Suara ketukan dari luar pintu membuat Seika tersentak, matanya memerah dan membengkak. Ia mengeratkan pelukan di lutut sambil menatap waspada ke arah pintu sorong.
"Anee-san, makan malam sudah siap. Aku akan meletakkannya di depan pintu" suara seorang laki-laki terdengar dari balik pintu.
Seika hanya diam sambil terus menatap waspada ke arah pintu.
Suara langkah menjauh membuat Seika menghela napas lega. Matanya menatap nanar ke arah pintu sorong di hadapannya, berharap seseorang menolongnya keluar dari rumah tersebut. Menyadari bahwa itu hanya sebuah harapan kosong, Seika kembali menangis, badannya jatuh ke atas tatami, ia meringkuk dan memeluk tubuhnya mencoba memberikan rasa aman. Namun ia malah semakin
Mengapa ia selalu mengalami hal yang mengerikan dalam hidupnya, ia teringat perkataan kakeknya bahwa ia adalah anak yang beruntung karena mendapatkan anugerah. Beruntung? Jika ia adalah anak beruntung lalu mengapa semua hal mengerikan itu terjadi padannya.
Seika menangis meratapi nasibnya yang begitu malang.
...&&&...
Akira menghela napas panjang ketika melihat lauk makan malam yang masih utuh diatas meja kecil di depan pintu kamar Seika. Ia menatap sesaat pintu kamar Seika lalu mengangkat meja kecil berisi makan malam yang sudah menjadi dingin dan melangkah menunjukkan dapur.
Seika mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan retina matanya akan cahaya yang masuk ke dalam ruangan tempat ia disekap. Penampilannya sungguh berantakan, rambut acak-acakan ditambab dengan mata membengkak dan muka kusutnya yang baru bangun tidur. Ia masih memakai kemeja putih yang dibalut dengan jas dokternya.
Seika menghela napas panjang namun sedetik kemudian terkejut ketika ia menyadari bahwa ia sedang duduk diatas futon bukan tatami, bukankah semalam ia tertidur diatas tatami? kenapa sekarang berubah jadi futon, tanyanya dalam hati dengan nada waspada.
Sedangkan di ruangan lainnya, Kenichi duduk di depan meja makan di ruangan Washitsu, ruangan serba guna yang luas memanjang yang di batasi oleh Fusuma, pintu geser yang berlukiskan gambar seekor naga di setiap pintu pembatas ruangan.
Diruangan tersebut Kenichi tidak hanya sendirian. Para anak buahnya juga duduk berbaris di samping kiri-kanan ruangan.
"Ittadakimasu (Selamat makan)" ucap Kenichi sambil mengkatubkan kedua telapak tangannya yang memegang sumpit seraya memenjam matanya sesaat. Para anak buahnya juga melakukan hal yang sama, lalu mereka mulai sarapan pagi mereka.
"Bagaimana dengan daerah kekuasaan kita? Apakah semua berjalan lancar?" tanya Kenichi sambil mengunyah pelan makanannya.
"Daerah Kabukicho aman terkendali kumicho" lapor pria berumur 40-an yang bernama Arata.
"Daerah Roppongi juga aman terkendali kumicho" lapor pria berumur 35 tahun berkepala botak bernama Daiki.
Kenichi menganggukkan kepalanya.
"Di Fukuoka juga tidak ada masalah kumicho" lapor pria lainnya yang bernama Gurou.
"Lalu bagaimana dengan daerah Kamagasaki, Kaede?" tanya Kenichi menatap pria yang memiliki brewok.
"Kelompok Sumiyoshi-kai mencoba mengambil beberapa daerah kekuasaan kita, namun berhasil kami atasi, sepertinya mereka merencanakan sesuatu kumicho" ujar Kaede.
Kenichi menyeringai samar.
"Akira"
"Ya kumicho" jawab Akira.
"Siapkan anggota tambahan untuk di tempatkan di daerah Kamagasaki. Lakukan secara diam-diam, jangan sampai kelompok Sumiyoshi-KAI mengetahuinya" perintah Kenichi.
"Mengerti kumicho" jawab Akira.
"Aku ingin melihat sampai kapan mereka ingin menentangku"ujar Kenichi pelan namun terdengar mengerikan.
...&&&...
Kenichi berjalan memasuki salah satu hotel berbintang di daerah Roppongi, ia memakai kemeja putih yang dibalut dengan jas rompi berwarna abu abu yang sedikit tertutup oleh jas panjang berwarna hitam.
Kenichi memakai kacamata hitam yang membuatnya tampak begitu tampan dan misterius dalam bersamaan, ia diapit oleh Akira di samping kanannya dan Kaede di samping kirinya dan juga beberapa anak buah bersetelan jas hitam yang mengikutinya dari belakang.
Kenichi masuk ke dalam salah satu kamar hotel yang telah dijaga oleh dua orang laki-laki yang juga bersetelan jas, memakai kacamata dengan earphone di telinga kiri mereka.
Seorang pria berwajah klasik yang sedang duduk di kursi menghadap ke jendela besar. Di belakangnya dua orang laki-laki yang juga berseragam sama. Ia langsung berdiri dan menghampiri Kenichi sembari tersenyum senang.
"Long time no see, Kenichi" sapa sang pria keturunan rusia sembari mengulurkan tangannya.
"Nice to meet you again, Mark Bogatyrev"ujar Kenichi menjabat tangan Mark.
Mereka duduk di kursi yang mengelilingi meja bundar.
"Aku ingin kembali membuat kontrak kerjasama denganmu" ujar Mark langsung ke pokok pembicaraan.
Kenichi menatap Mark dengan wajah tanpa merespon apapun dan menunggu laki-laki itu melanjutkan kalimatnya.
"Kerjasama dalam penyuludupan senjata" sambung Mari ketika tidak mendapat respon.
Kenichi masih diam dan menatap tepat di mata Mak untuk beberapa saat.
"Bagaimana aku bisa kembali menjalin kerjasama denganmu jika transaksi terakhir kita hampir gagal karena kecerobohan anak buahmu? " tanya Kenichi tersenyum namun matanya tampak dingin.
Mark berdeham pelan, memperbaiki suaranya yang tiba-tiba serak.
"Aku minta maaf tentang transaksi terakhir kita, kerjasama kali ini aku akan lebih berhati-hati lagi" ujar Mark dengan nada gugup.
Kenichi menatap Mark sejenak lalu memiringkan kepalanya ke kanan. Akira langsung merendahkan kepalanya ke arah Kenichi. Kenichi berbisik sesuatu yang juga di balas bisikan oleh Akira lalu kembali menoleh ke arah Mark.
"Baiklah, aku menerima tawaranmu" putus Kenichi sambil tersenyum.
Mark tersenyum lebar ketika mendengar persetujuan tersebut.
"Tapi dengan satu syarat" ujar Kenichi kembali, senyuman diwajahnya menghilang diganti dengan raut wajah serius.
"Kau harus setuju kalau aku menggandakan jumlah barang yang akan diedarkan di wilayahmu" ujar Kenichi dengan nada santai.
Mark membuka mulutnya ingin membantah.
"Anggap saja itu upeti karena kalian ceroboh dalam menjalin kerjasama denganku" ujar Kenichi.
Mark menelan ludah dengan susah payah, jika ia menyetujui syarat yang Kenichi tawarkan maka ia akan mengalami kerugian karena harus menarik sebagian pil-pil atau bubuk sabu-sabu dari wilayahnya agar barang-barang milik Kenichi bisa laris disana, namun jika ia tidak menyetujui maka ia akan mengalami kerugian yang lebih besar karena gagal transaksi senjata yang nominalnya lebih dari sepuluh digit yen.
Cukup lama Mark memikirkan solusi apalagi yang harus ia tempuh agar ia tidak mengalami kedua kerugian tersebut, namun nihil.
"Baiklah, aku terima syaratmu" putus Mark dengan nada yang masih tidak rela.
Senyuman Kenichi sedikit melebar lalu mengulurkan tangannya tanda kesepakatan kepada Mark yang disambut Mark dengan raut wajah tidak puas. Setelah transaksi mendapat persetujuan dari kedua pihak, Kenichi langsung keluar dari kamar hotel menuju Lift.
"Bagaimana dengan Seika, dia masih tidak mau makan?" Tanya Kenichi tanpa menatap Akira.
"Masih belum kumicho, ini sudah hari kedua, anee-san sama sekali tidak menyentuh makanan ataupun minuman yang Botan tawarkan kepadanya" jelas Akira.
Kenichi menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Raut wajahnya tetap tenang seperti itu bukan masalah baginya namun jauh dalam hati Kenichi, ia sangat mencemaskan Seika yang otomatis tidak bertenaga karena tidak ada asupan apapun yang masuk ke dalam perutnya.
Kenichi sengaja tidak menjenguk Seika ketika ia sedang terjaga ataupun mengajak gadis itu berbicara karena melihat tatapan ketakutan yang gadis pujaannya perlihatkan, apalagi wajah menangisnya yang membuat Kenichi menjadi tidak tega.
Ia hanya menjenguk Seika di tengah malam, menatap sedih gadis yang selalu impikan yang meringkuk diatas tatami dengan airmata yang mengalir pelan. Seika tetap menangis bahkan dalam mimpinya.
...&&&...
Kenichi membentang futon dan mengangkat tubuh Seika dan meletakkannya dengan hati-hati lalu menyelimuti gadis itu sampai ke leher. Membelai rambutnya dengan lembut.
"Oyasumi (Selamat tidur)" gumam Kenichi lalu mengecup kening Seika dengan penuh rasa cinta.
Kenichi tersenyum lalu melangkah keluar ruangan. Seika adalah malaikat penolongnya, gadis itu menyelamatkan jiwa dan raganya dalam waktu bersamaan dan itu terjadi 2 tahun yang lalu. Dikarenakan suasana yang masih memanas di dalam kelompoknya, Kenichi baru sekarang memutuskan untuk menjeput untuk berada bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
marya
karyamu bagus banget thor
berasa nonton film jepang
keren banget
aku sesuka itu
semangat author
2021-08-12
0