"Hei, Tuan Xello. Kita akan kemana?" Asyh bertanya dengan perasaan tidak tenang.
Pasalnya mereka sudah menempuh perjalanan hampir dua jam dan jalanan yang mereka lewati sangat sepi.
"Jangan memanggilku Tuan. Panggil saja aku Xello!" Xello bertitah dingin.
"Terserah saja. Apa kita masih lama sampai?" Asyh kembali bertanya.
Jujur saja Asyh sudah ketakutan namun berusaha ia sembunyikan.
"Lima menit lagi." Xello menjawab dengan singkat dan jelas.
Asyh akhirnya diam dan terus mengamati jalanan sekitar, menyusun rencana seandainya nyawanya terancam.
"Kita sampai." Suara dingin Xello menyadarkan Asyh yang hampir tertidur.
Asyh kembali melihat sekelilingnya.
"Kastil?" Asyh bergumam bingung.
"Silahkan Nona!" Xello membukakan pintu mobilnya untuk Asyh.
Asyh turun dari mobil dengan perasaan tidak tenang.
Kastil di depannya memang mewah dan megah, tapi aura negatifnya sangat kuat dan mencekam.
"Ayo, ikut aku!" Xello berjalan duluan, mau tak mau Asyh mengikutinya dari belakang.
Kastil itu sangat luas dan Asyh yakin, dia tidak akan mungkin bisa kabur dari kastil itu jika nyawanya terancam.
Setelah berjalan lima belas menit akhirnya Xello berhenti di depan sebuah ruangan.
Xello menekan kode pada pintu itu untuk membukanya.
"Masuklah Nona!" Xello memberi perintah setelah pintu di depan mereka terbuka.
Asyh mau tak mau akhirnya melangkah masuk ke dalam ruangan itu dengan perasaan tidak tenang.
Setelah Asyh masuk, Xello langsung menutup pintu tersebut.
"Tuhan, aku belum siap mati. Apalagi jika sampai aku masuk neraka." Asyh bermonolog sendiri.
"Aku akan dikurung di sini? Tidak diberi makan sampai aku mati? Atau ada binatang buas yang sedang mengintaiku?" Asyh bergumam sendiri karena ruangan tempat ia berada sekarang sangat menyeramkan.
Ruangan bernuansa gelap dan diterangi oleh lampu berwarna merah.
Tap Tap Tap
Langkah kaki bergema di dalam ruangan itu membuat Asyh reflek mundur.
"Si siapa di sana?" Asyh bertanya gemetar.
"Kenapa kau takut sayang?" Suara berat seorang pria terdengar begitu menyeramkan.
Asyh masih belum bisa melihat siapa orang di depannya.
Tap Tap Tap
Langkah kaki pria itu kembali menggema dan kini pria itu tepat di depan Asyh.
"K kau?" Asyh bertanya tak percaya.
Yang ada di depannya adalah pria sadis bertopeng dengan mata berwarna hitam pekat.
"Yes babe, bukankah kita berjodoh?" Mr. As bertanya bangga.
"M mau apa kau membawaku kesini?" Asyh kembali bertanya terbata.
"Tentu saja untuk menghabiskan malam bersamamu. Ah iya, panggil saja aku Mr. As." Mr. As membelai wajah cantik dengan raut ketakutan itu.
Asyh memejamkan matanya kuat karena takut mendapatkan sentuhan dari Mr. As.
"Buka matamu dan tatap aku!" Mr. As memberi perintah.
Mau tak mau Asyh membuka matanya dan memberanikan diri untuk menatap Mr. As, Asyh belum siap mati.
"Ikuti aku!" Mr. As menarik tangan Asyh untuk mengikuti langkahnya.
Asyh hanya pasrah dan mengikuti langkah lebar Mr. As.
Mr. As membawa Asyh masuk ke dalam suatu ruangan.
Ruangan yang sama bernuansa gelap dengan lampu berwarna merah sebagai penerang.
Bedanya adalah di dalam ruangan itu terdapat sebuah ranjang besar dan lemari besar juga serta beberapa tiang besi yang menggantung horizontal.
"Ke kenapa aku dibawa ke sini?" Asyh bertanya lagi.
"Kita akan bermain sebuah permainan yang menyenangkan." Mr. As berbisik sensual di telinga Asyh membuat bulu kuduk Asyh meremang.
"Ja jangan macam-macam Tuan. Aku tahu nyawaku di tanganmu, tapi sampai mati pun aku akan menjaga kehormatanku." Asyh menyilangkan tangannya untuk menutupi dadanya.
"Little girl, kau itu milikku. Tubuhmu, kehormatanmu, bahkan nyawamu, semua itu milikku. Jadi hanya aku yang berhak menentukan kapan aku akan mengambil hak ku." Mr. As memegang tengkuk Asyh hingga wajah mereka sangat dekat meski Mr. As memakai topeng.
Asyh menelan kasar salivanya membayangkan ia kehormatannya akan direnggut oleh pria gila di depannya.
Mr. As melepaskan tangannya dari tengkuk Asyh dan ia kemudian berjalan ke arah lemari.
Ngett
Bunyi lemari jati itu dibuka.
"Tolong, jangan! Jangan cambuk aku!" Asyh langsung berteriak ketakutan dan berjongkok memeluk lututnya sendiri.
Benar, yang ada di dalam lemari Mr. As adalah deretan cambuk dengan berbagai ukuran dan juga banyak jenis alat-alat lainnya yang biasanya digunakan para pecinta masokis saat berhubungan.
"Hikks..jangan cambuk aku lagi..sakit.." Asyh terisak dan terdengar sangat menyakitkan.
Mr. As menjadi bingung. Ada apa dengan gadis mungil di depannya itu.
"Ada apa?" Mr. As segera mendekati Asyh.
Asyh yang sudah sangat ketakutan tiba-tiba saja memeluk Mr. As.
"Jangan cambuk! Aku mohon. Kau boleh hukum aku dengan cara lain, tapi tidak dengan cambuk." Asyh memeluk Mr. As dengan sangat kuat.
Mr. As bisa merasakan tubuh Asyh bergetar hebat karena ketakutan disertai tangis.
Mr. As seolah bisa merasakan luka dan ketakutan Asyh, ia pun membalas pelukan Asyh dan mengusap lembut punggung Asyh.
"Apa yang telah kau alami? Kenapa kau takut dengan cambuk?" Mr. As bertanya heran.
Asyh hanya menggeleng pelan dan melepaskan pelukannya.
"Maaf, aku tidak sengaja. Aku lepas kendali." Asyh sedikit menjauh dari Mr. As.
"Tidak masalah. Aku menyukai aroma tubuhmu. Silahkan peluk aku sepuas hati." Mr. As hendak kembali mendekati Asyh namun Asyh menghindar.
"Baiklah, maaf sudah membuatmu takut." Mr. As merendahkan diri meminta maaf kepada Asyh dan ini pertama kalinya ia meminta maaf kepada seseorang.
Asyh menggeleng.
"Aku yang salah. Jika ingin hukum, hukum saja aku." Asyh tidak berani menatap Mr. As.
"Lupakan hukuman itu. Ayo, kita buat kesepakatan baru." Mr. As menuntun Asyh untuk berdiri dan membawanya duduk di tepi ranjang.
"Aku ingin kita membuat suatu kesepakatan." Mr. As menggenggam erat tangan Asyh.
"Apa?" Asyh bertanya bingung.
"Mulai malam ini dan setiap malam selanjutnya kau harus datang untuk menemaniku hingga pagi." Mr. As mengungkapkan keinginannya.
"Kau gila? Hei, kita ini bukan siapa-siapa. Untuk apa aku menemanimu setiap malam?" Asyh meninggikan suaranya.
Mr. As menampilkan smirk menakutkan dan Asyh bisa melihat itu meski wajahnya di tutupi topeng.
"Kau ingin menyetujui kesepakatan yang ku buat atau aku merenggut paksa kesucianmu saat ini?" Tangan Mr. As memegang dagu Asyh hingga membuat Asyh mendongak menatapnya.
"Ta tapi bagaimana aku bisa keluar? Aku tinggal di asrama kampus. Tidak mungkin aku bisa keluar dengan mudah." Asyh mencoba mencari alasan.
Ia lupa, yg dihadapinya adalah iblis berkedok manusia.
"Itu urusanku. Kau hanya perlu menurut padaku!" Mr. As mengelus lembut bibir Asyh yang berwarna pink natural.
"B baiklah. T tapi jangan lakukan hal yang tidak seharusnya kepadaku." Asyh memberi syarat.
"Itu tergantung bagaimana sikapmu kepadaku." Mr. As hendak mencium bibir Asyh namun Asyh menghindar dengan memalingkan wajahnya.
Mr. As tersenyum melihat kepolosan gadisnya itu.
"Sekarang istirahatlah! Besok bawahan ku akan mengantarmu kembali ke asrama." Mr. As berbaring di atas ranjang dan menarik Asyh hingga terjatuh di sampingnya.
Asyh hanya mampu menurut karena dengan begitu setidaknya nyawanya masih bisa bertahan lebih lama dalam tubuhnya, pikirnya.
Asyh yang memang sudah mengantuk akhirnya tertidur dengan cepat.
"Kau milikku Asyh Xaezalista. Hanya milikku seorang!" Mr. As bermonolog dalam hati.
...~ TO BE CONTINUE ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Lilisdayanti
berbau mistik ga yah 🤔
2023-11-04
0
Yulvita Darnel
kayak ada horor- horornya, kalau ada kastil yang kebayang adalah vampir 🤔🤔🤔
2022-12-29
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
nnti kubaca lg kk
2022-01-02
0