"Bos, sebentar lagi saya akan sampai dikantor anda, ada berkas yang harus anda lihat secara langsung...."
"Baiklah...." Sahut Andrean seraya menutup panggilan telponnya.
Beberapa saat kemudian, Roland tiba dikantornya milik Andrew, ia langsung menuju keruangan pribadi bosnya dengan tergesa-gesa.
Tok... Tok... Tok...
"Masuklah...!" Andrew tahu, kalau kru adalah pasti Roland, ketika ia bilang sebentar lagi, maka itulah kenyataannya, Roland memang sangat cekatan dan selalu tepat waktu.
"Katakan...!" Sahut Andrew dengan ekspresi wajahnya yang dingin dan tegas, seperti biasanya, ketika melihat Roland telah berdiri dihadapannya.
"Bos, wanita bernama Renata, adalah seseorang yang tengah naik daun, ia berhasil membangun sebuah perusahaan agen dunia hiburan, hanya dalam waktu 3 tahun..."
"Dia juga sangat tegas, dan juga hebat.!" Tegas Roland melaporkan hasil penyelidikannya.
"Bagaimana dengan kehidupan pribadinya.?" Ujar Andrew bertanya seraya mengerutkan dahinya.
"Selain bekerja, dia hanya beberapa kali pergi ketempat berkuda, selain itu, dia hanya mengurus dan menemani putranya...."
"Apa tidak ada hal lain lagi, yang kau temukan.?"
"Ada Bos...."
"Apa itu.?" Andrew mulai semakin penasaran, ia jelas sekali yakin, bahwa tidak ada hal yang begitu kebetulan terjadi didunia ini.
"Saya tidak yakin, tapi ada pria paruh baya yang menemaninya, ketika ia pergi kebagian selatan negara X, selama kurang lebih dari 3 bulan...." Ujar Roland seraya menyerahkan sebuah poto, dan rekaman cctv yang ia dapatkan dari orang kepercayaannya diluar negri.
"Negara X.?"
Andrew sontak kaget dengan apa yang ia dengar, ia mengerutkan dahinya hingga membuat titik temu kedua ujung alisnya, pasalnya, negara X adalah tempat tertutup bagi khalayak ramai, hanya orang-orang tertentu yang bisa memasuki negara tersebut, dan bukan orang dengan jaringan putih yang bisa leluasa keluar masuk negara itu.
"Iya Bos...."
"Lalu.?"
"Tidak ada informasi apapun lagi Bos, dia hanya terlihat, diantar sebuah pesawat pribadi, ketika ia telah kembali ke London."
"Identitas pria tua ini seperti apa.?"
"Tidak ada informasi mengenai dirinya Bos."
"Apa wanita bernama Renata ini, sudah menikah.?" Tanya Andrew seraya mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja kerja miliknya.
"Tidak ada informasi mengenai itu Bos...."
"Baiklah, terus selidiki.!" Perintah Andrew dengan tegas kepada Roland seraya menatap tajam sebuah poto yang ada ditangannya.
"Baik Bos." Roland segera membungkuk hormat seraya meninggalkan ruangan kerja pribadi Bosnya.
"Wanita itu bernama Caroline Renata, dan wanita ini muncul bernama Renata, bukankah ini terlalu janggal...." Gumam Andrew seraya menatap tajam hasil rekaman cctv yang telah diputarnya.
"Liam aku punya tugas tambahan untukmu.!"
"Ya tuan, apa perintah anda tuan.?"
"Kau selidiki dimana mereka tinggal sekarang, dan apa yang mereka lakukan, aku butuh semua informasinya dengan akurat.!"
"Baik tuan."
*******
*******
Disisi lain, Caroline dan Lukas pergi ke rumah mereka, yang telah ia beli melalui perantaranya dari Joel, Joel telah membantu menyiapkan dan memesankan sebuah rumah untuk mereka tinggali selama berada di Korea.
"Momi, apa sekarang kita akan tinggal disini.?" Ujar Lukas bertanya ketika sampai didepan sebuah rumah yang lebih besar daripada sebelumnya ketika berada di London.
"Iya sayangku, apa Lukas tidak menyukainya.?"
"Bukan begitu momi, kenapa momi lebih memilih daerah ini? bukankah momi tidak terlalu menyukai keramaian.?"
Lukas sedikit bingung, dia tahu dengan jelas bahwa mominya tidak terlalu menyukai hal mewah dan mencolok, tapi jelas sekali, rumah yang akan mereka tempati ini, berada dipusat kota, dan juga lebih mewah, tidak seperti gaya dari mominya.
"Lukas sayang, di negara ini, kalau kita terlihat tidak mempunyai uang, maka kita akan menjadi bahan cemoohan orang lain.!"
"Momi tidak ingin Lukas menderita selama tinggal disini...."
Ujar Caroline dengan setengah mengingat kenangan dari masa lalunya yang sangat suram, bertebaran dipelupuk matanya.
"Korea, akhirnya aku kembali ke negara ini, dimana semuanya berawal, dan akan aku akhiri disini juga...." Ucapnya dalam hatinya, seraya ia berjalan memasuki rumah barunya.
"Tapi, Lukas juga tidak boleh sombong, ingatlah apa yang sudah tante Joel dan momi ajarkan kepada Lukas selama ini.!"
"Lukas mengerti momi...."
"Baiklah, sekarang Lukas pergi mandi terlebih dahulu kelantai atas, momi akan beres-beres baju kita terlebih dahulu...."
Seraya Caroline mengelus kepala putranya, dengan penuh kasih, dan rasa sayang yang sangat besar, tergambar jelas dari wajahnya.
"Baik momi...." Lukas segera bergegas menuju lantai atas, seperti yang diperintahkan mominya.
Seraya ia masih berfikir keras, mengenai pria yang tidak sengaja bertabrakan dengannya dibandara, pria itu sangat mirip sekali dengannya. "Apakah dia adalah ayah kandungku...?" Ucapnya dalam hati seraya berlalu pergi meninggalkan Ibunya.
"Sebaiknya, aku menelepon Joel terlebih dahulu." Ia mengeluarkan ponsel miliknya, seraya duduk diatas sofa, sedikit menenggangkan tubuhnya yang lelah dan pegal.
"Halo, Renata, kamu sudah sampai.?" Sahut Joel menjawab dalam panggilan telponnya.
"Tentu saja, aku sudah sampai dirumah."
"Kenapa lama sekali.?" Ujar Joel bertanya sedikit khawatir, yang sedari tadi telah menunggu kabar dari sahabatnya, sekaligus orang yang telah dianggapnya sebagai adiknya sendiri.
"Jalanan sangat macet sekali hari ini, jadi aku dan Lukas memutuskan untuk singgah kekedai kopi terlebih dahulu...."
"Oh, baiklah, syukurlah kalau kalian baik-baik saja...."
"Tidak perlu khawatir Joel, aku bukanlah orang yang sama seperti dulu, aku kembali kenegara ini untuk sebuah tujuan, aku tidak akan membiarkan diriku, dan putraku menderita dengan mudah.!" Tegas Caroline dengan percaya diri.
"Baiklah, kau harus tetap berhati-hati, kalau ada apa-apa langsung kabari aku segera.! Apa kau paham.?"
"Tentu saja, Joel, aku selalu berhutang nyawa kepadamu, apapun yang terjadi, kau juga harus memberitahukan aku semua masalah yang terjadi kepadamu...!" Tegas Caroline.
Dia memang telah berhutang nyawa, berhutang waktu, dan segalanya kepada Joel, kalau bukan karna ia telah menyelamatkannya, tidak akan ada lagi Renata yang seperti sekarang ini, ia bak telah dilahirkan kembali, hidup dengan identitas barunya, semua yang ia miliki sekarang, adalah buah hasil dari Joel yang selalu mensupportnya, dan mendukungnya dengan keras, dan juga tidak lain seorang lelaki tua, yang telah mendidiknya dalam berbagai hal.
Joel bahkan tidak segan-segan mengeluarkan uangnya sendiri untuk semua kebutuhan Caroline, wanita lemah yang telah ia selamatkan dahulu, bahkan tanpa disadari, disaat yang bersamaan, wanita itu dengan malangnya mengandung sebuah janin tak berdosa berada dalam rahimnya, yang justru ia tidak tahu dengan jelas, siapa laki-laki yang telah menidurinya kala itu.
Bagi Caroline Renata, sosok Joel adalah seorang yang tidak akan bisa tergantikan, ia adalah wanita baik hati, yang telah rela menampungnya bertahun-tahun lalu.
Mendengar ucapan dari Caroline, Joel hanya menghela napas panjang seraya berkata.
"Renata, berhenti membebani aku dengan ucapan seperti itu, dasar wanita bodoh.!"
Joel telah sangat bosan mendengar ucapan Caroline, ia selalu saja mengucapkan kata-kata seperti itu, berulang-ulang kali kepadanya.
"Ha, ha, ha, baiklah, maafkan aku...."
Ujar Caroline seraya tertawa, ia mendengar perkataan Joel yang mulai jengkel, pasalnya, ia telah menganggap Caroline sebagai sahabat, sekaligus adiknya sendiri.
"Hem...."
Kalau seandainya terlihat, Joel pasti memicingkan ujung bibirnya dengan jutek dan jengah.
"Baiklah, kalau begitu, aku akan menutup telponnya...." Ujar Caroline.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang.?"
"Aku akan beres-beres terlebih dahulu Joel, besok baru aku akan mulai mencari bibi untuk bekerja dirumah ini."
"Baiklah, jangan lupa istirahat Renata, sampaikan salamku kepada anak angkutku.!"
Tegas Joel.
"Baik, baik, aku mengerti."
Caroline menutup panggilan telponnya, ia segera menuju lantai atas untuk mulai segera membereskan kamar tidur miliknya, dan milik Lucas, dan juga merapihkan pakaian mereka.
"Lukas, apa sudah selesai mandinya.?"
"Iya Momi...."
"Kemarilah, pilih baju kamu sendiri.!"
"Apa ibu akan mencari bibi, untuk bekerja dirumah ini.?" Ujar Lukas bertanya, melihat mominya yang tengah sibuk menata pakaian mereka.
"Ya, mungkin besok ibu akan mencarinya diinternet."
"Baiklah, apa Momi mau aku bantu.?"
Setelah ia selesai berpakaian, Lukas segera mendekat kearah Mominya.
"Tidak perlu sayangku, Momi bisa sendiri, Lukas istirahat saja, Lukas pasti capek bukan.?"
Seraya ia menoleh dan tersenyum manis kepada putranya.
"Tapi Momi juga pasti capk...."
Lukas memperlihatkan ekspresi sedikit murungnya karna merasa kasihan kepada mominya.
"Tidak sayang, justru Momi sangat bersemangat, akhirnya Momi punya banyak waktu bersama Lukas, putra momi yang tampan ini...."
"Istrahatlah sayang, mulai besok kita akan sangat sibuk.!"
Ujar Caroline seraya mencium pipi lembut putranya.
"Baik Momi...."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yunia Abdullah
knp nma y GA ganti yg lain ini msih nma y sendri hnya d ambil nma pnjang y PST lah BSA d lcak dngn mudah
2021-10-22
0
Kenzi Kenzi
your son
2021-08-30
1