Kenyataan Pahit

Laila menangis, menahan sakit di perutnya dan menahan rasa sakit di dalam hatinya. Rasanya dia telah salah sudah datang ke desa itu, karena mereka terlihat cuek atau lebih tepatnya di sebut tidak berprikemanusiaan.

"Ya Tuhan, tidak adakah orang yang mau menolongku? Kenapa semua orang terkesan sangat tidak peduli?" tanya Laila dengan sedih.

Tidak lama kemudian, tangis Laila berhenti. Karena saat ini dia melihat Jhoy yang tidak jauh dari dirinya, dengan cepat Laila berteriak memanggil namanya.

"Jhoy!" panggil Laila.

Jhoy yang merasa namanya di panggil langsung menolehkan wajahnya ke arah Laila, dahinya nampak mengernyit dalam. Namun, tidak lama kemudian Jhoy berkata.

"Nyonya Laila!" teriak Jhoy dengan kaget, Jhoy begitu kaget karena melihat tubuh bagian bawah Laila yang berdarah.

"Jhoy, tolong antar aku ke Rumah Sakit. Sepertinya aku akan melahirkan, tolong aku Jhoy!" pinta Laila mengiba.

Hanya Jhoy yang dia kenal di sana, rasanya dia sudah tidak mengenal siapa pun lagi. Sepertinya meminta tolong kepada Jhoy adalah hal yang paling baik.

"Baiklah, Nyonya. Saya akan membantu anda, tapi di sini tidak ada Rumah Sakit, Nyonya. Hanya ada puskesmas saja," ucap Jhoy.

Untuk saat ini Laila tidak memikirkan apa pun lagi, yang terpenting dia bisa segera. melahirkan baby yang dia kandung.

Kalau terlalu lama dalam keadaan seperti ini, dia takut jika baby yang berada di dalam kandungannya tidak akan terselamatkan.

"Tak apa, Jhoy. Yang penting tolong cepat bawa aku sekarang, aku takut terjadi apa apa pada bayiku. Kumohon," pinta Laila.

Untuk sesaat Jhoy terdiam, rasanya membantu Laila adalah hal yang tidak merugikan. Namun, sangat merepotkan.

Akan tetapi, saat melihat darah yang terus mengalir dari area inti Laila, Jhoy seketika merasa iba dan ingin memberikan pertolongan dengan cepat.

"Baik, Nyonya," jawab Jhoy.

Jhoy pun langsung mengambil motor matic kesayangannya, dia pun membawa Laila ke puskesmas. Beruntung walaupun hanya puskesmas desa, tapi puskesmas itu beroperasi dua puluh empat jam.

Laila langsung di bawa ke ruang observasi, di sana dokter pun memeriksa keadaan dari Laila. Dokter mengatakan jika dia sudah pembukaan tujuh dan sudah harus dipindahkan ke ruang bersalin.

Laila pun menurut, tapi sebelum dia dipindahkan, Laila meminta Jhoy untuk menjual semua perhiasannya.

Saat ini dia sudah tidak mempunyai uang, hanya perhiasan yang menempel di tubuhnya saja yang dia punya.

Semua uang miliknya sudah raib diambil pencopet, dia benar-benar tidak mempunyai uang untuk biaya persalinan.

Kalung, gelang, anting dan juga cincin yang sengaja dipersiapkan untuk acara pernikahannya pun dia lepas. Laila pun meminta Jhoy agar segera menjualnya, karena dia membutuhkan uangnya segera.

"Aku mohon, Jhoy. Tolong bantu aku, aku percaya kepada kamu," pinta Laila.

Untuk sesaat dia menatap semua perhiasan yang diberikan pria yang dia cintai untuk dirinya itu, tidak lama kemudian dia tersenyum getir.

Cinta itu memang terkadang membuat orang tersiksa dan sengsara, tapi Laila tidak bisa menyalahkan siapa pun. Mungkin ini adalah hukuman untuk dirinya dari Tuhan, karena sudah menjadi hamba yang tidak patuh dan taat kepada agam.

"Baiklah, aku akan membantu anda, Nyonya. Berjuanglah untuk kelahiran sikecil," ucap Jhoy menyemangati.

"Iya, terima kasih. Aku akan berjuang untuk kelahiran putraku," jawab Laila.

Tidak lama kemudian Laila pun masuk ke ruang bersalin, sedangkan Jhoy langsung pergi ke toko emas untuk menjual semua perhiasan Laila.

Laila berjuang dengan seluruh kekuatan yang dia punya, dia ingin segera bertemu dengan babby'nya. Dia ingin menjadi seorang ibu, walaupun mungkin prianya tidak akan pernah melihat mereka kembali.

"Ayo, Nyonya. Dorong terus dengan kuat, ambil napas dalam dan mengejan," ucap Dokter.

Laila berusaha untuk mengatur napasnya, dia berusaha untuk mengejan sesuai dengan instruksi dari dokter.

Setengah jam berjuang, lahirlah baby yang sangat tampan. Laila sempat kecewa karena wajahnya begitu mirip dengan prianya, tapi walau bagaimana pun juga, Laila tetap akan membesarkan anak itu dan akan menyayanginya dengan sepenuh hati.

Setelah selsai semua prosesnya, Laila dan bayinya pun dipindahkan ke ruang perawatan. Laila memangku putranya dan mencoba untuk menyusuinya, tidak berselang lama Jhoy pun datang.

Dia sangat lega saat melihat Jhoy, ternyata Jhoy sangat bisa diandalkan. Padahal mereka belum saling mengenal, Laila pun berjanji akan membantunya jika dia membutuhkan bantuan.

"Jhoy, kamu sudah pulang?" tanya Laila.

Jhoy tersenyum hangat mendengar pertanyaan dari Laila, wanita yang terlihat begitu kuat di matanya. Walaupun dia sudah berjuang untuk melahirkan putranya dan wajahnya terlihat begitu pucat, tapi dia berusaha untuk tersenyum dengan riang.

"Sudah, Nyonya," jawab Jhoy.

Laila langsung menggelengkan kepalanya, rasanya dia tidak enak hati karena Jhoy terus saja memanggil dirinya dengan sebutan Nyonya.

"Panggil aku Kakak, Jhoy. Karena sepertinya kamu lebih muda sedikit dariku," ucap Laila seraya terkekeh.

Jhoy ikut terkekeh, kemudian pria itu terlihat menunjukkan plastik hitam berisikan uang hasil penjualan perhiasan milik Laila.

"Baik Kak, ini uangnya. Ada lima ratus juta, Kak. Ternyata emas punya Kakak sangat mahal, Kakak tahu, yang punya toko emas sampai menguras semua isi brankasnya," seloroh Jhoy.

Laila langsung tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Jhoy, pria itu bertingkah seperti tidak pernah melihat uang banyak, pikirnya.

"Pegang dulu saja uangnya, Jhoy. Oiya, Jhoy. Bolehkah aku minta tolong?" pinta Laila.

Jhoy menghela napas berat, dia pasti akan menolong jika bisa. Karena dia merasa iba saat melihat wajah Laila yang terlihat begitu sendu.

"Katakan saja, Kak. Kalau bisa akan aku bantu," ucap Jhoy.

Laila tersenyum lalu memandang wajah bayi yang baru saja dia lahirkan, lalu dia kembali menatap wajah Jhoy.

"Tolong adzani putraku," pinta Laila.

Jhoy terdiam seraya menatap wajah baby yang baru dilahirkan oleh Laila, tidak lama kemudian dia tersenyum seraya menganggukan kepalanya.

"Boleh, Kak," ucap Jhoy.

Jhoy pun mengambil alih bayi mungil nan tampan itu ke dalam gendongannya, lalu dia mulai mengadzani bayi tampan itu tepat di telinga kanannya. Setelah selsai, Jhoy pun membaca iqomat tepat di telinga kirinya.

Laila pun tersenyum senang melihat akan hal itu, walaupun tidak ada prianya di sana, tapi masih ada orang baik yang mau membantu dirinya.

"Terima kasih, Jhoy," ucap Laila.

"Sama sama, Kak. Putra kamu ini sangat tampan, siapa namanya?" tanya Jhoy.

Laila terkekeh mendengar pertanyaan dari Jhoy, dia malah belum kepikiran untuk memberikan nama yang bagus untuk putranya. Namun, tidak lama kemudian dia tersenyum dan berkata.

"Karna dia putra pertamaku dan dia terlihat sangat tampan, aku akan memberinya nama... Adam Putra Pratama," jawab Laila.

"Apakah pertama Pratama itu nama marga ayahnya?" tanya Jhoy.

"Pratama adalah nama marga ayahku, dia anakku. Jadi, sudah sewajarnya aku memberi dia nama margaku," jawab Laila.

Saat sedang asik mengobrol, seorang perawat datang dan membawa nampan berisi sepiring nasi, sepotong buah dan segelas susu untuk Laila.

"Makanlah dulu, Nyonya. Anda pasti lelah karna sudah melahirkan, makannya yang banyak biar asinya banyak. Bayi yang tampan ini biar saya yang gendong," ucap suster.

"Terima kasih, sus. Anda baik sekali," ucap Laila.

Akhirnya Laila pun memakan makanan yang sudah disiapkan oleh suster, sedangkan baby Adam digendong oleh Jhoy.

Setelah selesai makan, Laila pun menyusui kembali putranya. Sedangkan Jhoy dan perawat tadi masih terdiam menemani Laila di dalam ruang perawatannya.

Laila sempat heran, karena perawat itu begitu anteng diam di sana. Namun, saat dia bertanya, katanya memang sudah tugasnya seperti itu.

"Kak, sekarang tidurlah dulu. Kakak harus memulihkan tenaga Kakak, Kakak jangan khawatirkan Adam. Karena dia terlihat tidur dengan pulas," ucap Jhoy.

"Ya, kamu benar, Jhoy. Aku butuh istirahat," ucap Laila membenarkan.

Laila pun menidurkan bayinya tepat di sampingnya, kemudian Laila merebahkan tubuhnya. Dia sangat lelah dan merasa sangat tidak bertenaga, tidak lama Laila pun tertidur dengan pulas.

"Bagaimana, Sayang?" tanya si perawat pada Jhoy yang ternyata adalah kekasihnya.

"Dia sudah tertidur, jadi... apa rencanamu?" tanya Jhoy.

"Kita ambil uangnya, kita pakai untuk modal nikah dan untuk keperluan kita nanti," jawab perawat itu.

"Tapi, Sayang. Jangan di bawa semuanya, kasihan dia. Dia hanya pendatang," ucap Jhoy.

"Baiklah, aku rasa tiga ratus juta cukup tuh untuk kita bawa. Dua ratus jutanya untuk biaya dia dah putra tampannya itu, anggap saja itu uang imbalan karena kamu sudah menolongnya," usul perawat itu.

"Kamu benar, Sayang. Yang cepat, Sayang. Nanti dia keburu bangun," ucap Jhoy.

Perawat itu pun memasukan uang tiga ratus jutanya ke dalam tasnya, setelah itu dia memasukan uang dua ratus jutanya ke dalam tas milik Laila.

Tidak lupa perawat itu pun menuliskan sebuah catatan kecil dan menyimpannya di dalam tas milik Laila, setelah dirasa selesai mereka pun pergi dengan tergesa.

Satu jam kemudian Laila terbangun, dia terusik karena putranya mulai merengek. Bibirnya terlihat bergerak ke sana dan kemari, hal itu membuat Laila merasa sangat gemas.

Laila bangun dan menyusui anaknya tersebut, lama Laila memandang wajah tampan putranya itu. Tanpa terasa buliran air bening pun keluar dari matanya, terasa hangat dan membasahi pipinya untuk kesekian kalinya.

"Sayang, kenapa wajah kamu begitu mirip dengan ayah kamu, Sayang? Ibu yang mengandung kamu, tapi kamu malah memihak kepada ayah kamu," ucap Laila seraya mencuil gemas hidung putranya.

Saat sedang asik mengajak putranya untuk berbicara, ada empat orang polisi yang masuk ke dalam ruangan Laila.

Laila begitu terkejut dibuatnya, dia hanya bisa diam seraya memandang ke empat orang polisi yang kini sudah berada di dekatnya itu.

"Maaf mengganggu waktu ibu, sebentar saja," ucap Pak polisi.

+

+

+

TBC

Terpopuler

Comments

Nunik Wahyuni

Nunik Wahyuni

ternyata jhoy dan perawat Abal abal penjahat juga tega bnr ambil uang Layla....ya ALLAH smoga Layla bisa bertahan hdp dgn sisa uang yg dia punya....bnr bnr biadab itu pasangan ga punya akhlak 😭😭😭

2024-04-01

0

Widi Widurai

Widi Widurai

gundulmu. imbalan ga segede itu keles..

2023-06-07

0

Roro Ireng Rahayu

Roro Ireng Rahayu

#putramu..

2023-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Kenyataan Pahit
3 Pergi Ke Ibu Kota
4 Cibiran
5 Permintaan Adam
6 Mencari Rumah Baru
7 Desain Rumah Impian
8 Sebilah Masa Lalu
9 Project Baru
10 Numpang Makan
11 Kagum
12 Rumah Impian Devano
13 Kedatangan Eliza
14 Makan Malam
15 Penasaran
16 Apakah Dia Ayah Ku?
17 Akhirnya Menuju Kota K
18 Bertemu
19 Apakah Om Ayahku?
20 Melepas Rindu
21 Catatan Harian Nayla
22 Kedatangan Tuan Seno
23 Siapa Anak Kandung Ku?
24 Ternyata Anak Kandung
25 Restu
26 Rencana Menikah
27 Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28 Berkunjung Ke Pusara Nayla
29 Pelepasan Masa Lajang
30 Kembali Ke Ibu Kota
31 Minta Izin Kepsek
32 Amerika
33 Patung Liberty
34 Menikmati Sunset
35 Lomba Dimulai
36 Burung Terbang
37 Kembaran Lain Usia
38 Potongan Masa Lalu
39 Pulang
40 Menyusul
41 Tak Ada Yang Kebetulan
42 Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan!
43 Secerah Harapan
44 Ide Adam
45 Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46 Maukah kamu memanggilku Daddy?
47 Rencana
48 Mobil Baru
49 Rumah Sakit
50 Menemani Eliza
51 Adam Menjenguk Eliza
52 Tentang Rasa
53 Surprise
54 Menghindar
55 Permintaan Maaf Tuan Arley
56 Cemburu Nya Tuan Seno
57 Apakah Itu Cinta?
58 Peresmian Perusahaan Baru
59 Saling Memaafkan
60 Lamaran Yang Tak Romantis
61 Kantor Baru Arkana
62 Seharian Bersama Grandpa
63 Penyambutan Karyawan
64 Jalan-Jalan
65 Merasa Dibutuhkan
66 Ceroboh
67 Iseng
68 Tuan Arley Penasaran
69 Tunangan Devano, Eliza.
70 Lamaran Dadakan
71 Berpikir
72 Will You Marry Me?
73 Restu Arkana
74 Kekesalan Laurent
75 Sayang
76 Ramai
77 Menuju Hari- H
78 Hari Pernikahan
79 Senggol Bacok
80 Hukuman
81 Melepas Keperjakaan
82 Akhirnya
83 Berita Baik Vs Berita Buruk
84 Identitas Jhoy
85 Bersyukur
86 Kebersamaan
87 Imbalan
88 Rumah Sakit Jiwa
89 Sate Lilit
90 Tuan Seno Berpamitan
91 Kuda-kudaan
92 Kepanikan Adam
93 Jalan-Jalan
94 Barisan Masa Lalu
95 Soto Tangkar
96 Empat Bulanan
97 Kista
98 Operasi pengangkatan kista
99 Rame-Rame
100 Bermain
101 Menegangkan
102 Altezza Reiki Caldwell
103 Kabar Bahagia
104 Babby Al
105 Jangan Cemburu
106 Sweter
107 Kelahiran Babby Alicia
108 Empat Belas Tahun Kemudian
109 Sedih
110 Mengikuti
111 Riang
112 Nasihat Al
113 Tawaran menggiurkan
114 Bersemangat
115 Seperti Sepasang Kekasih
116 Mharta
117 Berkumpul Bersama
118 Hari Minggu
119 Berbelanja
120 Makan Siang Bersama
121 Pindah Ke Apartemen
122 Kenapa?
123 Overdosis
124 Pembalasan Mharta 1
125 Pembalasan Mharta 2
126 Ingin Diperhatikan
127 Menikahlah Dengan Ku
128 Identitas Sisil
129 Hanya Ingin ketenangan
130 Mencari Tahu
131 Bertemu Dia
132 Bersembunyi
133 Tinggal Menunggu
134 Persiapan
135 Dinner Romantis
136 Mau Ngga Ya?
137 Ajaran Leo
138 Kekalahan William
139 Dua Pilihan
140 Bahagia
141 Jawaban Sisil
142 Kembalinya Aset Berharga
143 Pemimpin Baru
144 Terpisah Jarak
145 Akhirnya
146 Buka-bukaan
147 Faktanya
148 Sepuluh Menit Saja
149 Digodog
150 Bisa Kan Ya
151 Bulan Madu
152 Pernikahan Mharta
153 Kebersaman
154 Pantasi Liar
155 Tak Tenang
156 Bali
157 Merajuk
158 Merasa Jijik
159 Kelakuan Bella
160 Penjelasan Al
161 Mengajak Pergi
162 Jebakan Untuk Bella
163 Bella Hilang
164 Bella Keguguran
165 Rencana Kepergian Al
166 Menuju Negara Adidaya
167 Adam Pulang
168 Adam Kecewa
169 Gelisah Galau Merana
170 Di Mana Adam?
171 Berseri
172 Karyawan Baru
173 Percaya
174 Gracia Yang Polos
175 Semangat
176 Makan Soto
177 Ke Luar Kota
178 Kurangnya Komunikasi
179 Akibat Dari Sebab
180 Pulang
181 Dijodohkan
182 Bersikap Aneh
183 Kembali Ceria
184 Sebel
185 Ternyata Dia
186 Kesepakatan
187 Pirasat
188 Positif
189 Bahagia
190 Mengantar Cindy Pulang
191 Sikap Yang Tak Terduga
192 Ketakutan Ibunda Gracia
193 Ikut Ke Kantor
194 Menyelidiki
195 Terkuak
196 Manusia Atau Kukas?
197 Penat
198 Putus
199 Colenak
200 Tiba Di Kota Bandung
201 Siapa Dia?
202 Hanya Teman
203 Tamu Tak Terduga
204 Menjaga Jarak
205 Kemalangan Mahendra
206 Lelaki Normal
207 Kesal
208 Keras Kepalanya Reinata
209 Obat Pencahar
210 Kesialan Reinata
211 Ketakutan Mahendra
212 Malunya Reinata
213 Nasehat Grandpa
214 Aku Memilihmu
215 Ijab Kabul Leo
216 Panik
217 Mencari Keberadaan Cindy
218 Kekesalan Leo
219 Cemen!
220 Pemanasan
221 Yang Kedua Kalinya
222 Kado Pernikahan
223 Repot
224 Bantuan
225 Lelaki Hidung Belang
226 Ngga Ada Manis-manisnya.
227 Jangan Pakai Rok
228 Ngeyel
229 Pewangi Pakaian
230 Kedatanga Leo 1
231 Kedatangan Leo 2
232 Meeting Lagi
233 Kalian memang pasangan yang sangat romantis.
234 Kalian Pacaran?
235 Pagi Hari di Taman
236 Bersikap Aneh
237 Beku Tidak?
238 Kontraksi
239 Noah Oliver Callweld
240 Lamaran Tidak Terduga
241 Akan Aku Coba
242 Pengantin Baru
243 Paginya Mahendra
244 End
245 Suara Hati Author
246 Pemberitahuan Novel Baru
247 Pemberitahuan Novel Baru
248 Novel Baru
Episodes

Updated 248 Episodes

1
Awal Mula
2
Kenyataan Pahit
3
Pergi Ke Ibu Kota
4
Cibiran
5
Permintaan Adam
6
Mencari Rumah Baru
7
Desain Rumah Impian
8
Sebilah Masa Lalu
9
Project Baru
10
Numpang Makan
11
Kagum
12
Rumah Impian Devano
13
Kedatangan Eliza
14
Makan Malam
15
Penasaran
16
Apakah Dia Ayah Ku?
17
Akhirnya Menuju Kota K
18
Bertemu
19
Apakah Om Ayahku?
20
Melepas Rindu
21
Catatan Harian Nayla
22
Kedatangan Tuan Seno
23
Siapa Anak Kandung Ku?
24
Ternyata Anak Kandung
25
Restu
26
Rencana Menikah
27
Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28
Berkunjung Ke Pusara Nayla
29
Pelepasan Masa Lajang
30
Kembali Ke Ibu Kota
31
Minta Izin Kepsek
32
Amerika
33
Patung Liberty
34
Menikmati Sunset
35
Lomba Dimulai
36
Burung Terbang
37
Kembaran Lain Usia
38
Potongan Masa Lalu
39
Pulang
40
Menyusul
41
Tak Ada Yang Kebetulan
42
Lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan!
43
Secerah Harapan
44
Ide Adam
45
Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46
Maukah kamu memanggilku Daddy?
47
Rencana
48
Mobil Baru
49
Rumah Sakit
50
Menemani Eliza
51
Adam Menjenguk Eliza
52
Tentang Rasa
53
Surprise
54
Menghindar
55
Permintaan Maaf Tuan Arley
56
Cemburu Nya Tuan Seno
57
Apakah Itu Cinta?
58
Peresmian Perusahaan Baru
59
Saling Memaafkan
60
Lamaran Yang Tak Romantis
61
Kantor Baru Arkana
62
Seharian Bersama Grandpa
63
Penyambutan Karyawan
64
Jalan-Jalan
65
Merasa Dibutuhkan
66
Ceroboh
67
Iseng
68
Tuan Arley Penasaran
69
Tunangan Devano, Eliza.
70
Lamaran Dadakan
71
Berpikir
72
Will You Marry Me?
73
Restu Arkana
74
Kekesalan Laurent
75
Sayang
76
Ramai
77
Menuju Hari- H
78
Hari Pernikahan
79
Senggol Bacok
80
Hukuman
81
Melepas Keperjakaan
82
Akhirnya
83
Berita Baik Vs Berita Buruk
84
Identitas Jhoy
85
Bersyukur
86
Kebersamaan
87
Imbalan
88
Rumah Sakit Jiwa
89
Sate Lilit
90
Tuan Seno Berpamitan
91
Kuda-kudaan
92
Kepanikan Adam
93
Jalan-Jalan
94
Barisan Masa Lalu
95
Soto Tangkar
96
Empat Bulanan
97
Kista
98
Operasi pengangkatan kista
99
Rame-Rame
100
Bermain
101
Menegangkan
102
Altezza Reiki Caldwell
103
Kabar Bahagia
104
Babby Al
105
Jangan Cemburu
106
Sweter
107
Kelahiran Babby Alicia
108
Empat Belas Tahun Kemudian
109
Sedih
110
Mengikuti
111
Riang
112
Nasihat Al
113
Tawaran menggiurkan
114
Bersemangat
115
Seperti Sepasang Kekasih
116
Mharta
117
Berkumpul Bersama
118
Hari Minggu
119
Berbelanja
120
Makan Siang Bersama
121
Pindah Ke Apartemen
122
Kenapa?
123
Overdosis
124
Pembalasan Mharta 1
125
Pembalasan Mharta 2
126
Ingin Diperhatikan
127
Menikahlah Dengan Ku
128
Identitas Sisil
129
Hanya Ingin ketenangan
130
Mencari Tahu
131
Bertemu Dia
132
Bersembunyi
133
Tinggal Menunggu
134
Persiapan
135
Dinner Romantis
136
Mau Ngga Ya?
137
Ajaran Leo
138
Kekalahan William
139
Dua Pilihan
140
Bahagia
141
Jawaban Sisil
142
Kembalinya Aset Berharga
143
Pemimpin Baru
144
Terpisah Jarak
145
Akhirnya
146
Buka-bukaan
147
Faktanya
148
Sepuluh Menit Saja
149
Digodog
150
Bisa Kan Ya
151
Bulan Madu
152
Pernikahan Mharta
153
Kebersaman
154
Pantasi Liar
155
Tak Tenang
156
Bali
157
Merajuk
158
Merasa Jijik
159
Kelakuan Bella
160
Penjelasan Al
161
Mengajak Pergi
162
Jebakan Untuk Bella
163
Bella Hilang
164
Bella Keguguran
165
Rencana Kepergian Al
166
Menuju Negara Adidaya
167
Adam Pulang
168
Adam Kecewa
169
Gelisah Galau Merana
170
Di Mana Adam?
171
Berseri
172
Karyawan Baru
173
Percaya
174
Gracia Yang Polos
175
Semangat
176
Makan Soto
177
Ke Luar Kota
178
Kurangnya Komunikasi
179
Akibat Dari Sebab
180
Pulang
181
Dijodohkan
182
Bersikap Aneh
183
Kembali Ceria
184
Sebel
185
Ternyata Dia
186
Kesepakatan
187
Pirasat
188
Positif
189
Bahagia
190
Mengantar Cindy Pulang
191
Sikap Yang Tak Terduga
192
Ketakutan Ibunda Gracia
193
Ikut Ke Kantor
194
Menyelidiki
195
Terkuak
196
Manusia Atau Kukas?
197
Penat
198
Putus
199
Colenak
200
Tiba Di Kota Bandung
201
Siapa Dia?
202
Hanya Teman
203
Tamu Tak Terduga
204
Menjaga Jarak
205
Kemalangan Mahendra
206
Lelaki Normal
207
Kesal
208
Keras Kepalanya Reinata
209
Obat Pencahar
210
Kesialan Reinata
211
Ketakutan Mahendra
212
Malunya Reinata
213
Nasehat Grandpa
214
Aku Memilihmu
215
Ijab Kabul Leo
216
Panik
217
Mencari Keberadaan Cindy
218
Kekesalan Leo
219
Cemen!
220
Pemanasan
221
Yang Kedua Kalinya
222
Kado Pernikahan
223
Repot
224
Bantuan
225
Lelaki Hidung Belang
226
Ngga Ada Manis-manisnya.
227
Jangan Pakai Rok
228
Ngeyel
229
Pewangi Pakaian
230
Kedatanga Leo 1
231
Kedatangan Leo 2
232
Meeting Lagi
233
Kalian memang pasangan yang sangat romantis.
234
Kalian Pacaran?
235
Pagi Hari di Taman
236
Bersikap Aneh
237
Beku Tidak?
238
Kontraksi
239
Noah Oliver Callweld
240
Lamaran Tidak Terduga
241
Akan Aku Coba
242
Pengantin Baru
243
Paginya Mahendra
244
End
245
Suara Hati Author
246
Pemberitahuan Novel Baru
247
Pemberitahuan Novel Baru
248
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!