Cibiran

Setelah kemarin menghabiskan waktu untuk merapikan rumah, kini Laila bisa lebih santai dan menghabiskan waktunya untuk tiduran bersama dengan putra tercintanya.

Seharian kemarin Laila malah tidak bisa istirahat sama sekali, karena dia harus ke pasar untuk membeli keperluan rumah. Bahkan, dia sampai meminta bantuan tetangganya karna memang Laila belum hapal sama sekali seluk beluk daerah sana.

Laila membeli perlengkapan dapur, dia juga membeli kasur lantai untuk dia tidur bersama dengan putranya. Tidak apa menurutnya hanya bisa membeli barang yang benar benar dia perlukan terlebih dahulu, sisanya nanti bisa menyusul setelah dia punya pekerjaan.

Sambil menyusui putranya, Laila memikirkan pekerjaan apa yang akan dia lakukan agar bisa menghasilkan uang untuk membiayai kehidupan mereka berdua.

"Apa yang harus aku lakukan saat ini Tuhan? Kalau untuk bekerja aku tidak mungkin meninggalkan bayiku? Untuk menitipkan Adam kepada orang lain pun harus memakai biaya," ucap Laila lirih.

Baru sehari tinggal di Ibu kota, tetapi uang Laila tinggal sepuluh juta saja. Dia pun sangat pusing dengan apa yang harus dia lakukan, andai saja dia tidak mempunyai bayi pasti dia bisa dengan bebas melamar pekerjaan.

Akan tetapi, karena adanya Adam, dia harus memikirkan tentang pekerjaan yang bisa dia lakukan sambil mengasuh putranya.

"Apa aku harus dagang saja? Tapi, dagang apa?" tanya Laila kebingungan.

Laila pun berpikir, bagaimana jika dia berjualan nasi bungkus saja untuk orang sarapan. Karena saat pagi hari dia perhatikan banyak orang yang malas memasak dan malah mencari sarapan untuk mengganjal perut mereka di saat pagi hari.

Laila pun akhirnya memutuskan untuk berjalan nasi uduk, tetapi tidak sekarang. Setidaknya dia harus menunggu Adam sampai berusia empat puluh hari dulu, kasihan sekali menurut Laila. Masa Adam harus ditinggalkan, bahkan pusarnya saja belum puput.

"Ya, sepertinya jualan adalah ide yang paling bagus. Selain bisa mendapatkan uang, aku juga bisa tetap mengurusi Adam." Laila tersenyum penuh harap setelah mengatakan hal itu.

*

Seminggu kemudian.

Pak RT datang menemui Laila, dia menyerahkan surat kepemilikan atas rumah yang Laila tinggali. Laila tersenyum senang, karena akhirnya rumah yang kini dia tempati ada suratnya.

"Terima kasih, Pak. Anda sangat membantu," ujar Laila.

"Sama-sama, tetapi kalau boleh saya sarankan, karena anda sudah berpindah tempat tinggal, sebaiknya Alanda mengganti kk dan juga KTP. Kalau perlu, anda juga harus membuat akte kelahiran untuk Putri anda dengan secepatnya. Karena semuanya bisa dilakukan dengan mudah jika mempunyai surat-surat yang saya sebutkan."

Untuk sesaat Laila terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh pak RT, dia merasa bingung. Tidak mungkin bukan jika dia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki suami.

Tidak mungkin dia berkata jika putra yang dia, lahir tanpa ayah. Rasanya, itu akan menambah masalah baru. Akan tetapi, dengan cepat Laila pun beralasan.

"Maaf, Pak. Tapi saya hanya menikah siri saja, saya tidak punya surat nikah," ucap Laila beralasan.

Pak RT terlihat begitu kecewa dengan apa yang Laila katakan, karena ternyata masih banyak perempuan yang mau dinikahi secara siri. Padahal, pernikahan siri sangat merugikan bagi kaum perempuan.

"Lalu di mana sekarang suami siri ibu? Apakah ada bukti berupa foto atau video pernikahan kalian?" tanya Pak Rt.

Laila menunduk takut mendengar pertanyaan dari pak RT, kembali dia memutar otaknya. Dia berusaha untuk mencari alasan yang tepat, tentu saja hal itu dia lakukan agar pak RT tidak curiga dengan jawaban yang terlontar dari bibirnya.

"Maaf, Pak. Tapi suami saya sudah meninggal, makanya saya pergi merantau ke sini. Saya tidak membawa foto pernikahan kami, saya takut sedih Pak."

Laila berharap jika pak RT akan percaya dengan apa yang dia katakan, karena pada kenyataannya dia memang belum menikah dengan ayah dari putranya.

"Baiklah! Kalau begitu akan tetap saya buatkan, tapi untuk Akte kelahiran putra kamu anda, dia hanya akan menjadi anak ibu. Hanya ada nama ibu yang tertera dalam akta kelahiran anak anda, karna pernikahan siri tak tercatat di negara," ucap Pak Rt.

Laila benar-benar bisa bernapas dengan lega setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pak RT, padahal awalnya dia sudah sangat takut jika pria itu tidak percaya dengan apa yang dia katakan.

"Tidak apa apa, Pak. Bisa mempunyai identitas saja saya sudah sangat berterimakasih sekali sama Bapak," ucap Laila.

Pak RT pun meminta uang kembali kepada Laila, pak RT berkata jika untuk membuat ktp, KK dan akta kelahiran membutuhkan biaya yang lumayan banyak. Karena surat keterangan yang Laila miliki tidak lengkap, butuh selokan agar semuanya cepat jadi.

Laila pun setuju, yang penting untuknya dia dan putranya mempunyai identitas lengkap. Dengan tersenyum puas pak RT pun meminta kembali uang senilai satu juta, Laila pun setuju.

Mungkin inilah yang di sebut ibu kota lebih kejam dari pada ibu tiri, karena apa apa diuangkan. Akan tetapi, untuk Laila itu tidak masalah, yang penting di sini dia bisa memulai kehidupan barunya.

"Terima kasih, ya. Semoga surat-suratnya bisa cepat jadi," bocah Pak RT sebelum pergi dari kediaman Laila.

Seminggu kemudian, semua surat menyurat pun sudah jadi, Laila sangat senang. Tidak percuma pikirnya mengeluarkan uang, karena semua bisa dia dapatkan dengan mudah.

Hanya saja, Laila suka merasa risih dengan tatapan para tetangganya. Mereka seakan memandang remeh padanya, terkadang tatapan mereka seperti tatapan jijik. Mungkin karena dia hanya hidup bersama putranya saja, bahkan dia pernah mendengar saat tetangga nya sedang menggosipkan dirinya.

"Buibu, katanya si Laila itu cuma tinggal berdua ya, sama bayinya? Jangan jangan dia cuma selingkuhan om om lagi, jadi pas udah bosen langsung ditinggalkan. "

"Tapi sepertinya dia hamil di luar nikah deh, terus pacarnya ngga mau bertanggung jawab. Makanya pas habis melahirkan dia langsung mencari tempat persembunyian."

"Bisa saja semua yang di katakan pak Rt benar Bu, dia ditinggal suaminya. Takut sedih, jadi dia nyari tempat lain untuk memulai kehidupan yang baru."

"Jangan jangan dia penipu lagi, makanya kabur dari kampungnya. "

Itulah sebagian umpatan yang ibu ibu lontarkan padanya, sebenarnya dia sangat tidak suka. Akan tetapi mau bagaimana lagi, dia harus berpura pura tidak mendengar untuk tetap tegar demi putranya.

Untuk menghilangkan kejenuhannya, Laila sering menanam sayuran di dalam pot. Setelahnya, dia urutkan dari depan rumah sampai ke halaman belakang. Kini rumahnya di kelilingi dengan sayuran dan beberapa bumbu, menurutnya kegiatan ini membantunya menghilangkan stres yang dia derita.

Bohong saja kalau Laila merasa baik baik saja, terkadang dia merasa sangat tertekan dan bahkan kepalanya terasa mau pecah saat mengingat kejadian menyedihkan yang menimpa diri nya.

"Kuatkan aku, Tuhan. Jangan biarkan aku lemah, ampuni aku dari semua khilaf yang sudah aku perbuat. Semoga kehidupanku dengan putraku bisa lebih baik lagi," do'a Laila.

*

Empat puluh hari kemudian.

Sesuai dengan yang sudah Laila rencanakan, Laila pun mencoba berdagang nasi bungkus. Dia menjualnya di depan rumahnya sambil mengayun putranya, Adam.

"Bismillahirohmanirohim, semoga jualannya laris. Semoga ada rezeki ibu sama kamu ya, Nak?" doa Laila.

Setelah beberapa saat menunggu, ada beberapa dari tetangganya yang mau membeli nasi bungkusnya. Akan tetapi ada juga yang mencibir dan menghinanya.

Laila tetap berusaha untuk tegar dan tentunya pura pura tidak mendengar apa pun yang di katakan oleh mereka, karena kini Laila sudah mulai tidak mempunyai uang. Uangnya kini tinggal dua juta lagi, maka dari itu dia sengaja membelanjakannya dan mencoba peruntungan dengan berjualan.

"Ya Tuhan, jualannya sepi sekali. Kalau seperti ini bisa-bisa aku akan rugi, apa sebaiknya aku jualan keliling aja, ya?" tanya Laila.

Dia tatap wajah tampan putranya yang berada di dalam ayunan, rasa sedih menyeruak dasar hatinya. Namun, tidak lama kemudian dia bertekad jika dirinya harus kuat demi putranya.

Sambil menggendong putra tampannya dia berjalan menyusuri perkampungan pinggiran ibu kota, beruntung banyak yang membeli dagangannya, Laila pun merasa senang.

Laila melihat keranjang yang dia bawa seraya menyusut keringat di dahinya, ternyata nasi bungkusnya tinggal sedikit lagi. Laila pun memutuskan untuk istirahat sejenak, Laila merasa haus dan untuk menghilangkan dahaganya Laila pun mengambil botol minum yang ada di keranjang.

"Bismillah," ucap Laila sebelum meminum air putih yang dia bekal dari rumah

Saat sedang minum, ada sekelompok ibu ibu yang lewat di hadapannya. Bukannya membeli dagangannya, tetapi mereka malah mencibir Laila.

"Dasar orang tidak punya hati, jualan saja sembari bawa anak. Sengaja kali tuh biar orang kasihan dan jualannya cepet habis, ibu ngga punya akhlak."

"Iya bener, padahalkan kasihan anaknya di bawa bawa kaya gitu. Kalau sakit baru nyaho dia, terlalu ingin cepet dapet duit kayanya tuh orang."

"Atau jangan jangan dia wanita yang ngga bener, makanya di tinggalin lakinya terus jualan sambil bawa anak."

Begitulah ucapan ucapan yang dia dengar, otaknya terasa panas. Akan tetapi Laila berusaha untuk tetap tegar, Laila pun bangun karena dia harus menjual kembali dagangannya.

"Ya Allah, kuatkanlah hambamu ini. Aku tahu selalu ada jalan menuju kebaikan, aku hanya berserah diri kepada Mu. Biarlah orang berkata apa, yang penting engkau selalu memberikan perlindungan, keselamatan dan rezeky yang melimpah padaku dan pada putraku."

Air mata Laila mengalir di kedua pipinya dengan begitu deras, dia benar-benar tidak menyangka jika kehidupannya akan seperti ini. Dia tidak menyangka jika ibu kota benar-benar tempat yang begitu kejam.

"Aku harus bertahan demi putraku," ucap Laila seraya menatap wajah tampan putranya yang tertidur lelap di dalam gendongannya.

+

TBC

Terpopuler

Comments

Nunik Wahyuni

Nunik Wahyuni

Smoga Layla kuat dan sehat beserta baby nya....ayooo Layla semangat jualanx yg penting halal dan bisa bertahan hidup 💪💪😍🍼😍

2024-04-01

0

Kusumawardani

Kusumawardani

pengalaman othor sendiri ini pasti,maksud sy othornya hidup dilingkungan kaya gini mungkin maaf ya Thor,,,, x LG sy minta maaf bukan maksud sy menyinggung hati dan perasaan othor,,,hbd detil banget gambaranya,,,ini seperti ngambil lokasinya dipriuk ya Thor,,,🤔🤔🤔🙏🙏🙏🙏

2024-01-23

0

Windy Lyana

Windy Lyana

di novel ini semua tetangga koq pada nyinyir n gak ada yg baik 1 pun ya.

2022-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Kenyataan Pahit
3 Pergi Ke Ibu Kota
4 Cibiran
5 Permintaan Adam
6 Mencari Rumah Baru
7 Desain Rumah Impian
8 Sebilah Masa Lalu
9 Project Baru
10 Numpang Makan
11 Kagum
12 Rumah Impian Devano
13 Kedatangan Eliza
14 Makan Malam
15 Penasaran
16 Apakah Dia Ayah Ku?
17 Akhirnya Menuju Kota K
18 Bertemu
19 Apakah Om Ayahku?
20 Melepas Rindu
21 Catatan Harian Nayla
22 Kedatangan Tuan Seno
23 Siapa Anak Kandung Ku?
24 Ternyata Anak Kandung
25 Restu
26 Rencana Menikah
27 Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28 Berkunjung Ke Pusara Nayla
29 Pelepasan Masa Lajang
30 Kembali Ke Ibu Kota
31 Minta Izin Kepsek
32 Amerika
33 Patung Liberty
34 Menikmati Sunset
35 Lomba Dimulai
36 Burung Terbang
37 Kembaran Lain Usia
38 Potongan Masa Lalu
39 Pulang
40 Menyusul
41 Tak Ada Yang Kebetulan
42 Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan!
43 Secerah Harapan
44 Ide Adam
45 Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46 Maukah kamu memanggilku Daddy?
47 Rencana
48 Mobil Baru
49 Rumah Sakit
50 Menemani Eliza
51 Adam Menjenguk Eliza
52 Tentang Rasa
53 Surprise
54 Menghindar
55 Permintaan Maaf Tuan Arley
56 Cemburu Nya Tuan Seno
57 Apakah Itu Cinta?
58 Peresmian Perusahaan Baru
59 Saling Memaafkan
60 Lamaran Yang Tak Romantis
61 Kantor Baru Arkana
62 Seharian Bersama Grandpa
63 Penyambutan Karyawan
64 Jalan-Jalan
65 Merasa Dibutuhkan
66 Ceroboh
67 Iseng
68 Tuan Arley Penasaran
69 Tunangan Devano, Eliza.
70 Lamaran Dadakan
71 Berpikir
72 Will You Marry Me?
73 Restu Arkana
74 Kekesalan Laurent
75 Sayang
76 Ramai
77 Menuju Hari- H
78 Hari Pernikahan
79 Senggol Bacok
80 Hukuman
81 Melepas Keperjakaan
82 Akhirnya
83 Berita Baik Vs Berita Buruk
84 Identitas Jhoy
85 Bersyukur
86 Kebersamaan
87 Imbalan
88 Rumah Sakit Jiwa
89 Sate Lilit
90 Tuan Seno Berpamitan
91 Kuda-kudaan
92 Kepanikan Adam
93 Jalan-Jalan
94 Barisan Masa Lalu
95 Soto Tangkar
96 Empat Bulanan
97 Kista
98 Operasi pengangkatan kista
99 Rame-Rame
100 Bermain
101 Menegangkan
102 Altezza Reiki Caldwell
103 Kabar Bahagia
104 Babby Al
105 Jangan Cemburu
106 Sweter
107 Kelahiran Babby Alicia
108 Empat Belas Tahun Kemudian
109 Sedih
110 Mengikuti
111 Riang
112 Nasihat Al
113 Tawaran menggiurkan
114 Bersemangat
115 Seperti Sepasang Kekasih
116 Mharta
117 Berkumpul Bersama
118 Hari Minggu
119 Berbelanja
120 Makan Siang Bersama
121 Pindah Ke Apartemen
122 Kenapa?
123 Overdosis
124 Pembalasan Mharta 1
125 Pembalasan Mharta 2
126 Ingin Diperhatikan
127 Menikahlah Dengan Ku
128 Identitas Sisil
129 Hanya Ingin ketenangan
130 Mencari Tahu
131 Bertemu Dia
132 Bersembunyi
133 Tinggal Menunggu
134 Persiapan
135 Dinner Romantis
136 Mau Ngga Ya?
137 Ajaran Leo
138 Kekalahan William
139 Dua Pilihan
140 Bahagia
141 Jawaban Sisil
142 Kembalinya Aset Berharga
143 Pemimpin Baru
144 Terpisah Jarak
145 Akhirnya
146 Buka-bukaan
147 Faktanya
148 Sepuluh Menit Saja
149 Digodog
150 Bisa Kan Ya
151 Bulan Madu
152 Pernikahan Mharta
153 Kebersaman
154 Pantasi Liar
155 Tak Tenang
156 Bali
157 Merajuk
158 Merasa Jijik
159 Kelakuan Bella
160 Penjelasan Al
161 Mengajak Pergi
162 Jebakan Untuk Bella
163 Bella Hilang
164 Bella Keguguran
165 Rencana Kepergian Al
166 Menuju Negara Adidaya
167 Adam Pulang
168 Adam Kecewa
169 Gelisah Galau Merana
170 Di Mana Adam?
171 Berseri
172 Karyawan Baru
173 Percaya
174 Gracia Yang Polos
175 Semangat
176 Makan Soto
177 Ke Luar Kota
178 Kurangnya Komunikasi
179 Akibat Dari Sebab
180 Pulang
181 Dijodohkan
182 Bersikap Aneh
183 Kembali Ceria
184 Sebel
185 Ternyata Dia
186 Kesepakatan
187 Pirasat
188 Positif
189 Bahagia
190 Mengantar Cindy Pulang
191 Sikap Yang Tak Terduga
192 Ketakutan Ibunda Gracia
193 Ikut Ke Kantor
194 Menyelidiki
195 Terkuak
196 Manusia Atau Kukas?
197 Penat
198 Putus
199 Colenak
200 Tiba Di Kota Bandung
201 Siapa Dia?
202 Hanya Teman
203 Tamu Tak Terduga
204 Menjaga Jarak
205 Kemalangan Mahendra
206 Lelaki Normal
207 Kesal
208 Keras Kepalanya Reinata
209 Obat Pencahar
210 Kesialan Reinata
211 Ketakutan Mahendra
212 Malunya Reinata
213 Nasehat Grandpa
214 Aku Memilihmu
215 Ijab Kabul Leo
216 Panik
217 Mencari Keberadaan Cindy
218 Kekesalan Leo
219 Cemen!
220 Pemanasan
221 Yang Kedua Kalinya
222 Kado Pernikahan
223 Repot
224 Bantuan
225 Lelaki Hidung Belang
226 Ngga Ada Manis-manisnya.
227 Jangan Pakai Rok
228 Ngeyel
229 Pewangi Pakaian
230 Kedatanga Leo 1
231 Kedatangan Leo 2
232 Meeting Lagi
233 Kalian memang pasangan yang sangat romantis.
234 Kalian Pacaran?
235 Pagi Hari di Taman
236 Bersikap Aneh
237 Beku Tidak?
238 Kontraksi
239 Noah Oliver Callweld
240 Lamaran Tidak Terduga
241 Akan Aku Coba
242 Pengantin Baru
243 Paginya Mahendra
244 End
245 Suara Hati Author
246 Pemberitahuan Novel Baru
247 Pemberitahuan Novel Baru
248 Novel Baru
Episodes

Updated 248 Episodes

1
Awal Mula
2
Kenyataan Pahit
3
Pergi Ke Ibu Kota
4
Cibiran
5
Permintaan Adam
6
Mencari Rumah Baru
7
Desain Rumah Impian
8
Sebilah Masa Lalu
9
Project Baru
10
Numpang Makan
11
Kagum
12
Rumah Impian Devano
13
Kedatangan Eliza
14
Makan Malam
15
Penasaran
16
Apakah Dia Ayah Ku?
17
Akhirnya Menuju Kota K
18
Bertemu
19
Apakah Om Ayahku?
20
Melepas Rindu
21
Catatan Harian Nayla
22
Kedatangan Tuan Seno
23
Siapa Anak Kandung Ku?
24
Ternyata Anak Kandung
25
Restu
26
Rencana Menikah
27
Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28
Berkunjung Ke Pusara Nayla
29
Pelepasan Masa Lajang
30
Kembali Ke Ibu Kota
31
Minta Izin Kepsek
32
Amerika
33
Patung Liberty
34
Menikmati Sunset
35
Lomba Dimulai
36
Burung Terbang
37
Kembaran Lain Usia
38
Potongan Masa Lalu
39
Pulang
40
Menyusul
41
Tak Ada Yang Kebetulan
42
Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan!
43
Secerah Harapan
44
Ide Adam
45
Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46
Maukah kamu memanggilku Daddy?
47
Rencana
48
Mobil Baru
49
Rumah Sakit
50
Menemani Eliza
51
Adam Menjenguk Eliza
52
Tentang Rasa
53
Surprise
54
Menghindar
55
Permintaan Maaf Tuan Arley
56
Cemburu Nya Tuan Seno
57
Apakah Itu Cinta?
58
Peresmian Perusahaan Baru
59
Saling Memaafkan
60
Lamaran Yang Tak Romantis
61
Kantor Baru Arkana
62
Seharian Bersama Grandpa
63
Penyambutan Karyawan
64
Jalan-Jalan
65
Merasa Dibutuhkan
66
Ceroboh
67
Iseng
68
Tuan Arley Penasaran
69
Tunangan Devano, Eliza.
70
Lamaran Dadakan
71
Berpikir
72
Will You Marry Me?
73
Restu Arkana
74
Kekesalan Laurent
75
Sayang
76
Ramai
77
Menuju Hari- H
78
Hari Pernikahan
79
Senggol Bacok
80
Hukuman
81
Melepas Keperjakaan
82
Akhirnya
83
Berita Baik Vs Berita Buruk
84
Identitas Jhoy
85
Bersyukur
86
Kebersamaan
87
Imbalan
88
Rumah Sakit Jiwa
89
Sate Lilit
90
Tuan Seno Berpamitan
91
Kuda-kudaan
92
Kepanikan Adam
93
Jalan-Jalan
94
Barisan Masa Lalu
95
Soto Tangkar
96
Empat Bulanan
97
Kista
98
Operasi pengangkatan kista
99
Rame-Rame
100
Bermain
101
Menegangkan
102
Altezza Reiki Caldwell
103
Kabar Bahagia
104
Babby Al
105
Jangan Cemburu
106
Sweter
107
Kelahiran Babby Alicia
108
Empat Belas Tahun Kemudian
109
Sedih
110
Mengikuti
111
Riang
112
Nasihat Al
113
Tawaran menggiurkan
114
Bersemangat
115
Seperti Sepasang Kekasih
116
Mharta
117
Berkumpul Bersama
118
Hari Minggu
119
Berbelanja
120
Makan Siang Bersama
121
Pindah Ke Apartemen
122
Kenapa?
123
Overdosis
124
Pembalasan Mharta 1
125
Pembalasan Mharta 2
126
Ingin Diperhatikan
127
Menikahlah Dengan Ku
128
Identitas Sisil
129
Hanya Ingin ketenangan
130
Mencari Tahu
131
Bertemu Dia
132
Bersembunyi
133
Tinggal Menunggu
134
Persiapan
135
Dinner Romantis
136
Mau Ngga Ya?
137
Ajaran Leo
138
Kekalahan William
139
Dua Pilihan
140
Bahagia
141
Jawaban Sisil
142
Kembalinya Aset Berharga
143
Pemimpin Baru
144
Terpisah Jarak
145
Akhirnya
146
Buka-bukaan
147
Faktanya
148
Sepuluh Menit Saja
149
Digodog
150
Bisa Kan Ya
151
Bulan Madu
152
Pernikahan Mharta
153
Kebersaman
154
Pantasi Liar
155
Tak Tenang
156
Bali
157
Merajuk
158
Merasa Jijik
159
Kelakuan Bella
160
Penjelasan Al
161
Mengajak Pergi
162
Jebakan Untuk Bella
163
Bella Hilang
164
Bella Keguguran
165
Rencana Kepergian Al
166
Menuju Negara Adidaya
167
Adam Pulang
168
Adam Kecewa
169
Gelisah Galau Merana
170
Di Mana Adam?
171
Berseri
172
Karyawan Baru
173
Percaya
174
Gracia Yang Polos
175
Semangat
176
Makan Soto
177
Ke Luar Kota
178
Kurangnya Komunikasi
179
Akibat Dari Sebab
180
Pulang
181
Dijodohkan
182
Bersikap Aneh
183
Kembali Ceria
184
Sebel
185
Ternyata Dia
186
Kesepakatan
187
Pirasat
188
Positif
189
Bahagia
190
Mengantar Cindy Pulang
191
Sikap Yang Tak Terduga
192
Ketakutan Ibunda Gracia
193
Ikut Ke Kantor
194
Menyelidiki
195
Terkuak
196
Manusia Atau Kukas?
197
Penat
198
Putus
199
Colenak
200
Tiba Di Kota Bandung
201
Siapa Dia?
202
Hanya Teman
203
Tamu Tak Terduga
204
Menjaga Jarak
205
Kemalangan Mahendra
206
Lelaki Normal
207
Kesal
208
Keras Kepalanya Reinata
209
Obat Pencahar
210
Kesialan Reinata
211
Ketakutan Mahendra
212
Malunya Reinata
213
Nasehat Grandpa
214
Aku Memilihmu
215
Ijab Kabul Leo
216
Panik
217
Mencari Keberadaan Cindy
218
Kekesalan Leo
219
Cemen!
220
Pemanasan
221
Yang Kedua Kalinya
222
Kado Pernikahan
223
Repot
224
Bantuan
225
Lelaki Hidung Belang
226
Ngga Ada Manis-manisnya.
227
Jangan Pakai Rok
228
Ngeyel
229
Pewangi Pakaian
230
Kedatanga Leo 1
231
Kedatangan Leo 2
232
Meeting Lagi
233
Kalian memang pasangan yang sangat romantis.
234
Kalian Pacaran?
235
Pagi Hari di Taman
236
Bersikap Aneh
237
Beku Tidak?
238
Kontraksi
239
Noah Oliver Callweld
240
Lamaran Tidak Terduga
241
Akan Aku Coba
242
Pengantin Baru
243
Paginya Mahendra
244
End
245
Suara Hati Author
246
Pemberitahuan Novel Baru
247
Pemberitahuan Novel Baru
248
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!