Dengan menggunakan uang cash yang hanya $50 USD, Kini di hadapan Ajeng sudah ada dumpling dan hot pot. Laki-laki yang masih belum dikenal Ajeng itu juga ikut duduk satu meja dengan Ajeng, karena dirinyalah yang mentraktir Ajeng.
“Thank you, sir…” ucap Ajeng sedikit malu-malu, tapi dia dengan semangat mengambil sendok dan garfu yang terbungkus tissue.
“Yeah, gak masalah. Enjoy your food,” balas laki-laki itu memperhatikan sikap Ajeng.
Ajeng yang memang merasa lapar, mengesampingkan rasa malunya. Dia melahap makanan yang ada di mejanya. Keduanya seakan terdiam dalam pikiran masing-masing dengan terus mengunyah makanan.
Baik banget cowok ini… Padahal dia gak kenal aku. Tapi mau nraktir… batin Ajeng sambil curi-curi pandang saat mengunyah makanan.
“Siapa nama, miss?” tanya laki-laki itu.
“Saya Ajeng, tuan. Tuan namanya siapa?” tanya Ajeng balik. Laki-laki itu kembali tersenyum tipis. Duh… Apa sih yang lucu? Kenapa dia senyam-senyum? Itu mata dari tadi ngeliatin mukaku deh kayaknya… Hm… Apa mukaku lagi kucel ya? Apa rambutku berantakan? Tanya Ajeng dalam pikirannya. Dia merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.
“Saya Bimo. Panggil saja Bimo,” jawab Bimo berlanjut dengan mengusap bibirnya dengan tissue. “Kamu masih lapar?”
“Em… Enggak tuan. Eh Bim… Bimo. Ini udah lebih dari cukup,” jawab Ajeng sedikit malu karena dirinya sadar terlalu lahap mengunyah makanan.
“Jam berapa flight kamu, A-jeng?”
“Flight saya bentar lagi. Cuma tinggal check in luggage saja. Bi-mo… tujuan flight anda mau kemana?”
“Saya mau balik Jogja ke rumah mama saya. Tapi saya ambil penerbangan ke Solo karena flight ticket ke Jogja hari ini sudah habis. Mungkin kita akan satu pesawat. Saya pakai Garuda Airline. Kamu Garuda juga kan?”
“Hloh? Kok kebetulan sekali sih? Hehee… Jadi punya teman ngobrol. Em tapi saya cuma economy class. Pasti anda…”
“No worries. Kalau kursi di sebelahmu nanti kosong saya pasti akan minta izin ke stewardess untuk duduk di samping kamu.”
Entah kenapa perasaan Ajeng mulai tergelitik saat mendengar Bimo akan duduk disampingnya.
Astagaa… Sadar diri kamu Ajeng… Jangan berkhayal terlalu tinggi. Pacaran sama Gery 4 tahun aja kamu kena depak hanya demi perempuan ular macam Eva… Gak usah bermimpi kalau Bimo ada perasaan ke kamu, Ajeeenggg! Dia kelewat ganteng buat kamu… Gerutu Ajeng dalam batinnya. Menasihati diri sendiri agar tidak mengharapkan sesuatu yang berlebihan.
Keduanya berlanjut menuju check-in counter untuk mencheck-in kan koper mereka. Ajeng menggunkan trolly untuk memudahkan dirinya membawa koper-kopernya. Bimo yang memandangi banyaknya koper Ajeng sedikit penasaran.
“Luggage kamu ada 6? Banyak sekali. Kamu kerja di salah satu resort Maldives ya?” tebak Bimo. Karena sangat jarang orang yang bertravelling seorang diri membawa 6 luggage besar. Jadi kemungkinan besar, Bimo menebak demikian.
“Yeah… Sebelumnya saya kerja di COMO Resort. Tapi karena saya berhenti kerja, jadi saya harus bawa pulang semua luggage saya. Hihii…” jawab Ajeng dengan mendorong trollynya.
“Kenapa berhenti? Ada tawaran job baru ya?”
“E… Enggak sih. Cuma saya mengundurkan diri.” Hm… Aku pun gak tahu antara mengundurkan diri atau dipecat? Tapi gak mungkin kan aku bilang secara terang-terangan ke orang baru yang baru saja aku kenal… Kenapa juga sih dari tadi dia tanya mulu? Tanyanya jangan soal kerjaan deh… Tanya yang lain aja! Ajeng merasa tidak nyaman bila harus membahas soal pekerjaan. Karena pasti ujung-ujungnya dia mengingat perselingkuhan antara Gery dan Eva.
Sesampainya di depan konter check-in, Bimo membantu Ajeng untuk menurunkan koper-koper itu dari trolly. Ajeng kembali dibuat terkejut dengan kebaikan Bimo. Pikirannya melayang lagi. Menerka-nerka kenapa laki-laki itu begitu baik kepadanya?
Tapi tak lama kemudian setelah membantu Ajeng, Bimo juga membantu perempuan muda yang sedang check-in di konter sebelah. Perempuan berwajah western itu sedang menggendong bayi yang sedang rewel.
“Can I help you to drop your luggage there? (Boleh saya bantu anda untuk menurunkan koper anda di sana?)” tanya Bimo dengan menunjuk mesin penimbang yang berada di counter antara.
“Oh yes please… You are really kind. Thank you so much, sir… (oh ya silahkan… Kamu sangat baik. Terimakasih banyak, pak)” ucap perempuan itu dengan sibuk menepuk-nepuk pantat bayinya agar tidak rewel. Dia sangat berterimakasih karena Bimo mau membantu menurunkan koper-kopernya dari trolly.
Mata Ajeng yang menyaksikan kejadian itu membuat pikirannya yang sempat terbang melayang tersadar kembali. Dia menggelengkan kepala dengan mata terpejam.
Haduh… Aku ni kenapa sih? Baru juga dibantu sama cowok bule ganteng langsung salah paham terus. Aku gak boleh mikir yang aneh-aneh! Si Bimo ini emang karakter orangnya baik. Bukan seperti apa yang aku pikirin. Huft… Batin Ajeng berlanjut mendorong trolly yang sudah kosong ke tepi.
Selesai melakukan check in untuk koper, Ajeng dan Bimo berlanjut menuju gate sesuai dengan boarding pass. Mereka duduk berhadapan di ruang tunggu. Kali ini saat menunggu di ruang tunggu, Bimo tidak banyak bicara dengan Ajeng. Laki-laki itu sibuk dengan tabletnya.
Ajeng merasa kesepian lagi saat tidak ada orang yang mengajaknya mengobrol. Biasanya saat dirinya merasa kesepian, dia selalu menghubungi Gery. Tapi mulai hari ini, Ajeng tidak mungkin menghubungi Gery lagi. Laki-laki itu sudah dia anggap sebagai biang dari segala masalahnya.
Andai Gery tidak tergoda dengan Eva… Pasti gak akan kayak gini. Andai juga aku gak ajak Gery buat kerja ke Maldives… Pasti aku gak akan kehilangan pekerjaan seperti sekarang. Hm… Ini semua salahku sendiri… Gumam Ajeng dengan menutup muka dengan kedua tanganya.
“Ajeng…” sapa Bimo saat saat Ajeng menutup muka.
“Ya? Kenapa?” tanya Ajeng dengan membuka matanya. Bimo mulai meletakkan tabletnya ke kursi. Dia berjalan menuju tempat duduk di samping Ajeng. Tanganya perlahan meraih tangan Ajeng. Sudah bisa dipastikan jantung Ajeng melompat-lompat menerima perlakukan halus dari Bimo.
“Tanganmu dekat siku ada luka,” ucap Bimo dengan memegangi tangan Ajeng.
“Mana?” ikut mencari luka yang dilihat oleh Bimo. Ya ampun… Ini cuma luka kecil bekas cakaran Eva. Kenapa sih dia ini terus-terusan baik ngasih perhatian terus ke aku? Jangan baik terus menerus dong Bimo… Nanti aku makin salah paham. Kalau aku salah paham nanti aku susah menata hati. Patah hati karena Gery aja masih terasa sakit.
“Sepertinya saya punya plaster.” Bimo segera meraih tasnya untuk mengambil plaster yang berada di salah satu kantong tas. Ajeng hanya memandangi dan merasakan perhatian yang diberikan oleh Bimo. “Kenapa kamu bisa luka seperti ini?” tanya Bimo dengan menempelkan plaster tepat di luka Ajeng.
“Hm… Panjang ceritanya, Bim…” Ajeng menghela nafas karena tidak mampu menjawab pertanyaan Bimo. “Makasih ya untuk plasternya.” Ajeng melempar senyuman kepada Bimo yang masih duduk di sampingnya.
“Iya. Sama-sama…” balas Bimo dengan singkat. Sebetulnya dia masih penasaran dengan penyebab luka yang ada di tangan Ajeng. Tapi mendengar kalimat Ajeng yang seakan tidak mau membahas asal luka itu, dia mengurungkan niat untuk bertanya.
Tak lama di saat mereka membahas mengenai luka di tangan Ajeng, suara customer service di bandara itu berbunyi. Suara customer service itu meminta agar para penumpang Garuda Airline tujuan Indonesia segera menuju bus jemputan untuk menuju ke pesawat.
“Itu sepertinya flight kita. Let’s go Ajeng!” Ajak Bimo dengan meraih tas dan tabletnya.
Rupanya banyak penumpang yang menaiki bus. Mereka sedikit berhimpit-himpitan di dalam bus. Ajeng dan Bimo yang tidak kebagian tempat duduk harus berdiri di dalam bus. Mereka berdiri berhadap-hadapan. Sesekali badan Ajeng menempel ke dada Bimo karena senggolan badan orang yang ada di belakangnya.
“Sorry…” merasa tidak nyaman. Ajeng takut kalau Bimo berfikir dirinya mencari kesempatan.
“No problem…” balas Bimo dengan senyum ramahnya.
*****
Bersambung…
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Emi Wash
ajeng bimo....bakalan cepat move on nih ajeng.
2024-06-07
0
Titin Amanda
semoga ya sama mas Bimoh
2024-05-26
1
Katherina Ajawaila
semoga Bimo jodohnya Ajeng, dr pd gery yg lama pasaran ketemu eva wc umum langsung nempel lupa sm y lamq
2022-04-12
0