"Cih..kenapa Xello belum datang menjemput?" Asyh mondar-mandir gelisah.
"Saat aku butuh untuk bertemu, dia malah lama sekali untuk muncul." Asyh bergumam kesal.
Asyh terus saja mondar-mandir dengan perasaan tidak tenang.
"Nona Asyh.."
"Nenek.." Suara Xello yang tiba-tiba terdengar membuat Asyh terperanjat.
"Tuhan! Kau ini kenapa muncul tiba-tiba dan tanpa suara?" Asyh mengomel kesal.
Xello tersenyum sangat tipis.
"Maaf mengagetkanmu. Tuan As memintamu untuk membawa passport dan surat-surat penting milikmu." Xello menyampaikan pesan.
"Untuk apa?" Asyh bertanya bingung.
"Maaf, tapi aku tidak tahu. Aku hanya disuruh untuk menyampaikan kepadamu." Xello menjawab dengan sopan.
"Apa dia ingin menjual diriku kepada pria hidung belang?" Asyh bergumam takut dan mengeratkan cardigan yang ia pakai.
"Tuan As tidak mungkin melakukan hal rendahan seperti itu terhadap miliknya Nona." Xello membela Tuannya.
"Kau tahu dari mana?" Asyh bertanya curiga.
Xello tidak menjawab dan memilih tersenyum kecil kepada Asyh.
"Seandainya kau tahu bagaimana mengerikannya Tuan As mu, aku yakin kau akan lari atau lebih memilih bunuh diri karena tidak sanggup dengan kenyataan yang ada." Xello membatin dan tersenyum mengerikan.
"Sudah, ayo." Asyh membuyarkan lamunan Xello dan berjalan mendahului Xello.
Xello mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan Asyh.
"Sepertinya kau sangat bersemangat malam ini untuk bertemu dengannya?" Xello bertanya dengan niat menggoda Asyh.
"Aku ingin menyelidiki sesuatu tentang Tuan gilamu itu!" Asyh menjawab dengan berani.
Xello tersenyum meremehkan.
"Jangan terlalu mengorek kehidupannya Nona! Kau akan sakit sendiri nanti."
Ucapan Xello semakin membuat Asyh bingung sekaligus penasaran.
"Xello, apa Tuanmu itu pernah menikah atau menjalin hubungan dengan wanita?" Asyh bertanya antusias setelah masuk ke dalam mobil.
"Nona bisa tanyakan langsung kepada Tuan As. Itupun jika Nona berani." Xello menjawab dengan meremehkan.
"Terserah saja. Tapi aku yakin aku akan membawa pelangi masuk ke dalam kastil itu." Asyh dengan penuh keyakinan.
Entah kenapa Asyh mulai merasa dirinya tidak akan pernah bisa lepas dari jerat Tuan As. Yang bisa Asyh lakukan hanyalah membentengi dirinya, mungkin.
Sepanjang perjalanan Asyh berbincang kecil dengan Xello, namun semua pertanyaan tentang Tuan As enggan Xello jawab.
Dua jam kemudian mereka sampai di depan kastil.
"Hah, labirin ini lagi." Asyh mendengkus kesal melihat kastil di depannya.
"Masuklah!" Xello memberi perintah dengan sopan.
"Kau yang benar saja? Aku tidak akan pernah bisa menghafal jalan keluar masuk kastil ini." Asyh mengomel kesal.
"Masuk saja Nona! Aku dilarang mengantarmu ke dalam." Xello menjawab prihatin.
"Kau sama gilanya dengan Tuanmu! Semoga saja aku tersesat ke kolam buaya dan mati di sana." Asyh menghentakkan kakinya dan berjalan masuk ke dalam kastil itu.
"Mana mungkin Tuan As mengijinkanmu mati di tangan orang lain, apalagi seekor hewan buas." Xello membatim gemas.
"Arghh...kenapa dari tadi aku hanya berputar di sini?" Asyh mengerang frustasi.
Sudah hampir tiga puluh menit ia mengelilingi kastil raksasa itu, namun Asyh sepertinya hanya berputar di tempat yang sama.
Asyh memutuskan untuk mencoba sekali lagi.
"Hah..kakiku rasanya sudah tidak menapak pada lantai kastil ini." Asyh memelankan langkahnya dan memutuskan untuk bersandar di dinding.
"Apa mereka sengaja menyiksaku dan ingin aku mati karena kelelahan?" Asyh bertanya kesal.
Asyh memutuskan untuk mencoba lagi.
GLEEP
Asyh merasakan tangannya di tarik seseorang dan masuk ke dalam sebuah ruangan.
Di dalam ruangan itu, Asyh didekap erat oleh seseorang yang ia yakini adalah Tuan As.
Asyh memejamkan matanya, baru kali ini ia merasakan nyamannya pelukan seorang pria yang baginya adalah makhluk mengerikan.
"I miss you, babe." Suara dingin itu berbisik di telinga Asyh bahkan tak lupa Mr. As meniup pelan telinga Asyh membuat bulu kuduknya meremang.
Asyh hanya diam bahkan mungkin ia tidak sadar tangannya terulur menyentuh serta mengelus lembut lengan kekar yang melingkar dipundak serta perutnya.
Lama memeluk Asyh, akhirnya Mr. As melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Asyh berhadapan dengannya.
"Apa kau bawa semua yang aku suruh?" Mr. As bertanya dengan suara beratnya namun terdengar lembut.
Asyh mengangguk.
"Good Girl." Mr. As mengusap lembut kepala Asyh membuat Asyh merona malu.
"Ayo!" Mr. As menarik lembut tangan Asyh untuk mengikutinya.
"Tuan, kita akan kemana?" Asyh bertanya bingung.
"Ke suatu tempat yang akan membuatmu bahagia." Mr. As menjawab dengan lembut.
Tidak ada Mr. As yang menyeramkan seperti kemarin.
Mr. As membawa Asyh menaiki tangga yang cukup tinggi hingga akhirnya mereka sampai di lantai rooftop dimana terdapat sebuah helikopter yang sudah siap berangkat menunggu mereka.
Mr. As menuntun Asyh masuk ke dalam helikopter dan membantu Asyh memakai segala perlengkapannya.
"Tuan, aku ingin bertanya sesuatu yang penting padamu." Asyh mencoba bernegosiasi.
"Tanyakan itu saat kita sampai nanti!" Mr. As memberi perintah kepada pilot helikopternya untuk segera berangkat.
Sang pilot pun membawa helikopter itu untuk lepas landas.
"Indah sekali." Asyh memperhatikan pemandangan malam kota itu dari ketinggian.
"Kau suka?" Mr. As membawa Asyh ke dalam pelukannya.
Asyh mengangguk semangat.
"Sekarang istirahat saja! Nanti kau akan lebih menyukai kejutan yang sudah aku siapkan untukmu." Mr. As memainkan rambut indah Asyh.
Asyh memejamkan matanya mencoba untuk beristirahat dan benar saja, dalam sekejap saja ia sudah terlelap.
Tiga jam kemudian helikopter mereka mendarat di sebuah pulau pribadi.
"As, bangun! Kita sudah sampai." Mr. As membangunkan Asyh dengan lembut.
"Engh.." Asyh melenguh pelan dan membuka matanya perlahan.
"Eh..maaf.." Asyh tersentak menyadari tangannya memeluk Mr. As.
"Tidak masalah. Aku suka saat tangan mungilmu memelukku." Mr. As tersenyum di balik topengnya.
"Ayo!" Mr. As mengulurkan tangannya untuk menyambut Asyh.
Asyh menerima uluran tangan Mr. As dan turun dari helikopter itu.
"Wah....ini indah sekali.." Asyh berteriak girang saat melihat hamparan pasir putih yang begitu memanjakan matanya.
Meski malam hari, namun pemandangan indah itu masih terlihat jelas karena penerangan sekitar.
"Indah bukan?" Mr. As kembali memeluk Asyh dari belakang.
Asyh mengangguk pelan.
"Pulau ini untukmu." Mr. As berbisik di telinga Asyh.
Asyh terkejut dan langsung berbalik.
"Tidak tidak. Aku tidak mau. Jangan berikan aku apapun!" Asyh menggeleng menolak pernyataan Mr. As.
"Kenapa? Bukankah semua perempuan menyukai kejutan dan hal-hal mewah seperti ini?" Mr. As mengernyit bingung dibalik topengnya.
"Jangan samakan aku dengan mereka. Aku tumbuh dari keluarga yang sederhana, jadi aku sudah terbiasa dengan kesederhanaan." Asyh memberanikan diri menatap sepasang mata hitam pekat itu.
"Baiklah. Aku tidak akan memaksa. Biar aku hadiahkan untuk anak-anak kita kelak." Mr. As tersenyum lagi dibalik topengnya.
Wajah Asyh tiba-tiba saja menjadi merah merona.
"Ah iya..aku ingin bertanya sesuatu. Bolehkah?" Asyh mencoba setenang mungkin.
Mr. As masih setia merengkuh pinggang mungilnya.
"Apakah kau
...~ TO BE CONTINUE ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Giralexta
Aahhhhh kalo ga mau pulaunya buat akoh aja Mr. As😍🥳
2022-03-27
1
Cucu Suliani
👍👍👍👍
2022-01-02
0
Puan Harahap
hadir
2021-08-05
3