Chapter 2 - Kunjungan Rumah

"Aiko sensei?" tanya seorang laki-laki berkacamata minus dengan frame persegi panjang.

Seika mengangguk mengiyakan, debt colector?, tanyanya dalam hati.

Tidak. Ia tidak mempunyai hutang apapun yang membuat seorang debt colector mendatanginya. Aoi melangkah masuk ke ruang konsultasi, menatap khawatir bercampur takut kepada Seika yang dibalas hanya dengan senyuman menenangkan. Seika mengisyaratkan Aoi untuk menyusuh sangat suster untuk keluar dari ruangan, melihat betapa ketakutannya gadis muda itu kepada dua laki-laki berjas hitam.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Seika tersenyum simpul mencoba bersiap tenang walaupun ia juga takut akan dua laki-laki di hadapannya.

"Perkenalkan nama saya Akira Nakama, kami ke sini karena kami membutuhkan anda untuk memeriksa kumicho kami yang sedang sakit" jelas pria berkacamata dengan bahasa sopan.

"Maaf tuan, saya tidak melakukan kunjungan rumah" ujar Seika menolak.

Please, stay away from me, ujar Seika merapalkan kalimat itu seperti mantra.

"Tapi kumicho kami ingin anda yang memeriksa sakitnya" ujar pria berkacamata tetap kekeuh.

"Saya tidak melakukan kunjungan rumah tuan, jika tuan ingin saya memeriksanya, sebaiknya anda bawa dia ke klinik ini" jelas Seika.

Bagaimana menjelaskan kepada pria itu bahwa ia tidak menerima panggilan rumah.

"BERANINYA KAU MENGATAKAN DIA KEPADA KU..." bentakan seorang laki-laki di samping pria berkacamata berhenti ketika melihat atasannya mengangkat tangan.

Seika tersentak akan teriakan sang laki-laki, ia menyembunyikan tangannya yang bergetar di balik meja.

"Kita harus memperlakukan anee-san dengan baik" peringatkan pria berkacamata dengan suara berbisik namun tetap bisa di dengar ditelinga Seika.

Anee-san?

Laki-laki yang membentak Seika berdeham sejenak lalu menundukkan badannya meminta maaf.

"MAAFKAN AKU" ucap sang lelaki dengan suara yang tinggi.

Seika hanya diam membisu, keringat dingin mulai muncul di dahinya.

"Saya harap sensei mau melakukan kunjungan ke rumah kumicho kami" ujar pria berkacamata sembari tersenyum namun aura yang dikeluarkan oleh tubuhnya sangat mengintimidasi.

Kamisama, watashi o tasukete (Tuhan, tolonglah aku), Seika berdoa dalam hati.

...&&&...

Seika keluar dari salah satu mobil mercedes benz berwarna hitam yang membawanya, ia berdiri disebuah pintu pagar yang cukup klasik yang didominasi oleh kayu. Di samping sisi kanan terdapat kayu panjang bertuliskan kelompok Yamuguchi-gumi.

Seika membelalakkan matanya, ia tahu kelompok Yamaguchi-gumi. Organisasi yakuza terbesar di jepang yang berjumlah anggota lebih dari 50.000 yang terdiri dari 850 clan, organisasi Yamaguchi-gumi di pimpin oleh 1 orang Kumicho (Pemimpin), 15 Shatei (Adik) dan 86 Wakachu (Anak), bahkan organisasi itu telah merebak ke negara Eropa dan negara Asia seperti Taiwan, Korea Selatan dan China.

Seika menggigit bibirnya supaya tidak menangia, ia telah masuk ke sarang singa, tangannya mengepal agar tidak terlihat bergetar.

Pintu pagar di buka oleh dua laki-laki yang juga memakai jas hitam yang keluar dari mobil lainnya.

"SELAMAT DATANG, ANIKI" sambut serentak para laki-laki yang telah berbaris menyambut kedatangan senior mereka.

Seika terkejut dan refleks mundur beberapa langkah, matanya melotot dan tangannya yang memegang jantung yang berdebar kencang. Ia mengutuki dirinya sendiri karena menuruti permintaan pria berkacamata.

"Suara kalian terlalu besar, kalian mengejutkan tamu istimewa kita" peringatkan pria berkacamata yang berjalan di paling depan.

"KAMI MENGERTI ANIKI" jawab mereka serentak dan masih dengan suara tidak kalah tinggi.

Seika mencengkeram kuat tas kerjanya, menundukkan kepalanya sembari berjalan mengikuti pria berkacamata.

"SELAMAT DATANG ANEE-SAN" sapa salah seorang laki-laki berkepala plontos yang berbaris dari sisi kiri Seika.

Seika kembali terkejut, tubuhnya bergetar pelan. Ia begitu ketakutan di kelilingi oleh laki-laki berwajah seram tersebut. Seika kembali memaki dirinya sendiri. Seharusnya ia lari saja menjauh dari pria yang mengajaknya ataupun menolak dengan tegas permintaan sang pria.

Anggota lainnya langsung memukul kepala lelaki botak dan mengunci lehernya sembari berbisik sesuatu.

Seika melihat rumah minka dihadapannya - sebutan untuk rumah tradisional jepang - mereka masuk ke dalam ruang genkan, tempat melepas sepatu lalu berjalan melewati lorong koridor yang diapit oleh setiap ruangan di sisi kiri kanannya.

Mereka berhenti di sebuah ruangan, pria berkacamata minus membuka pintu sorong dan membungkuk memberi hormat kepada orang-orang yang berada di dalam ruangan dan mempersilahkan Seika untuk masuk.

Di dalam ruangan terdapat beberapa pria yang duduk bersimpuh berhadapan dengan seorang laki-laki yang duduk diatas futon. Berbeda dengan semua laki-laki yang Seika temui. Sang lelaki tidak memakai setelan jas melainkan memakai yukata berwarna hitam. Ia memiliki tubuh yang atletis dipadu dengan wajahnya yang tampan khas Asia membuatnya terlihat sempurna. Ia tersenyum lembut kepada Seika

"Senang kamu memenuhi panggilanku, Aiko sensei" ujar laki-laki berambut ikal tanpa menggunakan bahasa formal yang biasa digunakan ketika berbicara dengan seseorang yang tidak ia kenal.

Dia Kenichi Shinoda, pemimpin Yamaguchi-gumi, tebak Seika dalam hati.

Seika menundukkan badannya memberi hormat tanpa membalas perkataan Kenichi.

Para laki-laki yang duduk diatas tatami berdiri dan membungkukkan badan mereka ke arah Seika. Gadis itu juga melakukan hal yang sama. Para lelaki yang rata-rata berumur 40-an itu pamit kepada Kenichi dan keluar ruangan.

"Kau tetap disini Akira" perintah Kenichi.

"Baik Kumicho" jawab Akira sembari menundukkan badannya dan duduk bersimpuh tidak jauh dari Kenichi.

"Senang bertemu denganmu, namaku Kenichi Shinoda" ujar Kenichi sembari mengulurkan tangannya kepada Seika.

Aku sudah tau, jawab Seika dalam hati

"Seika Aiko" ujar Seika sambil menjabat tangan Kenichi.

"Bisakah anda jelaskan sakit yang anda alami" ujar Seika to the point, ia tidak ingin berlama-lama di rumah yang penuh dengan laki-laki yang mengerikan.

"Ah, aku sampai lupa dengan penyakitku ketika melihat senyum manismu" Kenichi merayu Seika tanpa malu-malu.

Aku tidak tersenyum sedikitpun dasar gila, bagaimana aku bisa tersenyum kalau auramu begitu menakutkan, teriak Seika dalam hati.

"Jadi anda mengalami sakit di daerah mana?" tanya Seika yang tidak meladeni rayuan Kenichi.

"Aku sakit disini" ucap Kenichi sambil memegang dadanya.

Seika mengeluarkan stetoskop dari dalam tasnya untuk memeriksa sakit apa yang di derita oleh Kenichi.

"Jantungku bermasalah ketika setiap kali mengingat kamu Seika" penuturan Kenichi membuat aktivitas Seika terhenti, giginya gemeretak menahan kesal, ia sekarang mengerti. Laki-laki ini hanya ingin mempermainkannya.

"Bisakah anda tidak bercanda? Saya ingin langsung memeriksa kondisi anda karena masih banyak pasien yang menunggu saya di klinik" jelas Seika dengan nada sedikit tidak sabar.

"Aku tidak bercanda, Seika. Jantungku berdebar kuat setiap mengingatmu" jelas Kenichi meyakinkan gadis di depannya.

"Akan sangat nyaman jika anda memanggil saya dengan nama keluarga saya, bukan nama depan saya" ujar Seika sembari mengepalkan tangannya. Sikap profesional yang ia perlihatkan perlahan mulai retak.

Kenichi memegang dagunya, tampak berpikir sesaat lalu menggelengkan kepalanya.

"Memanggilmu Aiko membuat hubungan kita seperti menjauh" ujar Kenichi.

Sejak kapan kita pernah dekat?. Gerutu Seika dalam hati.

"Karena anda tidak mengalami SAKIT apapun, kalau begitu saya permisi" ujar Seika berdiri dan membungkukkan badannya dengan cepat kepada Kenichi lalu berbalik badan melangkah keluar. Namun Akira menahannya di ambang pintu.

"Atas izin siapa kau boleh keluar dari ruangan ini?" tanya Kenichi terkekeh pelan.

Tubuh Seika bergetar kalimat Kenichi yang tampak bercanda namun insting Seika mengatakan bahwa Kenichi serius.

Seika benar-benar ketakutan, apakah ia dijadikan Geisha ataupun Enjo Kosai ?. Tidak, ia tidak mau mengalami hal itu.

Bermodalkan nekad, Seika melempar tas kerjanya ke arah Akira lalu memegang tangan laki-laki itu ingin menguncinya ke belakang namun gerakan Seika tidak lebih cepat dari Akira, dengan mudah laki-laki berkacamata tersebut mengunci Seika yang membuatnya merintih kesakitan.

Kenichi tertawa terkekeh.

"Aikidomu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan beladiri yang Akira miliki, Seika" ujar Kenichi memegang perutnya yang kram karena menahan tertawa.

Kenichi berdiri dan menghampiri Seika, memegang dagu gadis dihadapannya dengan lembut namun Seika menepis kasar membuat Kenichi tersenyum geli dan kembali memegang dagu Seika dengan sedikit menambahkan kekuatan pada cengkeramannya membuat dahi Seika mengerut karena menahan sakit.

"Tatap mataku, Seika" suara bass Kenichi seperti dapat menghipnotis lawannya membuat pipi Seika memerah karena ia tidak pernah sedekat itu dengan seorang laki-laki. Namun ia bersikeras tidak menatap mata Kenichi.

"Gadis kecilku, akhirnya aku mendapatkanmu" ujar Kenichi sambil membelai pipi Seika.

Pipi Seika yang memerah seketika seperti kehilangan darah, menjadi pucat pasi ketika mendengar perkataan Kenichi. Ia yakin bahwa Kenichi telah mengincarnya sejak lama. Kunjungan rumah hanya perangkap untuknya.

"Bawa dia ke kamarnya" perintah Kenichi.

"Baik, kumicho" jawab Akira

"Lepaskan aku" teriak Seika sambil memberontak dari tangan Akira. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Akira tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi pemberontakan Seika.

Akira menyeret Seika ke sebuah ruangan dan melepaskan cengkeramannya. Didalam ruangan tersebut hanya terdapat futon, lemari dan meja kecil.

"Mulai hari ini, anda akan tinggal disini anee-san, jika anda membutuhkan sesuatu panggil saja penjaga yang berada di luar, saya permisi" ujar Akira lalu membungkukkan badannya dan keluar dari ruangan.

Seika langsung jatuh terduduk diatas tatami, merapat kakinya lalu menenggelamkan wajah di lututnya, isak tangis terdengar memenuhi ruangan yang tidak begitu besar.

Hancur sudah hidupnya, rintih Seika.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Gadis Aneh
3 Chapter 2 - Kunjungan Rumah
4 Chapter 3 - Malaikat Penolong
5 Chapter 4 - Negosiasi
6 Chapter 5 - Michio
7 Chapter 6 - Melarikan Diri
8 Chapter 7 - New Life
9 Chapter 8 - Memori ingatan Kenichi
10 Chapter 9 - Masa lalu Michio
11 Chapter 10 - Sumanakatta
12 Chapter 11 - Menolong Kenichi
13 Chapter 12 - Tempat yang ingin ia kunjungi
14 Chapter 13 - Benih-benih Cinta
15 Chapter 14 - Bawakan Pedangku
16 Chapter 15 - Pertemuan dengan Shigeo
17 Chapter 16 - Shigeo yang Jatuh Cinta
18 Chapter 17 - Patah Hati
19 Chapter 18 - Tanpamu
20 Chapter 19 - Rencana Kabur
21 Chapter 20 - Memori 2 tahun yang lalu
22 Chapter 21 - 'Kencan' bersama Shigeo
23 Chapter 22 - Pertengkeran anak kecil
24 Chapter 23 - Mark mencari masalah
25 Chapter 24 - Bertengkar
26 Chapter 25 - Berbaikan
27 Chapter 26 - Tidur bersama
28 Chapter 27 - Omedeto
29 Chapter 28 - Bertemu si mind reader
30 Chapter 29 - Keakraban Kenichi dan Shigeo
31 Chapter 30 - Peringatan kepada Mark
32 Chapter 31 - Kakak beradik
33 Chapter 32 - Selamat Tahun Baru
34 Chapter 33 - Seika diculik
35 Chapter 34 - Pencarian Seika
36 Chapter 35 - Pencarian Seika (2)
37 Chapter 36 - Keguguran
38 Chapter 37 - Ken!!
39 Chapter 38 - Lubang besar di hati Seika
40 Chapter 39 - Kemampuan Seika menghilang
41 Chapter 40 - Pertemuan mereka yang kedua
42 Chapter 41 - Mencari tau tentang Kenichi
43 Chapter 42 - Bersikap seperti anee-san
44 Rasa Penasaran Seika
45 Seika Cemburu
46 Sekelebat Ingatan Seika
47 Apa aku pernah diculik?
48 Kekuatan Seika kembali
49 Penculikan kembali terjadi
50 Memori satu tahun yang lalu
51 Memori satu tahun yang lalu (2)
52 Awal dan akhir mimpi buruk
53 Lari dari kenyataan
54 Melamar Seika
55 Michio merasa bersalah
56 Extra Part
57 Side story Akira (1)
58 Side story Akira (2)
59 Side story Akira (3)
60 Side Story Michio (1)
61 Side story Michio (2)
62 Sequel Yakuza (Shigeo)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Gadis Aneh
3
Chapter 2 - Kunjungan Rumah
4
Chapter 3 - Malaikat Penolong
5
Chapter 4 - Negosiasi
6
Chapter 5 - Michio
7
Chapter 6 - Melarikan Diri
8
Chapter 7 - New Life
9
Chapter 8 - Memori ingatan Kenichi
10
Chapter 9 - Masa lalu Michio
11
Chapter 10 - Sumanakatta
12
Chapter 11 - Menolong Kenichi
13
Chapter 12 - Tempat yang ingin ia kunjungi
14
Chapter 13 - Benih-benih Cinta
15
Chapter 14 - Bawakan Pedangku
16
Chapter 15 - Pertemuan dengan Shigeo
17
Chapter 16 - Shigeo yang Jatuh Cinta
18
Chapter 17 - Patah Hati
19
Chapter 18 - Tanpamu
20
Chapter 19 - Rencana Kabur
21
Chapter 20 - Memori 2 tahun yang lalu
22
Chapter 21 - 'Kencan' bersama Shigeo
23
Chapter 22 - Pertengkeran anak kecil
24
Chapter 23 - Mark mencari masalah
25
Chapter 24 - Bertengkar
26
Chapter 25 - Berbaikan
27
Chapter 26 - Tidur bersama
28
Chapter 27 - Omedeto
29
Chapter 28 - Bertemu si mind reader
30
Chapter 29 - Keakraban Kenichi dan Shigeo
31
Chapter 30 - Peringatan kepada Mark
32
Chapter 31 - Kakak beradik
33
Chapter 32 - Selamat Tahun Baru
34
Chapter 33 - Seika diculik
35
Chapter 34 - Pencarian Seika
36
Chapter 35 - Pencarian Seika (2)
37
Chapter 36 - Keguguran
38
Chapter 37 - Ken!!
39
Chapter 38 - Lubang besar di hati Seika
40
Chapter 39 - Kemampuan Seika menghilang
41
Chapter 40 - Pertemuan mereka yang kedua
42
Chapter 41 - Mencari tau tentang Kenichi
43
Chapter 42 - Bersikap seperti anee-san
44
Rasa Penasaran Seika
45
Seika Cemburu
46
Sekelebat Ingatan Seika
47
Apa aku pernah diculik?
48
Kekuatan Seika kembali
49
Penculikan kembali terjadi
50
Memori satu tahun yang lalu
51
Memori satu tahun yang lalu (2)
52
Awal dan akhir mimpi buruk
53
Lari dari kenyataan
54
Melamar Seika
55
Michio merasa bersalah
56
Extra Part
57
Side story Akira (1)
58
Side story Akira (2)
59
Side story Akira (3)
60
Side Story Michio (1)
61
Side story Michio (2)
62
Sequel Yakuza (Shigeo)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!