Pergi Ke Ibu Kota

Laila menatap polisi itu dengan wajah kebingungan, dia merasa tidak melakukan kejahatan. Kenapa ada polisi di sana, pikirnya.

Justru, dirinya yang seharusnya datang ke kantor polisi. Karena Laila sudah kecopetan, polisi yang paham pun akhirnya bersuara.

"Maaf, Nyonya. Bolehkah kami bertanya?" tanya Pak polisi.

Laila menganggukkan kepalanya dengan cepat, karena tidak mungkin dia menolak permintaan dari polisi di hadapannya.

"Tentu saja boleh,"Ucap Laila.

"Apakah anda salah satu kerabat dari Jhoy?" tanya polisi lagi.

Laila tentu saja langsung menggelengkan kepalanya dengan apa yang ditanyakan oleh polisi, karena dia memang tidak mengenal Jhoy. Dia baru dua hari ini mengenal pria itu.

"Bukan, Pak. Kebetulan dia menolong saya dan saya meminta tolong kepadanya untuk menjual perhiasan saya, karna saya sudah kecopetan. Sedangkan saya sangat membutuhkan uang untuk biaya melahirkan," jelas Laila.

"Anda tahu, Nyonya? Jhoy adalah pencuri yang ulung, bahkan dia merupakan buronan kami," terang Pak polisi.

Laila pun langsung lemas, jika Jhoy adalah buronan polisi, itu artinya uang yang dia titipkan kepada Jhoy sudah barang pasti dibawa oleh pria itu.

"Ya Allah, uang saya masih di tangan Jhoy, Pak. Bagimana nasib saya dan putra saya? Tolong saya, Pak," pinta Laila.

"Tenang dulu, Nyonya. Kami sudah melihat rekaman cctv di area Rumah Sakit ini, kami melihat dia masih menyisakan uang yang di masukan ke dalam tas anda. Coba di cek dulu," titah Pak polisi.

Laila pun segera membuka tas yang berada di atas nakas, dia melihat ada uang dua ratus juta di sana.

Laila juga melihat dompetnya yang sudah kosong telah berada di sana, beruntung KTP-nya masih ada.

Laila pun langsung menunduk lemas, dia tidak menyangka jika semua sudah terencana.

Jhoy benar benar ingin mengambil uang yang dia punya, tapi dia masih berpikir positif karna Jhoy masih mau meninggalkan uang untuknya.

"Bagaimana, Nyonya?" tanya Pak polisi.

"Dia yang mencopet dompet saya saat di pasar, dia juga membawa uang hasil penjualan perhiasan saya sebesar tiga ratus juta, Pak." Laila berucap seraya terisak.

Dia benar-benar merasa sedih dan merasa dipermainkan, karena Jhoy datang sebagai penyelamat. Namun, pada kenyataannya Jhoy adalah penjahat.

"Sudah kami duga, pasti sekarang dia sudah kabur bersama pacarnya. Kalau begitu terima kasih atas ketersediaan Nyonya untuk memberikan keterangannya, kami permisi," ucap Pak polisi.

Laila hanya mengangguk pasrah, Laila mulai berpikir jika dia harus pergi dari desa itu. Laila tidak mau terjadi hal buruk lagi, dia sudah memutuskan jika sudah pulih pasca melahirkan, dia akan merantau bersama putranya ke ibu kota.

Rasanya pergi ke ibu kota adalah hal yang tepat, karena dengan pergi ke ibu kota dia bisa mencari nafkah untuk putranya.

Dia sering mendengar jika di ibu kota apa saja bisa dijadikan uang, dengan memunguti rongsokan saja bisa dijual dan bisa dijadikan penghasilan.

Terlebih lagi di ibu kota itu sangat ramai, sudah barang pasti Laila tidak akan merasa kesepian seperti saat ini.

Mata Laila pun menerawang jauh, awalnya dia merasa sangat bahagia karna menjadi lulusan terbaik di kampusnya.

Laila pun langsung melamar kerja di perusahaan ternama di kota K, tanpa di duga Laila pun di terima sebagai sekretaris.

Laila begitu senang, apa lagi saat melihat bosnya yang masih muda, begitu tampan dan memesona. Dari awal melihatnya dia sudah tertarik padanya, tapi dia sadar diri karena dia hanya gadis biasa.

Tapi ternyata perasaan Laila tak bertepuk sebelah tangan, bosnya menyatakan cinta padanya. Awalnya Laila selalu menolak, karena dia merasa tidak pantas bersanding dengan pria kaya seperti bosnya itu.

Dia merasa jika dirinya dan juga bosnya tersebut bagaikan bumi dan langit, tapi bosnya begitu gigih dalam memperjuangkan cintanya.

"Aku sangat tulus mencintai kamu, aku tidak akan mempermainkan kamu. Aku janji akan berusaha untuk membahagiakan kamu," itulah kata-kata yang selalu terlontar dari bibir bosnya.

Bahkan atasan Laila selalu memberikan perhatian, selalu membelikan perhiasan dan juga barang mewah.

Dia juga selalu memperlihatkan rasa cintanya pada Laila, Laila sangat suka akan hal itu dan terlebih sikap baiknya yang dia suka dari bosnya itu.

Akhirnya Laila pun menerima cinta sang pria, bahkan saat pergi selama tiga hari untuk bekerja di luar kota mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri.

Dua bulan kemudian Laila pun hamil, sang bos sangat senang dan berjanji akan menikahinya.

Namun, sayangnya ke dua orang tua bosnya itu tidak menyetujuinya, mereka malah mengancam Laila untuk meninggalkan putra mereka.

Laila pun menurut, dia pergi dari kota K, berpindah ke kita L. Laila banting tulang kerja keras di kota L, dia mengumpulkan pundi pundi rupiah untuk membiayai kelahiran calon bayinya nanti.

Namun, sialnya setelah tujuh bulan berlalu. Sang bos menemukan keberadaan Laila, Laila takut akan ancaman yang dulu dilontarkan oleh kedua orang tua bos sekaligus kekasihnya itu.

Akhirnya Laila memutuskan untuk pergi dari kota L, dia ingin menghindari pujaan hatinya dan keluarga dari kekasihnya itu.

Namun, sialnya kini dia malah terperangkap di kampung kecil ini dan menjadi sasaran empuk pencurian.

"Heh!" Laila pun menghembuskan napas panjang karena dadanya mulai terasa sesak.

Laila mulai berpikir, apakah keputusannya untuk menjauhi sang kekasih adalah hal yang salah atau tidak. Karena hanya ada kesialan yang terjadi pada dirinya.

Laila terlihat menatap wajah putranya yang begitu tampan dan mirip sekali dengan kekasih hatinya, lelaki yang sudah memberikan kebahagiaan dan juga ketidakberdayaan di dalam hidupnya.

"Maafkan ibu, Nak. Tapi ibu tidak mungkin memilih untuk tetap bersama dengan ayah kamu, karena mereka mengancam akan membunuh kita berdua kalau ibu membangkang. Ibu janji, Sayang. Ibu akan berusaha untuk membahagiakan kamu," ucap Laila seraya mengelus lembut pipi sang putra.

*****

Seminggu telah berlalu, Laila pun memutuskan untuk membawa bayi merahnya menuju ke ibu kota.

Laila menaiki kapal laut menuju ibu kota, agar ongkosnya tidak terlalu mahal. Selama satu minggu dia sudah berpikir, baginya akan lebih baik jika pergi yang jauh sekalian.

Beruntung putranya tidak rewel sama sekali, selama dalam perjalanan menuju ibu kota Adam terus saja tidur di dalam gendongan Laila.

Sesekali anak itu akan menggeliat kala lapar dan buang air, Laila benar-benar merasa gemas pada putranya itu.

Tiga puluh jam kemudian, kapal yang Laila tumpangi sampai di pelabuhan. Laila merasa sangat lelah, Laila pun mencari mesjid untuk beristirahat karna saat ini hari memang masih malam.

Setelah menemukan mesjid Laila pun meminta izin pada pengurus mesjid tersebut untuk menginap selama satu malam, dia berjanji jika esok harinya akan pergi dan mencari tempat tinggal.

****

Pagi pun menjelang, Laila terlebih dahulu mengisi perutnya dan tentunya dia juga menyusui putranya. Setelah merasa kenyang, dia pun bertanya pada orang yang ada di sana.

"Maaf pak, saya ingin pergi ke ibu kota. Saya harus naik apa ya?" tanya Laila.

Bapak-bapak yang ditanya oleh Laila terlihat memindai penampilan Laila dari atas sampai bawah, tidak lama kemudian dia pun berkata.

"Naik Bis bisa, Bu. Di terminal sana banyak bisnya, ibu tinggal lihat sesuai alamatnya saja," jawab bapak itu.

''Ah, iya. Terima kasih, Pak," ucap Laila.

Laila pun segera ke terminal, dia mencari cari bis menuju ibu kota. Laila memperhatikan satu persatu bis yang berjejer di sana, akhirnya Laila pun memutuskan untuk menaiki bis menuju pusat ibu kota.

Satu jam perjalanan Laila lakukan, sampailah dia di terminal pusat. Laila pun bertanya tanya kepada orang yang ada di sana, dia juga bertanya di mana ada yang menjual rumah yang murah.

Biarlah kecil pikirnya, yang penting bisa di tempati, mungkin saja akan ada sebuah keberuntungan saat ini akan segera menghampirinya.

Saat Laila sedang kelelahan setelah satu jam bertanya-tanya, tiba-tiba saja seorang wanita tua menawarkan sebuah rumah berukuran tiga kali empat meter padanya.

Walaupun terlihat seperti sebuah kamar dan terletak di wilayah kumuh, tapi terlihat lumayan nyaman.

Laila pun memberanikan diri untuk bertanya tentang harganya, siapa tahu harganya murah dan juga terjangkau, pikirnya.

"Ibu mau menjual rumahnya berapa?" tanya Laila.

"Seratus lima puluh juta, pas tanpa tawar!" jawabnya dengan tegas.

Laila pun berpikir dengan keras, kini uangnya tinggal seratus tujuh puluh juta. Namun, dia juga butuh tempat tinggal.

Tidak apa pikirnya membeli rumah kecil dengan harga yang lumayan mahal, karena dia memang membeli rumah di ibu kota. Bukan di kampung halamannya.

Mungkin ini akan jadi jalan yang terbaik untuknya, Laila pun akhirnya membeli rumah yang terlihat seperti kamar tersebut.

Laila juga tidak bodoh, sebelum memberikan uangnya, dia meminta pak RT di sana untuk menjadi saksi jual beli tanah tersebut.

Tidak lupa Laila juga meminta tolong kepada pak RT untuk balik nama surat tanahnya, agar tidak ada kata sengketa di hari kemudian. Pak RT pun setuju.

Pak Rt meminta biaya pemindahan suratnya sebesar lima juta, Laila pun menyanggupi. Dari pada suatu saat nanti dia mendapatkan gusuran, itu akan lebih baik pikirnya.

Rumah sepetak pun sudah dia beli, kini dia akan bersiap untuk menghadapi harinya bersama putra kecilnya. Dia juga harus mulai berpikir dengan sisa uangnya yang tinggal lima belas juta, karna uang segitu pasti akan cepat habis bila tinggal di kota besar.

"Apa yang akan lakukan dengan uang ini?" tanya Laila lirih.

+

+

TBC

Terpopuler

Comments

Nunik Wahyuni

Nunik Wahyuni

kmhln kali rumah ditmpt kumuh harga segitu ....tapi ia sdhlah smoga ke dpn hdp kalian berdua akan jd lbh baik.... semangat Layla utk masa depan dan baby mu😍🍼💪🙏

2024-04-01

0

Roro Ireng Rahayu

Roro Ireng Rahayu

mahal bangeettt......

2023-01-27

0

Cyntia Tram's

Cyntia Tram's

ceritanya...😁😁😁😁😁

2022-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Kenyataan Pahit
3 Pergi Ke Ibu Kota
4 Cibiran
5 Permintaan Adam
6 Mencari Rumah Baru
7 Desain Rumah Impian
8 Sebilah Masa Lalu
9 Project Baru
10 Numpang Makan
11 Kagum
12 Rumah Impian Devano
13 Kedatangan Eliza
14 Makan Malam
15 Penasaran
16 Apakah Dia Ayah Ku?
17 Akhirnya Menuju Kota K
18 Bertemu
19 Apakah Om Ayahku?
20 Melepas Rindu
21 Catatan Harian Nayla
22 Kedatangan Tuan Seno
23 Siapa Anak Kandung Ku?
24 Ternyata Anak Kandung
25 Restu
26 Rencana Menikah
27 Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28 Berkunjung Ke Pusara Nayla
29 Pelepasan Masa Lajang
30 Kembali Ke Ibu Kota
31 Minta Izin Kepsek
32 Amerika
33 Patung Liberty
34 Menikmati Sunset
35 Lomba Dimulai
36 Burung Terbang
37 Kembaran Lain Usia
38 Potongan Masa Lalu
39 Pulang
40 Menyusul
41 Tak Ada Yang Kebetulan
42 Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan!
43 Secerah Harapan
44 Ide Adam
45 Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46 Maukah kamu memanggilku Daddy?
47 Rencana
48 Mobil Baru
49 Rumah Sakit
50 Menemani Eliza
51 Adam Menjenguk Eliza
52 Tentang Rasa
53 Surprise
54 Menghindar
55 Permintaan Maaf Tuan Arley
56 Cemburu Nya Tuan Seno
57 Apakah Itu Cinta?
58 Peresmian Perusahaan Baru
59 Saling Memaafkan
60 Lamaran Yang Tak Romantis
61 Kantor Baru Arkana
62 Seharian Bersama Grandpa
63 Penyambutan Karyawan
64 Jalan-Jalan
65 Merasa Dibutuhkan
66 Ceroboh
67 Iseng
68 Tuan Arley Penasaran
69 Tunangan Devano, Eliza.
70 Lamaran Dadakan
71 Berpikir
72 Will You Marry Me?
73 Restu Arkana
74 Kekesalan Laurent
75 Sayang
76 Ramai
77 Menuju Hari- H
78 Hari Pernikahan
79 Senggol Bacok
80 Hukuman
81 Melepas Keperjakaan
82 Akhirnya
83 Berita Baik Vs Berita Buruk
84 Identitas Jhoy
85 Bersyukur
86 Kebersamaan
87 Imbalan
88 Rumah Sakit Jiwa
89 Sate Lilit
90 Tuan Seno Berpamitan
91 Kuda-kudaan
92 Kepanikan Adam
93 Jalan-Jalan
94 Barisan Masa Lalu
95 Soto Tangkar
96 Empat Bulanan
97 Kista
98 Operasi pengangkatan kista
99 Rame-Rame
100 Bermain
101 Menegangkan
102 Altezza Reiki Caldwell
103 Kabar Bahagia
104 Babby Al
105 Jangan Cemburu
106 Sweter
107 Kelahiran Babby Alicia
108 Empat Belas Tahun Kemudian
109 Sedih
110 Mengikuti
111 Riang
112 Nasihat Al
113 Tawaran menggiurkan
114 Bersemangat
115 Seperti Sepasang Kekasih
116 Mharta
117 Berkumpul Bersama
118 Hari Minggu
119 Berbelanja
120 Makan Siang Bersama
121 Pindah Ke Apartemen
122 Kenapa?
123 Overdosis
124 Pembalasan Mharta 1
125 Pembalasan Mharta 2
126 Ingin Diperhatikan
127 Menikahlah Dengan Ku
128 Identitas Sisil
129 Hanya Ingin ketenangan
130 Mencari Tahu
131 Bertemu Dia
132 Bersembunyi
133 Tinggal Menunggu
134 Persiapan
135 Dinner Romantis
136 Mau Ngga Ya?
137 Ajaran Leo
138 Kekalahan William
139 Dua Pilihan
140 Bahagia
141 Jawaban Sisil
142 Kembalinya Aset Berharga
143 Pemimpin Baru
144 Terpisah Jarak
145 Akhirnya
146 Buka-bukaan
147 Faktanya
148 Sepuluh Menit Saja
149 Digodog
150 Bisa Kan Ya
151 Bulan Madu
152 Pernikahan Mharta
153 Kebersaman
154 Pantasi Liar
155 Tak Tenang
156 Bali
157 Merajuk
158 Merasa Jijik
159 Kelakuan Bella
160 Penjelasan Al
161 Mengajak Pergi
162 Jebakan Untuk Bella
163 Bella Hilang
164 Bella Keguguran
165 Rencana Kepergian Al
166 Menuju Negara Adidaya
167 Adam Pulang
168 Adam Kecewa
169 Gelisah Galau Merana
170 Di Mana Adam?
171 Berseri
172 Karyawan Baru
173 Percaya
174 Gracia Yang Polos
175 Semangat
176 Makan Soto
177 Ke Luar Kota
178 Kurangnya Komunikasi
179 Akibat Dari Sebab
180 Pulang
181 Dijodohkan
182 Bersikap Aneh
183 Kembali Ceria
184 Sebel
185 Ternyata Dia
186 Kesepakatan
187 Pirasat
188 Positif
189 Bahagia
190 Mengantar Cindy Pulang
191 Sikap Yang Tak Terduga
192 Ketakutan Ibunda Gracia
193 Ikut Ke Kantor
194 Menyelidiki
195 Terkuak
196 Manusia Atau Kukas?
197 Penat
198 Putus
199 Colenak
200 Tiba Di Kota Bandung
201 Siapa Dia?
202 Hanya Teman
203 Tamu Tak Terduga
204 Menjaga Jarak
205 Kemalangan Mahendra
206 Lelaki Normal
207 Kesal
208 Keras Kepalanya Reinata
209 Obat Pencahar
210 Kesialan Reinata
211 Ketakutan Mahendra
212 Malunya Reinata
213 Nasehat Grandpa
214 Aku Memilihmu
215 Ijab Kabul Leo
216 Panik
217 Mencari Keberadaan Cindy
218 Kekesalan Leo
219 Cemen!
220 Pemanasan
221 Yang Kedua Kalinya
222 Kado Pernikahan
223 Repot
224 Bantuan
225 Lelaki Hidung Belang
226 Ngga Ada Manis-manisnya.
227 Jangan Pakai Rok
228 Ngeyel
229 Pewangi Pakaian
230 Kedatanga Leo 1
231 Kedatangan Leo 2
232 Meeting Lagi
233 Kalian memang pasangan yang sangat romantis.
234 Kalian Pacaran?
235 Pagi Hari di Taman
236 Bersikap Aneh
237 Beku Tidak?
238 Kontraksi
239 Noah Oliver Callweld
240 Lamaran Tidak Terduga
241 Akan Aku Coba
242 Pengantin Baru
243 Paginya Mahendra
244 End
245 Suara Hati Author
246 Pemberitahuan Novel Baru
247 Pemberitahuan Novel Baru
248 Novel Baru
Episodes

Updated 248 Episodes

1
Awal Mula
2
Kenyataan Pahit
3
Pergi Ke Ibu Kota
4
Cibiran
5
Permintaan Adam
6
Mencari Rumah Baru
7
Desain Rumah Impian
8
Sebilah Masa Lalu
9
Project Baru
10
Numpang Makan
11
Kagum
12
Rumah Impian Devano
13
Kedatangan Eliza
14
Makan Malam
15
Penasaran
16
Apakah Dia Ayah Ku?
17
Akhirnya Menuju Kota K
18
Bertemu
19
Apakah Om Ayahku?
20
Melepas Rindu
21
Catatan Harian Nayla
22
Kedatangan Tuan Seno
23
Siapa Anak Kandung Ku?
24
Ternyata Anak Kandung
25
Restu
26
Rencana Menikah
27
Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28
Berkunjung Ke Pusara Nayla
29
Pelepasan Masa Lajang
30
Kembali Ke Ibu Kota
31
Minta Izin Kepsek
32
Amerika
33
Patung Liberty
34
Menikmati Sunset
35
Lomba Dimulai
36
Burung Terbang
37
Kembaran Lain Usia
38
Potongan Masa Lalu
39
Pulang
40
Menyusul
41
Tak Ada Yang Kebetulan
42
Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan!
43
Secerah Harapan
44
Ide Adam
45
Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46
Maukah kamu memanggilku Daddy?
47
Rencana
48
Mobil Baru
49
Rumah Sakit
50
Menemani Eliza
51
Adam Menjenguk Eliza
52
Tentang Rasa
53
Surprise
54
Menghindar
55
Permintaan Maaf Tuan Arley
56
Cemburu Nya Tuan Seno
57
Apakah Itu Cinta?
58
Peresmian Perusahaan Baru
59
Saling Memaafkan
60
Lamaran Yang Tak Romantis
61
Kantor Baru Arkana
62
Seharian Bersama Grandpa
63
Penyambutan Karyawan
64
Jalan-Jalan
65
Merasa Dibutuhkan
66
Ceroboh
67
Iseng
68
Tuan Arley Penasaran
69
Tunangan Devano, Eliza.
70
Lamaran Dadakan
71
Berpikir
72
Will You Marry Me?
73
Restu Arkana
74
Kekesalan Laurent
75
Sayang
76
Ramai
77
Menuju Hari- H
78
Hari Pernikahan
79
Senggol Bacok
80
Hukuman
81
Melepas Keperjakaan
82
Akhirnya
83
Berita Baik Vs Berita Buruk
84
Identitas Jhoy
85
Bersyukur
86
Kebersamaan
87
Imbalan
88
Rumah Sakit Jiwa
89
Sate Lilit
90
Tuan Seno Berpamitan
91
Kuda-kudaan
92
Kepanikan Adam
93
Jalan-Jalan
94
Barisan Masa Lalu
95
Soto Tangkar
96
Empat Bulanan
97
Kista
98
Operasi pengangkatan kista
99
Rame-Rame
100
Bermain
101
Menegangkan
102
Altezza Reiki Caldwell
103
Kabar Bahagia
104
Babby Al
105
Jangan Cemburu
106
Sweter
107
Kelahiran Babby Alicia
108
Empat Belas Tahun Kemudian
109
Sedih
110
Mengikuti
111
Riang
112
Nasihat Al
113
Tawaran menggiurkan
114
Bersemangat
115
Seperti Sepasang Kekasih
116
Mharta
117
Berkumpul Bersama
118
Hari Minggu
119
Berbelanja
120
Makan Siang Bersama
121
Pindah Ke Apartemen
122
Kenapa?
123
Overdosis
124
Pembalasan Mharta 1
125
Pembalasan Mharta 2
126
Ingin Diperhatikan
127
Menikahlah Dengan Ku
128
Identitas Sisil
129
Hanya Ingin ketenangan
130
Mencari Tahu
131
Bertemu Dia
132
Bersembunyi
133
Tinggal Menunggu
134
Persiapan
135
Dinner Romantis
136
Mau Ngga Ya?
137
Ajaran Leo
138
Kekalahan William
139
Dua Pilihan
140
Bahagia
141
Jawaban Sisil
142
Kembalinya Aset Berharga
143
Pemimpin Baru
144
Terpisah Jarak
145
Akhirnya
146
Buka-bukaan
147
Faktanya
148
Sepuluh Menit Saja
149
Digodog
150
Bisa Kan Ya
151
Bulan Madu
152
Pernikahan Mharta
153
Kebersaman
154
Pantasi Liar
155
Tak Tenang
156
Bali
157
Merajuk
158
Merasa Jijik
159
Kelakuan Bella
160
Penjelasan Al
161
Mengajak Pergi
162
Jebakan Untuk Bella
163
Bella Hilang
164
Bella Keguguran
165
Rencana Kepergian Al
166
Menuju Negara Adidaya
167
Adam Pulang
168
Adam Kecewa
169
Gelisah Galau Merana
170
Di Mana Adam?
171
Berseri
172
Karyawan Baru
173
Percaya
174
Gracia Yang Polos
175
Semangat
176
Makan Soto
177
Ke Luar Kota
178
Kurangnya Komunikasi
179
Akibat Dari Sebab
180
Pulang
181
Dijodohkan
182
Bersikap Aneh
183
Kembali Ceria
184
Sebel
185
Ternyata Dia
186
Kesepakatan
187
Pirasat
188
Positif
189
Bahagia
190
Mengantar Cindy Pulang
191
Sikap Yang Tak Terduga
192
Ketakutan Ibunda Gracia
193
Ikut Ke Kantor
194
Menyelidiki
195
Terkuak
196
Manusia Atau Kukas?
197
Penat
198
Putus
199
Colenak
200
Tiba Di Kota Bandung
201
Siapa Dia?
202
Hanya Teman
203
Tamu Tak Terduga
204
Menjaga Jarak
205
Kemalangan Mahendra
206
Lelaki Normal
207
Kesal
208
Keras Kepalanya Reinata
209
Obat Pencahar
210
Kesialan Reinata
211
Ketakutan Mahendra
212
Malunya Reinata
213
Nasehat Grandpa
214
Aku Memilihmu
215
Ijab Kabul Leo
216
Panik
217
Mencari Keberadaan Cindy
218
Kekesalan Leo
219
Cemen!
220
Pemanasan
221
Yang Kedua Kalinya
222
Kado Pernikahan
223
Repot
224
Bantuan
225
Lelaki Hidung Belang
226
Ngga Ada Manis-manisnya.
227
Jangan Pakai Rok
228
Ngeyel
229
Pewangi Pakaian
230
Kedatanga Leo 1
231
Kedatangan Leo 2
232
Meeting Lagi
233
Kalian memang pasangan yang sangat romantis.
234
Kalian Pacaran?
235
Pagi Hari di Taman
236
Bersikap Aneh
237
Beku Tidak?
238
Kontraksi
239
Noah Oliver Callweld
240
Lamaran Tidak Terduga
241
Akan Aku Coba
242
Pengantin Baru
243
Paginya Mahendra
244
End
245
Suara Hati Author
246
Pemberitahuan Novel Baru
247
Pemberitahuan Novel Baru
248
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!