Selesai membahas mengenai tamu yang akan Ajeng handle, Ganis kembali pada kesibukannya menjadi guide. Sedangkan Ajeng harus berpusing-pusing ria menyiapkan perlengkapan untuk mengubah minibus menjadi seperti hotel berjalan.
Sore itu setelah pemilik minibus datang, Ajeng membayar harga minibus yang diminta oleh pemilik minibus. Keuangan Ajeng semakain menipis karena dipakai untuk modal awal membuka jasa tour & travel. Belum lagi biaya renovasi untuk mengubah isi minibus. Tapi untungnya Ajeng memiliki mas Idam yang akan membantu dalam renovasi.
Pengerjaan renovasi minibus membutuhkan waktu yang tidak cukup hanya sehari. Beberapa karyawan mas Idam ikut turut mengerjakan proyek menjadikan isi minibus menjadi tatanan kamar yang dilengkapi dapur mini, televisi, dan kamar mandi beserta toiletnya.
Setelah 4 hari pengerjaan renovasi isi mobil, akhirnya mini bus yang diinginkan Ajeng hampir jadi. Ajeng hanya tinggal memasang seprei, menata selimut dan bantal.
“Wah… keren Jeng… Ntar kalau kamu gak ada tamu, kita bisa keliling pakai mobil ini. Kita jalan rame-rame ajak ibuk juga…” celetuk mbak Desi dengan sibuk mengecek perabotan yang berada di dalam mini bus. “Ini kompornya bisa nyala ya, Jeng?”
“Bisa dong, mbak… Tinggal pencet aja tuh tombolnya. Bisa rebus mie instant deh… Hihiii,” jawab Ajeng yang masih sibuk memasang seprei.
“Matap betul Ck ck ck…” mbak Desi berdecak kagum. “Eh… Tapi kok tempat tidurnya cuma satu?”
“Hla kan calon tamuku emang satu, mbak. Ntar kalau ada tamu baru lagi yang butuh 2 bed, dekorasinya dirubah lagi. Tinggal geser sana geser sini. Ngikutin requestnya tamu,” jelas Ajeng.
“Terus kamu tidur mana? Emang kamu gak butuh tidur?” tanya mbak Desi lagi.
“Aku bisa tidur di depan, mbak. Di kursi kemudi. Masak ya iya aku mau nemenin tamu tidur?”
“Heheheee… Iya juga ya…” celetuk mbak Desi lagi menanggapi penjelasan Ajeng.
Selang beberapa saat kemudian, mas Idam yang tengah sibuk memasang head unit android pada bagian depan, menarik tirai yang ada di belakang kursi kemudi.
“Jeng! Sini coba kamu mainkan fitur-fitur di android ini,” pinta mas Idam yang tengah sibuk mengotak-atik perangkat head unit android.
“Hlo? Mas Idam pasang apa?” tanya Ajeng penasaran. Dia melangkah menemui mas Idam yang sedang duduk di kursi kemudi. Begitu juga mbak Desi yang ingin tahu apa yang dilakukan suaminya.
“Kemarin ada orang yang jual head unit android bekas. Dia kasih harga murah. Ya aku beli soalnya ada fitur navigasi google mapnya. Bisnis kamu kan travelling, jadi kamu pasti butuh beginian. Ada Bluetooth, Radio FM, USB… Bisa juga mutar video. Cakep banget lah barangnya biar kamu gak kesepian pas nyetir sendirian,” jelas mas Idam membuat wajah Ajeng berseri-seri. Ajeng tidak menyangka kakak iparnya itu memikirkan sampai sedetail itu.
“Wah… Ini bener-bener kayak rumah berjalan deh Jeng! Lengkap! Mantap! Jos banget buat liburan!” Sambung mbak Desi semakin keheranan dengan hasil yang dibuat suaminya.
“Thanks banget ya mas… Aku gak ngerti deh kalau gak ada mas Idam. Pasti biaya service juga bengkak kalau gak ada mas Idam. Jadi makin semangat buat kerja! Hihiii...” Ajeng menggoyangkan bahu mas Idam dari belakang.
Selesai memasang sound system pada mobil, Ajeng mencoba menyetir mobil itu ditemani mbak Desi dan mas Idam. Mereka mengelilingi kota Solo mulai dari daerah Colomadu, menuju tengah kota, sampai ke kawasan Keraton Kasunanan Surakarta.
Mbak Desi dan mas Idam selaku penumpang, menikmati jalanan kota Solo dengan duduk di bed belakang. Tentu saja meraka menggunakan kesempatan itu untuk asyik-asyik. Ajeng yang lagi serius menyetir minibus tidak tahu apa yang sedang dilakukan kakaknya itu dibelakang. Selain karena dirinya terlalu serius menyetir, Ajeng juga menjajal untuk memainkan fitur-fitur yang ada di android minibus itu.
“Bening banget nih suaranya. Pilihan mas Idam emang bagus. Bisa dengerin gibahan penyiar radio juga. Hihiii. Mantap…” celetuk Ajeng dengan mencari saluran radio yang dia mau. “Hloh…?...? Apa nih?...? Kok ada suara ah uh ah ouh?”
Ajeng yang penasaran dengan suara aneh, memencet tombol pengeras suara untuk memastikan suara aneh yang dia dengar. “Kok suaranya masih samar-samar ya? Tapi masih bisa kedengaran?” Tanya Ajeng sambil menekan volume suara naik dan turun.
Tak lama setelah Ajeng berfikir, akhirnya dia paham suara apakah itu.
“Hm… Suara mbak Desi nih di belakang… Enak-enakan rupanya mereka…” Ajeng menggelengkan kepalanya menanggapi apa yang sedang dilakukan sepasang suami istri itu di belakang.
Selama dirinya menyetir, Ajeng mengkedip-kedipkan matanya dengan mengarahkan fokus pendengarannya pada aktivitas yang terjadi di belakang penutup tirai. Dia memikirkan, pertempuran gaya apa yang sepertinya sangat panas itu? Sebetulnya Ajeng bisa saja membuka tirai itu dengan mudah. Tapi akan terasa awkward alias canggung dan tidak sopan bila hal itu terjadi.
“Untung calon tamuku ntar bukan couple. Kalau couple, bisa bolak-balik ganti cel4n4 d4l4m karna becek ngebayangin begituan,” bisik Ajeng pelan.
Sesampainya di bengkel, Ajeng mematikan minibusnya. Mas Idam segera keluar terlebih dahulu dari minibus. Sedangkan mbak Desi membuka tirai penyekat untuk menghampiri Ajeng yang masih melepaskan sabuk pengaman.
“Jeng, sorry ya tadi. Pasti kamu dengar. Hihiii. Habis mas Idam bilang langsung main aja gak usah pakai excuse sama kamu,” ucap mbak Desi dengan rambutnya yang sedikit berantakan.
Ajeng menanggapi ucapan kakaknya itu dengan menyipitkan matanya. Bibirnya tersenyum tipis membuat mbak Desi merasa malu.
“Isshh… Padahal aku dah capek-capek pasang seprei baru. Gantiin! Gak mau tahu aku…” Celetuk Ajeng dengan nada manjanya.
“Iya iya… ntar aku cuciin. Hihiii… Sorry ya adekku yang manis… yang cantik… tapi masih jombloo… Heheee…” masih menyempatkan diri untuk meledek Ajeng.
______
Akhirnya hari selanjutnya, mbak Desi membawa seprei baru ke bengkel. Hari ini Ajeng juga menyetok baju-bajunya dengan beberapa alas kaki ke minibusnya.
“Apa lagi ya yang kurang…?” tanya Ajeng dengan mengecek perlengkapan yang ada di minibus.
“Kamu udah bawa peralatan mandi belom?” tanya mbak Desi yang sedang memasang seprei.
“Ow iya… Lupa aku. Tapi ntar aja deh belinya kalau pas lewat mini market aja. Sekalian beli cemilan,” sambung Ajeng.
“Charger handphone jangan sampai lupa juga, dek…” ucap mbak Desi lagi.
“Udah itu kak…” sahut Ajeng berlanjut mengecek semuanya.
Hari ini Ajeng hanya sibuk mengecek ulang minibusnya. Dia harus memastikan semuanya sudah lengkap karena besok akan menjadi hari pertama dia bekerja.
Setelah selesai mengecek kelengkapan minibus, Ajeng menelpon Ganis untuk memastikan apakah ada request-an yang lain dari tamu yang akan dia handle.
“Hallo Nis! Ini aku Ajeng…” sapa Ajeng setelah panggilan itu tersambung.
“Iya aku tahu, udah ku save nomor kamu dari dulu,” sahut Ganis membuat keduanya terkekeh. “Ada apa Jeng? Udah siap kan minibusnya?”
“Iya… soal minibus udah beres,” jawab Ajeng memandangi minibusnya. “Aku cuma mau tanya, tamu itu jadinya mau dijemput dimana? Terus sebenernya nama tamuku itu siapa? Aku kan butuh datanya Nis, biar bisa ngenalin mukanya juga…” jelas Ajeng.
“Hehee… Sorry sorry… Aku kelupaan buat share ke kamu. Tapi aku udah kasih tahu plat nomor minibus kamu ke dia kok. Dia minta dijemput di depan Candi Prambanan Jogja,” sambung Ganis. “Ok… bentar ya… aku send ke kamu data dirinya…”
Selang beberapa detik kemudian data diri calon tamu Ajeng terkirim di whatsappnya.
“Ok Nis… Udah masuk nih PDF yang kamu kirim. Thanks ya…”
“Iya, sama-sama. Eh, telponnya lanjut nanti atau besok lagi ya. Tamuku dah sampai bandara ni,” ucap Ganis terdengar terburu-buru.
“He’em… ok Nis. Thanks ya. Take care…!”
“Yeah! Thanks Jeng! Bye…!”
Ajeng menjadi lega setelah mendapat PDF dari Ganis. Dia segera membuka isi PDF itu untuk mengecek data profile tamunya.
“Hm… buka dulu ah…” ucap Ajeng dengan menatap layar handphonenya.
Belum sempat Ajeng membaca data profile tamunya, matanya terbelalak melihat foto yang ada di PDF itu. Wajah laki-laki yang dia lihat di foto itu mengingatkannya dengan sosok laki-laki yang dia jumpai di bandara Maldives.
*****
Bersambung…
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Emi Wash
habis brp ratus jetong itu renov bis jadi mewah gitu....
2024-06-09
0
Titin Amanda
yeyeyeyeeee Bimo lagi
2024-05-26
0
Caramel Latte
dan taraaaaaa.. tamunya ternyata bimo
2022-09-05
1