Part 2

Hari pun sudah semakin gelap, Aksa baru saja tiba di rumahnya yang baru saja pulang dari kediaman rumah temannya yaitu Nevan, namun saat mobil Aksa tiba di pintu gerbang dan akan masuk, tiba-tiba Aksa melihat wanita yang bekerja di rumahnya, wanita itu sedang bertengkar dengan seorang laki-laki di depan gerbang, bahkan Aksa melihat laki-laki itu berkali-kali memukul wajah sisi, Aksa yang merasa tidak tega sudah turun dari mobil untuk mendekat pada mereka, Aksa mencoba mendorong tubuh laki-laki tersebut yang terus menarik rambut sisi.

"Bruakkkkk!". Aksa yang sudah menarik laki-laki tersebut dari belakang dan laki-laki itu sudah jatuh di tanah.

Sisi yang melihat anak majikannya datang begitu saja sontak membuat sisi terkejut. "Tuan". Sisi yang masih merasa terkejut.

"Hey lo siapa, berani-beraninya lo ndorong gue!". ucap seorang laki-laki yang di dorong oleh Aksa sudah beranjak berdiri.

"Seharusnya saya yang bertanya kepada anda, kenapa anda kasar dengan seorang wanita, dan berantem di depan rumah saya?". ucapa Aksa pada laki-laki di depannya.

"Itu bukan urusanmu". jawab laki-laki yang tinggi, terlihat banyak tato di badannya, dan mempunyai tindik di kupingnya acuh tidak merespon ucapan Aksa.

"Ayo pulang!". laki-laki tersebut yang terus menarik tangan sisi dengan paksa.

"Lepaskan aku, aku tidak mau". Sisi yang terus memberontak dari tarikan mantan suaminya.

"Bang atau mas, saya sudah bicara dengan baik-baik ya, jangan kasar dengan wanita, dan lepaskan tangan wanita itu". ucap Aksa secara tegas.

"Eh lo siapa". mantan suami sisi yang sudah mendorong tubuh Aksa di depannya. "Beraninya lo ikut campur urusan gue dengan mantan istri gue".

"Saya majikannya kenapa? dan seharusnya anda juga sadar diri dan malu, anda ini sudah mantan suaminya, anda sudah tidak ada hak untuk hidupnya, apa lagi berperilaku kasar kepadanya". tegas Aksa lagi.

"Kebanyakan bacot lo!".

"Bruakkkkk!". mantan suami sisi yang sudah memukul wajah Aksa dengan keras, hingga Aksa pun jatuh ke bawah.

"Tuan". Sisi yang mulai menunduk untuk menolong Aksa, namun kembali di tarik oleh mantan suaminya.

"Ayo ikut denganku, kita pergi dari sini!". mantan Suami sisi yang sudah menarik badan Sisi secara paksa.

Aksa yang masih memegangi mulutnya yang berdarah, dan jatuh di bawah tanah, Aksa melihat Sisi di bawa paksa dengan mantan suaminya, Aksa menjadi tidak tega apa lagi sisi terus saja menitihkan air matanya, Aksa kembali beranjak untuk menolong Sisi dari mantan suaminya, dan Aksa pun sudah mendekat.

"Lepaskan dia brengsek!". Aksa yang sudah memukul wajah laki-laki tersebut dan sudah menariknya.

"Bruakkkkk.. Bruakkkk..". Aksa yang terus memukul wajah mantan suami Sisi.

Sisi yang melihat majikannya semakin tak terkendali, Sisi mencoba untuk memberhentikannya. "Cukup tuan, sudah hentikan". Sisi yang memegang tangan Aksa.

Aksa yang mendengar ucapan dari sisi langsung melepaskan tubuh laki-laki tersebut dengan kasar. "Saya peringatkan lagi kepada anda, jangan pernah datang ke sini lagi dan jangan mengganggu wanita ini lagi, atau aku akan membuatmu menjadi Abu". ucap Aksa yang terus menatap pada mantan suami sisi.

"Sialan, awas saja kau, dan kau sisi sampai kapan pun kau akan tetap jadi milikku". mantan suami sisi yang sudah beranjak berdiri lalu pergi begitu saja meninggalkan Sisi dan Aksa.

Sisi terus saja menitihkan air matanya, dan sudah menutup wajahnya dengan telapak tangannya, Aksa yang melihat Sisi masih menangis, Aksa pun mencoba mendekat pada Sisi. "Nona apa kau baik-baik saja?". tanya Aksa pada sisi.

Dan sisi pun sudah mengangguk pelan. "Terimakasih tuan sudah menolong saya". ucap sisi masih menangis.

"Iya nona sama-sama, baiklah ayo masuk ke dalam ini sudah malam". ucap Aksa yang mencoba membantu memapah badan Sisi untuk berdiri.

"Baik tuan". jawab sisi.

Aksa dan sisi pun sudah masuk ke halaman rumah, dan segera masuk ke dalam rumah, dengan Aksa yang menyuruh Vian asistennya untuk membawa mobilnya masuk, Aksa sudah berjalan naik ke atas tangga untuk menuju ke ke kamar.

"Tuan?". panggil Sisi dari bawah tangga.

Aksa yang mendapat panggilan dari sisi sontak langsung menoleh. "Iya nona ada apa?". jawab Aksa.

Sisi pun sudah berjalan untuk mengambil Alat P3K di lemari kaca, dan sudah berjalan mendekat pada Aksa. "Bibir anda luka tuan, biar saya obati dulu". ucap sisi di depan Aksa.

"Ahh tidak usah nona, ini tidak apa-apa". Aksa sedikit tersenyum.

"Nanti malah infeksi tuan, biar saya obati". Sisi yang memegang tangan Aksa.

Aksa yang mendapat tawaran bantuan dari sisi pun sudah mengangguk pelan, dan sudah berjalan untuk duduk di sofa, dengan Sisi yang masih mengambil beberapa kapas dan obat merah, Sisi pun sudah mendekatkan tubuhnya di depan Aksa untuk mengobati luka yang ada di bibir Aksa, hanya menyisakan beberapa cm saja wajah mereka, Aksa terus saja menatap pada wajah cantik dengan bibir mungil dan bulu mata yang lentik di depannya, begitupun dengan Sisi yang masih saja menatap wajah Aksa di depannya.

"Ada apa dengan ku, kenapa jantungku tiba-tiba berdebuk sangat kencang saat menatap wajah cantik wanita ini, apa aku.. Ahh tidak Aksa dia adalah janda, bukan gadis lagi, tolong sadarlah". ucap Aksa di dalam batinnya.

"Auuuu..!". Aksa yang sedikit terkejut karena sakit.

"Tahan dulu sebentar tuan, sedikit lagi selesai". ucap sisi.

Dan sisi pun sudah memberikan plaster kecil di bibir Aksa. "Sudah selesai tuan". ucap sisi lagi.

"Terimakasih ya". ucap Aksa masih saja menatap wajah cantik sisi.

"Iya tuan sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu". Sisi yang sudah pamit kepada Aksa dan sudah berjalan untuk pergi, namun di cegah oleh Aksa.

"Sebentar dulu nona". Aksa yang sudah menarik tangan sisi.

Sisi yang mendapat tarikan dari Aksa pun kembali menoleh. "Iya tuan ada yang bisa saya bantu lagi?". tanya Sisi.

Aksa pun sudah mengulurkan tangannya lebih dulu untuk berjabatan dengan Sisi. "Aksa". ucap Aksa sedikit tersenyum.

Sisi yang melihat Aksa sudah mengulurkan tangannya, dengan senang hati Sisi menerimanya, Sisi pun juga sudah mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Aksa. "Saya Sisi tuan". jawab Sisi juga tersenyum.

"Nama yang bagus". ucap Aksa.

"Terimakasih tuan Aksa". Sisi yang kembali tersenyum.

Setelah mengobati luka Aksa dan berkenalan dengan Aksa Sisi pun sudah beranjak untuk pergi menuju ke kamar tuan Delson Ayah Aksa, Sisi pun terus melangkahkan kakinya untuk menaiki beberapa tangga, dengan Aksa yang masih duduk di sofa terus saja memandangi Sisi dari bawah tangga.

"Udah cantik badannya bagus, baik lagi, tu mantan suaminya Sisi, matanya kemana bisa menceraikan wanita secantik Sisi". grutu Aksa pelan terus menatap pada Sisi yang sudah hampir tidak terlihat dari bawah tangga.

Terpopuler

Comments

Lovallena (Lena Maria)

Lovallena (Lena Maria)

detak jantung yang tidak dapat di bohongi. cemungut Author 💪

Mampir juga di novel ku.
I LOVE YOU DOSEN!

2021-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!