sementara didalam pesawat Abi, Bara, dan ustad Yusuf mereka yang berada di kelas ekonomi, tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing sebelum pesawatnya take off.
Abi duduk di dekat jendela pesawat melihat keluar jendela dengan hati riang gembira karena dia tidak pernah naik pesawat, disebelahnya terlihat ustad Yusuf yang mengeluarkan surat yasin dari saku baju kokonya lalu membacanya dengan niat agar mereka semua selamat sampai tujuan, sedangkan Bara sibuk menaruh barang bawaan mereka dan juga lukisan yang akan mereka lombakan di bagasi pesawat diatas kursi mereka.
suara seorang pramugari pesawat kemudian terdengar, dia memberitahukan bahwa pesawat akan lepas landas dan seluruh penumpang diminta untuk segera memasangkan sabuk pengaman dengan benar.
ustad Yusuf lalu memasangkan sabuk pangaman kepada Abi, ia pun memberi tahu Abi untuk jangan melepas sabuk pengaman itu, sampai dibolehkan oleh pramugari.
Abi hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
setelah pesawat lepas landas Abi terlihat senang, dia melihat dari jendela nampak awan dan langit biru yang bersih.
kini pesawat sudah berada di atas udara, kemudian terdengar seorang pramugari menginformasikan kembali bahwa penumpang pesawat itu sudah boleh melepas sabuk pengaman mereka.
"Abi jika kamu haus, ini air mineral kamu." ucap ustad Yusuf sambil melepaskan sabuk pengaman Abi.
Abi hanya melirik sebentar lalu mengangguk, dia kembali melanjutkan melihat pemandangan awan, langit dan laut dari jendela.
kemudian Abi berimajinasi seakan-akan dia bisa terbang melintasi dan menembus awan yang sedang ada di hadapannya.
Bara yang duduk di belakang ustad Yusuf mencolek bahunya.
ustad Yusuf lalu menengok sambil bertanya dengan bahasa isyarat.
Bara pun menjawab dengan bahasa isyarat.
ustad Yusuf yang mengerti segera mengambil air mineral dan menyerahkan pada Bara.
"Abi jika kamu lelah dan mengantuk tidurlah, ustad akan menjagamu!" ucap Yusuf berkata kepada Abi.
Abi yang sedang asik tidak menghiraukan ucapan ustad Yusuf.
ustad Yusuf memaklumi, karena melihat Abi yang sedang sangat senang, ini pertama kalinya Abi naik pesawat.
"wajar kamu sangat antusias Abi, karena pengalaman pertama naik pesawat sangat menyenangkan." ucap ustad Yusuf dalam hati.
beberapa waktu tidak terasa mereka lewati, kemudian pesawat yang mereka tumpangi sudah mendekati bandara mesir.
terdengar kembali suara seorang pramugari dari speaker pesawat meminta agar semua penumpang memasang sabuk pengamannya karena pesawat akan segera mendarat.
beberapa menit kemudian ustad Yusuf, Abi, dan Bara keluar dari bandara mesir, mereka bertiga langsung memesan taxi untuk diantarkan kesalah satu hotel berbintang di kota kairo mesir.
perjalanan mereka bertiga selama beberapa jam kini terbayarkan, dengan pemandangan kota kairo yang indah, gurun pasir yang menawan, gedung-gedung pencakar langit, situs piramida, dan patung2 mesir kuno, menambah rasa terpukau mereka terhadap kota itu.
kini mereka tiba disebuah hotel berbintang yang mewah, tempat mereka akan menginap selama beberapa hari di mesir untuk mengikuti pameran dan lomba seni.
karena ustad Yusuf yang fasih berbahasa inggris dan arab, tentu saja mereka tidak kesulitan selama berada disana.
ustad Yusuf kemudian check in dengan 1 kamar Vip untuk mereka bertiga.
Yusuf sedang berada di balkon kamar hotelnya menemani Abi yang sedang melihat pemandangan indah kota itu pada malam hari dari atas hotel tempatnya menginap.
"Abi apa kamu senang nak?" ucap ustad Yusuf.
"iya pa ustad, Abi sangat senang sekali berada di sini, kotanya sangat indah!" ucap Abi penuh gembira.
ustad Yusuf tersenyum melihat hati calon putranya itu senang.
"Abi mau makan disini atau kita makan diluar sambil jalan-jalan?" ucap ustad Yusuf.
mendengar ustad Yusuf ingin mengajaknya jalan-jalan raut wajah Abi tampak bahagia.
"Kita jalan-jalan terus makan diluar saja pa ustad." ucap Abi.
"baiklah sesuai keinginanmu pangeran kecil." sahut ustad Yusuf.
"ayo Abi sini biar saya gendong." ucap ustad Yusuf sambil merentangkan tangannya.
Abi segera melompat ke dalam gendongan ustad Yusuf.
ustad Yusuf dan Abi keluar dari hotel, mereka hanya berjalan kaki, karena permintaan Abi yang ingin berjalan kaki saja menyusuri kota itu.
"ustad kita makan di sana saja." ucap Abi sambil menunjuk sebuah restoran cepat saji makanan khas timur tengah yang tak jauh dari mereka berada.
"baiklah nak." ucap Yusuf
mereka berdua masuk kedalam restoran itu dan ustad Yusuf memesan makanan yang paling favorit di restoran tersebut, kemudian mereka ke tempat duduk untuk menunggu pesanan datang.
ustad Yusuf mendengar banyak dari pelanggan direstoran itu berbincang-bincang tentang acara pameran dan lomba seni yang akan diadakan dikota itu.
"Abi, orang-orang disini sedang membicarakan tentang pentas seni yang akan digelar dikota ini, seluruh pesertanya dari berbagai penjuru dunia, itu termasuk kita Abi." ucap ustad Yusuf.
"antusias yang mereka tunjukan sangatlah berlebihan, akan tetapi hal ini bisa menjadi kesempatan yang bagus untukku memperlihatkan sebagian bakatku." ucap Abi dalam hati.
"apa yang sedang kamu pikirkan Abi, apa ada yang kamu inginkan?" ucap ustad Yusuf yang sedari tadi memperhatikan Abi hanya terdiam.
"ti-dak ada Ayah, Abi hanya sedang berfikir saja." ucap Abi spontan tanpa sadar memanggil ustad Yusuf dengan sebutan Ayah.
ustad Yusuf yang mendengar jelas ucapan Abi benar-benar senang karena Abi baru saja memanggilnya ayah.
"jika ada yang kamu inginkan katakanlah Abi, aku akan berusaha memenuhinya?" ucap ustad Yusuf.
"Benarkah?" ucap Abi dengan mata yang berbinar-binar.
"ya tentu saja Abi, sebutkanlah jika kamu ingin sesuatu!" sahut ustad Yusuf.
"Abi ingin membuat sebuah kaligrafi 3 dimensi berbentuk sebuah mesjid nabawi, tapi Abi ingin membuat itu secara langsung saat acara pameran nanti." ucap Abi yang ingin show up.
mendengar perkataan Abi, kemudian ustad Yusuf lalu terseyum.
"hanya itu saja Abi, apa ada lagi?" ucap ustad Yusuf.
"satu lagi pa ustad, Kaligrafi yang ku buat akan aku lelang pada malam itu!" ucap Abi antusias.
"baiklah akan pa ustad tanyakan dulu kepada panitia penyelangara Acara, apakah dibolehkan Abi melakukan hal demikian." ucap ustad Yusuf.
Abi menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
2 orang pelayan datang membawa pesanan Abi dan Yusuf, mereka lalu menata makanan dan minuman dimeja satu persatu-satu.
"silahkan pak, selamat menikmati hidangan kami." ucap salah satu pelayan dengan ramah.
"terima kasih." ucap ustad Yusuf.
"kemana om Bara kenapa tidak ikut kita?" ucap Abi.
"Bara tadi mengirimkan pesan ke ponsel pa ustad, dia memberi tahukan jika ia sedang mendaftarkan beberapa lukisan dan kaligrafi untuk diikutkan lomba serta dipajang dipameran kepada panitia penyelenggara pentas seni kairo." ucap ustad Yusuf.
"ayo makan kita makan dulu nak Abi." ucap ustad Yusuf mengajak Abi untuk segera menikmati hidangan yang sudah ada di meja.
mereka lalu berdo'a, lalu Abi segera melahap makanan yang ada dimeja, diikuti oleh ustad Yusuf juga, hingga semua hidangan yang ada dimeja itu habis bahkan satu butir nasi pun tak ada yang tersisa.
Bersambung....
Jika kalian menyukai novel ini, tinggalkan like dan komentar yaa !!! jangan lupa juga untuk follow kami, silahkan kirim kritik dan saran kalian di kolom komentar agar penulis dapat selalu berkembang lebih bijak kedepannya terima kasih ^ ~ ^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Cata Leya
haehh kupikir bgus..trnyata membosankn
2023-02-27
0
Dewi Anggita
kok gak ada tanda2nya ayah kandung nya Abi siap Thor dan sedang sibuk apa ayah kandung Abi.
2022-07-21
0
Audrey Chanel
makin menarik kakak😘😘😘
2022-07-09
1