Laila menangis, menahan sakit di perutnya dan menahan rasa sakit di dalam hatinya. Rasanya dia telah salah sudah datang ke desa itu, karena mereka terlihat cuek atau lebih tepatnya di sebut tidak berprikemanusiaan.
"Ya Tuhan, tidak adakah orang yang mau menolongku? Kenapa semua orang terkesan sangat tidak peduli?" tanya Laila dengan sedih.
Tidak lama kemudian, tangis Laila berhenti. Karena saat ini dia melihat Jhoy yang tidak jauh dari dirinya, dengan cepat Laila berteriak memanggil namanya.
"Jhoy!" panggil Laila.
Jhoy yang merasa namanya di panggil langsung menolehkan wajahnya ke arah Laila, dahinya nampak mengernyit dalam. Namun, tidak lama kemudian Jhoy berkata.
"Nyonya Laila!" teriak Jhoy dengan kaget, Jhoy begitu kaget karena melihat tubuh bagian bawah Laila yang berdarah.
"Jhoy, tolong antar aku ke Rumah Sakit. Sepertinya aku akan melahirkan, tolong aku Jhoy!" pinta Laila mengiba.
Hanya Jhoy yang dia kenal di sana, rasanya dia sudah tidak mengenal siapa pun lagi. Sepertinya meminta tolong kepada Jhoy adalah hal yang paling baik.
"Baiklah, Nyonya. Saya akan membantu anda, tapi di sini tidak ada Rumah Sakit, Nyonya. Hanya ada puskesmas saja," ucap Jhoy.
Untuk saat ini Laila tidak memikirkan apa pun lagi, yang terpenting dia bisa segera. melahirkan baby yang dia kandung.
Kalau terlalu lama dalam keadaan seperti ini, dia takut jika baby yang berada di dalam kandungannya tidak akan terselamatkan.
"Tak apa, Jhoy. Yang penting tolong cepat bawa aku sekarang, aku takut terjadi apa apa pada bayiku. Kumohon," pinta Laila.
Untuk sesaat Jhoy terdiam, rasanya membantu Laila adalah hal yang tidak merugikan. Namun, sangat merepotkan.
Akan tetapi, saat melihat darah yang terus mengalir dari area inti Laila, Jhoy seketika merasa iba dan ingin memberikan pertolongan dengan cepat.
"Baik, Nyonya," jawab Jhoy.
Jhoy pun langsung mengambil motor matic kesayangannya, dia pun membawa Laila ke puskesmas. Beruntung walaupun hanya puskesmas desa, tapi puskesmas itu beroperasi dua puluh empat jam.
Laila langsung di bawa ke ruang observasi, di sana dokter pun memeriksa keadaan dari Laila. Dokter mengatakan jika dia sudah pembukaan tujuh dan sudah harus dipindahkan ke ruang bersalin.
Laila pun menurut, tapi sebelum dia dipindahkan, Laila meminta Jhoy untuk menjual semua perhiasannya.
Saat ini dia sudah tidak mempunyai uang, hanya perhiasan yang menempel di tubuhnya saja yang dia punya.
Semua uang miliknya sudah raib diambil pencopet, dia benar-benar tidak mempunyai uang untuk biaya persalinan.
Kalung, gelang, anting dan juga cincin yang sengaja dipersiapkan untuk acara pernikahannya pun dia lepas. Laila pun meminta Jhoy agar segera menjualnya, karena dia membutuhkan uangnya segera.
"Aku mohon, Jhoy. Tolong bantu aku, aku percaya kepada kamu," pinta Laila.
Untuk sesaat dia menatap semua perhiasan yang diberikan pria yang dia cintai untuk dirinya itu, tidak lama kemudian dia tersenyum getir.
Cinta itu memang terkadang membuat orang tersiksa dan sengsara, tapi Laila tidak bisa menyalahkan siapa pun. Mungkin ini adalah hukuman untuk dirinya dari Tuhan, karena sudah menjadi hamba yang tidak patuh dan taat kepada agam.
"Baiklah, aku akan membantu anda, Nyonya. Berjuanglah untuk kelahiran sikecil," ucap Jhoy menyemangati.
"Iya, terima kasih. Aku akan berjuang untuk kelahiran putraku," jawab Laila.
Tidak lama kemudian Laila pun masuk ke ruang bersalin, sedangkan Jhoy langsung pergi ke toko emas untuk menjual semua perhiasan Laila.
Laila berjuang dengan seluruh kekuatan yang dia punya, dia ingin segera bertemu dengan babby'nya. Dia ingin menjadi seorang ibu, walaupun mungkin prianya tidak akan pernah melihat mereka kembali.
"Ayo, Nyonya. Dorong terus dengan kuat, ambil napas dalam dan mengejan," ucap Dokter.
Laila berusaha untuk mengatur napasnya, dia berusaha untuk mengejan sesuai dengan instruksi dari dokter.
Setengah jam berjuang, lahirlah baby yang sangat tampan. Laila sempat kecewa karena wajahnya begitu mirip dengan prianya, tapi walau bagaimana pun juga, Laila tetap akan membesarkan anak itu dan akan menyayanginya dengan sepenuh hati.
Setelah selsai semua prosesnya, Laila dan bayinya pun dipindahkan ke ruang perawatan. Laila memangku putranya dan mencoba untuk menyusuinya, tidak berselang lama Jhoy pun datang.
Dia sangat lega saat melihat Jhoy, ternyata Jhoy sangat bisa diandalkan. Padahal mereka belum saling mengenal, Laila pun berjanji akan membantunya jika dia membutuhkan bantuan.
"Jhoy, kamu sudah pulang?" tanya Laila.
Jhoy tersenyum hangat mendengar pertanyaan dari Laila, wanita yang terlihat begitu kuat di matanya. Walaupun dia sudah berjuang untuk melahirkan putranya dan wajahnya terlihat begitu pucat, tapi dia berusaha untuk tersenyum dengan riang.
"Sudah, Nyonya," jawab Jhoy.
Laila langsung menggelengkan kepalanya, rasanya dia tidak enak hati karena Jhoy terus saja memanggil dirinya dengan sebutan Nyonya.
"Panggil aku Kakak, Jhoy. Karena sepertinya kamu lebih muda sedikit dariku," ucap Laila seraya terkekeh.
Jhoy ikut terkekeh, kemudian pria itu terlihat menunjukkan plastik hitam berisikan uang hasil penjualan perhiasan milik Laila.
"Baik Kak, ini uangnya. Ada lima ratus juta, Kak. Ternyata emas punya Kakak sangat mahal, Kakak tahu, yang punya toko emas sampai menguras semua isi brankasnya," seloroh Jhoy.
Laila langsung tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Jhoy, pria itu bertingkah seperti tidak pernah melihat uang banyak, pikirnya.
"Pegang dulu saja uangnya, Jhoy. Oiya, Jhoy. Bolehkah aku minta tolong?" pinta Laila.
Jhoy menghela napas berat, dia pasti akan menolong jika bisa. Karena dia merasa iba saat melihat wajah Laila yang terlihat begitu sendu.
"Katakan saja, Kak. Kalau bisa akan aku bantu," ucap Jhoy.
Laila tersenyum lalu memandang wajah bayi yang baru saja dia lahirkan, lalu dia kembali menatap wajah Jhoy.
"Tolong adzani putraku," pinta Laila.
Jhoy terdiam seraya menatap wajah baby yang baru dilahirkan oleh Laila, tidak lama kemudian dia tersenyum seraya menganggukan kepalanya.
"Boleh, Kak," ucap Jhoy.
Jhoy pun mengambil alih bayi mungil nan tampan itu ke dalam gendongannya, lalu dia mulai mengadzani bayi tampan itu tepat di telinga kanannya. Setelah selsai, Jhoy pun membaca iqomat tepat di telinga kirinya.
Laila pun tersenyum senang melihat akan hal itu, walaupun tidak ada prianya di sana, tapi masih ada orang baik yang mau membantu dirinya.
"Terima kasih, Jhoy," ucap Laila.
"Sama sama, Kak. Putra kamu ini sangat tampan, siapa namanya?" tanya Jhoy.
Laila terkekeh mendengar pertanyaan dari Jhoy, dia malah belum kepikiran untuk memberikan nama yang bagus untuk putranya. Namun, tidak lama kemudian dia tersenyum dan berkata.
"Karna dia putra pertamaku dan dia terlihat sangat tampan, aku akan memberinya nama... Adam Putra Pratama," jawab Laila.
"Apakah pertama Pratama itu nama marga ayahnya?" tanya Jhoy.
"Pratama adalah nama marga ayahku, dia anakku. Jadi, sudah sewajarnya aku memberi dia nama margaku," jawab Laila.
Saat sedang asik mengobrol, seorang perawat datang dan membawa nampan berisi sepiring nasi, sepotong buah dan segelas susu untuk Laila.
"Makanlah dulu, Nyonya. Anda pasti lelah karna sudah melahirkan, makannya yang banyak biar asinya banyak. Bayi yang tampan ini biar saya yang gendong," ucap suster.
"Terima kasih, sus. Anda baik sekali," ucap Laila.
Akhirnya Laila pun memakan makanan yang sudah disiapkan oleh suster, sedangkan baby Adam digendong oleh Jhoy.
Setelah selesai makan, Laila pun menyusui kembali putranya. Sedangkan Jhoy dan perawat tadi masih terdiam menemani Laila di dalam ruang perawatannya.
Laila sempat heran, karena perawat itu begitu anteng diam di sana. Namun, saat dia bertanya, katanya memang sudah tugasnya seperti itu.
"Kak, sekarang tidurlah dulu. Kakak harus memulihkan tenaga Kakak, Kakak jangan khawatirkan Adam. Karena dia terlihat tidur dengan pulas," ucap Jhoy.
"Ya, kamu benar, Jhoy. Aku butuh istirahat," ucap Laila membenarkan.
Laila pun menidurkan bayinya tepat di sampingnya, kemudian Laila merebahkan tubuhnya. Dia sangat lelah dan merasa sangat tidak bertenaga, tidak lama Laila pun tertidur dengan pulas.
"Bagaimana, Sayang?" tanya si perawat pada Jhoy yang ternyata adalah kekasihnya.
"Dia sudah tertidur, jadi... apa rencanamu?" tanya Jhoy.
"Kita ambil uangnya, kita pakai untuk modal nikah dan untuk keperluan kita nanti," jawab perawat itu.
"Tapi, Sayang. Jangan di bawa semuanya, kasihan dia. Dia hanya pendatang," ucap Jhoy.
"Baiklah, aku rasa tiga ratus juta cukup tuh untuk kita bawa. Dua ratus jutanya untuk biaya dia dah putra tampannya itu, anggap saja itu uang imbalan karena kamu sudah menolongnya," usul perawat itu.
"Kamu benar, Sayang. Yang cepat, Sayang. Nanti dia keburu bangun," ucap Jhoy.
Perawat itu pun memasukan uang tiga ratus jutanya ke dalam tasnya, setelah itu dia memasukan uang dua ratus jutanya ke dalam tas milik Laila.
Tidak lupa perawat itu pun menuliskan sebuah catatan kecil dan menyimpannya di dalam tas milik Laila, setelah dirasa selesai mereka pun pergi dengan tergesa.
Satu jam kemudian Laila terbangun, dia terusik karena putranya mulai merengek. Bibirnya terlihat bergerak ke sana dan kemari, hal itu membuat Laila merasa sangat gemas.
Laila bangun dan menyusui anaknya tersebut, lama Laila memandang wajah tampan putranya itu. Tanpa terasa buliran air bening pun keluar dari matanya, terasa hangat dan membasahi pipinya untuk kesekian kalinya.
"Sayang, kenapa wajah kamu begitu mirip dengan ayah kamu, Sayang? Ibu yang mengandung kamu, tapi kamu malah memihak kepada ayah kamu," ucap Laila seraya mencuil gemas hidung putranya.
Saat sedang asik mengajak putranya untuk berbicara, ada empat orang polisi yang masuk ke dalam ruangan Laila.
Laila begitu terkejut dibuatnya, dia hanya bisa diam seraya memandang ke empat orang polisi yang kini sudah berada di dekatnya itu.
"Maaf mengganggu waktu ibu, sebentar saja," ucap Pak polisi.
+
+
+
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 248 Episodes
Comments
Nunik Wahyuni
ternyata jhoy dan perawat Abal abal penjahat juga tega bnr ambil uang Layla....ya ALLAH smoga Layla bisa bertahan hdp dgn sisa uang yg dia punya....bnr bnr biadab itu pasangan ga punya akhlak 😭😭😭
2024-04-01
0
Widi Widurai
gundulmu. imbalan ga segede itu keles..
2023-06-07
0
Roro Ireng Rahayu
#putramu..
2023-01-27
0