Tidak Baik

Aku dan Indri masih terus mengobrol, tentang Papa tentunya, lalu tentang teman teman kami, Gilang dan Juga Arjuna

" Mas Juna, Ganteng banget sih Din, dah punya cewe belom yah?" Tanya Indri dengan melihatkan ig nya Arjuna dan aku memukul bahu nya.

" Mana gw tau, loe tanya aja sendiri !" Jawab ku

" kayanya punya cewe deh Din, liat nih ada photo cewe kok, orang yang sama dan banyak tempat dan banyak waktu" Ucap Indri dan aku tersenyum

" Gagal dong " Canda ku

" Belom kali Din, selama janur kuning belum melengkung, kesempatan ada 100 %" Jawab Indri dengan tertawa

Entahlah mendengar itu, hati ku sedikit kesal, kesal karna Arjuna yang berphoto dengan pacarnya, atau Indri yang begitu semangat ingin mencari tau mengenai Arjuna.

Satu Jam kemudian, Gilang datang bersama temanku yang lain, masih dengan kaos Basket nya, Didi, Luigi, Denis, mereka memeluk aku, mengucapkan bela sungkawa nya dan Gilang yang berdiri memeluk kepalaku dan menyimpan di perutnya.

" Asemmm ih" canda ku dan Gilang tertawa,

" Gw kangen Din" Ucap Gilang, dan aku tersenyum. Tiba tiba Handpone ku berbunyi, chat wa dan aku bangun dari duduk ku, aku tidak ingin Gilang ikut membacanya.

Arjuna

satu photo transaksi Mbanking,

Saya transfer uang untuk satu bulan, Kabari saya bila uang itu kurang, terutama untuk sekolah dan makan di rumah.

" Whaaaattt " Keluh ku dalam hati, kenapa ada nama Arjuna di Handpone ku, dan dari mana dia tau nomor rekening ku.

Aku balas chat Arjuna

Saya tidak pernah menyimpan kontak om di Handpone saya, dan darimana Om tau nomor rekening saya!

Arjuna

Kemarin malam, saya yang Save di Handpone kamu, dan nomor rekening saya dapat karna ada buku tabungan di atas di meja belajar mu.

Segera ku balas chat Arjuna

Sangat tidak Sopan

Arjuna

Saya suami kamu, tidak sopan dimana nya, saya hanya meng save nomor Handphone saya, tidak membaca chat kamu dengan kekasih mu itu.

" Siaaaaallllll" Ucap ku,

" Gw Balik yah!" Ucap ku pada teman teman ku

" Mau kemana?" tanya Semua orang

" Balikkkk....gw cape, ada yang harus kerjain di rumah!" Jawab ku dan segera ku ambil tas ku

" Gw anter Din!" Ucap Gilang

" Gak Usah, gw bisa sendiri!" Jawab ku

" Gw anter "

" ya udah, ayo buruan!" Jawab ku pada Gilang, Gilang meraih tangan ku, lalu kami pergi.

Sampai di rumah aku mencari Bi Hesti, Bi hesti sedang memasak saat ini.

" Arjuna Mana Bi?" Tanya ku lalu

" Suami neng Dinda udah pergi dari tadi, tadi cuma Mampir sebentar!"

" Bagus deh....saya gak suka Ama dia" Jawab ku jujur pad Bi Hesti.

" Ihhhh....ga baik begitu Neng, Den Juna itu Suami nya Neng Dinda, inget pesen Almarhum Papa, Neng! Pesen nya apa coba?" Ucap Bi Hesti dan aku diam, aku mengingat pesan Papa waktu itu. " Arjuna laki laki yang Baik, Papa Percaya Arjuna Bisa Jaga Kamu, Bisa Jadi suami yang baik" itu lah pesan Papa ku, pada Saat Papa memohon pada ku, untuk bersedia menikah dengan Arjuna.

" Tapi Dinda ga kenal dia Bi, Dinda Juga sayang banget Ama Gilang" Ucap ku dan Bi Hesti mengusap lengan ku

" Makanya kenalan Neng, Dan Almarhum Papa neng Dinda, gak mungkin percaya dengan sembarang Orang" Ucap Bi Hesti, dan aku tersenyum.

" Gilang Baik kan Bi?"

" Bibi lihat Baik, tapi Almarhum Papa mungkin punya penilaian sendiri tentang Den Juna Dan Mas Gilang"

" Tau deh Bi....Dinda lagi Ga jelas banget nih, Serasa papa Masih ada, serasa Pernikahan Dinda itu cuma Mimpi" Jawab ku.

Hari Berganti, Aku Masih sekolah seperti biasa, aku masih menjadi anggota Team Basket inti sekolah ku, Masih berpacaran dengan Gilang dan tentunya Les tambahan seminggu 3 x dalam satu Minggu.

" Din....tadi loe di cariin Pak Anton Deh" Ucap Sari ketika kami di kantin sekolah

" Ada Apa Ya Sar?" Tanya ku

" Tau Deh!" Jawab Sari, dia sibuk dengan Teh botol nya, sibuk dengan Pacar nya dan waktu istirahat adalah waktu yang tidak di sia sia kan oleh kami, Pacaran di kantin dan saling menunjukkan rasa cinta kita pada pasangan kita.

" Paling tugas loe salah, Beib" Ucap Gilang yang duduk di samping ku, satu tangan nya mengusap tangan ku

" Ih...ga mungkin banget tugas gw salah, Lang!"

" Percaya....gw percaya Ama Dinda, nilai matematika gw aja 80 " Ucap Dennis dengan Tawa nya yang besar.

" Maksudnya loe mau sombong dapet nilai 80 dapet nyontek?" Ucap Indri dengan tertawa

" Muluttt loe, kalo ngomong yang iya iya aja, jadi pengen cium nih!" Ucap Dennis dengan Tawa nya. dan Kami pun tertawa, sampai akhirnya tawa nya berhenti sedikit karna Pak Anton yang datang lalu duduk bersama kami.

" Pak...cari saya?" Tanya ku. Kami memang akrab dengan Pak Anton, Dia Guru Bahasa, guru eskul Matematika, Guru Muda dan Juga pelatih basket Kami, satu Minggu bertemu 3 x di kelas, dan 3 kali di lapangan basket.

" Duduk Disini, Din! Jangan Deket Deket si Gilang Mlulu" Ucap Pak Anton dan Kami tertawa.

" ihhh Ganguin Orang Pacaran aja, Ngomong aja Kali Pak" seru Gilang dan terus memegang tangan ku, bahkan kali ini Gilang mencium punggung tangan ku. Bukan hal yang Aneh....Pak Anton sering melihat kami melakukan itu sebelum nya, bukan hanya aku saja, tapi semua temen temen ku yang Pacaran pun sama.

" Pindah Dulu, Din... Serius Nih" ucap Pak Anton

Dan akhirnya, aku pindah kursi, Duduk di dekat Pak Anton, dan kami siap mendengarkan ceritanya Pak Anton.

" Ada Lomba Matematika Di Jakarta, udah saya daftarin Minggu lalu?" Tanya Pak Anton

" Oohhh lomba matematika, kirain apaaan!" celoteh Dennis dengan tawa nya, " kalo gw ga Minat"

" Saya Gak Nanya Kamu Dennis" Ucap Pak Anton dan kami tertawa

" Saya kan kelas 3 Pak, biasa nya yang lomba itu kelas 1 kelas 2" Jawab ku

" Ini buat kelas 12, makanya saya cari kamu!" jawab Pak Anton

" Males Pak....Waktu nya Ga Ada, Sekolah, les, basket, belom setrika in baju tetangga, saya kan Yatim Pak, jadi harus kerja biar bisa Jajan" ucap ku dan Pak Anton tertawa

" Yatim... Maksudnya kamu mau di kasihani! Mobil Aja Yaris" Ucap Pak Anton dan kami tertawa

" Udah Yah...Siapin... belajar yang bener, Nanti basket saya bekuin Dulu" ancam Pak Anton

" Whaatttt....gak Mau pakkkk!" Teriak semua teman teman ku. Kami adalah penggila Basket, Basket adalah Wakil Elite di sekolah ku.

" Ok, Gak Saya bekuin, Tapi suruh si Dinda Belajar, Lomba nya Minggu depan, Kalo emang Si Dinda Ga Mau ikut Lomba, Saya menghadap ke Ketua Yayasan dan Komite...Baskettt Bubarrrr" Ucap Pak Anton dengan tertawa dan pergi meninggalkan kami.

" loe Harus Ikut...Din!" Ucap Sari

" Gw Ga Mau... males"

" Ikut Din, Loe mau Basket di Bubarin, Jangan Egois lah!" Ucap Dennis

" Ikut Ya Beib, Ini tahun terakhir kita, Turnamen tingkat nasional 2 bulan lagi" Ucap Gilang

" liattt Nanti lah "

" Ikut Dinda.....Gw BT lah, kalo sampe Basket di Bubarin" Ucap Indri

" Ya yah...gw ikut" Jawab Ku dan semua teman ku bersorak gembira

" itu baru cewek gw" Ucap Gilang dan mencium kening ku.

" Ini di kantin Lang!" Ucap ku dengan mendorong tubuh Gilang

" Bawa kamar Mandi Lang" Ucap Dennis

" Siiiaaalllan Loe, Den!" Protes ku dan kami tertawa.

Malam Hari, aku belajar, berlatih mengerjakan soal soal yang disiapkan oleh Pak Anton, dengan mendengarkan radio untuk menghilangkan rasa bosan ku.

" Suaranya kaya kenal yah Neng?" Ucap Bi Hesti dan menemani aku di ruang ruang belajar.

" Iya Bi, Bibi sering denger suara orang ini, saya kan dengerin radio ini Mlulu" Jawab ku dengan memutar mutar kan pensil di antara jari tangan ku

" Pasti Orang nya muda dan Ganteng Neng!"

" Belom tentu Bi, penyiar kadang suara enak, pas lagi on air nya ternyata dah tua" Jawab ku dan Bi Hesti tertawa.

" Den Juna Gimana Neng?" Tanya Bi Hesti

Dan aku tertawa...

" Juna Mana yah Bisa, Saya lupa Loh Bi.... serius!" jawab ku

" Ya ampun Neng Dinda, Ga boleh gitu Ah, Bibi sedih Denger nya!" ucap Bi Hesti dan aku diam, habis tawa ku mendengar ucapan Bi Hesti

" Maafin Dinda ya Bi, Tapi emang Dinda lupa Bi, kita ga ada kabar sama sekali!" Jawab ku dan Bi Hesti mengusap rambut ku, Aku merebahkan kepalaku di Paha Bi Hesti.

" Atuh Neng Dinda yang telphone duluan, Den Juna nya pasti sibuk" Ucap Bi Hesti dengan mengusap pucuk kepala ku.

" Apalagi kalo dia sibuk Bi, Dinda ga Mau ganguin lah!"

" Kalo cuma tanya kabar kan ga akan Ganguin Neng!" Ucap Bi Hesti

" heeemmmhhh Ok, Dinda chat dia aja Bi, Tapi Bibi inget yah, Dinda ngelakuin ini karna Bibi, Cuma Bibi orang yang sayang Ama Dinda!" ucap Ku dan Bi Hesti tersenyum.

Aku mengambil Handphone di Meja, lalu merebahkan kepala ku lagi di paha Bu Hesti. membuka aplikasi WhatsApp dan mencari chat dari Arjuna.

" Ngomong apa ya Bi?"

Bi Hesti mengacak acak rambut ku.

" Tanya kabar aja, Apa kabar Mas Juna?" Ucap Bi Hesti dan aku tertawa

" Dinda Panggil nya Om!" Jawab ku dan Bi Hesti menepuk bahu ku.

" Bibi Marah Ah, Kalo Neng Dinda Gitu!"

" Emang bener Bi!" Jawab ku

" Panggil nya Aa, Mas, atau Kakak Gitu, biar sopan!"

aku menarik nafas ku berat.

dan segera mengetik

" Hi..How Are you, Have a nice day ya Mas!" dan terkirim.

" Udah tuh Bi!" Ucap ku, dan Bi Hesti mengusap rambut ku lagi.

Sudah Jam 10 malam, Bi Pamit untuk tidur terlebih dahulu, aku akan berjaga sampai jam 12 nanti, ada materi yang masih aku terus pelajari tapi aku hilang fokus, chat ku belum di balas juga oleh Arjuna. Apakah Dia Marah karna kejadian beberapa Minggu lalu, atau Dia Memang sudah lupa dengan ku, yang di sebut sebut sebagai Istri nya.

Terpopuler

Comments

Naftali Hanania

Naftali Hanania

sukaaa ❤️

2021-11-07

1

syafridawati

syafridawati

srmangat

2021-07-29

3

Vevi Astria

Vevi Astria

aku suka karyamu thor,dari ocha pindah k dinda,ku tunggu up y,,,,,

2021-07-29

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!