KRIIINNGG…! KRIINNGG…!
Alarm jam milik Ajeng berbunyi nyaring membuatnya membuka mata. Dia meraih jam itu untuk menekan tombol agar bunyinya berhenti.
“HuuAM…” menggerakan tangan untuk meregangkan tubuh yang masih lemas.
Ajeng bersiap membersihkan tubuhnya untuk segera berangkat kerja. Dia memakai sedikit pelembab wajah dan lip tint untuk mewarnai bibir agar tidak terlihat pucat.
Jam sudah menunjukan 6:30 am waktu Maldives. Ajeng bergegas keluar dari kamarnya dan membawa botol minuman untuk menuju kantin.
Di pertengahan jalan saat akan menuju kantin karyawan, Ajeng dikejutkan dengan pemandangan yang sama seperti semalam. Dia melihat Mr. Wiliam dan Eva tengah berjumbu di depan villa.
“Astaga… pagi-pagi udah bikin dosa aja mereka. Hm…” menggelengkan kepala melihat pasangan beda generasi yang semakin terang-terangan berbuat m3sum di tempat umum.
_____
Sesampainya di kantin, Ajeng melihat meja yang sering dia pakai ditempati oleh karyawan lain.
“Kak Ajeng! Sini… Duduk sama saya.”
“Hai bli Gede!” sapa Ajeng dengan menaruhkan botol minumannya di meja.
“Kakak ni… Dari dulu kan saya suruh panggil Gede aja gak usah pakai bli segala. Tetep aja panggil bli bli. Saya kan lebih muda kak…” kata bli Gede dengan berlanjut meminum jus jeruk di sampingnya.
“Hihii… sorry sorry, udah kebiasaan sih dari awal. Jadi susah kalau mau merubah,” sambung Ajeng melihat sekelilingnya yang tampak ramai dengan karyawan yang sedang breakfast. “Saya ambil makanan dulu ya, bli. Tolong jagain tempat duduk saya,” pinta Ajeng.
“Sip, kak,” menjawab dengan sibuk mengunyah makanan.
Menu makanan pagi ini membuat Ajeng tidak begitu berselera. Dia hanya mengambil sepotong roti dan sosis untuk breakfast pagi ini.
“Kok cuma itu?” tanya bli Gede setelah Ajeng meletakkan piring di meja. “Bukannya tadi ada omlet sama smoked salmon kesukaan kakak ya?” tanya bli Gede dengan melahap potongan omlet terakhirnya.
“Udah habis, bli. Hari ini banyak banget yang datang breakfast. Jadi cuma kebagian ini aja.” Ajeng berlanjut duduk dan menatap makanan di piringnya.
“Ya udah jangan murung… Ntar 3 jam lagi saya panggil kakak buat datang ke belakang restaurant. Saya ambilin sisa makanan di buffet tamu. Mau gak?” tanya bli Gede membuat Ajeng tersenyum senang.
“Hihiii… mau dong. Masa mau dikasih rejeki mau ditolak sih…” celetuk Ajeng dengan membuka tutup botol minumannya.
“Sip… Nanti saya telpon.”
Ajeng dan bli Gede berlanjut menyantap makanan yang ada di piring masing-masing. Mata mereka berputar ke sana dan ke mari memperhatikan sekeliling mereka yang mana pagi ini di kantin memang cukup ramai.
“Kak…”
“Apa bli?”
“Udah tahu gossip baru belom?” tanya bli Gede dengan senyum tipis di dibir.
“Gossip apaan?” Ajeng bertanya penasaran.
“Se-ma-lem… Saya sama anak-anak bar yang grup Indonesia mergokin Mr Wiliam sama Miss Eva lagi begituan di belakang villa,” berbisik sambil mengingat kejadian yang dia lihat.
“Di belakang villa…?”
“Iya… Jadi hilang respect deh saya ke Mr. William. Apalagi GM perempuan yang baru itu,” memasang muka meledek dengan memuncungkan bibir. “Kemarin kelihatan anggun, cantik… Eh tahunya punya bibit pelakor…” Ajeng cekikikan mendengar ucapan bli Gede.
“Saya juga lihat, bli. Tapi saya lihatnya pas di depan villa. Hm… Haredang bikin panas dalam adegannya. Hihiii. Sebetulnya sih kita ini sering lihat begituan ke tamu-tamu kita yang menginap kalau mereka lagi mesra-mesraan di area pantai atau tempat umum. Tapi kita ini merasa biasa aja. Tapi beda ceritanya kalau kita menyaksikan orang yang kita kenal apalagi orangnya punya kedudukan lagi begituan. Hm… Jadi malu sendiri lihatnya,” sambung Ajeng.
“Apalagi Mr Wiliam udah punya istri di Scotland sana. Kalau sama-sama single sih gak pa-pa. Tapi… ya mau gimana lagi. Itu pilihan mereka.” Ajeng mengangkat bahunya, tidak tahu harus berkomentar apa.
“Yang jadi obrolan anak Indo di sini itu soal asal Miss Eva yang aslinya orang Indonesia, kak. Pada bilang malu-maluin sikap dia itu. Bikin nama Indonesia di sini jadi jelek. Khususnya yang perempuan, pada ketar-ketir kalau karyawan-karyawan dari negara lain ngecap cewe Indo gampangan,” sambung Bli Gede membuat Ajeng menganggukan kepalanya.
“Betul juga ya bli… Hm… Ntah lah bli… Padahal Miss Eva belom mulai kerja. Mau jadi apa resort ini dibawah pimpinan dia kedepannya…?”
“Semoga aja gak gulung tikar. Soalnya saya masih mencicil buat beli rumah. Masih butuh pemasukan. Hahaaa!”
“Hihi… Jangan lah bli kalau sampai gulung tikar. Nyari kerja sekarang susah. Apalagi nyari kerja di Indonesia. Hm… Susah kalau gak pakai orang dalem. Hehee…”
Obrolan pagi antara Ajeng dan bli Gede terhenti saat seseorang berjalan menuju ke mejanya. Semua mata mencuri-curi kesempatan untuk melihat orang yang datang ke meja Ajeng.
“Good morning!”
“Good morning miss Eva…” sapa Ajeng dan bli Gede bersamaan. Raut wajah Ajeng dan bli Gede tampak tegang karena mereka baru saja bergosip tentang GM barunya itu.
“Apa kabar kalian?” Menatap Ajeng dan bli Gede secara bergantian.
“Baik miss,” jawab bli Gede memasang senyuman ramah. Yang pastinya hanya akting belaka.
“Baik miss… Miss Eva apa kabar?” tanya Ajeng yang kemudian bergegas mengusap bibirnya dengan tissue.
“Super great…” tersenyum lebar dengan gaya sensualnya. “Did you finished your breakfast Ajeng?” menatap piring Ajeng yang sudah kosong.
“Yes, miss. Miss Eva sudah makan?” tanya Ajeng balik.
“Nope… I will take my breakfast later (Belom… Saya akan sarapan nanti). Saya mau nelpon orang yang kamu rekomendasikan,” mengkerlingkan matanya ke arah Ajeng. “After that (Setelah itu) baru saya bisa makan dengan tenang.”
“Waa… Thank you so much miss…” Bli Gede hanya senyam-senyum mendengar pembicaraan yang tidak dia pahami.
“Alright… Kalau gitu kamu bisa ikut saya ke office sakarang,” pinta Eva.
“Siap miss. Bli, saya duluan ya… See you later.” Ajeng melambaikan tangannya.
Eva pergi dari kantin menaiki buggy dan Ajeng mengayuh sepedanya. Keduanya menuju office resort yang lokasinya tidak jauh dari kantin.
Semoga ini adalah awal keberuntunganku dengan Gery. Masak 4 tahun pacaran long distance gak kelar-kelar? Kalau kita bisa satu tempat kerja pasti hubungan kita bisa makin awet. Aku sama Gery bisa makin akrab tiap hari, bisik Ajeng dalam batinnya saat mengayuh sepeda. Senyumnya merekah sepanjang jalan menuju office.
Ajeng segera mengikuti langkah Eva setelah mereka sampai di bangunan office resort.
“Ajeng, actually tadi pagi saya coba telpon Gery lewat skype, tapi I don’t know why gak ada balasan dari Gery. Apa mungkin dia ganti id skype?” tanya Eva sambil menaiki tangga menuju ruang kantornya.
“Ow… Em… Kalau gitu miss Eva bisa telpon lewat whatsaap aja. Kalau pakai skype di sini memang agak susah jaringannya. Mr. Wiliam biasanya kalau ngasih interview juga pakai whatsapp. Jarang pakai skype,” jelas Ajeng menceritakan kondisi yang terjadi di pulau tempat dia bekerja. Karena jaringan skype memang susah di tempat itu.
“Oh I see… (Oh begitu)”
Ceklek… Eva membuka pintu officenya untuk pertama kali.
“Ajeng, kalau gitu kamu bisa ke office kamu. Saya cuma mau tanya soal skype aja tadinya. Jadi… I think will give him a call by whatsapp (Aku pikir akan memberinya panggilan lewat whatsaap). Itu akan lebih mudah.”
“Ow, ok miss. Kalau gitu saya ke office saya. I hope my recommendation will not make you disappointed. (Saya harap rekomendasi saya gak akan membuat mu kecewa).”
“We will see (Kita akan lihat). Semoga dia lolos interview ini,” sambung Eva.
*****
Bersambung…
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
gina Ristanti
palingan Gery di embat Eva yg murahan itu.. 🤭
2022-05-15
1
Rhida96
yang nulis novelny past gru bhsa ingris. 😁
2022-04-29
1
Katherina Ajawaila
makin seru kayanua
2022-04-11
0