Matanya mengunci perjalanan kedua laki-laki yang sudah hilang di balik pintu. Ia pun beralih melihat meja Kaisar Raymond. Ia melangkah, mengepalkan kedua tangannya tanpa berkedip sedikit pun.
Dengan hati berat, ia membuka laci itu. Lalu mengambil selembar kertas. Sebuah surat perjanjian antara dirinya dan Kaisar Raymond. Di dalam kertas itu pun sudah ada coretan tangan Kaisar Raymond dan sebelahnya atas namanya.
"Seandainya aku yang menjadi Lusia. Aku akan menjadi wanita yang paling bahagia. Dia di cintai oleh laki-laki seperti dirimu. Aku tidak akan menghancurkan kesetiaan mu, Baginda. Aku memakluminya Baginda." Matanya melirik ke arah pena. Tanpa ragu sedikit pun, ia mengambil pena itu. Lalu membubuhkan tanda tangannya di atas surat perjanjian itu.
"Suatu saat kamu akan datang pada ku dan memintanya. Setelah ada tanda tangan ini, aku harap kamu tidak menemui ku lagi."
Permaisuri Shopia mengambil kertas di atas meja itu. Air matanya meluncur deras.
Krek
Dengan paniknya, ia kembali memasukkan kertas itu ke dalam laci dan melangkah menjauhi meja kerja itu.
"Permaisuri, kamu dimana?" Panggil Kaisar Raymond, saat melihat pelayan Elma yang berdiri di depan pintu ruang kerjanya. Ia pun bertanya keberadaan istrinya. Sampai pelayan Elma mengatakan jika istrinya sudah memasuki ruang kerjanya.
Dalam sekejap wajah itu langsung pias, ada ketakutan di hatinya. Ia takut Permaisuri Shopia mendengarkan percakapannya dengan kesatrianya.
Ia pun langsung kembali memasuki ruang kerjanya dan memanggilnya.
"Permaisuri." Jantungnya semakin terguncang, ketakutan itu semakin bertambah. Perbincangannya tadi cukup keras. Ia semakin was-was. Hatinya seolah mengatakan tidak ingin Permaisuri Shopia mengetahui semuanya sebelum ia siap.
"Permaisuri."
Sementara tak jauh dari sana. Permaisuri Shopia berusaha menahan air matanya. Ia pun memandang ke arah luar jendela.
Tak
Satu langkah kaki membuatnya menutup matanya.
"Permaisuri." Kaisar Raymond tersenyum, tapi hatinya masih merasa ketakutan.
Mata itu pun terbuka dan menoleh. Senyum itu terbit dari bibir semerah bunga mawar yang baru mekar. "Baginda."
Kaisar Raymond berjalan dengan langkah tergesa. Ia pun memeluk Permaisuri Shopia dengan erat.
"Tadi aku melihat Baginda sibuk, jadi aku memilih berdiri di sini. Aku tidak ingin mengganggu Baginda. Emm, tadi aku mendengarkan tentang memberikannya pada ku. Sebenarnya apa yang ingin Baginda berikan pad ku?" Tanya Permaisuri Shopia. Sementara hatinya semakin di aduk-aduk oleh ketakutan.
Kaisar Raymond memundurkan tubuhnya dari tubuh Permaisuri Shopia. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajahnya panik, kebingungan seperti sedang mencari sebuah jawaban. Entah jawaban apa yang harus ia berikan?
"Baginda,"
"Hah, itu-itu, aku hanya memberikan hadiah. Ya itu," Kaisar Raymond tersenyum meyakinkan. Namun wajahnya tidak begitu meyakinkan. "Karena Permaisuri sudah tahu, jadi bukan hadiah lagi." Imbuhnya lagi.
"Oh, tapi bukan ulang tahun ku Baginda. Ulang tahun ku di adakan Minggu depan."
"Ah, iya, jadi aku memastikan saja hadiah apa untuk Permaisuri? Memangnya Permaisuri minta hadiah apa?" Tanya Kaisar Raymond. Di hari ulang tahun Permaisuri. Ia berniat memberikan sebuah kalung. Sudah jauh hari dia mendesain kalung itu dan meminta pada pengrajin untuk di buatkan dengan kualitas terbaik.
Kenapa dia berbohong, seharusnya dia sudah mengatakannya.
"Terima kasih Baginda." Permaisuri menggenggam kedua tangan Kaisar Raymond.
"Apa Baginda mencintai ku?" Tanya Permaisuri Shopia menatap dalam-dalam bola mata berwarna biru itu. Tidak mendapatkan jawaban, hatinya merasakan kesakitan semakin dalam. Menanyakannya saja membuat nafasnya seolah berhenti, apa lagi mendengarkannya.
"Oh, aku lupa. Baginda mencintai Lusia." Permaisuri Shopia melepaskan genggamannya. Ia tersenyum getir. "Aku bangga pada Baginda. Beruntungnya Lusia mendapatkan cinta dari Baginda. Dan pertanyaan ku, anggap saja aku tidak pernah menanyakannya. O, iya aku tahu sesuatu. Lusia anak dari Duke Alerix. Aku melihat kalung yang dia pakai. Baginda coba saja memastikannya. Aku pamit Baginda." Ucapnya seolah nafasnya terasa tercekat. Ia pun memberikan hormat seperti biasanya. Sampai di ambang pintu, tangannya bersandar. Ia menahan air matanya agar tidak terjatuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Oi Min
semoga Sophia dapat pasangan yg lebih baik dari si bego Raymond itu
2023-05-19
0
eza
sungguh baiknya dirimu
2023-02-23
0
Nophy Rose01
Betul betul bikin nyesek thor dri awal baca udh bikin mewek😭😭
2021-12-28
0