[ Halaman - 5 ]

Tidak berselang waktu lama. Aku sampai di Rumah Senja. Terlihat seorang pria tampan berumur 27 tahun, mengenakan kemeja berwarna biru muda yang sedang mengabsen anak anak di Rumah Senja. Ya pria itu adalah A Hisyam.

Aku memanggilnya dengan sebutan A Hisyam karena umur kami berbeda lima tahun. Aku pun langsung saja bergegas untuk masuk.

Guru pengajar yang ada di Rumah Senja hanya ada tiga orang. Yaitu Aku, Syava dan A Hisyam. Tapi untuk hari ini hanya ada aku dan A Hisyam yang mengajar,sementara Syava dia sedang praktek kebidanan di salah satu Puskesmas Desa.

...“ Assalammualaikum... ” ...

Salam ku saat memasuki Rumah Senja.

...“ Waalaikumssalam.. ” ...

Balas mereka dengan kompak.

Murid yang ada di Rumah Senja berjumlah 20 orang. Terdiri dari 10 anak laki laki dan 10 anak perempuan. Usia mereka rata rata 7-9 tahun. Bahkan ada juga yang berusia 5 tahun terdiri dari 2 anak laki laki dan 1 anak perempuan yang usianya masih sangat muda. Mereka semua adalah anak anak yang tidak bisa merasakan bangku sekolah.

Sebelum aku, Syava dan A Hisyam membangun Rumah Senja. Kegiatan mereka dulunya adalah sebagai pemulung dan pengamen pasar. Bahkan dari mereka sudah tidak memiliki kedua orang tua, mereka hanya tinggal bersama nenek dan kakek nya yang sudah tua renta.

Satu tahun lalu sebelum aku memutuskan untuk berhenti dari kuliah. Karena tidak ingin membebankan perekonomian keluarga. Aku sempat putus asa pada saat itu karena apa yang selama ini aku impikan dan aku cita citakan menjadi seorang guru, seketika harapan itu pupus.

Tapi kehadiran mereka membuat ku sadar tidak seharusnya aku berputus asa, seharusnya aku bersyukur bisa mengenyam bangku pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar sampai bangku kuliah, Meskipun berhenti di tengah jalan.

Aku miris jika melihat anak anak sekolah jaman sekarang yang selalu saja mengeluh karena tugas sekolah yang menumpuk, saling tawuran antar sesama sekolah membawa benda benda tajam yang seharusnya mereka membawa buku pelajaran, bahkan sampai ada kasus pelecehan seksual sehingga harus hamil diluar nikah. Nauzzubillah Minzaalik.

Mereka seharusnya bersyukur bisa sekolah dan kuliah. Karna apa?

Banyak diluar sana yang mau sekolah namun tidak bisa termasuk anak anak senja.

Maka sebab itu aku mewujudkan impian ku sebagai Guru dengan mengajar di Rumah Senja.

Semua harapan itu terwujud berkat A Hisyam yang selalu memberi ku motivasi hidup, mensupport ku. Aku sangat bersyukur telah mengenal mereka disini. Mereka berdua adalah sahabat kecil ku.

...“ Apa Kabar Anak anak? ” ...

^^^Sapa ku pada mereka semua yang hadir pagi itu.^^^

...“ Alhamdulillah....Luar biasa.. Allahuakbar !! ” ...

mereka menjawab dengan begitu semangat.

^^^“ Masyaallah semangat sekali. Sudah siap untuk belajar bareng A Hisyam dan Teh Nay Hari ini? ” ^^^

Tanya A Hisyam pada semua anak senja.

Aaa... dan Teh Nay, mereka semua memanggil ku dan Syava dengan sebutan “Teteh” yang berarti kakak perempuan dan A Hisyam yaitu

“Aa” Abang laki laki.

“ Siaaaaaap !! ” Mereka semua teriak membalas pertanya yang dilempar oleh A Hisyam dengan sangat kompak. Aku dan A Hisyam saling pandang dan tersenyum ke arah mereka semua.

^^^“ Baik... kalau begitu. Sekarang kita membahas tugas Bahasa Inggris yang kemarin saja. Mengenai Greeting and Parting ” ^^^

di detik selanjutnya aku berkata.

^^^“ Who wants to give an examples of greeting and responses? ”^^^

“ Me..! ” Ucap seorang murid laki laki berusia 7 tahun dengan semangat yang besar ia mengangkat tangannya.

... “Yes... Varel Please” ...

ucap ku mempersilahkan Varel untuk memberi contoh Greeting atau sapaan dan respon kepada semua teman temannya.

^^^“ Salah satu contoh kalimat Greeting yaitu. How are you? Dan responnya adalah. I’m fine, thank you. Benar bukan Teh Nay? ” ^^^

Tanya Varel dengan senyum dipipinya.

...“ Heeem... bener gak ya ? ” ...

aku sambil melirik ke arah A Hisyam.

...“ A Hisyam. Jawaban Varel bener gak? ” ...

^^^Ucap ku yang menahan tawa hanya bisa tersenyum tipis.^^^

...“Jawabannya benar sekali Varel ” ...

Ucap A Hisyam .

Mereka semua bertepuk tangan. Setelah aku dan A Hisyam memberikan materi baru.

Belajar di Rumah Senja hanya membutuhkan waktu dua jam. Setiap hari hanya ada dua mata pelajaran. Satu pelajaran hanya dibahas satu jam saja.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***