Cantika bergegas keluar dari tempat persembunyiannya, dia menatap pintu kayu; toilet, tempat dimana Ares berada di dalam sana. Ingin sekali Cantika menendang pintu itu, bisa bisanya dia diberikan hadiah pertemuan berupa kentut. Bau busuk! Rasanya Cantika ingin muntah saat ini juga.
Bergegas keluar sebelum Ares selesai buang air besar. Ini benar benar bencana, Cantika menjadi bawahan mantannya. Satu satunya yang menjadi permintaannya pada Tuhan adalah agar Ares tidak memegang kendali atas perusahaan ini, bukan dia yang duduk di lantai tiga sebagai boss. Karena jika itu dia, maka akan menjadi bencana untuk Cantika.
Bahkan untuk saat ini dia harus bersembunyi, menunggu Ares keluar dari Gedung perusahaan ini.
“Mbak Dinda?”
“Heh! Dari mana saja kau?! Apa kau tau bagaimana aku mengkhawatirkanmu, Cantika?”
“Maaf, Mbak, tadi aku diperintahkan untuk membersihkan lantai tiga.”
Saat itulah raut wajah Dinda berubah menjadi girang. “Apa kau tau? Yang datang ke sini adalah pewaris Fernandez Inc. dia baru berusia 24 tahun, masih sangat muda dan tampan!” dinda memekik Bahagia.
Tidak ada alasan untuk Cantika senang, dia segera bergegas untuk mengambil tasnya tanpa mendengarkan Dinda.
“Kau mau kemana?” tanya Dinda bingung. “Ini belum jam istirahat.”
“Aku merasa tidak enak badan, tolong beritahu pimpinan team kalau aku pulang lebih dulu,” ucap Cantika hendak masuk ke dalam lift. Namun sialnya, dia melihat gerombolan dari Fernandez Inc yang ada di bagian team pemasaran; tepat di sebelah lift. Dan dari lift khusus eksekutif, Ares keluar.
“Tuhanku,” ucapnya segera berbalik dan berlindung di bangkunya sendiri.
“Kau ini kenapa?” tanya Dinda yang bingung dengan keributan yang dilakukan oleh Cantika. “Hei, mereka datang ke sini. Bersikaplah professional, ayo pura pura sedang bekerja.”
Namun, yang ingin Cantika lakukan saat ini hanyalah diam dengan kepala menunduk. Berharap sekat di mejanya menyembunyikan tubuhnya yang kecil. Kenapa Ares cepat sekali buang air besar? Biasanya dia membutuhkan waktu berjam jam.
“Cantika, duduk dengan benar,” bisik Dinda lagi.
Tapi Cantika tidak mempedulikan sama sekali. Dia hanya bisa mendengar bagaimana pimpinan team-nya menjelaskan bagian desain pada orang orang yang lebih kaya itu.
“Bagaimana menurut anda tuan, Ares?”
“Tempat ini sedikit kuno, ruangan untuk seorang pendesain alat music tidak menunjang sama sekali. Harus ada perbaikan di sini, dengan interior yang lebih klasik,” ucap sosok yang sangat Cantika kenal.
Suaranya lebih berat, lebih dalam juga lebih berwibawa.
Persetan dengan itu, Ares baru saja kentut di dekatnya tadi.
“Hahaha, kami juga berharap hal tersebut. Tapi kami sedang dalam krisis keuangan akhir akhir ini.”
“Perusahaan ini milik Fernandez Inc sekarang,” ucap Ares yang berjalan ke arah jendela.
‘Tuhan tolong aku,’ ucap Cantika membatin, berharap Ares tidak datang ke arahnya.
“Terutama toilet, tempat itu harus nyaman, bersih dan juga tidak berbau.”
Ah, akhirnya Cantika tau kenapa sosok itu buang air besar lebih cepat dari biasanya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Setelah orang orang itu pergi dari Gedung perusahaan Cantika, perempuan yang memiliki bulu mata lentik itu baru bisa bernaafas lega. Pada akhirnya dia benar benar lega, dan menerima ajakan Dinda untuk makan siang di kantin.
“Sekarang sudah tidak sakit kepala lagi bukan?”
“Tidak apa apa, sungguh. Sekarang sudah lebih baik, Mbak,” ucap Cantika pada rekan kerjanya yang mengkhawatirkan.
Cantika tidak ingin absen, itu sangat mempengaruhi pada gaji. Mengingat mereka digaji per-jam. Semoga saja setelah diambil alih oleh Fernandez Inc, semuanya akan berubah menjadi lebih baik. Termasuk pendapatan.
Sambil menerima makanan dari pegawai cafetaria, Cantika mengajak Dinda berbicara. “Benar ya, Mbak? Kalau yang akan menjadi boss kita itu bukan Pak Ares?”
“Tentu saja bukan, dia tidak akan mau memimpin perusahaan kecil, apalagi hasil akusisi. Dia itu direktur utama di perusahaan pusat, Cantika,” jawab Dinda untuk yang kesekian kalinya. “Lagipula dia tidak suka disebut Pak, dia lebih suka dipanggil Tuan.”
Cantika mendengus lagi, pria itu memiliki banyak keinginan.
“Katanya, dia merasa menjadi seorang Ayah kalau dipanggil Bapak oleh bawahannya.”
“Dari mana Mbak tau semua itu? Apa Mbak mencari tau?”
“Begitu aku melihat wajahnya, aku langsung mencari tau tentangnya. Beruntung aku menemukan mantan club penggemarnya saat dia di SMA dulu. Astaga, dia sangat tampan.”
Cantika memutar bola matanya malas, dulu dia juga seperti itu. Menyukai Ares dengan sangat tulus, mencintainya bahkan tanpa meminta balasan. Karena Cantika tau, kalau Ares membalasnya, sakit hati akan dia rasakan pada akhirnya. Dan itu benar benar terjadi, Cantika merasakan sesak yang sampai saat ini sering membuatnya menangis.
“Aku dengar seminggu ini aka nada renovasi besar besaran di Gedung ini, jadi kita diliburkan.”
“Jangan mengharapkan diliburkan, aku yakin kita tetap bekerja, tapi dari rumah.”
Keduanya memilih tempat duduk yang ada di dekat jendela, dengan posisi Cantika membelakangi pintu masuk ke cafetaria. “Mbak, jangan menyukai seseorang terlalu dalam, nanti sakit hati.”
“Oh ayolah, aku tau diri. Dia seorang boss, aku tidak menyukainya sebagai seorang pria.”
Andai saja dulu Cantika tetap tau diri dan tidak menerima Ares sebagai kekasihnya.
“Kenapa melamun? Tersenyumlah, lihat siapa yang datang.”
Cantika menoleh, mendapati seorang satpam yang datang ke arahnya dengan senyuman dan juga kantong kertas di tangannya.
“Titipan dari Ojol, Pak?” Tanya Dinda.
“Iya, Bu. Dari Tuan Galuh, untuk Ibu Cantika.”
“Terima kasih,” ucap Cantika dengan senyumannya yang tulus.
Membuka isinya, terdapat makanan manis dimulai dari cupcake, pudding dan juga mini tart. Masing masing dua. “Aku yakin untuk Mbak satu.”
“Dia sangat pengertian astaga, cepatlah resmikan hubungan kalian.”
“Kami hanya teman, dan tetangga, jangan berharap lebih,” ucap Cantika menyuapkan makanan di cafetaria. “Rasanya aneh, aku ingin meminta tambahan kari.”
Cantika melangkah meninggalkan Dinda yang membulatkan mata melihat sosok tampan itu kembali ke Gedung perusahaan.
Di sisi lain, Ares kembali karena dia meninggalkan sesuatu di lantai tigga sebelumnya. Sebuah benda jatuh dari saku celananya saat dia buang air besar tadi. Beruntungnya dia menemukan bend aitu dan langsung kembali turun, diikuti oleh ajudan dan juga bodyguard pribadinya.
“Lantai satu sangat ramai,” ucap Ares.
“Ini jam istirahat, cafetaria ramai di jam ini.”
“Oh, aku penasaran,” ucap Ares melangkah menuju cafetaria untuk melihat bagaimana ramainya tempat itu.
Berada di ambang pintu, keberadaan Ares tidak diketahui oleh orang orang yang lapar itu. Sementara mata sip ria tampan melihat sekeliling, bagaimana pegawainya sedang makan siang di cafetaria yang terbilang buruk juga. Sampai matanya menatap sosok yang tidak asing, Ares terbatuk batuk di tempatnya.
Yang mana membuat beberapa orang menoleh, kecuali Cantika.
Ares buru buru keluar dari ruangan itu.
“Anda baik baik saja, Tuan?” bodyguardnya mengejar.
Ares tidak mempedulikan, dia masuk ke kamar mandi. BRAK! Dan menutup pintunya.
Di dalam sana, Ares memegang dadanya yang berdetak kencang. “Si mantan,” ucapnya dengan mata yang berbinar.
Buru buru Ares menelpon sekretaris pribadinya. “Hallo, Tuan Muda?”
“Aku sendiri yang akan mengambil alih posisi CEO di perusahaan music ini,” ucapnya dengan senyuman yang lebar.
Dan jangan lupakan hatinya yang terus bersorak, “Si mantannnn….., Andai aku bisa, ingin aku memelukmu lagi, di hati ini hanya engkau mantan terindah yang selalu kurindukan. -Kahitna; mantan terindah.”
🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Sandisalbiah
penasaran dgn kisah mereka dulu... 🤔🤔🤔
2023-12-26
1
🌾lvye🌾
ngakak aq bacanya,,, ngebayangin gimana mimik muka Ares waktu nyebut si mantan 😆😆😆😆
2023-11-25
2
Oviyenti Hijrah
GK ayah GK anak sama aja
2023-10-17
0