Tuan Muda Al-Fatih

Happy reading ....

*

Cik Mey masih saja terkekeh, melihat raut wajah Arjuna yang kebingungan.

"Istri Koh Atung menjual cincin itu pada Cik Mey dengan harga berapa?" tanya Arjuna pelan.

"1 miliar, dan aku akan menjualnya lebih dari itu. Setidaknya 5 miliar mungkin, bisa kurang, bisa juga lebih. Ini ruby terbaik yang pernah ada. Meskipun ukurannya tidak besar, harganya sangat mahal. Apa kau bilang tadi, batu akik? Hehehe ...." Cik Mey kembali terkekeh.

Arjuna kini mengerti mengapa Koh Atung menerima begitu saja cincin mendiang ibunya saat itu. Koh Atung bahkan mungkin sengaja memberi bunga tinggi agar ia tak sanggup menebusnya.

Arjuna melempar pandangan pada beberapa tas yang diletakkan dalam kotak kaca di lemari yang ada di belakang Cik Mey. Ada satu tas yang menarik perhatiannya.

"Cik, barapa harga tas itu?" tunjuk Arjuna pada sebuah tas yang terlihat simple dan elegan.

"Itu Chanel Diamond Forever Handbag, harganya 3,6 miliar," sahut Cik Mey datar.

"Saya akan membeli itu. Istri saya pasti akan cocok bila mengenakannya," ujar Arjuna santai.

"Ck, kau jangan mimpi. Tas itu hanya ada 13 buah di dunia, orang sepertimu tidak akan bisa membelinya," decih Cik Mey.

"Saya tidak punya banyak waktu. Saya ambil itu," ujar Arjuna sambil menyodorkan kartu pemberian Ahmed pada Cik Mey.

Cik Mey terbelalak. Wanita itu memperhatikan dengan seksama kartu hitam yang dipegangnya.

Ini ... Royal Mastercard? Bagaimana mungkin orang miskin ini memilikinya? batin Cik Mey. Ditatapnya pria yang sedang menerima telepon dari seseorang tersebut.

Cik Mey benar-benar shock mengetahui orang yang sempat dianggap gembel ternyata memiliki kartu yang sejauh ini hanya dimiliki anggota kerajaan dan orang super kaya dengan aset triliunan rupiah. Kartu yang tak berlimit itu bahkan bisa membeli sebuah kondominium, hingga kapal pesiar.

"Ada apa, Cik?" tanya Arjuna saat menyadari Cik Mey melihat cincin yang melingkar di jarinya.

"Cik Mey berubah pikiran? saya akan membayar cincin itu dengan harga yang pantas," ujar Arjuna.

Cik Mey cepat-cepat mengambil sendiri tas yang dipilih Arjuna. Tak hanya itu, Cik Mey juga melepaskan cincin yang dikenakannya.

"Ini, aku kembalikan padamu. Sekarang bayar semuanya," ujar Cik Mey sambil menyodorkan mesin EDC (Electronic Data Capture) dengan nominal harga yang ia inginkan.

Arjuna melirik Cik Mey yang sedang memasukkan tas ke dalam paperbag dengan logo sebuah brand ternama dengan sangat hati-hati.

"Maaf, Cik. Apa ini transaksinya di jadikan satu?" tanya Arjuna.

"Oh iya. Mungkin sebaiknya dipisah saja." Cik Mey pun menekan angka dengan nominal harga tas yang dibeli Arjuna, dan kembali menyodorkan mesin EDC itu.

Arjuna memasukkan nomer pin nya dan transaksi berhasil. Cik Mey sangat senang. Ia kemudian kembali memijit angka untuk harga cincin milik ibu Arjuna.

"Cik, saya boleh menawar? Bagaimana kalau saya sendiri yang memasukkan nominalnya," ujar Arjuna santai.

"Boleh, tentu saja." Cik Mey terlihat sangat yakin dengan keputusannya. Ia memerintahkan pegawainya untuk menyambut pembeli yang baru saja masuk ke tokonya. Di saat yang bersamaan, Arjuna sudah mengakhiri transaksinya.

"Ini, Cik. Terima kasih, saya harus segera pergi." Arjuna mengambil tas yang sudah dibelinya.

"Oke. Terima ka ... apa ini? Hanya 200 juta?" pekik Cik Mey.

"Kekurangannya silahkan Cik Mey minta pada Koh Atung. Tolong sampaikan pada Koh Atung, saya sudah membayar utang 10 juta yang saya pinjam beserta bunganya. Terima kasih," ujar Arjuna dan berlalu tanpa menghiraukan pekikan Cik Mey dengan sumpah serapahnya.

Arjuna berjalan sangat cepat, pertemuannya dengan Natasha sudah semakin dekat. Ahmed sudah menunggu di depan mall, Arjuna lalu meminta seseorang yang bersama Ahmed membawa motornya ke Al-Fatih Group.

"Ahmed, untuk apa kita ke sini?" tanya Arjuna heran.

"Bukankah anda meminta saya menyiapkan semuanya, Tuan Muda? Mari, silahkan masuk. Saya akan pastikan semuanya akan sesuai dengan keinginnan anda."

Walau nampak ragu, Arjuna akhirnya menuruti apa yang diminta Ahmed.

***

Langkah Natasha terlihat sangat percaya diri memasuki gedung Al-Fatih Group. Ia merasa tersanjung karena disambut langsung oleh Ahmed yang merupakan CEO di perusahaan ini.

"Silahkan masuk, Nona."

"Terima kasih," sahut Natasha lembut. Ia menatap heran pada kursi yang membelakanginya.

"Tuan Muda, Nona Natasha dari Adipura Land sudah tiba," ujar Ahmed pada Tuan Mudanya.

Perlahan, kursi itu berputar. Seorang pria terlihat santai menatap lurus pada Natasha.

Natasha terkesiap. Sorot mata pria yang mengenakan thobe putih, lengkap dengan ghutra dan igal di bagian kepala itu sekilas mengingatkannya pada Arjuna. Hanya saja, Tuan Muda itu terlihat lebih berwibawa dengan kumis dan jambang tipis dibagian wajahnya.

"Ehhem." Tuan Muda itu berdehem, kemudian mempersilakan Natasha untuk duduk dengan isyarat tangannya.

"Nona Natasha, perkenalkan ini Tuan Muda Al-Fatih. Beliau yang meminta anda datang ke kantor ini," tutur Ahmed.

"Selamat sore, Tuan. Saya Natasha Adipura. Bisa langsung pada pembicaraan kita, Tuan?" Tuan Muda itu menyeringai melihat sikap Natasha yang tidak berbasa-basi.

"Tentu. Anda pasti mengerti kondisi Adipura Land saat ini. Anda juga paham benar tujuan perusahaan kami berinvestasi, yaitu mengendalikan Adipura Land. Sebagai investor, juga sebagai pemilik saham terbesar. Apakah anda tidak keberatan, Nona?"

"Tuan Adipura sudah menyetujuinya. Kami tidak punya pilihan lain," sahut Natasha tegas.

Tuan Muda itu mengangguk pelan. Lalu mengambil sesuatu dari bawah mejanya.

"Terimalah hadiah kecil ini sebagai tanda perkenalan kita, Nona Natasha." Ujarnya sembari menyodorkan paperbag pada Natasha.

"Tidak, Tuan. Terima kasih. Saya sudah menikah. Saya datang ke sini sebagai Direktur Keuangan Adipura Land, bukan sebagai putri Tuan Adipura," tolak Natasha.

"Sayang sekali," ujar Tuan Muda itu dengan senyum yang tertahan.

"Apa maksud anda, Tuan? Apa status saya mempengaruhi kerjasama kita?" Natasha terlihat sangat heran.

"Sepertinya begitu. Tapi aku suka keterus teranganmu. Terima pemberianku itu, sebagai syarat kerjasama kita," ujar Tuan Muda itu.

"Pria aneh," decih Natasha pelan.

"Berapa yang anda inginkan, Nona?" tanya Tuan Muda tanpa menghiraukan ujung mata Natasha yang sempat mendelik padanya.

"Satu triliun," sahut Natasha cepat.

"Baiklah. Ahmed, selesaikan semuanya dengan cepat."

"Tentu, Tuan Muda," angguk Ahmed penuh hormat.

"Nona Natasha, Al-Fatih Group akan berinvestasi sebesar 1 triliun dengan obligasi selama 5 tahun. Kita akan menyelesaikan ini secepatnya," imbuh Ahmed.

"Oke. Terima kasih atas kepercayaan anda pada kami, Tuan. Terima kasih juga atas hadiahnya. Saya permisi." Natasha membungkuk hormat dan menyalami Tuan Muda Al-Fatih.

Tuan Muda itu menatap kepergian Natasha dengan tatapan sendu. Suara pintu yang ditutup menyadarkannya agar cepat-cepat menuju ruangan yang merupakan kamarnya untuk berganti peran sambil berdehem berkali-kali.

Ahmed mengantar Natasha hanya sampai pintu lift. Selanjutnya, Natasha melenggang dengan perasaan lega dan bahagia menuju lobi, lalu ke luar gedung kantor iti. Ia tak menyadari, ada seseorang yang menatapnya dari dalam mobil yang baru keluar dari basement. Sampai kemudian orang itu memanggil namanya, "Tasha!"

Natasha menoleh dan menatap heran pada orang yang kini sedang menghampirinya, "Rio?"

Keduanya saling menyapa dan mengobrol. Rupanya Rio merupakan salah satu teman Natasha semasa kuliah.

"Tuan Muda Al-Fatih? Maksud kamu, pemilik Al-Fatih Group ada di sini? Di negara ini?" cecar Rio yang seakan tak percaya.

"Iya. Memangnya kamu nggak tahu?" Kini giliran Natasha yang nampak heran.

"Enggak," geleng Rio cepat.

"Masa sih?" Natasha terlihat bingung. Di saat yang bersamaan, terdengar panggilan dari belakang mobil Rio. Arjuna yang mengendarai motornya baru keluar dari basement.

"Tasha. Sayang, kau ada di sini?" Arjuna menghampiri keduanya.

"Kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Natasha heran.

"Siapa dia, Tasha? Dia memanggilmu apa tadi, Sayang? Tunggu, jangan-jangan dia ... suamimu?" Rio memperlihatkan ekspresi geli mengingat berita menggemparkan beberapa minggu kebelakang.

Natasha yang tak ingin merasa lebih malu lagi, berpamitan pada Rio tanpa menghiraukan Arjuna.

"Kasian sekali dia, terjebak dengan gembel sepertimu. Apa yang kau lakukan di sini, apa kau melamar sebagai OB?" Arjuna dapat melihat sorot mata Rio yang mengejek. Namun Arjuna hanya membalasnya dengan seringaian.

"Aarrgh, sial!" umpat Natasha. Cepat-cepat Arjuna menghampirinya, begitu juga Rio.

"Ada apa istriku?" tanya Arjuna.

"Tasha, apa yang terjadi?" tanya Rio.

"Ban mobilku kempes. Apa-apaan ini?" keluh Natasha.

"Pulanglah bersamaku," ajak Arjuna.

"Aku yang akan mengantarmu. Wanita sepertimu tidak pantas menaiki motor tua seperti itu," ujar Rio.

"Tasha." Arjuna mengulurkan tangannya.

"Ayo masuk ke mobilku," ajak Rio yang juga mengulurkan tangannya.

Natasha menatap bingung pada keduanya silih berganti.

****

Siapakah yang akan dipilih Natasha untuk mengantarkannya pulang?

_bersambung_

Terpopuler

Comments

Imam Sutoto Suro

Imam Sutoto Suro

wooow keren lanjut

2024-01-30

2

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KNP JUNA MSH MNYAMAR,,, HRSNYA MNUNJUKKN WAJAH ASLINYA DIDEPAN TASHA.

2023-11-11

0

Azmi Ishak

Azmi Ishak

siapa ya pilihan tasya

2023-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Menikahi pria sampah
2 Masa lalu
3 Al-Fatih Group
4 Dia bukan menantuku
5 Merasa dibohongi
6 Tuan Muda Al-Fatih
7 hadiah pernikahan
8 asisten pribadi
9 menjalani dua peran
10 menu makan siang
11 tekad
12 menghadiri pesta
13 upaya mendekati Tuan Muda
14 syarat kerjasama
15 Irwan
16 bertemu di Adipura Land
17 cincin pemberian
18 kiriman seseorang
19 pengirim paket
20 kejutan untuk Joshua
21 ide konyol Rahul
22 kesal
23 penegasan Natasha
24 on fire
25 berkilah
26 pria licik
27 pergi
28 merasa kehilangan
29 kelicikan Joshua
30 lemah
31 salah paham
32 siapa yang berulah?
33 pesan misterius
34 terbukti
35 upaya melepaskan diri
36 Arjuna?
37 aku harus pergi
38 flight to Dubai
39 welcome to Dubai
40 wajah keluarga besar Al-Fatih
41 keputusan Arjuna
42 Walid Al-Faruq
43 perdebatan di ruang makan
44 Leon?
45 Leon vs Arjuna
46 rencana Natasha
47 tiba di Dubai
48 Emran bersaudara
49 Abdullah vs Natasha
50 melepas rindu
51 merasa dipermainkan
52 upaya menekan Abdullah
53 menantu, bukan pembantu (1)
54 menantu, bukan pembantu (2)
55 jamuan keluarga
56 ide konyol Abdullah
57 buat dia hamil
58 dokter pengganti
59 negosiasi
60 hadiah untuk Abdullah (1)
61 konspirasi
62 firasat Abdullah
63 hadiah untuk Abdullah (2)
64 hadiah untuk Abdullah (3)
65 petaka sebuah cincin
66 Badr
67 belum selesai
68 pria di tempat penculikan
69 rencana Salman
70 bersitegang
71 pengumuman
72 kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73 keputusan Arjuna
74 Back to Indonesia
75 kecerobohan Adipura
76 sosok tuan muda
77 belum berubah
78 bertemu Rohan Singh
79 tak berkutik
80 Kania
81 Kejadian di vila Rohan (1)
82 kejadian di vila Rohan (2)
83 romansa di kamar lama
84 khawatir
85 ziarah
86 maafkan aku
87 keputusan Natasha
88 siapa dia?
89 kejutan untuk Kania
90 Persalinan Natasha (end)
91 pengumuman!
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Menikahi pria sampah
2
Masa lalu
3
Al-Fatih Group
4
Dia bukan menantuku
5
Merasa dibohongi
6
Tuan Muda Al-Fatih
7
hadiah pernikahan
8
asisten pribadi
9
menjalani dua peran
10
menu makan siang
11
tekad
12
menghadiri pesta
13
upaya mendekati Tuan Muda
14
syarat kerjasama
15
Irwan
16
bertemu di Adipura Land
17
cincin pemberian
18
kiriman seseorang
19
pengirim paket
20
kejutan untuk Joshua
21
ide konyol Rahul
22
kesal
23
penegasan Natasha
24
on fire
25
berkilah
26
pria licik
27
pergi
28
merasa kehilangan
29
kelicikan Joshua
30
lemah
31
salah paham
32
siapa yang berulah?
33
pesan misterius
34
terbukti
35
upaya melepaskan diri
36
Arjuna?
37
aku harus pergi
38
flight to Dubai
39
welcome to Dubai
40
wajah keluarga besar Al-Fatih
41
keputusan Arjuna
42
Walid Al-Faruq
43
perdebatan di ruang makan
44
Leon?
45
Leon vs Arjuna
46
rencana Natasha
47
tiba di Dubai
48
Emran bersaudara
49
Abdullah vs Natasha
50
melepas rindu
51
merasa dipermainkan
52
upaya menekan Abdullah
53
menantu, bukan pembantu (1)
54
menantu, bukan pembantu (2)
55
jamuan keluarga
56
ide konyol Abdullah
57
buat dia hamil
58
dokter pengganti
59
negosiasi
60
hadiah untuk Abdullah (1)
61
konspirasi
62
firasat Abdullah
63
hadiah untuk Abdullah (2)
64
hadiah untuk Abdullah (3)
65
petaka sebuah cincin
66
Badr
67
belum selesai
68
pria di tempat penculikan
69
rencana Salman
70
bersitegang
71
pengumuman
72
kabar bahagia dan kabar duka yang beriringan
73
keputusan Arjuna
74
Back to Indonesia
75
kecerobohan Adipura
76
sosok tuan muda
77
belum berubah
78
bertemu Rohan Singh
79
tak berkutik
80
Kania
81
Kejadian di vila Rohan (1)
82
kejadian di vila Rohan (2)
83
romansa di kamar lama
84
khawatir
85
ziarah
86
maafkan aku
87
keputusan Natasha
88
siapa dia?
89
kejutan untuk Kania
90
Persalinan Natasha (end)
91
pengumuman!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!