Menginap di rumah yang ditempati oleh Cantika saat masa sekolah membuatnya kembali mengingat beberapa hal di masa lalu. Khususnya tentang dirinya bersama dengan Ares, kenapa bayang bayang itu selalu membuatnya merasa sakit hati untuk yang kesekian kalinya. Ares dengan mudahnya meninggalkannya, mengatakan padanya kalau dia bosan. Andai Cantika tau apa yang ada dalam pikiran pria itu.
“Tidak akan ada yang berubah,” ucapnya sambil menatap langit langit kamar. Dia menghela napasnya dalam.
Sampai lamunannya tergantikan oleh suara dering ponsel, itu dari Dinda, teman satu kantornya. “Hallo, Mbak? Kenapa?”
“Cantikaaaaa, apa kau sudah melihat Gedung perusahaan kita? Astaga, sangat estetik dan penuh dengan kaca. Tidak lagi pengab. Bahkan lantai satu diperluas, rasanya senang melihat itu.”
“Benarkah? Aku tidak melihatnya, aku pulang ke rumah Nenek.”
“Ingin melihat bagaimana perkembangannya?”
“Boleh, kirimkan padaku, Mbak.”
Tidak beberapa lama, Cantika menerima notifikasi pesan masuk. Memperlihatkan bangunan yang belum jadi, dan taman yang belum ditata rapi. Astaga, sebelumnya kantor Cantika sungguh gersang dan bersebelahan dengan ruko. Dan kemana bangunan bangunan itu pergi?
“Hei, apa kau masih di sana?”
“Mbak, kemana ruko di samping Gedung kita?”
“Itu dia, Fernandez Inc membelinya dan dijadikan lahan perusahaan. Sebuah taman yang luas, bahkan di bagian belakang ada sungai dan kolam buatan. Aku yakin kau akan menyukainya,” ucap Dinda memekik di sana.
Cantika tentu saja takjub, apalagi sekarang Gedung itu dipagari, benar benar menjadi area yang penuh dengan privacy.
“Aku dengar bagian atapnya juga direnovasi menjadi tempat bersantai, tapi kurasa itu untuk bos besar kita.”
“Apa Mbak sudah tau siapa yang akan memegang lantai tiga?” tanya Cantika yang masih khawatir. Memang tidak mungkin jikaa Ares yang memegang bagian itu, hanya saja akan lebih tenang jika dirinya mendapatkan nama orang yang akan menempati lantai tiga.
“Belum tau, tapi aku akan segera memberitahumu begitu mendapatkan namanya. Pimpinan Team kita juga belum tau. Percayalah, aku sudah bertanya padanya.”
Cantika tidak ingin dikejutkan dengan kedatangan sosok itu yang tiba tiba seperti sebelumnya, apalagi hari senin depan sosok yang akan menempati lantai tiga akan disambut dengan meriah di lantai satu.
“Berhenti cemas, siapapun itu, dia pasti orang baik. Apa kau sudah menyelesaikan desainnya?”
“Belum, akan aku lakukan sekarang.”
“Cepatlah, kau tidak ingin minggu depan dihabiskan untuk kerja lembur kan?”
Menyelesaikan panggilannya, Cantika kembali berguling di atas ranjang. Melupakan kewajibannya untuk membuat 10 desain yang diminta pimpinan team. Masih ada 3 hari sampai dirinya kembali bekerja. Besok dia berencana kembali ke apartemen dan menyelesaikan semuanya di sana. Untuk saat ini, dirinya hanya ingin bersantai.
“Hahahahaha! Menakjubkan.”
Namun ketika dirinya hendak tidur, Cantika mendengar suara tawa yang tidak asing. Buru buru dia keluar dari kamar dan menuju teras depan. Dia terkejut dengan sosok yang sedang bermain catur dengan Papahnya.
“Kenapa kau di sini?”
“Hei, kenapa kau belum bersiap?” tanya sang Papah pada Cantika. “Galuh bilang kalian akan keluar malam ini. kenapa masih memakai piyama?”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
“Jika ingin mengajaku jalan jalan, bilang dulu sebelumnya. Jangan mendadak datang seperti ini. kau menyebalkan!” begitulah yang dikatakan oleh Cantika sepanjang jalan, membiarkan angin berhembus meniup rambutnya.
Jalan jalan di malam hari menggunakan motor adalah hal yang Galuh sukai, jarang sekali dia mendapat kesempatan ini. “Kau selalu memiliki alasan untuk menolaku,” jawabnya. Karena jika di apartemen, Cantika juga selalu memiliki alasan untuk menolak. Rasa malas memang mendominasinya.
Dan sekarang, kesempatan emas mengingat calon Papah mertuanya membantu Galuh. “Aku harus berbicara denganmu.”
“Kau sedang melakukannya.”
“Nanti di tempat dimana kita bisa bertatapan.”
“Kau ingin lomba bertatapan?”
“Cantika.”
“Hehehe, bercanda. Apa kau sedang memiliki masalah? Katakan saja padaku, aku akan mendengarkan.” Pertemanan yang terjalin selama 5 tahun membuat keduanya saling mengenal lebih dalam. Dan satu hal yang ditakuti oleh Cantika adalah perasaan Galuh.
Bukan hanya sekali dia mengungkapkan perasaan padanya, tapi berkali kali. Dan Cantika merasa, malam ini Galuh akan melakukannya lagi. Bukan apa apa, Cantika takut jika dirinya malah menyakiti sosok ini, dengan perasaannya yang tidak bisa membalas. Jika diizinkan, Cantika lebih baik menjauh daripada menyakiti hati Galuh.
Tapi pria itu selalu berkata, “Jangan biarkan perasaanku merubah pertemanan kita, itu malah akan membuatku lebih sedih.”
Jadi tidak ada yang bisa Cantika lakukan, dia tetap membiarkan Galuh berteman dengannya.
“Ada pasar malam di sekitar sini, kembali dibuka setelah bertahun tahun. Ayok ke sana.”
Ini bukan jalan yang asing untuk Cantika. Lima tahun lalu, dia pernah melewati jalan ini menggunakan motor sport milik Ares. Dan benar saja, lokasi yang sama, dengan pasar malam yang sama.
“Ayok turun.”
“Kau ingin naik wahana di sini?”
“Aku ingin mengajakmu naik biang lala, mereka bilang pemandangan dari atas sana sangatlah bagus,” jawab Galuh membenarkan letak jaket Cantika. “Kau bisa masuk angin, ingin membeli makanan dulu?”
“Aku ingin buah buahan.”
Membeli dua cup buah buahan dan air mineral, mereka menaiki wahana biang lala. Yang sedikit demi sedikit membawa mereka naik ke atas; memperlihatkan pemandangan kota yang indah.
“Jadi… apa yang ingin kau katakan?”
“Aku yakin kau sudah tau kan?”
“Galuh…,” ucap Cantika memberi tanda dari tatapannya, dia takut kalau jawabannya yang sama, akan membuat Galuh kembali tersakiti untuk yang kesekian kalinya. “Aku tidak bisa.”
“Kau tidak bisa jika tidak membiarkan aku masuk, Cantika. Tolong izinkan aku, tolong berikan aku kesempatan. Hanya dua bulan.”
“Untuk apa?”
“Untuk memberikanku izin, supaya aku bisa memperlakukanmu sebagaimana Wanita yang aku cintai. Sebagai Wanita, bukan sahabat.”
Mulut Cantika kelu, dia harus menjawab apa? Dia tidak ingin menyakiti Galuh.
“Dan jika dalam dua bulan itu aku tetap membuat hatimu tidak mencintaiku, maka aku tidak akan memintanya lagi. Kita akan berteman selamanya. Namun aku mohon, hanya dua bulan. Izinkan aku membuatmu jatuh cinta denganku.”
Pria itu bersungguh-sungguh, bahkan sekarang Galuh sudah menggenggam tangan Cantika dengan erat. Lebih dari 3 kali Galuh menyatakan cintanya, tapi untuk saat ini…. berbeda. Pria itu terlihat frustasi, dan caranya pun berbeda.
“Hanya dua bulan, lalu aku akan melepaskanmu jika aku tidak berhasil masuk ke dalam hatimu.”
Tidak ada salahnya untuk mencoba, Cantika juga tidak ingin terus terbayang bayang oleh mantn kekasihnya. Jadi dia menganggukan kepalanya, seolah terhipnotis oleh mata Galuh. “Baiklah, aku ingin mencobanya denganmu.”
Raut wajah Bahagia itu tidak dapat disembunyikan, Galuh berkali kali mencium punggung tangan Cantika. “Terima kasih, aku janji akan menjadikanmu Wanita paling Bahagia di dunia ini.”
Tanpa keduanya ketahui, di sisi lain seorang pria tengah duduk di bangku biang lala yang bersebrangan dengan Cantika dan Galuh. Dia memakan popcorn seorang diri sambil mengingat memori di masa lalu dengan tatapan sedihnya. Dan saat maniknya menatap adegan di depannya, Ares langsung terdiam seketika. Dia menelan salivanya kasar, dia melihat dengan jelas Cantika tengah tertawa Bahagia dengan pria yang terus menciumi punggung tangannya.
“Hiks… Mommy,” ucapnya sambil menumpahkan popcorn, kemudian menjadikan wadah itu sebagai penutup kepala. Untuk menghalangi orang mengenalinya, untuk menghalangi orang mengetahui dirinya yang tengah patah hati.
🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
3sna
tdk ada pertemanan laki2 & perempuan
2024-12-31
0
Sandisalbiah
hah.. beneran di Ares tuh.. nangis manggil mommy nya.. krn tertampar kenyataan 😂😂😂
hadehh...pak bos ternyata ank mommy..!!
2023-12-26
1
LaSeina.San
diluar nurul si Aress😭😭😭😭
2023-12-18
1