Hari ini bakal up 2 episode dulu ya, besok bakal keluar per episode lagiiii, Jangan lupa untuk like dan favorit ya. Thank you!!
***
Valen hanya diam dan berdiri di belakang istrinya, ia
tadi membesarkan hati istrinya dan
mengatakan kalau istrinya pasti bisa mendapatkan tender kontrak yang diajukan
oleh Mahkota Horeka, agar istrinya tetap memilih untuk mempertahankan dirinya,
toh Mahkota Horeka itu adalah milikinya , bahkan Weston pun bakal menjadi
miliknya. Jadi dia bisa menjamin kalau Mahkota Horeka pasti memberikan tender
kontrak itu kepada istrinya.
Tetapi tentu saja papa dan mama Anin tidak setuju dengan
keputusan Anin yang mau saja menuruti omongan suaminya yang tidak berguna itu
untuk memberotak kepada keluarga ya termasuk nenek dan papa-mama nya. Sehingga
dari sejak mereka meninggalkan pertemuan sampai pagi hari ini, mulut mereka
masih saja nyinyir.
“ Nin, mestinya kamu jadi orang jangan bodoh, bagaimana
bisa kamu membuang permata demi mempertahankan laki laki tak berguna macam
suami kamu ini?” sindir papa Anin dengan nada sarkas sambil melirik ke arah
menantunya yang masih dengan santai duduk di meja makan menunggu dirinya di
ambilkan makanan oleh istrinya.
Sedangkan Anin yang sedang mengambilkan sarapan nasi goreng
untuk suaminya hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar karena lelah mendengar
omelan orang tuanya yang tidak berhenti dari sejak pertemuan keluarga di hotel Bagaskara
kemarin.
“Pa, bisa gak sih kalian itu percaya sama Anin? Anin juga
lelah kalau terus menerus disalahkan oleh kalian padahal Anin tidak berbuat
salah.” Desah Anin kesal menahan semua perasaan kacau di hati nya, jujur ia
juga ga terlalu yakin apakah ia bisa
memenangkan tender itu, ia hanya bermodalkan percaya saja dengan suaminya,
karena ia berprinsip kalau berkah istri itu ada di dalam suaminya.
“Justru karena sebenarnya kamu itu sudah berbuat salah
tanpa kamu sadari, kami sebagai orang tua harus mengingatkan kamu. Terimalah
pernikahan dengan pemilik Adjie Husada hospital. Dan kamu akan bisa memenangkan
tender itu dengan mudah.” Kata mama Anin dengan halus, ia juga kasihan dengan
anaknya ini, mengapa keluarganya tertimpa hal seperti ini, pastinya ini karena
Vqalen si pembawa sial, Valen juga menatap istrinya dengan iba dan juga rasa
sayang, ia pastikan kalau istrinya akan mendaptakan tender itu, ia ingin
istrinya mendapatkan semua yang terbaik, setelah selama ini istrinya selalu
disalahkan dan menjadi bulan bulanan karena membela dirinya, ia sangat
bersyukur punya istri seperti Anindiya.
“Valen yakin
kalau Anin pasti bisa mendapatkan kontrak itu kok! Yang semangat ya, Nin!” kata
Valen dengan nada datar, tapi ia ingin membesarkan hati istrinya yang ia yakini
cukup down karena terus menerus diserang untuk tetap menikah dengan Andrew
sialan pemilik Adjie Husada itu.
“Dasar laki laki gak berguna, kerjanya hanya membuat
istri dan keluarga istrinya menjadi susah!! Ini semua gara gara kamu yang
menjadi biang sial dari semua permasalahan keluarga kami, sampai nenek kesannya
selalu membela There!” kata mama Anin dengan kesal.
“Ma, sudah cukup!! Kita tidak bisa menjadikan kak Valen
jadi kambing hitam dari semua masalah kita dong! Lagian ini emang maunya Anin supaya
Anin bisa membuktikan kalau Anin dan keluarga kita tidak bisa di pandang rendah
sama nenek!” bela Anin kepada orang tuanya, ia tetap menghargai suaminya yang
selalu dianggap buruk oleh papa dan mamanya.
“Lihat saja kamu, Nin! Kamu gak bakalan bisa mendapatkan
kontrak itu dan kita, terutama kamu harus meninggalkan keluarga ini karena
diusir oleh nenek! Kamu akan kehilangan warisan yang seharusnya menjadi jatah
kamu.” Kata mama dengan geram, ia membanting sendok dan garpu yang ia pegang
dan meninggalkan meja makan dengan cepat karena sudah merasa kesal melihat
anaknya yang tetap tidak mau menuruti keinginannnya untuk menikah dengna
Andrew, padahal kalau senadainya ia menikah dengan Andrew, hidup Eka dan
istrinya pasti lebih baik karena nenek akan lenih menghargai mereka.
Anin hanya bisa
mendesah kesal, ia sudah kehilangan selera makannya karena tatapan tajam
papanya juga sudah membuatnya tertuduh. Sedangkan Valen hanya diam dan juga
tidak melanjutkan makan nasi gorengnya karena merasa kasihan dengan istrinya,
tangan kanan Valen sudah mengepal dan tangan satunya di buatnya untuk
menggenggam tangan istrinya yang ada di sampingnya untuk sekedar memberinya
kekuatan menghadapi orang tua yang brengsek macam papa Eka dan istrinya. Valen
heran bagaimana kedua orang tua yang seperti mereka bisa melahirkan anak yang
seperti Anin yang berhati malaikat.
“Papa heran sama kamu, apa sih bagusnya Valen sampai kamu
membelanya mati matian kayak begini?” tanya papa dengan wajah sendu, ia tidak
tega kalau anak gadisnya ini bakal tersisih dari keluarga Bagaskara, terutama di
hadapan mamanya sendiri, yaitu nenek Arka.
“Anin akan berusaha, Pa!Kalau emang Anin kalah dan harus
pergi, Anin rela kok pa! Rasanya keluarga ini tidak pernah memberi Anin
kesempatan yang baik dan selalu membuat Anin jatuh sebelum berusaha.” Curhatnya
lirih, tapi papanya malah melirik sinis kepadanya dan kemudian berkata.
“Tanyakan kepada suami kamu itu, apakah dia pernah
memberi kontribusi? Selain hanya menikmati makan gratis di rumah mertua dan
memerah keringat kamu agar dia bisa bersantai dirumah ini!” kata papanya sambil
membanting sendok dan mengikuti jejak mama Anin untuk segera berlalu dari
hadapan Valen dan Anin karena ia muak dengan pembelaan Anin terhadap menantunya
yang tidak berguna itu.
Valen menarik tangan Anin yang ia genggam dan memeluk
tubuh istrinya dengan lembut dan menepuk bahunya memberi ketenangan dan
kekuatan. Anin jarang sekali menikmati keintiman dengan suaminya, bahkan selama
ini, suaminya pun tidak pernah meminta haknya kepada dirinya. Pelukan suaminya
ibni memberi kenyamanan yang berbeda, Anin mersa lega ada Valen di sampingnya.
“Jangan takut, kamu pasti bisa mendapatkan kontraknya,
kamu mesti percaya dengan dirinu sendiri.” Kata Valen membesarkan hati istrinya
itu. Kepala Anin yang bersandar di dada suaminya hanya bisa mengangguk saja.
“Mas, aku akan beresin meja dulu, mas siap siap di luar,
untuk mengantar dan menemani aku kesana, kamu mau kan mas?” tanya Anin sambil
mendongak kea rah suaminya, karena Valen jauh lebih tinggi dari Anin, jadi Anin
mesti mendongak kalau ngomong sama suaminya.
“Iya, aku akan anterin kamu!”kata Valen sambil mengusap
kepala istrinya.
“Siapkan mobilnya ya, mas!’ kata Anin sambil membereskan
piring piring di meja makan, ia menolak saat Valen menawarkan untuk membantu
dirinya. Mobil yang saat ini dipakai Anin adalah mobil inventaris dari hotel
Bagaskara. Valen langsung melaksanakan apa yang di perintahkan oleh istrinya
tanpa banyak bertanya.
Tapi sesampainya ia di garasi, ia langsung menelepon ibu
Susan selaku wakilnya di Mahkota Horeka, Valen memberitahukan kalau sebentar
lagi istrinya bakal datang kesana dan menyerahkan tender kontrak 1 milliar itu,
dan Valen sudah memperingatkan bu Susan agar tidak mempersulit istrinya yang
bernama Anindiya dan langsung menyiapkan kontrak sekalian pengesahannya berikut
liputan oleh media cetak dan media online untuk meliput penanda tanganan
kontrak itu yang akan di lakukan pada hari inijuga.
Tentu saja bu
Susan tidak akan bisa berkata tidak pada permintaan bos besarnya itu, setelah
menyelesaikan semuanya dengan bu Susan, Valen langsung bergegas mematikan
sambungan ponselnya takut kalau kalau istri nya mendengar, karena bagaimana pun
kenyataan tentang dirinya sebagai pimpinan di Mahkota Horeka masih ia
sembunyikan dari publik dan juga istrinya.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Praised93
terima kasih👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2023-12-18
0
Eric ardy Yahya
bilang aja kamu iri kan dengan Valen yang sebenarnya anak kaya . kalian mending ceburin diri ke kolam saja , biar jernih pikiran kalian
2023-06-06
0
Eric ardy Yahya
kalian lah yang membawa sial sebenarnya. kalian pikir dengan menjodohkan orang lain itu sudah menyelesaikan masalah ? kalau seandainya dia itu bangkrut apakah kalian akan memperlakukan dia seperti Valen ?
2023-06-06
0