"Apa Duke bertemu dengan Permaisuri?" Tanya Kaisar Raymond dengan ramah. Baru pertama kalinya ia melihat ayah mertuanya sepertinya menahan sesuatu dari wajahnya. Matanya memicing melihat Duke Luke melirik selirnya.
"Duke,"
Kaisar Raymond merasa tak enak hati pada selirnya yang salah tingkah.
"Maaf Baginda, saya permisi. Mungkin Baginda sibuk," ujar Duke Luke memberikan hormat. Lebih baik ia pergi dari pada ia harus memendam amarahnya. Ia akan melampiaskan amarahnya dengan berlatih pedang.
"Lusia, kamu kembali ke kamar mu. Aku akan menemui Permaisuri." Ucap Kaisar Raymond seraya mengelus kepala Lusia. Tanpa mendengarkan jawaban Lusia, dia pergi dengan wajah terlihat aneh.
"Permaisuri,"
Wanita yang menatap ke luar jendela dengan menyandarkan tubuhnya ke sisi samping jendela. Wanita itu pun menetralkan wajahnya, seolah terlihat biasa saja.
"Iya, Baginda."
Kaisar Raymond menatap dari bawah ke atas. Permaisurinya terlihat murung, biasanya ia akan tersenyum hangat. "Apa Permaisuri memikirkan sesuatu?" Selidik Kaisar Raymond.
"Tidak ada Baginda, tidak ada yang perlu di pikirkan atau pun di khawatirkan." Sahutnya.
Percuma saja di pikirkan, semuanya tidak akan berubah.
"Permaisuri."
Mata Sophia melirik kanan ke kiri, kedua tangan Kaisar Raymond menggenggam kedua tangannya. "Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada mu. Tadi aku berpapasan dengan Duke. Dia sepertinya menahan amarah, apa ada sesuatu yang mengganggu mu."
Permaisuri Shopia melepaskan tangan Kaisar Raymond, seakan tidak ingin di sentuh oleh dirinya. Ia memutar otaknya, mencari alasan. Ayahnya pasti marah karena pernikahannya.
Kaisar Raymond merasa janggal, Permaisurinya seperti wanita yang tak tersentuh oleh siapa pun. "Permaisuri,"
"Aku meminta ijin keluar istana bertemu dengan bibi. Sepertinya ayah marah karena hal itu." Bohongnya. Perkataan tenangnya mengundang keyakinan di mata Kaisar Raymond.
"Em, jika ada sesuatu. Katakan saja pada ku."
"Tidak ada." Sarkas Permaisuri Shopia. Tanpa sadar, ia sedikit meninggikan suaranya.
"Emm maaf Baginda." Permaisuri Shopia tersadar karena suaranya meninggi melihat raut wajah Kaisar Raymond yang terkejut.
"Aku mau istirahat Baginda."
Kaisar Raymond paham, tapi ia akan menyelidikinya. Mungkin terjadi sesuatu, mengakibatkan istrinya tidak terbuka padanya.
"Terbukalah pada ku Permaisuri, aku suami mu."
Suami, itu dulu, tidak sekarang.
"Aku akan mengijinkan mu mengunjungi Baroness atau Permaisuri bisa mengundang Baroness ke istana." Tawar Kaisar Raymond.
"Tidak Baginda, aku yang akan mendatanginya."
Kaisar Raymond mengangguk, ia pun memeluk Permaisuri Shopia. Entah mengapa? Hatinya merasa tidak tenang. Ia merasa Permaisurinya akan pergi jauh dan tidak akan kembali.
Kwdua tangannya masih santai di posisinya tanpa membalas pelukan Kaisar Raymond. Rasanya sangat berat untuk ia gerakkan memeluk punggung Kaisar Raymond. Laki-laki yang memeluknya, kini tidak butuh kehadirannya.
Ia pun mendorong pelan tubuh Kaisar Raymond. "Sebaiknya Baginda menemani Selir Lusia."
Permaisuri Shopia langsung memberikan hormat dan pergi tanpa kata apa pun. Kaisar Raymond menatap punggung Permaisuri Shopia yang keluar dari pintu kamarnya. "Aku harap, suatu saat kamu mengerti. Aku tidak pantas untuk mu." Lirih Kaisar Raymond di sela-sela matanya yang berkaca-kaca.
Permaisuri Shopia berjalan dengan sangat cepat sampai tubuhnya berada di istana bagian belakang. Ia ingin berteriak dan menangis. Mengatakan semua di hatinya. Mencurahkan tiap perasaan yang ia alami, sakit sungguh sakit di perlakukan seperti ini. Ia bisa menerima pernikahan mereka, tapi membayangkan semuanya membuatnya gila.
"Permaisuri,"
Permaisuri Shopia menoleh, matanya menatap Selir Lusia, ia mencoba menerima semuanya meskipun sangat sakit dan butuh waktu lama.
"Permaisuri ada di sini? Dimana Baginda? tadi dia ijin pada ku untuk bertemu dengan Permaisuri." Selir Lusia meraih kedua tangan Permaisuri Shopia dan tersenyum. "Maaf aku datang ke dalam rumah tangga mu, Permaisuri. Karena aku memang mencintainya. Dan terima kasih, karena sudah memberikan Baginda untuk ku, menerima kehadiran ku."
"Semenjak kebersamaan kita dia tidak pernah lepas dari ku. Dan selalu mengatakan, mencintai ku. Perasaannya tidak pernah berubah terhadap ku. Terima kasih karena sudah menjaganya Permaisuri. Terima kasih karena tidak mencintainya."
Deg
Jantungnya seperti di remas, jadi selama ini harapannya untuk di cintai tidak ada. Hanya ada dia dan dia. Jadi selama ini dia salah sangka, menduga Kaisar Raymond mencintainya. Benar, pernikahannya hanyalah politik, apa yang bisa ia harapkan tidak akan bisa terwujud. Sebaiknya, ia berkaca. Dirinya tidak akan pernah mendapatkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Kim Theo
ikutan baca
2025-02-10
0
Oi Min
apa mksd Raymond???
2023-05-19
0
" sarmila"
author emang bikin pra reader jantungan krna karyany
sukses thor karyamu bnr2 luar biasa
2022-01-16
0