Setelah di antar pulang oleh Andi, Najwa hanya berdiri diam membisu di dalam kamar Reyhan, ia sangat merindukan aroma tubuh Reyhan, ia berdiri sambil terus menghirup udara di ruangan itu.
Memang semenjak menikah Reyhan tinggal di rumah ini, tapi Semenjak Papa Reyhan menikah, Reyhan banyak berubah, ia tidak suka berbicara lagi dengan Najwa, bahkan setiap pembicaraan tiap harinya masih bisa di hitung jari oleh Najwa, hingga tidak terasa air mata ia langsung mengalir tanpa di suruh.
"Mas Rey, aku sangat merindukanmu, kenapa telepon Mas tidak aktif-aktif, berkali-kali aku mengirim Mas pesan, tapi sampai sekarang tidak ada pesan yang di terima di ponselmu, kemana kamu mas, harus mencari kemana, apa kamu tidak merindukanku, bukankah sudah berjanji akan menjagaku, tapi sekarang kamu pergi tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulutmu, aku tau, kenyataan yang harus kita alami memang pahit, dan sangat pahit, tapi kamu harusnya tidak pergi begitu saja Mas." batin Najwa
Najwa langsung duduk di atas ranjang milik Reyhan, ia langsung mengambil novel yang di sukai Reyhan, itu adalah novel fantasi, lalu ia langsung membaca novel itu.
Najwa ingat betul, novel itu selalu Reyhan bawa kemanapun Reyhan pergi, karena novel itu adalah pemberian almarhum Neneknya Reyhan dulu, dengan sesekali ia menyiratkan senyum di bibir tipisnya, dan sambil sesekali juga menghapus air matanya yang terus mengalir deras di pelupuk matanya.
Setelah sekitar 1 jam Najwa membaca novel itu, ia langsung meletakkan lagi di samping bantal, lalu ia memutuskan untuk keluar dari kamar Reyhan, ia takut ibunya atau Papa tirinya tau kalau ia selalu diam-diam datang ke kamar milik Reyhan.
Setelah keluar dari kamar milik Reyhan, Najwa langsung duduk di ruang tv, ia menatap nanar film kartun kesukaannya, yaitu tom & Jerry, biasanya film kartun itu bisa membuat ia tertawa terbahak-bahak, tapi sekarang tidak, ia hanya menatap nanar, dan sambil sesekali ia melihat ponselnya.
Najwa berharap pesannya di terima oleh Reyhan, tapi sampai sekarang pesannya masih saja belum di terima oleh Reyhan. Annisa baru saja datang dari butik, ia langsung melihat ke arah putrinya, yang semakin hari tubuhnya semakin tidak terurus, entah apa yang ada di pikiran putrinya.
Annisa sudah berkali-kali bertanya ada masalah apa, dan dengan siapa memiliki masalah, tapi lagi-lagi putrinya mengatakan terlalu pusing memikirkan pelajaran di sekolah.
Annisa juga tidak bisa memaksakan putrinya untuk jujur. Jika putrinya tidak ingin jujur untuk sementara, Annisa tidak apa-apa, mungkin suatu saat putrinya akan jujur padanya, lalu ia langsung duduk di samping putrinya
"Sayang, apa yang kamu pikirkan nak, tom & Jerry nya tidak seru?"
Najwa hanya menjawab dengan anggukan kepala, sulit untuk ia berbicara pada ibunya, hatinya dan pikirannya begitu di penuhi dengan bayang-bayang Reyhan, lalu ia langsung berlari ke arah kamarnya, karena air matanya terus saja menetes, ia tidak ingin ibunya tau tentang apa yang ia pikirkan.
Annisa yang melihat putrinya lari, ia hanya bisa menghela nafas berat, dadanya merasakan sesak, tapi ia juga tidak tau, apa yang membuat putrinya menjadi uring-uringan.
Memang semenjak kematian Ayahnya, Najwa menjadi Gadis yang sangat pendiam, tapi setelah 1 tahun ini, ia sama sekali tidak menjadi Gadis pendiam, ia menjadi banyak bicara saat bersama Reyhan.
Annisa juga menyadarinya, Reyhan selalu mengantar sekolah, apa lagi Reyhan juga menjadi guru di sana, tapi hingga saat ini ia masih belum paham dengan isi hati putrinya, karena bagaimana pun juga, putrinya masih seorang Gadis kecil, jadi menurutnya tidak mungkin putrinya mencintai Reyhan.
Bahkan Annisa saja berpacaran saat usianya 21 tahun, setelah ia lulus dari universitas Jakarta, jadi tidak mungkin hal itu terjadi. Tidak lama Berayen juga pulang dari kantor, ia langsung melihat ke arah istrinya yang menatap ke arah lantai atas, entah apa lagi yang di alami putri tirinya, hingga istrinya menatap ke arah lantai atas dengan tatapan nanar.
Berayen langsung duduk di samping istrinya, ia langsung bertanya pada istrinya dengan perasaan yang sangat kuatir
"Sayang, apa yang terjadi dengan putri kita?"
"Aku juga tidak tau Mas, kenapa Najwa terus uring-uringan, sudah tiga hari Najwa seperti ini."
"Apa sudah bertanya baik-baik sayang?"
"Sudah Mas, tapi Mas juga tau sendiri, Najwa tidak pernah mau cerita apa-apa, lalu bagai mana Reyhan, kemana saja sudah 2 Minggu?"
"Reyhan ada di rumah ibunya, sekarang Reyhan akan melanjutkan bisnisnya di Perancis lagi."
"Syukurlah, lalu bagaimana keadaan putri Mas?"
"Alhamdulillah sudah mulai membaik, do'akan saja, semoga putriku cepat sembuh sayang."
"Itu sudah pasti Mas, Mas juga menganggap Najwa seperti putri sendiri, tentu aku juga akan melakukan hal yang sama."
Berayen hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu langsung menarik Annisa dalam pelukannya, ia tau apa yang terjadi dengan putri tirinya dan putranya, tapi ia pura-pura tidak tau, bagaimana pun juga putranya sudah berusia 29 tahun, sedangkan putri tirinya berusia 17 tahun.
Andaikan saja putri tirinya seusia anak ketiganya, mungkin Berayen akan langsung menjodohkan mereka, apa lagi mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi putri tirinya bahkan masih menyandang status sebagai pelajar, dan itu tidak mungkin untuk menjodohkan mereka berdua, ia akan membiarkan putranya dan putri tirinya menjalani seperti air mengalir.
Annisa memeluk suaminya sangat erat, hatinya sangat sakit, saat melihat putrinya terus uring-uringan.
Najwa membaringkan tubuhnya di ranjang, dengan posisi telungkup, ia menangis tersedu-sedu sambil menutup kepalanya memakai bantal
"Mas Rey, sampai kapan kamu di luar sana, apa Mas tinggal di rumah ibu Mas sekarang, Mas, aku sudah tidak kuat menahan beban berat ini, rasa rinduku terus menyiksa dadaku, rasanya sakit Mas, sampai kapan Mas tidak menemui aku, aku sangat merindukanmu Mas." batin Najwa
Entah sampai kapan Najwa akan terus menahan rasa rindunya, Reyhan adalah lelaki yang sangat berarti dalam hidupnya, hidupnya sangat berharga saat hadirnya Reyhan, tapi sekarang Reyhan pergi tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
Najwa mengingat kembali malam itu, malam di mana Reyhan pergi dengan keadaan mabuk, bahkan ia sudah menahan untuk tidak pergi, tapi Reyhan langsung mendorongnya, lalu Reyhan langsung pergi begitu saja.
Bagi Najwa malam itu adalah malam yang menyakitkan, ia tidak mengenal sosok Reyhan yang sangat penyayang, tapi bagi ia tidak apa, ia mengerti posisi Reyhan seperti apa, termasuk ia yang tidak bisa menerima kenyataan itu.
Walau pun orang tuanya sudah menikah selama 2 bulan, tapi tetap saja, rasa cinta Najwa sangat besar, ia tidak bisa menganggap Reyhan sebagai Kaka tirinya, ia hanya ingin menganggapnya sebagai calon suaminya, dan itu tidak akan pernah berubah
"Mas Rey, aku pasti akan memperjuangkan cinta kita, aku hanya ingin bersamamu Mas." batin Najwa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Merry_Chan.
semangat upnya
2024-02-06
1
arthiagucia
like'dan bunga buat thor. mampir tempatku ya thor 🌹
2023-03-25
1
꧁𝙉Ⓐノ𝙎ム꧂💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
done ka
2023-03-12
1