Who Is Adam?

Who Is Adam?

Awal Mula

Di tepi jalan terlihat seorang wanita yang sedang berjalan dengan tertatih, sesekali dia mengelus perut buncitnya dengan tangan kirinya. Sedangkan di tangan kanannya, dia membawa tas besar berisikan perlengkapan calon buah hatinya.

Terkadang dia melihat ke kanan dan ke kiri, berharap ada mobil yang mau mengajak dirinya untuk pergi jauh dari tempat itu.

Sesekali dia terisak dan tampak mengusap pipinya yang berderai air mata, sudah satu jam dia berjalan tapi tidak juga mendapatkan tumpangan.

Tidak lama kemudian, sebuah mobil bak terbuka melintas di depan wanita itu. Dia pun memberhentikan mobil tersebut, dia berharap akan mendapatkan tumpangan.

Sang supir pun dan seorang kernet pun memberhentikan mobilnya, mereka membuka pintu mobil dan menghampiri wanita tersebut.

"Ada apa, Nyonya? Kenapa malam-malam begini anda masih berada di jalan? Bukankah tidak baik seorang wanita yang sedang hamil besar berkeliaran di malam hari?"

Sang supir membrondong wanita itu dengan banyak pertanyaan, rasanya sangat aneh ada seorang wanita hamil masih berada di jalanan seperti itu.

"Maaf, Tuan. Boleh'kah saya ikut menumpang?" tanya perempuan itu.

Sopir dan kernet itu nampak saling pandang, mereka baru saja bertemu dengan wanita itu. Namun, mereka merasa tidak tega jika harus membiarkan wanita itu sendirian di jalanan.

Apalagi perut wanita itu dalam keadaan hamil besar, rasanya mereka begitu tidak tega melihat akan hal itu.

"Kami ini hanya orang kampung yang akan pulang, kami baru selesai mengantarkan sayuran ke pasar induk. Memangnya Nyonya mau pergi ke mana? Kenapa harus menumpang pada mobil kami?" tanya sang sopir.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, wanita hamil itu nampak kebingungan. Dia seakan menyimpan satu rahasia yang tidak ingin dia ungkapkan.

"Aku tidak tahu harus pergi ke mana, tolong bawalah aku ke kampung kalian. Aku akan membayar ongkosnya," pinta perempuan itu.

"Lalu, jika anda sudah sampai di kampung kami, Nyonya mau kemana?" tanya sang sopir dengan khawatir.

Dia sudah tidak peduli akan pergi ke mana, dia sudah tidak peduli akan tinggal di mana. Yang terpenting baginya, dia bisa segera pergi dari sana.

"Kalian bisa turunkan aku di tempat yang ramai, aku akan mencari tempat tinggal di kampung kalian," jawab wanita itu.

Sang sopir terlihat menghela napas berat, dia seakan enggan untuk memberikan tumpangan kepada wanita itu.

Namun, dia juga merasa tidak tega jika harus meninggalkan wanita itu sendirian di tepi jalan. Dia merasa kasihan.

"Baiklah, Nyonya. Tapi, Nyonya hanya bisa duduk di belakang. Jika anda duduk di depan tidak akan muat, apa Nyonya tidak keberatan?" tanya sang sopir.

Wanita itu dengan cepat menganggukkan kepalanya, tidak mengapa jika dia harus duduk di bak terbuka. Yang terpenting dia bisa mendapatkan tumpangan.

"Tidak apa, Tuan. Justru saya sangat berterimakasih," ucapnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Sang sopir menepuk pundak kernetnya, lalu dia pun berkata.

"Jhoy! Bantu Nyonya itu naik ke atas mobil," titah sang sopir.

"Baik, Pak," jawabnya.

Jhoy pun memapah dan membantu wanita itu untuk naik ke atas mobil, setelahnya wanita itu nampak duduk sambil memeluk perut buncitnya.

"Terima kasih Jhoy," ucap perempuan itu.

"Sama sama, Nyonya ----"

"Laila, panggil aku Laila," ucapnya.

"Baiklah, Nyonya Laila." Jhoy melepas jaketnya karena merasa tidak tega saat melihat wajah Laila yang mulai memucat.

Lalu, dia memberikan jaket itu kepada Laila. Tentu saja Laila menerima jaket itu dengan senang hati. Karena merasa mendapatkan perhatian dari Jhoy.

"Perjalanan ke kampung masih sekitar enam jam, pakailah jaketku agar anda tidak kedinginan. Kalau di dalam tasmu itu ada kain, pakailah untuk menutupi perutmu itu," ucap Jhoy seraya berlalu.

Laila tersenyum, dalam hatinya sungguh dia berterima kasih. Kini dia akan pergi ke tempat yang jauh untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan memulai kehidupannya yang baru. Hanya ada dia dan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Mobil pun mulai berjalan, suasana malam yang dingin menjadi sangat dingin dengan adanya hembusan angin yang menerpa. Laila pun memakai jaket dari Jhoy, dia membuka tasnya dan mengambil selimut bayi yang sudah dia persiapkan untuk calon baby boy-nya.

Ya, menurut dokter bayi itu berjenis kelamin laki laki dan akan lahir sekitar satu minggu lagi. Laila nampak meringkuk dan menyandarkan kepalanya di atas tas besar tersebut, walaupun udaranya sangat dingin, tapi akhirnya dia pun bisa tertidur dengan lelap.

***

Laila merasa jika dirinya baru saja memejamkan matanya, tapi sang sopir sudah membangun dirinya.

"Nyonya, bangunlah. Maaf saya menurunkan anda di pasar, karna saya tidak mungkin membawa anda pulang ke rumah saya. Istri saya pasti akan langsung meminta saya untuk menceraikannya kalau saya pulang membawa anda bersama saya, maaf." Sopir itu berbicara dengan penuh sesal.

"Tidak apa-apa, Tuan. Justru saya sangat berterimakasih kepada anda, karena anda sudah memberikan tumpangan," ucap Laila.

Laila pun turun dari mobil di bantu oleh Jhoy, Laila nampak merogoh tas yang dia bawa dan mengambil beberapa lembar uang.

"Ini, Pak. Saya ada uang sebagai ongkos karena Bapak sudah baik membawa saya ke sini," ucap Laila.

"Tidak usah, buat anda saja, Nyonya. Anda pasti membutuhkannya untuk biaya melahirkan nanti, saya permisi," ucap Pak sopir.

"Terima kasih, Pak. Anda sangat baik," ucap Laila.

Pak sopir pun pergi untuk pulang ke rumahnya, sedangkan Laila yang baru saja datang ke tempat itu nampak celingukan.

Dia memang berasal dari keluarga sederhana, tapi dia baru tahu jika kehidupan di kampung itu terlihat lebih memprihatinkan. Bisa dikatakan di sana itu masih dalam lingkup orang-orang miskin.

Laila merasa jika dirinya memang harus mulai beradaptasi dengan lingkungan tersebut, karna inilah jalan yang dia ambil. Dia sudah memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan mengubur semuanya.

Cukup lama Laila berjalan menyusuri kampung tersebut, tidak lama kemudian dia melihat Masjid besar tidak jauh dari pasar.

Laila pun langsung pergi ke mesjid tersebut, dia langsung menuju toilet mesjid dan menumpang membersihkan diri.

Setelah selesai, Laila pun langsung masuk ke dalam mesjid. Dia melihat jam yang bertengger cantik di dinding Masjid, Laila tersenyum.

"Pukul empat pagi, sebentar lagi waktu subuh. Aku akan mengaji sebentar sambil menunggu waktu subuh tiba," ucapnya saraya memakai mukena yang ada di Masjid tersebut.

Laila mengaji dengan suara sir, dia takut suaranya akan mengganggu. Tidak lama para jemaah pun mulai berdatangan, karena memang waktu subuh telah tiba.

Banyak orang yang memandang ke arah Laila, karna mungkin mereka tidak mengenal sosok wanita itu. Mereka seperti memandang remeh ke arah Laila, tapi dia merasa tidak perduli.

Baginya yang terpenting untuknya saat ini adalah segera shalat dan pergi mencari tempat tinggal yang baru, dia tidak ingin memikirkan apa pun lagi.

Selesai shalat, Laila langsung bergegas untuk pergi. Tentu saja yang pertama kali Laila lakukan adalah mencari tempat makan, karena perutnya terasa lapar.

Beruntung di pasar tradisional itu terdapat banyak jajanan, baik berupa kue atau pun nasi bungkus.

Laila pun membeli satu bungkus makanan untuk mengisi perutnya, saat Laila hendak mengambil dompet dari tas besarnya, tiba tiba saja ada seorang copet yang mengambil dompetnya dan dia langsung berlari dengan cepat.

Laila langsung berteriak dengan histeris, karena semua uangnya ada di dalam dompet itu. Bahkan untuk biaya melahirkan pun ada di dalam dompetnya, Laila pun berusaha mengejar pencopet itu.

"Tolong kembalikan dompetku, kumohon. Jangan ambil dompetku!" teriak Laila.

Perempuan hamil itu tidak bisa mengejar pencopet itu dengan perut besar nya, dia merasa tubuhnya sangat lemas.

Satu hal yang membuat dirinya sedih, tidak ada satu pun orang yang mau menolongnya. Mereka hanya melihat saja tanpa berniat membantu, sungguh miris pikirnya.

"Ya Tuhan, maafkan atas segala dosa besarku. Maafkan aku," ucap Laila seraya terisak.

Laila menjatuhkan tubuhnya di tanah sambil memeluk perut besarnya, tasnya pun dia campakkan begitu saja. Kini perutnya terasa sangat sakit, tubuhnya terasa sangat lemas.

Mungkin, karna efek berlari tadi perut Laila langsung mengalami kontraksi. Laila tampak meringis menahan sakit, beberapa orang nampak melihat iba ke arahnya, tapi mereka tidak mau ambil risiko karena tidak mengenal Laila.

"Tolong, tolong aku," pintanya mengiba.

Orang orang yang ada di sekitar sana hanya melirik ke arahnya sekilas saja, setelah itu mereka pura-pura tuli.

Laila pun semakin merasa sedih dan juga nyeri di perutnya, dia mencengkram tas yang ada di dekatnya dengan kuat.

"Aaaarggh! Siapa pun tolong aku," pintanya terbata.

Namun, tetap saja tidak ada yang mau menolongnya. Semua yang ada di sana seperti payung hidup yang taj berhati.

Darah segar mulai terlihat mengalir dari sela pahanya, Laila nampak panik. Dia bersusah payah untuk berdiri, Laila bersusah payah berjalan menuju jalan besar.

Dia sungguh berharap ada orang yang bersedia untuk menolongnya, dia takut baby yang dia kandung akan kenapa-kenapa.

+

+

+

TBC

Terpopuler

Comments

Nunik Wahyuni

Nunik Wahyuni

ya ALLAH masa dr mrk ga ada satupun yg tergerak membawa Layla ke puskesmas....Layla knp uangnya ga ditrh di tas besarnya yg berisi perlengkapan baby ....ludes smua uangx raib di copet 😭😭😭🙈🙈🙈

2024-03-31

0

ossy Novica

ossy Novica

Laila salah tempat dimana dikampung miskin warganyapun miskin hati lengkap deh.

2022-11-05

0

Farhah Ali basebe

Farhah Ali basebe

biasanya d daerah lebih kekeluargaan kenapa d Situ gak ada yg peduli????😭😭😭

2022-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Kenyataan Pahit
3 Pergi Ke Ibu Kota
4 Cibiran
5 Permintaan Adam
6 Mencari Rumah Baru
7 Desain Rumah Impian
8 Sebilah Masa Lalu
9 Project Baru
10 Numpang Makan
11 Kagum
12 Rumah Impian Devano
13 Kedatangan Eliza
14 Makan Malam Yang Mengesalakan
15 Penasaran
16 Apakah Dia Ayah Ku?
17 Akhirnya Menuju Kota K
18 Bertemu
19 Apakah Om Ayah Ku?
20 Melepas Rindu
21 Catatan Harian Nayla
22 Kedatangan Tuan Seno
23 Siapa Anak Kandung Ku?
24 Ternyata Anak Kandung
25 Restu
26 Rencana Menikah
27 Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28 Berkunjung Ke Pusara Nayla
29 Pelepasan Masa Lajang
30 Kembali Ke Ibu Kota
31 Minta Izin Kepsek
32 Amerika
33 Patung Liberty
34 Menikmati Sunset
35 Lomba Di Mulai
36 Burung Terbang
37 Kembaran Lain Usia
38 Potongan Masa Lalu
39 Pulang
40 Menyusul
41 Tak Ada Yang Kebetulan
42 Lakukan Apa Pun Yang Ingin Kau Lakukan
43 Secerah Harapan
44 Ide Adam
45 Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46 Bisakah Kau Memanggil Ku Daddy?
47 Rencana
48 Mobil Baru
49 Rumah Sakit
50 Menemani Eliza
51 Adam Menjenguk Eliza
52 Tentang Rasa
53 Surprise
54 Menghindar
55 Permintaan Maaf Tuan Arley
56 Cemburu Nya Tuan Seno
57 Apakah Itu Cinta?
58 Peresmian Perusahaan Baru
59 Saling Memaafkan
60 Lamaran Yang Tak Romantis
61 Kantor Baru Arkana
62 Seharian Bersama Grandpa
63 Penyambutan Karyawan
64 Jalan-Jalan
65 Merasa Dibutuhkan
66 Ceroboh
67 Iseng
68 Tuan Arley Penasaran
69 Tunangan Devano, Eliza.
70 Lamaran Dadakan
71 Berpikir
72 Will You Marry Me?
73 Restu Arkana
74 Kekesalan Laurent
75 Sayang
76 Ramai
77 Menuju Hari- H
78 Hari Pernikahan
79 Senggol Bacok
80 Hukuman
81 Melepas Keperjakaan
82 Akhirnya
83 Berita Baik Vs Berita Buruk
84 Identitas Jhoy
85 Bersyukur
86 Kebersamaan
87 Imbalan
88 Rumah Sakit Jiwa
89 Sate Lilit
90 Tuan Seno Berpamitan
91 Kuda-kudaan
92 Kepanikan Adam
93 Jalan-Jalan
94 Barisan Masa Lalu
95 Soto Tangkar
96 Empat Bulanan
97 Kista
98 Operasi pengangkatan kista
99 Rame-Rame
100 Bermain
101 Menegangkan
102 Altezza Reiki Caldwell
103 Kabar Bahagia
104 Babby Al
105 Jangan Cemburu
106 Sweter
107 Kelahiran Babby Alicia
108 Empat Belas Tahun Kemudian
109 Sedih
110 Mengikuti
111 Riang
112 Nasihat Al
113 Tawaran menggiurkan
114 Bersemangat
115 Seperti Sepasang Kekasih
116 Mharta
117 Berkumpul Bersama
118 Hari Minggu
119 Berbelanja
120 Makan Siang Bersama
121 Pindah Ke Apartemen
122 Kenapa?
123 Overdosis
124 Pembalasan Mharta 1
125 Pembalasan Mharta 2
126 Ingin Diperhatikan
127 Menikahlah Dengan Ku
128 Identitas Sisil
129 Hanya Ingin ketenangan
130 Mencari Tahu
131 Bertemu Dia
132 Bersembunyi
133 Tinggal Menunggu
134 Persiapan
135 Dinner Romantis
136 Mau Ngga Ya?
137 Ajaran Leo
138 Kekalahan William
139 Dua Pilihan
140 Bahagia
141 Jawaban Sisil
142 Kembalinya Aset Berharga
143 Pemimpin Baru
144 Terpisah Jarak
145 Akhirnya
146 Buka-bukaan
147 Faktanya
148 Sepuluh Menit Saja
149 Digodog
150 Bisa Kan Ya
151 Bulan Madu
152 Pernikahan Mharta
153 Kebersaman
154 Pantasi Liar
155 Tak Tenang
156 Bali
157 Merajuk
158 Merasa Jijik
159 Kelakuan Bella
160 Penjelasan Al
161 Mengajak Pergi
162 Jebakan Untuk Bella
163 Bella Hilang
164 Bella Keguguran
165 Rencana Kepergian Al
166 Menuju Negara Adidaya
167 Adam Pulang
168 Adam Kecewa
169 Gelisah Galau Merana
170 Di Mana Adam?
171 Berseri
172 Karyawan Baru
173 Percaya
174 Gracia Yang Polos
175 Semangat
176 Makan Soto
177 Ke Luar Kota
178 Kurangnya Komunikasi
179 Akibat Dari Sebab
180 Pulang
181 Dijodohkan
182 Bersikap Aneh
183 Kembali Ceria
184 Sebel
185 Ternyata Dia
186 Kesepakatan
187 Pirasat
188 Positif
189 Bahagia
190 Mengantar Cindy Pulang
191 Sikap Yang Tak Terduga
192 Ketakutan Ibunda Gracia
193 Ikut Ke Kantor
194 Menyelidiki
195 Terkuak
196 Manusia Atau Kukas?
197 Penat
198 Putus
199 Colenak
200 Tiba Di Kota Bandung
201 Siapa Dia?
202 Hanya Teman
203 Tamu Tak Terduga
204 Menjaga Jarak
205 Kemalangan Mahendra
206 Lelaki Normal
207 Kesal
208 Keras Kepalanya Reinata
209 Obat Pencahar
210 Kesialan Reinata
211 Ketakutan Mahendra
212 Malunya Reinata
213 Nasehat Grandpa
214 Aku Memilihmu
215 Ijab Kabul Leo
216 Panik
217 Mencari Keberadaan Cindy
218 Kekesalan Leo
219 Cemen!
220 Pemanasan
221 Yang Kedua Kalinya
222 Kado Pernikahan
223 Repot
224 Bantuan
225 Lelaki Hidung Belang
226 Ngga Ada Manis-manisnya
227 Jangan Pakai Rok
228 Ngeyel
229 Pewangi Pakaian
230 Kedatanga Leo 1
231 Kedatangan Leo 2
232 Meeting Lagi
233 Bertemu
234 Kalian Pacaran?
235 Pagi Hari di Taman
236 Bersikap Aneh
237 Beku Tidak?
238 Kontraksi
239 Noah Oliver Callweld
240 Lamaran Tidak Terduga
241 Akan Aku Coba
242 Pengantin Baru
243 Paginya Mahendra
244 End
245 Suara Hati Author
246 Pemberitahuan Novel Baru
247 Pemberitahuan Novel Baru
248 Novel Baru
Episodes

Updated 248 Episodes

1
Awal Mula
2
Kenyataan Pahit
3
Pergi Ke Ibu Kota
4
Cibiran
5
Permintaan Adam
6
Mencari Rumah Baru
7
Desain Rumah Impian
8
Sebilah Masa Lalu
9
Project Baru
10
Numpang Makan
11
Kagum
12
Rumah Impian Devano
13
Kedatangan Eliza
14
Makan Malam Yang Mengesalakan
15
Penasaran
16
Apakah Dia Ayah Ku?
17
Akhirnya Menuju Kota K
18
Bertemu
19
Apakah Om Ayah Ku?
20
Melepas Rindu
21
Catatan Harian Nayla
22
Kedatangan Tuan Seno
23
Siapa Anak Kandung Ku?
24
Ternyata Anak Kandung
25
Restu
26
Rencana Menikah
27
Ternyata Devano Abang Kandung Ku
28
Berkunjung Ke Pusara Nayla
29
Pelepasan Masa Lajang
30
Kembali Ke Ibu Kota
31
Minta Izin Kepsek
32
Amerika
33
Patung Liberty
34
Menikmati Sunset
35
Lomba Di Mulai
36
Burung Terbang
37
Kembaran Lain Usia
38
Potongan Masa Lalu
39
Pulang
40
Menyusul
41
Tak Ada Yang Kebetulan
42
Lakukan Apa Pun Yang Ingin Kau Lakukan
43
Secerah Harapan
44
Ide Adam
45
Obrolan Antara Cucu Dan Kakek Nya.
46
Bisakah Kau Memanggil Ku Daddy?
47
Rencana
48
Mobil Baru
49
Rumah Sakit
50
Menemani Eliza
51
Adam Menjenguk Eliza
52
Tentang Rasa
53
Surprise
54
Menghindar
55
Permintaan Maaf Tuan Arley
56
Cemburu Nya Tuan Seno
57
Apakah Itu Cinta?
58
Peresmian Perusahaan Baru
59
Saling Memaafkan
60
Lamaran Yang Tak Romantis
61
Kantor Baru Arkana
62
Seharian Bersama Grandpa
63
Penyambutan Karyawan
64
Jalan-Jalan
65
Merasa Dibutuhkan
66
Ceroboh
67
Iseng
68
Tuan Arley Penasaran
69
Tunangan Devano, Eliza.
70
Lamaran Dadakan
71
Berpikir
72
Will You Marry Me?
73
Restu Arkana
74
Kekesalan Laurent
75
Sayang
76
Ramai
77
Menuju Hari- H
78
Hari Pernikahan
79
Senggol Bacok
80
Hukuman
81
Melepas Keperjakaan
82
Akhirnya
83
Berita Baik Vs Berita Buruk
84
Identitas Jhoy
85
Bersyukur
86
Kebersamaan
87
Imbalan
88
Rumah Sakit Jiwa
89
Sate Lilit
90
Tuan Seno Berpamitan
91
Kuda-kudaan
92
Kepanikan Adam
93
Jalan-Jalan
94
Barisan Masa Lalu
95
Soto Tangkar
96
Empat Bulanan
97
Kista
98
Operasi pengangkatan kista
99
Rame-Rame
100
Bermain
101
Menegangkan
102
Altezza Reiki Caldwell
103
Kabar Bahagia
104
Babby Al
105
Jangan Cemburu
106
Sweter
107
Kelahiran Babby Alicia
108
Empat Belas Tahun Kemudian
109
Sedih
110
Mengikuti
111
Riang
112
Nasihat Al
113
Tawaran menggiurkan
114
Bersemangat
115
Seperti Sepasang Kekasih
116
Mharta
117
Berkumpul Bersama
118
Hari Minggu
119
Berbelanja
120
Makan Siang Bersama
121
Pindah Ke Apartemen
122
Kenapa?
123
Overdosis
124
Pembalasan Mharta 1
125
Pembalasan Mharta 2
126
Ingin Diperhatikan
127
Menikahlah Dengan Ku
128
Identitas Sisil
129
Hanya Ingin ketenangan
130
Mencari Tahu
131
Bertemu Dia
132
Bersembunyi
133
Tinggal Menunggu
134
Persiapan
135
Dinner Romantis
136
Mau Ngga Ya?
137
Ajaran Leo
138
Kekalahan William
139
Dua Pilihan
140
Bahagia
141
Jawaban Sisil
142
Kembalinya Aset Berharga
143
Pemimpin Baru
144
Terpisah Jarak
145
Akhirnya
146
Buka-bukaan
147
Faktanya
148
Sepuluh Menit Saja
149
Digodog
150
Bisa Kan Ya
151
Bulan Madu
152
Pernikahan Mharta
153
Kebersaman
154
Pantasi Liar
155
Tak Tenang
156
Bali
157
Merajuk
158
Merasa Jijik
159
Kelakuan Bella
160
Penjelasan Al
161
Mengajak Pergi
162
Jebakan Untuk Bella
163
Bella Hilang
164
Bella Keguguran
165
Rencana Kepergian Al
166
Menuju Negara Adidaya
167
Adam Pulang
168
Adam Kecewa
169
Gelisah Galau Merana
170
Di Mana Adam?
171
Berseri
172
Karyawan Baru
173
Percaya
174
Gracia Yang Polos
175
Semangat
176
Makan Soto
177
Ke Luar Kota
178
Kurangnya Komunikasi
179
Akibat Dari Sebab
180
Pulang
181
Dijodohkan
182
Bersikap Aneh
183
Kembali Ceria
184
Sebel
185
Ternyata Dia
186
Kesepakatan
187
Pirasat
188
Positif
189
Bahagia
190
Mengantar Cindy Pulang
191
Sikap Yang Tak Terduga
192
Ketakutan Ibunda Gracia
193
Ikut Ke Kantor
194
Menyelidiki
195
Terkuak
196
Manusia Atau Kukas?
197
Penat
198
Putus
199
Colenak
200
Tiba Di Kota Bandung
201
Siapa Dia?
202
Hanya Teman
203
Tamu Tak Terduga
204
Menjaga Jarak
205
Kemalangan Mahendra
206
Lelaki Normal
207
Kesal
208
Keras Kepalanya Reinata
209
Obat Pencahar
210
Kesialan Reinata
211
Ketakutan Mahendra
212
Malunya Reinata
213
Nasehat Grandpa
214
Aku Memilihmu
215
Ijab Kabul Leo
216
Panik
217
Mencari Keberadaan Cindy
218
Kekesalan Leo
219
Cemen!
220
Pemanasan
221
Yang Kedua Kalinya
222
Kado Pernikahan
223
Repot
224
Bantuan
225
Lelaki Hidung Belang
226
Ngga Ada Manis-manisnya
227
Jangan Pakai Rok
228
Ngeyel
229
Pewangi Pakaian
230
Kedatanga Leo 1
231
Kedatangan Leo 2
232
Meeting Lagi
233
Bertemu
234
Kalian Pacaran?
235
Pagi Hari di Taman
236
Bersikap Aneh
237
Beku Tidak?
238
Kontraksi
239
Noah Oliver Callweld
240
Lamaran Tidak Terduga
241
Akan Aku Coba
242
Pengantin Baru
243
Paginya Mahendra
244
End
245
Suara Hati Author
246
Pemberitahuan Novel Baru
247
Pemberitahuan Novel Baru
248
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!