Terlalu Cepat

Jarum Jam begitu cepat bergerak nya, sore ini terasa sangat singkat, cepat dan jarum jam langsung berputar ke Jam 7 malam. 4 orang laki laki datang termasuk Arjuna, Dokter Adi, ( Sahabat Papa ku, yang juga merupakan dokter pribadi keluarga kami), dan 2 orang lagi, aku tidak mengenal nya , Papa yang masih berbaring di tempat tidur dikamar nya, meminta 4 tamu nya untuk masuk ke dalam kamarnya. Aku di minta Papa untuk menunggu di luar kamar, hanya Bi Hesti yang ikut masuk ke dalam kamar Papa.

Setelah 20 menit mereka berbicara berlima, Bi Hesti keluar dari kamar, wajah nya sudah merah, terlihat matanya Basah,

" Di panggil Papa Neng geulis" ucap Bi Hesti, Bi Hesti menuntun langkah ku, aku dan Bu Hesti duduk di Sisi kanan papa.

" Siap Ya Din?" Tanya Papa ku dengan suara nya bergetar

" Siap Apa Pah?" Tanya ku sedikit heran

" Saya akan menikahi mu sekarang" Ucap Arjuna dengan menatap Wajah ku

" Hhhaaahhh sekarang?" tanya ku tidak percaya

" Iya sekarang Din" Ucap Papa ku, dan aku menarik nafas ku dengan berat, pernikahan apa ini, aku saat ini hanya menggunakan celana joger ku, kaos berlengan panjang dan Hanya beralaskan sendal tipis saja.

" Dinn" Panggil Papa, menghentikan lamunanku tentang pernikahan impian yang aku khayal kan.

" Iya Pah " Jawab ku dengan lembut

" Sekarang Yah" Pinta Papa ku, dan aku menggagukkan kepala ku. Dokter Adi, atau yang biasa aku Panggil Om Adi, tersenyum pada ku.

Papa ku memaksakan tubuh nya untuk bisa duduk walau masih di atas tempat tidur nya, tentu nya Arjuna membantunya untuk itu, aku masih diam, Bi Hesti sudah memeluk bahu ku.

" Siap Yah Pak Edi?" tanya Seorang Laki laki pada Papa ku, Papa terlihat Tersenyum pada ku. cepat cepat aku tundukan kepalaku, aku tidak ingin Papa ku sedih, melihat mata ku yang Sebetulnya aku kecewa, aku sedih.

" Saya nikahkan Anak Saya, Adinda Handayani Pratiwi binti Edi Rahadian Dengan Mas kawin uang sebesar satu juta di bayar tunai" Ucap Papa ku

" Saya terima nikah dan kawin nya Adinda Handayani Pratiwi Binti Edi Rahadian dengan Mas Kawin uang satu juta rupiah, di bayar Tunai" Ucap Arjuna dengan sangat jelas dan suara yang bulat sempurna.

" Saksi Sah?" Tanya seorang laki laki yang duduk di antara Papa dan Arjuna

" Sah!" Jawab 2 orang itu kompak

" Alhamdulillah" Ucap Semua orang, dan air menetes deras, Papa memanggil aku, aku menghampiri nya, dan 3 orang ini merubah posisi duduk mereka, memberikan ruang untuk ku dan Papa

" Papa sudah menikahkan kamu, Din, Papa Bahagia, dan Maaf ini tidak seperti harapan mu" Ucap Papaku dengan memeluk aku, aku tidak menjawab apapun, aku hanya ingin memeluk Papa, aku hanya ingin bersama Papa, tidak ada yang lain.

Pelukan yang sangat erat, lama dan aku merasakan pelukan papa ku tidak seerat tadi. tangan Papa ku jatuh dan aku menjerit

" Bi....Papa" teriak ku panik

" Pak..." Ucap Arjuna

" Di...Edi" Ucap Om Adi, Om Adi langsung memegang punggung Papa ku, lalu membaringkan nya kembali, Om Adi meminta aku untuk bergeser dan saat ini, Om Adi memeriksa Kondisi Papa ku. Bi Hesti semakin memeluk bahu ku.

" Sudah Tidak Ada " Ucap Om Adi datar

" Innalilahi " Ucap semua orang di kamar Papa, dan aku menjerit seketika. tubuh ku seakan tidak bertulang dan dengan tenang yang aku miliki saat ini aku memeluk papa ku

" Jangan tinggalin Dinda Pah, Dinda ga Mau" ucap ku dengan menangis dan terus menangis

" Sabar Din, Ini Sudah Jalan nya" Ucap Om Adi dengan tangannya yang menepuk bahu ku. Aku terus menangis dan akhirnya aku berada atas tempat tidur Papa, lalu aku terbangun karna suara banyak orang.

" Papa mu, akan dimakamkan malam ini Juga, sesuai dengan keinginan nya" Ucap Laki laki yang bernama Arjuna.

" Gak...Dinda, Ga Mau Papa meninggal, Dinda mau Papa" Ucap ku dan segera aku berjalan ke luar kamar Papa, sudah banyak orang, Papa ku yang tadi pagi masih aku suapi makannya, yang tadi siang masih berbicara lembut dengan ku, saat ini tubuhnya sudah tergeletak di atas karpet tebal, tubuh nya sudah di balut kain Kafan putih hanya terlihat wajah nya yang tersenyum, Senyum.....Papa terlihat bahagia, sementara aku? Aku akan tinggal sendiri, tanpa Papa, Dan tangisan ku pecah, tubuh ku yang lemah di Bantu oleh Sari, Sari dan beberapa sahabat ku sudah ada di sini, entah dari kapan mereka datang.

" Bokap gw, Sar" Ucap ku

" Sabar, Din....Yuk kita ke bokap loe, loe masih boleh liat, tapi air mata loe ga boleh jatoh, nanti bokap loe sedih, liat loe sedih gini"

Aku memeluk papa, ku cium wajahnya, " Dinda sendiri Pah, kenapa Papa tinggalin Dinda" Ucap ku.

" Ganti Baju Din, kita mau makamkan Papa mu " Ucap Om Adi, dan rasa nya ini terlalu cepat untuk ku. Om Adi meraih tangan ku, lalu memeluk aku.

" Ada Om Adi, Din. Ada Arjuna sekarang, kamu ga sendirian" Ucap Om Adi pelan.

Aku di bantu bi Hesti untuk ke kamar, mengganti pakaian ku, dan suara sirene mobil jenazah terdengar keras dan membuat hati ini kecil, kecil sekali. Banyak orang orang datang menghampiri ku, mereka adalah teman papa ku dan beberapa dari mereka memeluk aku, memberikan dukungan nya untuk ku, dan seakan semua tidak berarti untuk ku saat ini.

Keranda Papa sudah masuk ke dalam Mobil Jenazah, Arjuna menghampiri ku " Masuk ke mobil ku"

" Aku bisa bawa mobil sendiri" Jawab ku singkat

" Adinda Handayani Pratiwi...Masuk ke mobil Saya" Ucapnya Arjuna dengan tegas nya, wajah nya yang terhalang kacamata hitamnya, membuat aku sedikit susah melihat matanya, mencari maksud dari kata kata nya itu.

Tangan ku di tarik oleh nya, lalu dia membukakan pintu mobilnya dan mendorong aku kecil agar masuk dan duduk di dalam mobil nya. aku hanya diam, apalagi saat dia sudah duduk di samping ku, dan mulai mengikuti mobil mobil di depan kami. Bergerak dari rumah menuju tempat pemakaman umum di daerah Bogor yang hanya butuh 15 menit.

Malam, Dengan langit yang cerah, tapi tidak hati ku, Lampu Lampu Sorot di Pasang dengan jumlah yang banyak, Saat aku berjalan mengikuti langkah Kaki para pengantar Jenazah Papa, Air mata ini terus turun. Dan semakin dekat masuk ke dalam area pemakaman, semakin banyak orang yang sudah menunggu. Bunga bunga ucapan turut berdukacita berjejer di sini.

Dengan mata ku, aku melihat Jenazah Papa mulai di kebumikan, para petugas penggali kubur, bekerja dengan cepat, aku duduk bersama Arjuna, Om Adi dan Juga Bi Hesti. Doa doa di bacakan dan air mataku terus mengalir.

Proses pemakaman yang cepat,

" Sudah selesai Din" Ucap Om Adi dan aku diam.

aku harus bangun dari duduk ku, menerima tamu tamu yang terus mengucap belasungkawa nya pada ku, mereka lalu berpamitan dan aku duduk di sebelah tanah merah dengan bunga bunga yang sudah menutup tanah awalnya.

" Sudah Malam Din, ayo Pulang" ajak Arjuna pada ku, aku masih menangis di dekat pusara Papa ku.

" Aku Mau disini" Jawab ku tanpa menoleh

" Udah makin malem neng geulis, Hayu ah pulang" Ucap Bi Hesti, Bi Hesti mengangkat tubuh ku, hingga aku berdiri

" Papa sendiri Bi, Dinda mau temenin Papa" Ucap ku.

" Papa neng Dinda udah tenang, udah bahagia, ayo pulang geulis" ucap Bi Hesti

Dan akhirnya aku terbangun di kamar ku, Jam 3 pagi dengan Kondisi masih menggunakan pakaian yang tadi aku pakai saat mengantar kan Papa ke tempat peristirahatan nya Terakhir.

" Kamu ngapain di sini?" Tanya ku pada Arjuna yang duduk di kursi meja belajar ku.

" kamu lihat saya lagi apa?" Tanya nya balik pada ku.

" Ini kamar ku" Jawab ku

" Aku tau, dan aku disini tunggu kamu yang tadi pingsan lagi" Jawab Arjuna.

" kamu Mau makan?" tanya nya mendekati ku, aku bangun dari tempat tidur ku, aku takut, dia laki laki, dan pintu kamar tertutup.

" Gak...aku ga lapar!" Jawab ku dengan cepat.

" Mau Minum?" tanya nya

" Ini rumah ku, aku bisa ambil sendiri" Jawab ku cepat, meninggalkan kamar dan memeriksa kamar Papa ku, yang saat ini sudah tidak berpenghuni, air mataku jatuh lagi. aku harus sadar, aku harus ingat, Papa ku sudah meninggal dan aku sudah sebatang kara.

Aku menangis bagaimana aku tanpa Papa, bagaimana hari esok dan tiba tiba tubuhku di peluk oleh Arjuna.

" Jangan menangis, Pak Edi sudah tiada, Ada saya yang sekarang sudah menjadi Suami mu" Ucap nya pelan, dan aku semakin menangis.

" Aku belum mau menikah, aku masih sekolah" Ucap ku

" Tapi saya sudah menikahi kamu, kamu istri saya, dan saya suami kamu" Ucap nya dengan mengusap rambut ku.

*******

Minggu Pagi Jam 8, Bi Hesti sudah menyiapkan sarapan untuk ku, Laki laki yang bernama Arjuna sudah duduk di meja makan terlebih dahulu, aku tersenyum kecut, bagaimana mungkin Laki laki asing, serasa pemilik rumah di rumah yang bukan miliknya.

" Ayo sarapan Den Juna, Den Juna belum makan dari sore kemarin" Ucap Bi Hesti

" Terima kasih Bi" Jawab Juna

" Ayo Makan Din " Ucap Arjuna pada ku

" No, thanks " Jawab Ku, dan Arjuna hanya tersenyum pada ku, senyum yang sebenarnya melihatkan wajah nya yang tampan. Dan aku tersenyum kecut lagi, bisa bisa nya Arjuna Makan tanpa pemilik rumah nya Makan, sungguh enak jadi Arjuna.

Aku hanya melihatnya makan, aku duduk di Sofa dan Melamun kan nasib ku lagi.

" Ada Temen nya Neng Dinda Di luar" Bi Hesti mencolek bahu ku.

" Ehhh iya Bi, Siapa yah Bi?" Tanya ku

" Lupa Bibi nama nya" Jawab Bi Hesti dengan mengusap rambut ku, dan aku tersenyum, aku berdiri dan menuju ke depan rumah.

" Dinnnn"

" Gilang " Ucap Ku, dan akhirnya kami berpelukan.

" Maafin gw Din, gw baru tau Bokap meninggal, malem gw beneran ga tau, kenapa Loe telphone gw?" Ucap Gilang dengan memeluk aku Erat.

" Gw ga pegang Handphone Lang, Gw juga ga tau harus ngapain, gw sedih dan I'm alone " Jawab ku pada Gilang, Gilang adalah pacar ku, satu tahun ini berpacaran, Papa juga sudah berkali kali bertemu Gilang,

" You not alone, I'm With you" Jawab Gilang, laki laki ini mencium Kening ku" Terasa nyaman dan aku sangat nyaman di peluk oleh pacar ku. dan Suara Batuk Kecil dari dalam ruang makan membuat aku melepaskan pelukan Gilang.

" Ada siapa Din?" Tanya Gilang, Gilang tau, aku hanya tinggal dengan Papa dan Bi Hesti, aku diam dan berpikir untuk jawaban ku

" Siapa Din?" Tanya Gilang

" Saudara Papa " Jawab ku lemas

Terpopuler

Comments

♏pi Mυɳҽҽყ☪️☀️

♏pi Mυɳҽҽყ☪️☀️

😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤧 benar-benar serasa ada dipemakaman,,,,, seddihhhhhhhh

2021-12-05

2

Naftali Hanania

Naftali Hanania

waw...punya pacar 😱

2021-11-07

1

Santy Ku

Santy Ku

sakit sekali tidak dianggap suami

2021-07-28

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!