Chapter 1 - Gadis Aneh

Orang-orang memandang aneh ke arah seorang gadis yang sedang berjalan melewati mereka. Bagaimana tidak? Gadis itu memakai sarung tangan bergambar hello kitty dengan perpaduan warna putih merah walaupun sedang musim panas. Tidak hanya itu, sang gadis juga memakai baju kemeja putih yang berlengan tanggung dipadu dengan celana jeans hitam, apalagi rambut panjangnya yang tergerai membuatnya seperti sosok Sadako, hantu perempuan yang terkenal di Jepang dikarenakan ia menundukkan kepalanya atau menatap ke samping kiri-kanan ketika berjalan lurus ke depan, seperti menghindari tatapan mata langsung dengan orang-orang yang melewatinya. Benar-benar aneh bukan?

Sang gadis hanya menghela napas panjang ketika menyadari tatapan aneh yang melayang kepadanya. Ia berjalan masuk ke stasiun kereta api seraya menjinjing tas kerjanya, meletakkan kartu member kereta di mesin pemeriksa tiket lalu berjalan menuruni tangga menuju peron tujuannya.

Ketika ia sedang menunggu kereta api, lagi-lagi beberapa remaja yang berpakaian seragam sekolah menatap aneh kepadanya, sesekali berbisik-bisik sambil menatapnya dengan tatapan penasaran.

Biarkan saja Seika, biarkan saja. Itu lebih baik dari pada kau harus memuntahkan isi perutmu karena kejadian mengerikan yang masuk ke dalam pikiranmu, sugesti gadis yang bernama Seika dalam hati.

Ya, ini memang lebih baik dari pada beberapa kejadian yang menimpanya karena kecerobohannya sendiri yang tidak memakai sarung tangan atau tidak berhati-hati sampai ia melihat tepat ke mata orang lain.

Sewaktu Seika masih sekolah menengah pertama, ia pernah bersentuhan tangan langsung dengan seorang mantan pembunuh, memori bagaimana pria itu membunuh korbannya langsung masuk ke dalam pikirannya, membuat Seika menjerit ketakutan hingga memuntah isi perutnya dan setelah itu Seika membolos sekolah selama seminggu karena ketakutan pada peristiwa yang bahkan tidak pernah menimpa dirinya.

Kejadian mengerikan lainnya juga terjadi ketika ia masuk sekolah menengah atas. Seika yang baru pulang dari festival sekolah tidak sengaja bertatapan dengan seorang gadis malam yang melewatinya.

Seika langsung terduduk di jalan sambil menutup mulutnya menahan mual, sebuah kejadian menjijikkan masuk ke dalam pikirannya tanpa bisa ia cegah. Di dalam pikirannya langsung terpampang dengan jelas sebuah adegan *** yang seperti pemerkosaan namun wanita itu justru menikmatiny. Setelah ia mencari informasi di dunia maya, Seika baru mengetahui bahwa itu adalah *** BDSM yang biasa disebut 'play kinky'. Semenjak itu Seika sedikit takut dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki.

Setiap hari Seika selalu berdoa agar harinya berjalan lancar tanpa bertemu dengan seorang psikopat ataupun yakuza dalam hidupnya.

Ketika Kereta api berhenti, Seika langsung masuk ke dalam gerbong yang diikuti oleh remaja sekolah atau orang-orang yang memakai baju kerja. Suasana pagi yang penuh sesak menerjang Seika , mau tidak mau ia harus berdiri sambil berpegangan pada gantungan besi bulat pada langit-langit kereta.

Kereta api pun berangkat menuju ke statiun berikutnya, tidak beberapa lama Seika berdiri, sebuah tangan meraba raba pinggulnya tanpa tau berasal dari siapa.

Again?

Seika mendengus kesal dan langsung mencengkeram tangan yang berada di pinggulnya, seorang pria berumur tiga puluhan terkejut melihat reaksi gadis yang ia lecehkan, penampilan pria itu seperti seorang otaku karena pakaian yang ia pakai terdapat gambar gadis 2D, karakter perempuan yang terdapat pada anime atau manga.

"Hey, apa yang lakukan?" bentak pria itu menutupi kegugupan nya.

"Chikusho ossan(Paman sialan), kau salah sasaran pagi ini" ujar Seika dengan nada mendesis. Ia menatap ke arah hidung pria di depannya karena tidak ingin memori menjijikkan milik sang pria masuk ke dalam pikirannya, mengingat apa yang baru saja lelaki di hadapannya perbuat. Tangannya memegang pergelangan lelaki itu dengan kuat.

Pria yang memakai kacamata tersebut menelan ludahnya. Ia tidak berani berkata apapun lagi, apalagi ketika orang-orang di dalam kereta menatapnya dengan tatapan marah.

Seika memelintir tangan lelaki itu ke belakang lalu mendorongnya ke pintu kereta sampai kereta berhenti di statiun selanjutnya dan Seika langsung menyerahkan sang laki-laki kepada petugas kereta api.

Seika sudah sering mengalami pelecehan seksual karena penampilannya yang aneh ditambah kebiasaannya yang selalu menundukkan kepala ketika berjalan, membuatnya tampak seperti gadis lemah dan tentu saja itu tidak akan di lewatkan oleh para pria mesum yang berada di kereta api.

Jangankan pelecehan seksual, pembullyan juga kerap menimpanya dari kecil, sikapnya seperti seorang pecundang tidak akan dilewati begitu saja oleh para yankee yang berada di sekolahnya, bahkan ia hampir menyerah dan mencoba bunuh diri karena pembullyan yang semakin parah di tambah kakeknya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Namun seorang guru berhasil membujuknya dan mengatakan bahwa ia harus belajar seni beladiri untuk menghadapi masalah pembullyan karena tidak ada yang bisa benar-benar menolongnya kecuali dirinya sendiri.

Butuh waktu yang lama untuk Seika bangkit kembali dari keterpurukannya, bahkan ia sampai tinggal kelas satu tahun karena tidak masuk sekolah untuk waktu yang cukup lama, perlahan tapi pasti Seika pun bisa menguasai seni beladiri Aikido, seni beladiri yang lebih menekankan pada pertahanan dibandingkan dengan penyerangan, beladiri yang sangat cocok untuk gadis sepertinya. Dan semenjak ia menguasai ilmu beladiri, pembullyan pun berhenti dan pada umurnya yang ke dua puluh empat tahun, ia sudah berhasil menjadi dokter umum dan bekerja di sebuah klinik di daerah Kobe.

Seika berjalan santai di jalan setapak menuju tempat kerjanya. Pintu klinik di buka dan ia langsung berhadapan dengan Aoi Nagasawa, seorang suster yang biasa membantunya dan juga beberapa pasien yang sudah menunggunya.

"Selamat pagi, sensei (dokter) " sapa Aoi sambil membungkuk badannya.

"Selamat pagi" jawab Seika sambil tersenyum.

Seika masuk ke ruangan, memakai jas putih panjang lalu duduk di kursi kerja. Seorang pasien laki-laki masuk ke dalam ruangan dan duduk dihadapan Seika, kemudian mulai mengeluhkan tentang sakit yang di deritanya. Setelah mengerti tentang penyakit sang pasien, Seika pun menulis resep yang akan di tebus nantinya. Sang pasien membungkukkan badannya berkali kali sambil mengucapkan terima kasih kepada Seika yang dibalaa dengan tersenyum lembut.

Pasien kedua juga mengeluh tentang sakit yang ia derita namun, membuat Seika menelan ludah ketika ia sudah mengerti tentang penyakit sang pasien yang juga berkelamin laki-laki.

Ia harus memeriksa denyut nadi sang pasien dengan tangannya tanpa ada halangan apapun. Karena jika memeriksa denyut nadi menggunakan sarung tangan tidak akan menghasilkan diagnosa yang tepat dan sialnya ia harus melakukannya untuk waktu yang cukup lama, tidak hanya beberapa detik.

Perlahan-lahan Seika melepaskan sarung tangan sambil menatap tangannya sendiri, ia menghela napas dan berdoa dalam hati semoga tidak ada kejadian mengerikan yang masuk ke dalam pikirannya.

Seika mulai menekan urat nadi di pergelangan tangan lelaki itu, beberapa memori ingatan tentang laki-laku itu yang suka berjudi dan mabuk-mabukkan dan juga memori ingatan lelaki itu ketika memukul istrinya yang menunggunya rumah masuk ke dalam pikiran Seika. Kejadian tersebut terulang beberapa kali di kepalanya, membuat Seika menggemeretakkan giginya menahan kesal.

Beberapa saat kemudian, Seika selesai memeriksa nadi sang pasien dan menatap dengan tatapan, lalu menyentuh perut sang pasien dengan kasar, membuat sang lelaki menjerit kesakitan. Seika hanya mendegus kesal.

"Anda sepertinya mengalami kerusakan organ tubuh lapisan dalam pada saluran gastro, biasanya karena terlalu banyak asupan alkohol ke dalam lambung" jelas Seika dengan nada datar, sekesal apapun ia, pria di hadapannya tetap pasien yang harus ia hargai.

"Apa bisa di sembuhkan sensei?" tanya pria itu.

"Tentu saja bisa, saya akan memberikan anda resep obatnya dan saya sarankan untuk tidak mengkonsumsi alkohol untuk beberapa waktu ke depan" ujar Seika sembari menulis resep dikertas kecil lalu memberikan kepada sang pasien.

"Terima kasih sensei" ujar sang pasien sambil membungkukkan badannya.

"Satu lagi" ucapan Seika membuat pria itu kembali menoleh ke arahnya.

"Berhentilah memukul istrimu, kau seorang suami terburuk yang pernah aku temui" ujar Seika dengan nada kesal, ia tidak bisa menahan lagi emosinya.

Pria itu terkejut akan ucapan sangat dokter di hadapannya yang sangat tepat sasaran lalu menelan ludah dengan gelisah, pertanyaan bagaimana dokter itu tau ia pernah memukul istrinya pun terlintas ke dalam pikirannya, Namun tatapan tajam sang dokter membuatnya melangkah cepat keluar dari ruang konsultasi.

Seika menghela napas panjang mencoba mengusir memori milik sang pasien yang baru keluar klinik dari pikirannya. Beberapa detik kemudian ia tersenyum, berusaha menenangkan dirinya lalu kembali memakai sarung tangan dan berteriak 'selanjutnya' kepada Aoi yang duduk di luar ruangan, mengisyaratkan gadis itu supaya kembali memanggil pasien yang akan diperiksanya.

Seika duduk beristirahat sambil menggerakkan tubuhnya untuk melemaskan otot-ototnya ketika jam makan siang Ia mengambil sebuah MP3 player dan memakai earphones di telinganya , kata-kata 'amitaba' yang biasa ia dengar ketika ia bermeditasi terdengar di telinganya. Seika merebahkan badannya ke sandaran kursi dengan kepala menghadap langit-langit ruangan, memejamkan matanya dan mulai melakukan meditasi sederhana untuk mengenyahkan memori masa lalu yang bukan miliknya.

...&&&...

Tiga puluh menit kemudian Seika kembali melayani pasien yang ingin berkonsultasi kesehatan kepadanya. Dikarenakan musim panas yang sedang berada pada puncaknya membuat para pasien yang Seika layani rata-rata mengeluh tentang penyakit biang keringat dengan gejala kulit memerah atau tumbuh bintik-bintik merah di belakang tubuh mereka, ataupun demam musim panas.

"Terima kasih sensei" ujar seorang pria paruh baya sambil membungkukkan badannya ke arah Seika, gadis itu juga melakukan hal yang sama.

"Sama sama ojii-chan, semoga lekas sembuh" ujar Seika sambil tersenyum lebar.

Sang kakek berjalan dengan pelan keluar ruangan namun di ambang pintu, pria itu kembali berbalik badan menghadap Seika.

"Aiko sensei, boleh saya bertanya sesuatu?" tanya kakek itu.

Seika mengangguk kepalanya.

"Silahkan".

"Mengapa sensei selalu menggunakan sarung tangan?, saya lihat sensei juga memakainya ketika tidak bekerja" tanya kakek itu dengan wajah penasaran.

Seika tersenyum sejenak, lagi-lagi pertanyaan yang sama.

"Saya mempunyai penyakit Obsessive Compulsive Disorder, semacam penggila kebersihan, jadi saya tidak nyaman bersentuhan dengan orang lain tanpa suatu penghalang" jelas Seika dengan sabar.

Sang kakek mengangguk-angguk tanda mengerti lalu tersenyum dan perpamitan kepada Seika.

Seika sengaja mengatakan bahwa ia mempunyai penyakit OCD karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa ia bisa melihat masa lalu orang lain ketika bersentuhan dengan tangannya.

Beberapa saat kemudian pintu kembali terbuka dari luar.

"Selamat datang, ada yang bisa saya ban..." ucapan Seika terputus ketika melihat dua orang laki-laki berbadan tegap memakai setelan jas hitam dan salah satunya bahkan memakai kacamata hitam walaupun mereka sedang berada di dalam ruangan.

"Aiko sensei?" tanya seorang laki-laki berkacamata minus dengan frame persegi panjang.

Terpopuler

Comments

july didi

july didi

baru baca, sepertinya seru

2021-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Gadis Aneh
3 Chapter 2 - Kunjungan Rumah
4 Chapter 3 - Malaikat Penolong
5 Chapter 4 - Negosiasi
6 Chapter 5 - Michio
7 Chapter 6 - Melarikan Diri
8 Chapter 7 - New Life
9 Chapter 8 - Memori ingatan Kenichi
10 Chapter 9 - Masa lalu Michio
11 Chapter 10 - Sumanakatta
12 Chapter 11 - Menolong Kenichi
13 Chapter 12 - Tempat yang ingin ia kunjungi
14 Chapter 13 - Benih-benih Cinta
15 Chapter 14 - Bawakan Pedangku
16 Chapter 15 - Pertemuan dengan Shigeo
17 Chapter 16 - Shigeo yang Jatuh Cinta
18 Chapter 17 - Patah Hati
19 Chapter 18 - Tanpamu
20 Chapter 19 - Rencana Kabur
21 Chapter 20 - Memori 2 tahun yang lalu
22 Chapter 21 - 'Kencan' bersama Shigeo
23 Chapter 22 - Pertengkeran anak kecil
24 Chapter 23 - Mark mencari masalah
25 Chapter 24 - Bertengkar
26 Chapter 25 - Berbaikan
27 Chapter 26 - Tidur bersama
28 Chapter 27 - Omedeto
29 Chapter 28 - Bertemu si mind reader
30 Chapter 29 - Keakraban Kenichi dan Shigeo
31 Chapter 30 - Peringatan kepada Mark
32 Chapter 31 - Kakak beradik
33 Chapter 32 - Selamat Tahun Baru
34 Chapter 33 - Seika diculik
35 Chapter 34 - Pencarian Seika
36 Chapter 35 - Pencarian Seika (2)
37 Chapter 36 - Keguguran
38 Chapter 37 - Ken!!
39 Chapter 38 - Lubang besar di hati Seika
40 Chapter 39 - Kemampuan Seika menghilang
41 Chapter 40 - Pertemuan mereka yang kedua
42 Chapter 41 - Mencari tau tentang Kenichi
43 Chapter 42 - Bersikap seperti anee-san
44 Rasa Penasaran Seika
45 Seika Cemburu
46 Sekelebat Ingatan Seika
47 Apa aku pernah diculik?
48 Kekuatan Seika kembali
49 Penculikan kembali terjadi
50 Memori satu tahun yang lalu
51 Memori satu tahun yang lalu (2)
52 Awal dan akhir mimpi buruk
53 Lari dari kenyataan
54 Melamar Seika
55 Michio merasa bersalah
56 Extra Part
57 Side story Akira (1)
58 Side story Akira (2)
59 Side story Akira (3)
60 Side Story Michio (1)
61 Side story Michio (2)
62 Sequel Yakuza (Shigeo)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Gadis Aneh
3
Chapter 2 - Kunjungan Rumah
4
Chapter 3 - Malaikat Penolong
5
Chapter 4 - Negosiasi
6
Chapter 5 - Michio
7
Chapter 6 - Melarikan Diri
8
Chapter 7 - New Life
9
Chapter 8 - Memori ingatan Kenichi
10
Chapter 9 - Masa lalu Michio
11
Chapter 10 - Sumanakatta
12
Chapter 11 - Menolong Kenichi
13
Chapter 12 - Tempat yang ingin ia kunjungi
14
Chapter 13 - Benih-benih Cinta
15
Chapter 14 - Bawakan Pedangku
16
Chapter 15 - Pertemuan dengan Shigeo
17
Chapter 16 - Shigeo yang Jatuh Cinta
18
Chapter 17 - Patah Hati
19
Chapter 18 - Tanpamu
20
Chapter 19 - Rencana Kabur
21
Chapter 20 - Memori 2 tahun yang lalu
22
Chapter 21 - 'Kencan' bersama Shigeo
23
Chapter 22 - Pertengkeran anak kecil
24
Chapter 23 - Mark mencari masalah
25
Chapter 24 - Bertengkar
26
Chapter 25 - Berbaikan
27
Chapter 26 - Tidur bersama
28
Chapter 27 - Omedeto
29
Chapter 28 - Bertemu si mind reader
30
Chapter 29 - Keakraban Kenichi dan Shigeo
31
Chapter 30 - Peringatan kepada Mark
32
Chapter 31 - Kakak beradik
33
Chapter 32 - Selamat Tahun Baru
34
Chapter 33 - Seika diculik
35
Chapter 34 - Pencarian Seika
36
Chapter 35 - Pencarian Seika (2)
37
Chapter 36 - Keguguran
38
Chapter 37 - Ken!!
39
Chapter 38 - Lubang besar di hati Seika
40
Chapter 39 - Kemampuan Seika menghilang
41
Chapter 40 - Pertemuan mereka yang kedua
42
Chapter 41 - Mencari tau tentang Kenichi
43
Chapter 42 - Bersikap seperti anee-san
44
Rasa Penasaran Seika
45
Seika Cemburu
46
Sekelebat Ingatan Seika
47
Apa aku pernah diculik?
48
Kekuatan Seika kembali
49
Penculikan kembali terjadi
50
Memori satu tahun yang lalu
51
Memori satu tahun yang lalu (2)
52
Awal dan akhir mimpi buruk
53
Lari dari kenyataan
54
Melamar Seika
55
Michio merasa bersalah
56
Extra Part
57
Side story Akira (1)
58
Side story Akira (2)
59
Side story Akira (3)
60
Side Story Michio (1)
61
Side story Michio (2)
62
Sequel Yakuza (Shigeo)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!