[ Halaman - 13 ]

^^^“Anu dok. Ayahnya sahabat saya mau perriksa sama dokter” ^^^

Ucap Syava yang melirik ke arah Abah dengan Abah yang tersenyum ke arah dokter Arfan.

“ Ini Ayahnya Mba Nayla ? ”

...tanya Dokter Arfan kepadaku....

“ Iya dok. Abah saya ingin diperiksa oleh dokter, bisa kan dok? ”

^^^tanya ku di akhiri senyuman.^^^

“ Tentu, kalau begitu mari ikuti saya Pak dan Mba Nayla ” ujarnya di akhir senyuman.

“ Biar saya saja yang mendorong kursi roda Mba ” ucapnya.

Kemudian dokter Arfan mengambil posisi ku bergantian untuk mendorong kursi roda Abah menuju ruang periksa. Aku yang melihatnya ikut tersenyum. Kemudian aku dan A Hisyam hanya mengikuti dokter Arfan yang mendorong Abah dari belakang. Lalu dengan Syava, Ia kembali kepada pekerjaannya.

Sambil menunggu abah di periksa oleh dokter di dalam ruangan. Aku dan A Hisyam menunggu diluar. Duduk diantara barisan kursi tunggu pasien. Suara A Hisyam memecah keheninggan diantara aku dan A Hisyam.

“ Kamu kenal dengan Dokter Arfan itu dimana Nay? ”

^^^Tanya A Hisyam yang tiba tiba membuat kaget.^^^

^^^Aku sedikit menoleh ke arah A Hisyam dan menjawab.^^^

“Kami teh ketemu di puskesmas sini, A “

“ Kalian langsung kenalan kitu? ”

^^^tanyanya dengan dingin, membuat ku bingung. Tidak seperti biasanya A Hisyam bertanya seperti itu.^^^

“ Henteu A, Kita kenalan waktu di masjid. Waktu Nay habis ngajar ngaji anak anak kebetulan teh Dokter Arfan habis dari masjid juga ” balas ku.

...“ Kamu suka sama Dokter Arfan, Nay ? ” ...

A Hisyam bertanya lagi dan membuat ku kebigunggan untuk menjawab pertanyaan yang A Hisyam pertanyakan.

“ Buat Nay, Dokter Arfan itu orang nya baik, sopan santun dan dia sangat menghormati orang tua ”

Seketika pintu ruangan terbuka dan terlihat Abah yang di bawa keluar menggunakan kursi roda bersama dokter Arfran yang ikut keluar. Aku segera menghampiri Abah dan dokter.

“ Gimana dok, Abah saya? ” tanya ku.

“ Saat ini tekanan darah Pak Yusuf masih 180. Saya menyarankan agar Pak Yusuf berkonsultasi pada Dokter bagian Saraf dan kalau bisa usahakan untuk melakukan fisioterapi pada dokter tersebut. Jika saya boleh tahu, Apa sebelumnya Pak Yusuf sudah berkonsultasi dengan Dokter Saraf ? ”

Tanya Dokter Arfan.

“ Sudah Dok, Setiap dua minggu sekali Abah kontrol dan melakukan fisioterapi dengan Dokter Azhar. Dokter yang bertugas di rumah sakit ” Balas ku kepada Dokter Arfan.

“ Baik kalau gitu, saya akan memberikan resep obat saja, Mba ” Ujarnya di akhiri senyuman.

sambil menyerahkan sebuah resep obat dan aku segera menerima resep yang diberikan dokter.

“Baik, Terimakasih Dok ”

^^^ucap ku diakhiri senyuman.kemudian pamit bersama Abah dan A Hisyam.^^^

🔙🔜🔙🔜🔙🔜🔙🔜🔙🔜🔙🔜🔙🔜

Setelah sampai dirumah yang di antar oleh A Hisyam. A Hisyam segera pamit untuk pergi kepada ku, Abah dan Ummi yang sekarang sedang ada di ruang tamu. Setelah A Hisyam berlalu hanya tinggal aku dan Abah sementara Ummi kembali ke warung nasi.

...“ Nay ” Panggil Abah....

...“ Iya Abah “ Jawab ku....

...“ Gimana Dokter Arfan menurut Nay? “ ...

Tanya Abah yang tiba tiba sontak membuat ku kaget.

...“Abah, Kenapa tanya gitu ? ”...

^^^Jawab ku yang masih tetap bigung.^^^

...“Jawab saja Nay ” ...

Balas Abah diakhiri senyuman.

“ Eeem.. Dokter Arfan teh baik Abah ”

Balas ku dengan senyum tipis di ujung bibir.

Lalu Abah kembali tersenyum pada ku.

Semakin membuat ku bingung tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan Abah.