"Permaisuri." Sapa seorang pelayan yang menunduk. "Maaf mengganggu waktunya Permaisuri. Di luar ada Duke Luke yang ingin bertemu dengan Permaisuri."
Permaisuri Shopia melepaskan pelukannya. Ia mengusap jejak air mata di kedua pipinya. Langkah kakinya pun bergegas keluar dari kamarnya menuju ruang kerjanya. Pintu lebar itu di buka oleh pelayan Elma.
"Permaisuri." Wanita paruh baya itu menunduk. Meskipun dia berhadapan dengan putrinya. Namun kini statusnya telah berbeda, putrinya telah menjadi seorang Permaisuri, Ibu Negara di Kekaisaran ini. "Ayah, ada apa?" Tanya Permaisuri Sophia dengan menarik kedua sudut bibirnya membuat lengkungan. Pipi lesungnya semakin dalam. Membuatnya kelihatan manis.
"Bagaimana kabarnya Permaisuri?" Semenjak Kaisar Raymond memutuskan menikah lagi, hatinya sangat resah, ia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Putri semata wayangnya itu sedang di landa kesedihan. Tidak ada wanita yang tidak sakit hati melihat suami bermesraan dengan wanita lain. Apa lagi masa lalunya. Ia sudah melarang putrinya menyetujui permintaan Kaisar Raymond, biarkan saja wanita itu menjadi simpanan tanpa status.
"Apa Ayah mengkhawatirkan ku?" Sudah ia duga, ayahnya akan mengkhawatirkan keadaannya. "Aku baik-baik saja ayah." Imbuhnya. Tetapi, kenyataannya hatinya tengah kesakitan.
"Bagaimana hubungan Permaisuri dengan Baginda?" Akhirnya pertanyaan itu muncul di sertai ketakutan di hatinya. Ia tidak bisa membayangkan, putrinya berada sangkar emas tanpa ada kebahagiaan.
Seandainya dulu ia bisa menolak, sudah ia tolak. Ia kira keharmonisan itu akan berlangsung sangat lama, tapi sebaliknya.
"Hubungan, kenapa semua orang menanyakan hubungan ku? Apa hubungan ku saat ini membuat mereka resah atau menurut mereka hubungan ku lelucon,"
Permaisuri Sophia menghela nafas berat. Telinganya sering kali mendengarkan perbincangan pelayan yang menanyakan hubungannya. Saat itu ia tengah berjalan santai, mencari udara segar. Namun telinganya menangkap sesuatu.
"Apa kamu tidak merasa ada sesuatu yang berbeda dari Baginda?" Tanya pelayan berambut pendek.
"Baginda sering menghabiskan waktunya dengan Selirnya," ujar pelayan yang memakai kaca mata.
"Aku kasihan sekali dengan Permaisuri bagaiamana hubungannya dengan Baginda," sanggah pelayan satunya seraya mengepel lantai marmer berwarna putih itu.
Duke Luke merasa tak enak hati, di lihat dari wajah putrinya sudah pasti hatinya merasakan tak nyaman. "Apa ada orang yang bertanya seperti yang ayah tanyakan?"
Permaisuri Shopia mengiyakan dengan mengangguk. Sebenarnya pelayan itu tidak menghujat, tapi hanya merasa kasihan saja.
"Mereka hanya merasa kasihan, tidak menghujat Ayah."
Permaisuri Shopia menyeruput tehnya. Hanya laki-laki paruh baya itu yang ia miliki. Ibunya sudah meninggal. Hanya laki-laki itu yang mendukungnya.
"Ayah tidak habis pikir dengan pemikiran Baginda."
"Jangan berharap lebih, Ayah. Baginda tidak menyukai Shopia. Kita menikah hanya karena perjodohan di dalamnya tidak ada cinta, melainkan hanya sebatas menghargai. Tidak ikut campur dalam urusan masing-masing kecuali menyangkut urusan istana."
Duke Luke menyangkal perkataan putrinya. Dirinya juga melakukan pernikahan atas perjodohan. Tetapi dengan seiringnya waktu, dirinya dan istrinya memiliki perasaan. Hubungan yang ia lihat sendiri, biasanya Permaisuri dan Kaisar Raymond sudah ada rasa walaupun sedikit saja.
Namun sekarang, ia merasa sangat sulit menumbuhkan cinta di antara keduanya. Karena penghalang masa lalu telah kembali.
"Tapi Permaisuri, hubungan kalian sangat nyaman. Jika di lihat, Permaisuri dan Baginda sudah mencintainya."
"Harus aku katakan seperti apa Duke? Kita hanya menikah saling menguntungkan."
"Pulanglah, jika memang sudah tidak bisa di pertahankan. Kediaman Betendrix terbuka lebar untuk Permaisuri."
Permaisuri Shopia menggeleng pelan. Dirinya sekarang menjadi seorang Permaisuri. Bukan hal mudah masuk, lalu keluar sesuka hatinya. Ia harus berfikir ribuan kali jika memutuskan mengakhirinya.
"Aku bukan seorang putri lagi, melainkan seorang Permaisuri. Dari dulu aku memang tidak menginginkannya, aku ingin hidup bebas. Semau ku sendiri, hidup ku di sini di kekang ayah."
Tangis Permisuri Sophi pecah seketika. Melarikan dari tanggung jawab hanya demi urusan pribadi bukan keinginannya. Setidaknya ia harus bertanggung jawab, bukan lari hanya karena badai itu.
Duke Luke, semakin sesak. Dari dulu, ia memanjakan wanita di depannya. Tidak pernah putrinya itu membuatnya marah. Apa yang ia perintah dan larang, putrinya selalu menurutinya.
Karena sudah tidak tahan, Duke Luke pun bangkit. Lalu memberikan hormat. Bukannya ia tidak ingin menenangkan putrinya, tapi hatinya terlalu sakit melihat putrinya menangis. Ia tidak tega, ia berharap suatu saat nanti ada cahaya di kehidupan putrinya.
Sepanjang perjalanan di koridor istana. Duke Luke berjalan dengan tatapan kosong. Hingga sang kesatria menyentuh pundaknya, membuyarkan lamunannya.
"Tuan, ada Baginda."
Duke Luke memberikan hormat selayaknya saat berhadapan dengan sang penguasa. "Duke,"
Duke Luke tersenyum masam, sejenak ia melirik tak suka pada wanita di lengan Kaisar Raymond yang bergelanyut di lengan kanannya.
Sementara yang di tatap hanya santai, lalu membuang muka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Ayu Dani
dasar ulet bulu
2025-03-04
0
Nophy Rose01
Dasar gak tau malu perempuan penggoda sialan
2021-12-28
1
novita setya
yeaah pelakor emang ky lalat menjijikan membawa penyakit pulak..basmi aja
2021-11-29
0