Denar benar-benar penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis yang bernama Ana itu, dia selalu berusaha untuk mengetahui bagaimana keadaan gadis bernama Ana-ana itu, karena Ana tidak pernah keluar kamar setelah kejadian dia digendong Alex. Begitulah fikir Denar ketika sedang memikirkan cara menyingkirkan Ana.
Selama empat hari berturut-turut Ana setiap malam selalu demam tinggi dan selalu mengigau nama Tara Kakaknya. Alex yang selama ini tidak pernah perhatian kepada wanita selain Nyonya Gia, dia begitu setia setiap pulang kerja selalu dia sempatkan melihat Ana. Ketika malam dia selalu tidur dishofa kamar Ana. Alex begitu perhatian kepada Ana dan begitu setia menunggui Ana.
Bahkan setiap Ana mengigau nama Kakaknya ditengah malam Alex selalu berusaha bangun dan dengan setia mengelus dan menepuk-nepuk kepala Ana, hingga Ana tenang kembali.
Alex juga selalu setia setiap beberapa jam menggantikan kompresannya Ana, ketika dirasa sudah tidak dingin lagi.
Ketika sudah lebih dari empat hari Ana sudah mendingan, dia sudah tidak demam lagi, dan tangannya pun sudah bisa digerakan pelan-pelan. Serta Ana sudah bisa mandi sendiri, akan tetapi jika melepas dan memakai baju dia masih butuh bantuan Lena. Karena sebelumnya dia kalau mandi dibantu dengan Lena, karena cuman hanya Lena yang boleh masuk dan mengurusi Ana.
Waktu itu ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi Alex belum ada tanda-tanda ingin berangkat kekantor, malah dia sedang bersama Ana dibalkon kamarnya Ana.
"Kak Xander, selama Ana disini, kenapa Ana tidak melihat orang tua Kakak ya, dimana mereka", tanya Ana kepada Alex.
"Mereka dimansionnya sendiri Ana", kata Alex.
"Waah hebat, Kakak sudah berani tinggal sendiri, tidak sama orang tua Kakak, apa tidak takut kak?? ", celetuk Ana yang membuat Alex jantungan.
"Emang dikira aku ini bayi apa, takut tinggal sendiri", bathin Alex gregetan.
"Kak Alex kan sudah besar Ana, kenapa Kakak harus takut tinggal sendiri?? ", jawab Alex dengan sabar.
"Yang sudah besar apanya Kak??, mana Ana mau lihat dong", jawab polos Ana seperti mengscan body Alex dari atas kebawah.
Alex yang risih dengan mata Ana yang melihat bodynya dari atas kebawah langsung saja menjelaskan kepada Ana.
"Bukan sesuatu dibadan Kakak Ana yang sudah besar, tapi badan Kakak dan umur Kakak yang sudah besar", jawab Alex sabar menjelaskan.
"Oh, tapi Ana juga sudah besar badannya, dan umur Ana sudah banyak, kenapa Ana belum berani tinggal sendiri seperti Kak Xander", jawab Ana dengan polosnya.
Alex yang mendengar pertanyaan absurd Ana dia bingung harus menjawab apa. Untung saja suara dering Hpnya menyelamatkannya. Ternyata yang menelfon adalah Arga asisstennya.
Arga menelfon karena ingin memberitahukan kepada Alex, jika Alex harus datang menemui Client yang sudah menunggu diPerusahaan sejak setengah jam yang lalu, karena Client itu hanya mau bertemu dengan Alex.
"Oke, setengah jam lagi saya akan sampai disana", jawab Alex mengakhiri panggilan.
Ana yang daritadi setia menunggu Alex selesai menelfon, ketika melihat Alex selesai menelfon, dia mengeluarkan celetukkannya lagi.
"Kak Xander belum jawab pertanyaan Ana tadi", celetuk Ana.
Alex yang gelagapan bingung mau jawab apa, akhirnya dia mencari alasan.
"Kakak jawabnya nanti saja ya, tadi Kakak disuruh cepat-cepat datang kekantor", kata Alex mencari alasan.
"Waah, Ana boleh ikut tidak, Daddy sama Kakak selalu melarang Ana datang kekantor", kata Ana sedih.
"Ana kan sedang sakit, besuk kalau sudah sembuh Kakak janji akan ajak Ana kekantor", kata Alex sambil mengusap pipi Ana.
"Hemmm lembutnya pipi Ana ini", bathin Alex meresapi mengelus pipi Ana.
Ana yang mendengar kata-kata Alex, langsung semangat.
"Beneran Kak, janji", kata Ana sambil menunjukkan mata bulatnya.
Alex hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi muka cute Ana.
"Kakak siap-siap dulu ya mau berangkat kekantor, kamu baik-baik dirumah", kata Alex sambil mengusap puncak kepala Ana dan berlalu keluar.
★★★★★★★★★★★★★★★
Denar yang waktu sedang mengepel dilantai atas tidak sengaja melihat Alex yang sudah pergi menggunakan mobilnya. Dia memikirkan rencana liciknya kepada Ana.
"Ini saatnya", bathin Denar.
Denar yang sangat mengetahui jika Lena sedang mengajari dan mengawasi pelayan baru yang menggantikan Jenar. Begitu bersemangat akan menjalankan rencananya.
Denar tidak tahu saja apa yang menyebabkan Jenar pergi dan kenapa tangan Ana bisa terluka, karena Alex melarang untuk membicarakan kejadian itu. Jika ada yang ketahuan membicarakan dan menggosipkan, siap-siap mendapatkan hukuman dari Alex. Andai Denar mendengar dan mengetahui nasib Jenar, mungkin dia akan berfikir dua kali untuk mencelakai Ana dan berurusan dengan Alex.
Dirumah Alex hanya orang-orang tertentu yang mengetahui jika disetiap sudut rumah Alex sudah terpasang CCTV. Karena CCTV dirumah Alex adalah CCTV yang sangat canggih, bentuknya CCTV menyesuaikan tempat yang akan dipasangi jadi banyak yang tidak menyadari jika itu adalah CCTV.
Begitupun Denar dia tidak menyadari jika gerak-geriknya terlihat dengan jelas diCCTV. Yang diketahui Denar jika yang ada CCTVnya adalah ruangan-ruangan penting dirumah Alex.
Denar dengan santai memasuki kamar Ana. Dan tiba-tiba dia langsung menampar dan menjambak Ana. Padahal dikamar Ana juga ada CCTV yang langsung terhubung diHp Alex.
Ketika Ana masih berdiri dibalkon kamarnya, dia dikagetkan dengan jambakan rambutnya. Dan itu membuat Ana mengaduh kesakitan.
"Aduuuuhhhh", kata Ana kesakitan dan sambil menengok kebelakang.
Denar menjambak rambut Ana dengan menyeret Ana kedalam, karena jika dibalkon aksinya bisa diketahui bodyguard yang berjaga.
Ana yang melihat seorang wanita berpakaian pelayan dirumah Alex pun menjadi bingung, kenapa dia tiba-tiba berani menjambak rambutnya. Dan tiba-tiba dia juga merasakan pipi chubbynya panas.
Plaakkkkk
Tamparan keras Denar kepipi Ana. Ana yng tadi masih terkejut karena terjambak pun belum bisa mengakhiri keterkejutannya malah sekarang dia tiba-tiba ditampar.
"Mbak kenapa menampar dan menjambak saya, mbak pelayankan disini", kata Ana menahan sakit.
"Kalau saya pelayan kenapa emangnya, sebentar lagi saya akan menjadi Nyonya dirumah ini, gara-gara kamu Alex jadi tidak mau melihat kearah saya lagi, dasar wanita pelacur", kata Denar.
Ana yang tidak mudeng wanita pelacur itu apa jadi dia tidak ambil pusing dan malah melontarkan kata-kata yang membuat Denar sangat marah.
"Wanita pelacur itu apa mbak, terus kenapa Kak Xander tidak melihat ke mbaknya lagi itu karena muka mbaknya jelek kali, itu makeup apa tepung dicampur tomat mbak, tebel dan merah", kata Ana polos dengan menahan takut dan rasa sakit disemua badannya.
Denar geram dengan kata-kata Ana dan langsung saja menyeret Ana kekamar mandi dengan memegang tangan Ana yang luka dengan erat, membuat Ana langsung menangis menahan rasa sakit yang teramat sakit.
DiPerusahaan WILBUR CORPORATION Alex yang sedang meeting diruang meeting dengan Client dari China merasakan getaran yang yang tidak henti-hentinya selama meeting berlangsung. Karena CCTV yang terhubung langsung diHp Alex mempunyai sensor sendiri jika ada pergerakkan yang mencurigakan yang tertangkap.
Alex yang sudah tidak tahan dengan getaran Hp disaku jasnya berusaha mencari alasan kepada Clientnya dan untungnya Clientnya mengundurkan diri diwaktu yang tepat.
"Xiānshēng, xièxiè nín de guānglín, xīwàng wǒmen de hézuò nénggòu shùnlì jìnxíng, hěn bàoqiàn bùnéng dài nín xiàlái, yīnwèi wǒ yào jiǎnchá fēicháng zhòngyào de wénjiàn, wǒ de zhùlǐ huì dài nín qù Liem xiānshēng", kata Alex dengan menggunakan bahasa China dan sambil mengajak Tuan Liem berjabat tangan.
(Tuan terimakasih atas kedatangannya, saya harap kerjasama kita bisa berjalan dengan lancar, maafkan saya yang tidak bisa mengantar anda sampai kebawah, karena saya harus mengecek berkas-berkas yang sangat penting, sebagai gantinya asissten saya yang akan mengantar Anda Tuan Liem).
"Wǒ lǐjiě yàlìshāndà xiānshēng, méi wèntí. Nàme wǒ huì yuánliàng yà lì kè sī xiānshēng", kata Tuan Liem sambil membalas jabat tangan Alex.
(Saya mengerti Tuan Alexander, tidak masalah, kalau begitu saya permisi Tuan).
Alex langsung saja berjalan tergesa-gesa menuju ruangannya karena penasaran dengan notifikasi dari Hpnya, tidak seperti biasanya Hpnya bergetar tiada henti.
"Awas saja jika getaran diHpku adalah hal yang tidak penting", gerutu Alex sambil berjalan keruangannya.
Ketika Alex sudah sampai diruangannya dia segera duduk dikursi kebesarannya, dan langsung membuka Hpnya. Alangkah terkejutnya melihat begitu banyak pemberitahuan dari CCTV kamarnya Ana dan Alex yang melihat semua rekaman CCTV langsung mendidih darahnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
***TBC***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 300 Episodes
Comments
Yulia Prihatin91
ada mantau monitor CCTV kmna nih ketiduran apa gmna alex ngamuk lg
2023-07-07
2
Ita Retno
hmmm ni lg siap2 pasien rsj selanjutnya ....pak bodyguard dpt mainan lg tu si denar
2022-09-17
1
Kenzi Kenzi
pecaaaatttttt semua pelayan banggggggg
2022-09-10
1