STUCK WITH MY-EX
6 TAHUN KEMUDIAN…..
Sosok bermata bulat itu membuka matanya, langit langit yang sama yang selalu dia lihat setiap paginya. Cantika, gadis Ibu kota yang berumur 22 tahun, dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di bidang piano. Tugasnya adalah membuat desain piano mengikuti perkembangan zaman dan juga minat para pembeli.
Umurnya mungkin masih muda untuk bekerja, tapi Cantika melewati kelas hingga dia lulus kuliah pada usia 20 tahun. Tinggal seorang diri di apartemen yang dekat dengan tempatnya bekerja; hanya perlu dua menit berjalan.
Bukan apartemen mewah, hanya studio room dengan balkon yang sempit dan lift yang terkadang mati.
Dalam keluarganya, dia hanya memiliki Nenek dan Ayahnya. Mamanya meninggal 6 tahun yang lalu, dan disusul oleh sang Kakek 2 tahun setelahnya. Neneknya masih tinggal di rumah yang lama, ditemani oleh Papahnya yang kini bekerja sebagai konsultan hukum.
Jika ingin ke sana, Cantika harus menempuh 20 menit menggunakan bus.
TOK. TOK. TOK.
Suara ketukan membuat Cantika memutar bola matanya malas, dia segera membuka pintu. “Selamat pagi, Cantika. Sarapan untukmu.”
“Sudah aku bilang jangan membuatkan sarapan untukku, bukankah hari ini kau ada acara di kampus?”
Sosok itu masuk ke dalam apartemen Cantika, berkeliaran di bagian dapur.
“Apa yang kau cari?” tanya Cantika. “Tunggu, kau memberiku sarapan dengan imbalan?”
“Gula, sebenarnya aku membutuhkan itu. Ah dapat, aku pinjam ya.”
“Ganti dua kali lebih banyak,” ucap Cantika yang dibalas anggukan oleh sosok itu. “Galuh, kau mendengarku atau tidak?”
“Aku mendengarmu,” jawab pria yang sedang memindahkan gula dari toples pada plastic yang dia buat.
Sosok yang menemani Cantika dari SMA, sampai kuliah. Saat ini Galuh sedang melanjutkan studi S2 nya, sembari dirinya juga bekerja di salah satu Yayasan amal yang tidak jauh dari sini. Galuh juga tetangga Cantika di Gedung apartemen ini, hanya saja dia tinggal di ujung koridor, dengan apartemen yang memiliki dua kamar di dalamnya.
“Terima kasih untuk gulanya, Sayang.”
“Ck, menyebalkan,” gumam Cantika saat pria itu melewatinya.
“Jangan lupa makan sarapanmu, dan berterima kasihlah pada pahlawanmu ini.”
BRAK! Cantika lebih suka menutup pintu daripada membalas gombalan Galuh, terdengar suara tawa dari pria itu.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
“Astagaaaaa,” ucap Cantika memejamkan matanya saat baru selesai memperesentasikan model piano yang dia buat.
“Kenapa?” tanya Dinda(26 tahun); teman satu pekerjaannya. “Kau kenapa? heh, Cantika.”
“Mereka tidak suka apa yang aku buat, Mbak. Masa dibilang ketinggalan zaman, padahal kan ini yang sedang digandrungi anak muda sekarang. Warna ini.”
“Daripada dirimu mengeluh, lebih baik membuat desain yang mereka inginkan bukan?”
“Tapi itu kuno, milik mereka jelek.”
Dinda memutar bola matanya malas. “Kau tau perusahaan kita diambang kebangkrutan bukan? jadi kita harus membuat apa yang mereka inginkan, terlepas itu masuk dalam zaman atau tidak. Paham?”
Tidak ada yang bisa Cantika lakukan, dia kembali menggelar kertas kertas itu di atas meja. Memilah memilih desain yang dia buat sebelumnya. “Setidaknya itu harus cantik seperti namaku, bukan kuno.”
“Kau berangkat sendiri? tidak bersama Galuh?”
“Dia ada kuliah, jadi tidak bisa mengantarkanku.”
“Sayang sekali, pantas saja aku tidak melihat Dylan dan Milea pagi ini.”
“Berhenti menggodaku, Mbak.”
Dinda malah tertawa, bangku mereka yang berdekatan membuat dengan mudah berbicara. Meskipun memiliki sekat, tidak menjadi penghalang untuk mengobrol seperti biasanya.
Sampai sosok pimpinan keluar dari ruangannya dan berdehem. Cantika dan Dinda langsung menghentikan pembicaraan mereka. “Dia mau kemana?” tanya Cantika bingung. “Dia naik ke lantai atas. Apa terjadi sesuatu?”
Meskipun perusahaan kecil, tapi seluruh Gedung yang berlantai tiga ini adalah milik mereka. Lantai pertama adalah resepsionis, lobi dan kantin. Lantai dua untuk para pekerja yang terbagi dari beberapa team. Dan lantai tiga adalah ruang rapat, dan juga pimpinan perusahaan mereka; Tuan Herry. Si pria gendut berkepala plontos.
“Semua pimpinan team naik ke atas, sepertinya ada sesuatu yang darurat.”
Cantika menelan salivanya kasar, dia ikut khawatir. “Apa mereka akan memecat kita? Bukankah kemarin sudah ada pembersihan karyawan?”
“Tetap positive thinking,” ucap Dinda, dia melirik jam tangannya. “Ini sudah waktunya makan siang, ayo ke bawah.”
Mencoba mengalihkan pikiran yang negative, Cantika turun ke lantai bawah. Namun yang dia dapati adalah menu makanan yang semakin sedikit, aneh dan juga tanpa daging. “Aku merasa kita benar benar bangkrut.”
“Maka dari itu, kau harus membuat model yang mereka inginkan. Cepat kerjakan di sini.”
Takut perusahaan bangkrut, pada akhirnya Cantika menurunkan ego dan membuat desain yang mereka inginkan; meskipun tidak sesuai dengan gaya zaman sekarang.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kembali ke lantai dua, mereka kembali sibuk bekerja meskipun bingung kenapa para pimpinan team tidak kunjung turun lagi.
“Team keuangan bilang kalau boss mereka sudah naik dua jam sebelum boss kita,” ucap Dinda yang mana membuat Cantika kembali menelan salivanya kasar.
“Jangan ganggu aku, Mbak. Aku akan menyelesaikan desain ini dengan cepat.”
Perempuan yang lebih dewasa itu memicingkan matanya. “Cantika, kau berkeringat. Pergilah ke toilet lebih dulu.”
Awalnya Cantika tetap pada pendiriannya, sampai akhirnya dia sadar kalau kegelisahan ini harus dia buang. Cantika pergi ke toilet, membasuh wajahnya di sana dan menatap diri sendiri dalam cermin. “Aku lumayan cantik bukan? pantas saja Galuh lebih sering memujiku.”
Tersenyum sendiri, Cantika menyempatkan diri untuk menelpon Galuh dan memastikan pria itu baik baik saja di kampus. “Aku paham kau sudah 2 tahun tidak menginjak kampus, tapi kau masih muda. Ayolah, aku yakin yang kuliah S2 itu tidak semuanya muda. Jangan menganggap dirimu ketinggalan zaman.”
“Aku tau akan lebih tenang jika kau menelponku, Cantikku.”
“Berhenti bermain main dan dengarkan aku!” teriak Cantika kesal.
Kemudian di susul oleh kalimat kalimat petuah untuk Galuh. Butuh lima menit sampai akhirnya Cantika mengakhiri panggilan dan melangkah keluar dari kamar mandi. Dia kembali ke bagian team-nya. Dan yang dilihatnya, orang orang di kantornya tengah berbisik bisik.
“Mbak, apa yang terjadi dengan orang orang? Kenapa mereka terlihat sibuk bergossip?”
“Astaga! Kau lama sekali di kamar mandi. Sini!” Dinda menarik tangan Cantika untuk duduk di bangkunya lagi. Menormalkan nafasnya sebelum berkata, “Perusahaan ini akan diakusisi oleh Fernandez Inc. Kita jadi bagian dari mereka sekarang. Asyik, kita punya tunjangan nantinya.”
Fernandez Inc.
Fernandez Inc.
Fernandez Inc.
Kata kata itu terus berputar di dalam otaknya.
🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
hadir
2024-05-28
0
Sandisalbiah
bab awal udah lompat 6 thn aja ya.. 🤭🤭 absen thor.. 🙏
2023-12-26
0
Ratna Anggraeni
hadir thour,.,.yg TK cari² akhirnya ketemu,.,Ares vs Cantika,.,🥰🥰🥰🥰🥰
2023-07-31
1