[ Halaman - 9 ]

“ Lantas kami mengumpulkan kurma kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah. Lalu kami berikan kepda pemiliknya. Satu hari kami terlambaat untuk pulang. Salah satu dari anak ku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri menyaksikan. Tampak ia sedang mengunyah basah di dalam mulutnya. Ia habis memungut kurma yang telah jatuh semalam di perkarangan rumah kami semalam ”

“ Mengetahui itu, jari jari tangan kami masuk ke dalam mulut anak ku. Kami keluarkan apa pun yang ada didalam sana. Kami katakan pada anak kami “

" Nak, Janganlah Kau Permalukan Ayahmu ini di Akhirat Kelak “

anak ku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalir deras, Karena mereka sangat kelaparan. Wahai Baginda Nabi, kami katakan kembali kepada anak anak ku

[ Hingga nyawamu lepas pun. Aku tidak akan rela meninggalkan harta haram itu ] akan aku keluarkan dan akan ku kembalikan bersama kurma kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak ”

Seketika pandangan mata Rasulullah shallallahu alahi wa sallam sontak berkaca kaca. Lalu butiran air mata mulianya berderai begitu deras. Baginda Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi wa sallam mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang di maksud Abu Dujanah.

Dalam kisah yang aku sampaikan di atas. Melihat anak anak masih diam menyimak ceritaku. Lantas aku pun melanjutkan cerita.

Abu Dujanah kembali menjelaskan.

Pohon kurma tersebut adalah milik dari seorang laki laki munafik. Tanpa basa basi. Baginda Nabi mengundang pemilik pohon kurma.

Rasulullah mengatakan.

“ Bisakah tidak, jika aku meminta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohom kurma itu sendiri. Pohonya terbuat dari batu zamrud berwarna biru disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Disitu tersedia bidadari yan cantik sesuai dengan hitungan buah kurna yang ada ”

begitu tawar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Pria yang dikenal sebagai seorang munafik ini lantas menjawab dengan tegas.

“ Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan kapan ”

Tiba tiba Abu Bakar as Shiddiq Radiyallahu’anh datang. Lantas berkata.

“ Ya sudah aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varien nya tidak ada di kota ini

( lebih bagus jenisnya ) ”

^^^ si munafik berkata kegirangan.^^^

...“ Baik. Ya sudah aku jual ”...

Abu Bakar menyahut.

...“ Bagus aku beli ” ...

setelah sepakat. Abu Bakar menyerahkan pohon kurma kepada Abu Dujanah seketika.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kemudian bersabda.

“ Wahai Abu Bakar. Aku yang menanggung gantinya untukmu.”

Mendengar sabda Nabi ini. Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik berlalu. Ia berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi.

“ Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku mendapatkan sepuluh pohon kurrma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di perkarangan rumah ku. Aku akan tetap memakannya terlebih dahulu dan buah buahnya tidak akan ku bagikan kepada tetangga kita sedikitt pun ”

Malamnya saat si munafik tidur dan bangun di pagi harinya. Tiba tiba pohon kurma yang dia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri diatas tanah milik Abu Dujanah dan seolah olah tidak pernah pun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah milik si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh rata rata dengan tanah.dia kebigunggan tiada habis.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***