat hendak melepasnya, tanpa sengaja tangannya menyentuh sesuatu di dalam saku.
Natasha mengeluarkannya dari dalam saku. Dibukanya tisu yang membungkus cincin pemberian Arjuna tersebut.
Ini cincin milik mendiang ibuku, Tasha....
Sorot mata Natasha berubah sendu. Bayangan sosok ibunya yang telah lama berpulang melintas di benak Natasha.
Natasha berdehem berkali-kali untuk menetralkan perasaannya. Ia kemudian menggosok-gosok cincin itu dengan tisu yang ada kamar mandi.
Sekilas ia mengamati cincin itu. Keningnya berkerut, kemudian menggelang pelan. Pikirnya, tidak mungkin ini batu permata yang ia kira. Pasti banyak yang serupa di luar sana. Tentunya dengan kualitas batu permata yang jauh berbeda.
"Aku memakai ini hanya untuk menghormati mendiang ibunya. Bukan untuk menyenangkan pria bodoh dengan permintaannya yang gila." Natasha bermonolog sambil menatap cincin yang dipegangnya. Setelah itu, ia memakainya.
"Hoo, ini pas sekali di jariku." Natasha terkesiap dengan hal itu. Suatu kebetulan yang menggelitik hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
wooow amazing story thor lanjutkan seruuuu
2024-01-30
2
Sulaiman Efendy
KLO KALIAN TAU SUAMI TASHA ADALH TUAN MUDA AL FATIH, NANGIS DARAH LOO
2023-11-11
0
Utinya AL Ghifari
mungkin dg kesabaran Arjuna Pelan2Natasya ada rasa pd Arjuna cuma gengsinya enggan mengakui krn penampilan Arjuna
2023-06-14
1