jam menunjukan angka 3 siang.
Risa segera berjalan masuk kemar mandi untuk membersihkan diri.
lima menit berlalu, Risa membuka pintu kamarnya perlahan dilihatnya Abi masih tertidur.
"kasihan sekali kamu nak pasti kamu lelah setiap hari membantu ibu." gumam Risa sambil mengusap kepala Abi dengan perlahan.
"bunda." ucap Abi.
"Abi maaf bunda membuatmu terbagun." ucap Risa.
"iya bunda gak papa." jawab Abi sambil melihat raut wajah menyesal yang di tunjukan ibunya.
"udah jam 3 lewat 10 menit Abi mandi dulu ya." ucap Abi dengan suara khas bangun tidur lalu dia beranjak pergi ke kamar mandi.
"Anak itu." ucap Risa sambil menggelengkan kepala melihat sang putra semata wayangnya dapat bersikap seperti orang dewasa.
Risa menuju dapur lalu berbicara pada ibu panti ia berpamitan untuk menjual dagangannya.
"Risa tinggal jualan, gak apa-apakan bu panti" ucap Risa.
"Iyaaa tidak apa nak Risa." jawab ibu panti.
"hari ini saya bawa Abi jualan bu, dia ingin ikut katanya." ucap Risa menjelaskan agar ibu panti tidak mencari Abi nantinya.
Abi berjalan mendekati ibu panti lalu mengulurkan tangannya berpamitan.
"kamu jangan jalan jauh-jauh dari bundamu ya nak." kata ibu Laila (ibu panti) sambil bembelai rambut Abi.
"iya bu laila, Abi gak akan buat repot bunda." jawab Abi dengan nada ramah, dia tau ada rasa khawatir diwajah keriput ibu Laila padanya.
"kami berangkat dulu ya bu Laila." ucap Risa pada ibu Laila.
"iya hati-hati." sahut bu Laila.
Risa dan Abi berjalan kaki menuju taman TK al-Qur'an, sesampainya disana sudah banyak anak-anak serta ibu-ibu yang setia menunggu anak mereka berlajar.
Risa membuka tikar lipat yang dibawanya dibawah sebuah pohon rindang dan menata rapi jualannya dibantu oleh Abi.
"ayo-ayo cepat masuk." kata seorang ustazah memanggil murid-murid yang belajar iqro padanya.
mereka berlarian masuk kedalam kelas Abi hanya melihatnya dari tempatnya duduk bersama sang bunda.
seorang ustad menghampiri Abi dan Risa
"ayooo nak masuk nanti lagi jajannya." ucap ustadz itu dengan ramah menyuruh abi masuk.
"maaf pa ustad ini Anak saya Abi dia tidak sekolah di sini." jawab Risa sopan.
"oh anak ibu, mengapa tidak dimasukan sekolah disini bu, belajar agama itu penting untuk seorang anak." ucap ustad tersebut.
"saya tahu pa ustad, tapi untuk saat ini uang hasil jualan saya hanya bisa memasukan anak saya sekolah umum, nanti jika tabungan saya sudah cukup insya Allah saya akan memasukan anak saya belajar Agama disini." jelas Risa.
"oh maaf bu saya tidak bermaksud menyinggung ibu." ucap ustad tersebut ramah.
"Siapa namamu nak?" ucap ustad kepada Abi.
"nama saya Abimanyu Alfarizi." ucap Abi dengan suara khas anak kecil berumur 6 tahun.
"namamu sangat bagus, kamu mau belajar sama saya?" ucap ustad tersebut.
Abi hanya diam dia tidak berani menjawab, takut jika jawaban yang ia berikan menyusahkan bundanya, dia mengerti dengan keterbatasan biaya yang dimiliki sang ibu.
"kamu tidak perlu memikirkan uangnya, ustad sendiri yang akan mengajarimu jika guru lain tidak ada yang mau." ucap ustad itu.
mata Abi yang tadinya seperti bunga layu seketika berbinar bahagia.
"beneran pak ustad, terima kasih pak ustad, Abi mau belajar sama pak ustad." jawab Abi.
"bu, mulai besok Abi datanglah jam 3 sore seprti anak-anak yang lain, Abi akan belajar di kelas saya yaitu pintu nomor 3 dari sini." ucap ustad sambil menunjuk arah pintu kelas.
"maaf pak ustazd saya tidak ada uangnya untuk bayar pendaftaraannya sekarang." ucap Risa.
"Tidak ada pedaftaran bu, karena saya sendiri yang menjadikan Abi sebagai murid saya." jelas pak ustad tersebut.
"Abi ayo ikut saya mengambil seragam kamu." ucap pak ustad.
Abi melirik ke arah ibunya meminta persetujuan.
Risa mengangguk sebagai jawaban.
10 menit berlalu Abi kembali diantar oleh ustad yang tadi membawanya.
"ingat ya Abi besok jam 3 sore." ucapnya sembari membelai lembut kepala Abi.
Risa yang menyaksikan itu terharu ia meneteskan air matanya karena melihat keberuntungan yang menghampiri sang anak.
"bunda." ucap Abi menghampiri ibunya lalu menyerahkan tiga lembar seragam barunya.
"terima kasih ustad nanti jika uang saya cukup saya akan membayar biayanya." ucap Risa berkaca kaca karena bahagia.
"iya sama-sama, tidak perlu di bayar saya ikhlas membagi ilmu yang saya punya kepada orang lain." ucap pak ustad dengan ramah.
"nama saya ustazd Yusuf Ammar Abqari." ucap pak ustad memperkenalkan diri pada Risa.
"saya Clarisa Oktaviani pak ustad" ucap Risa.
"ya sudah kalau begitu permisi dulu bu Risa, saya mau ngajar anak-anak dulu." ucap Yusuf
"ya silahkan pak ustazd." ucap Risa.
Abi mendekat lalu mengulurkan tangan ke ustad Yusuf, lalu kemudian ustad Yusuf yang mengerti maksud Abi, segera menerima uluran tangan Abi dan membiarkan Abi mencium punggung tangannya.
setelah megucap salam pada ibu dan anak itu ustazd Yusuf berjalan menuju kelas untuk mengajar.
tiga puluh menit berlalu anak-anak berhamburan kuar dari kelas masing-masing.
ada yang mendekati ibunya meminta dibelikan jajan serta minuman, ada pula yang membeli sendiri tanpa didampingi orang tuanya.
Saat Risa sibuk berbicara pada salah seorang ibu murid TK Al-Quran itu.
Abi berjalan mendekati sekumpulan anak-anak yang sedang mengantri untuk membeli es cream.
perlahan ia masuk dan ikut mengantri sambil membagikan kue serta keripik buatan ibunya.
"enak, kamu beli dimana?" tanya salah satu anak perempuan yang diberikan Abi kue serta keripik ubi.
"itu disana, ibuku yang menjualnya." jawab Abi
"aku mau beli kalian ikut enggak." tanya anak perempuan itu kepada 3 teman laki-lakinya.
"ya kami juga mau." ucap tiga temannya.
5 menit kemudian semua yang tadi mengantri beli es cream kini justru bergerombol di depan dagangan Risa untuk membeli kue serta keripik.
bukan cuma anak-anak, ibu-ibu juga mengantri karena Abi juga membagikan secara gratis pada ibu-ibu yang asik ngerumpi satu sama lain.
ketika Abi sampai dilihat ibunya kewalahan karena banyak pembeli, dia pun segera turun tangan membantu.
sepasang mata milik ustad yusuf melihat dari kejauhan Abi yang membantu sang bunda dengan sangat cekatan, ia pun menarik sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman.
Disebuah rumah besar nampak seorang wanita berumur 43 tahun sedang duduk di tepi ranjang, dengan wajahnya yang pucat dan kelopak mata yang bengkak karena menangisi putrinya yang sudah 8 tahun tidak pernah kembali, dia hanya bisa memandang foto putra dan putrinya dari disebuah figura.
"kemana kamu pergu nak, ibu sangat ingin melihat senyummu lagi." gumam Ibu tersebut berbicara sendiri.
"ibu menyesal membiarkanmu pergi malam itu, andai ibu tak menuruti ucapan ayahmu saat itu mungkin sekarang kau masih berada disamping ibu nak." ucap Ratih.
"setelah kepergianmu hidup ibu terasa hampa, rumah ini terasa sepi tak ada canda tawa bahagia yang sering ibu dengar darimu dan Gio ketika berkumpul, Gio sangat marah pada ibu bahkan dia juga tidak mau pulang kecuali ibu bisa membawamu kembali kerumah kita,
Ayahmu hanya sibuk dengan pekerjaannya dia hanya membayar beberapa orang untuk mencarimu terus menerus tapi hasilnya selalu saja nihil." ucap Ratih bercerita pada figura yang berisi foto Risa yang sedang terseyum bersama Gio.
"apa kau tidak merindukan ibumu nak, apa kau sudah lupa pada ibumu?" ucap Ratih yang berlinang air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Cata Leya
plg males..bc novel yg ada bumbuny berbau2 agama😏😏😏😏
2023-02-27
0
Cata Leya
kecil rutin bljr agama..besar jd penjahat
2023-02-27
0
Enung Samsiah
aaahhh ibu risa preeetttt
2022-08-24
0