Chapter 15 : Menembus Atmosfer

Setelah selesai melakukan negosiasi dan membayar uang muka untuk pelayanan antar menggunakan jasa ‘ojek pesawat’ milik Soni Sinclair, akhirnya mereka memasuki pesawat, bersiap untuk melakukan keberangkatan menuju Satelit Alam Darzia.

“Selamat datang di dalam Pesawat Supri Z Goceng,” ucap Soni memberi sambutan saat mereka baru memasuki pesawat. “Silakan, langsung ambil saja tempat duduknya. Tak perlu banyak cincong lagi, kita akan segera berangkat!”

“Hilih~ Kau yang dari tadi banyak cincong, biji jinten,” ledek Astan pada Soni.

Sebelum keberangkatan, Soni menjelaskan beberapa hal tentang penerbangan menggunakan pesawatnya pada Arni yang baru pertama kali menumpang di pesawat ini.

Setelah itu, Soni mempersilahkan kedua pemburu tersebut duduk di kursi penumpang yang hanya tersedia lima kursi, sedangkan dirinya juga mulai bersiap duduk di kursi kemudi.

Karena pesawat luar angkasa ini tidak sebesar pesawat komersil, bahkan lebih kecil lagi, maka pesawat ini tidak memiliki kokpit. Jadi, area kemudi dan tempat duduk para penumpang disatukan dalam satu ruangan.

Ditambah lagi, hanya dibutuhkan satu pilot untuk mengendarainya. Cara mengendarai pesawat ini pun terbilang sederhana, hampir sesederhana mengendarai mobil, bus, atau motor.

Makanya, Soni menyebutnya ojek pesawat.

“Oke, semua sudah siap di tempat?” Soni mulai menyalakan beberapa sistem terbang satu-satu.

“Siap!” ucap riang Arni setelah memasang sabuk pengamannya.

Sedangkan Astan tetap dengan muka papannya setelah selesai memasang sabuk juga.

“Oookee….”

Soni sudah sangat bersemangat untuk melakukan penerbangannya, kedua tangannya juga sudah siap pada kemudi.

“Tetaplah duduk di tempat, ketatkan sabuk pengaman, dan kencangkan sabuk celana kalian. Jangan sampai ada belalai yang gundal-gandul sembarangan, karena kita akan melakukan perjalanan ke luar angkasa tiada tara.”

Arni berusaha menahan tawa saat Soni bicara begitu, antara geli dan malu. Sedangkan Astan sudah gemas hendak menjambak rambut biru sang pilot sampai botak.

“Buka gerbang hangar utama, Bung,” ucap Soni pada alat komunikasi di pesawat.

Perlahan gerbang hangar terbuka lebar, menampakan sebuah ruangan hitam yang juga luas tapi kosong tak ada apa-apa.

Pelan-pelan Soni menjalankan roda-roda pesawat memasuki ruangan tersebut. Setelah masuk, pintu hangar utama kembali tertutup serapat mungkin. Ruangan itu merupakan area hangar luar khusus pesawat yang hendak lepas landas meninggalkan kapal. Fungsi dari area hangar luar adalah untuk mencegah kehilangan oksigen pada kapal saat peluncuran pesawat dari hangar utama.

“Buka gerbang area.”

Perlahan gerbang area tersebut terbuka, menyebabkan sebagian udara yang tersisa di sana keluar habis tak bersisa.

Soni sempat menoleh ke belakang, berusaha menenangkan Arni yang terlihat tak nyaman saat melihat udara keluar deras dari area tersebut.

“Jangan khawatir, Neng. Pesawat kita ini sangat rapat, jadi oksigen di sini enggak bakal bocor.”

Arni hanya mengangguk mengiyakan, walau kedua tangannya mulai mengepal erat pada lengan kursi penumpang saking tegangnya.

“Oke, siap?”

Soni mendorong perlahan tuas, menjalankan ban pesawat dari yang awalnya pelan jadi semakin kencang.

“Meluncur, terbang!”

Pesawat luar angkasa pun terbang keluar dari area tersebut, terbang menjauh meninggalkan Kapal Thornic 035 menuju Satelit Alam Darzia.

Di dalam pesawat, mereka sama sekali tidak merasakan guncangan apapun. Semuanya terasa mulus dan nyaman. Arni juga bisa melihat pemandangan indah hamparan bintang luar angkasa dan juga permukaan Satelit Alam Darzia saat pesawat semakin mendekati atmosfer.

“Woah…. Indah banget…,” puji Arni terkagum melihat pemandangan luar lewat kaca jendela pesawat yang luas.

“Kita hanya perlu waktu 10 menit untuk mencapai atmosfer Darzia. Jadi, kalian boleh bersantai-santai dulu ‘lah, sambil ngemil atau apa… gitu,” saran Soni sambil menerbangkan pesawatnya.

Sejenak Arni melihat Astan yang masih tenang di kursinya sambil membaca komik pada tab yang disediakan di pesawat tersebut. Iseng-iseng Arni berusaha mengintip komik macam apa yang dibaca Astan hingga Arni buru-buru memalingkan wajahnya dengan semburat rona merah.

Yang dibaca itu sangat… memalukan.

“Hei, Tong!” panggil Astan pada Soni. “Kau sudah punya lanjutan komik ‘Pendekar Naga Onar’?”

“Oh, iya! Aku udah baca sampai habis,” jawab Soni antusias. “Itu lanjutannya kampret banget! Bininya si Pendekar Naga Onar itu ternyata selingkuh sama Dewa Tanah Kuburan. Emang kambing bininya itu! Si pendekar udah susah-susah nyari’in gulungan pertapa 5000 detik buat dia. Eh! Si dia malah selingkuh. Kepergok lagi nganu mereka berdua.”

“Ooo…. Jadi, pas mereka lagi nganu itu udah kepergok sama pendekarnya?” Astan menunjuk-nunjuk halaman pada komik di tab.

“Ya, ya! Itu!” tunjuk-tunjuk Soni membenarkan, dan kembali fokus pada kemudi. “Kecewalah si pendekar. Episode selanjutnya pasti pendekar sama dewa itu bakal berantem. Kalau sampai berantem karena rebutin bini setan itu, bodoh sangatlah mereka!”

“Waduh…” Astan membolak-balikan halaman di tab. “Pantas di forum author-nya dihujat netizen. Ternyata karena episode ini, toh? Emang kambing sekambing-kambingnya ‘lah bini si pendekar ini.”

“Aku harap jadi mantan, biar si pendekar bisa dapat wanita yang lebih baik!”

Arni hanya diam menunduk, memijit pelipisnya sendiri. Baru tahu dia kalau Astan punya selera begitu dalam membaca komik.

Kedua tangan Soni sudah semakin erat memegang kemudi, sebentar lagi pesawat akan tembus masuk menuju atmosfer.

“Semuanya, bersiaplah. Sebentar lagi kita akan menembus memasuki atmosfer Darzia. Akan ada sedikit guncangan, sih. Tapi, itu tidak masalah,” peringat Soni.

“Awas kau ya kalau sampai ugal-ugalan, aku tonjok kau nanti,” ancam Astan.

“Tenang saja. Semua di bawah kendaliku.”

Pesawat pun mulai terjun memasuki atmosfer. Terasa sedikit guncangan saat badan pesawat menerobos udara yang semakin menebal ketika semakin dalam mereka memasuki Darzia.

Arni nampak begitu tegang, kedua tangannya erat memegang lengan kursi karena ini pengalaman pertama ia keluar dari kapal menuju sebuah satelit alam yang dapat dihuni. Sedangkan Astan tetap diam, tenang karena ini merupakan pengalaman untuk kesekian kalinya walau ia jarang sekali ke sini untuk berburu.

“Oke!”

Pesawat berhasil menembus atmosfer, kini terbang mulus melintasi hamparan lautan luas nan biru di siang hari yang cerah.

Untuk kesekian kalinya, Arni dibuat terpana oleh pemandangan alam Darzia. Begitu indah dengan laut biru berbinar, nampak pula dua satelit alam lain dan Planet Gas Yomna, planet yang menjadi pusat orbit dari satelit ini.

“Woaaah….”

Saat Arni tengah fokus mengagumi keindahan laut di kaca jendela pesawat, Astan dan Soni mulai mengobrol.

“Kira-kira mau kemana? Aku tadi lupa nanya, jadi malah nganter kalian ke sini,” tanya Soni disertai senyum canggung.

Astan bersender, bersedekap tangan pula. “Kemana aja, lah. Yang penting di tempat yang banyak monster Mutant Frog.”

“Ooo…. Nyari Mutant Frog? Dimana aja banyak. Cuma rawa-rawa merupakan habitat terbaik Mutant Frog. Jadi, kita ke sana, ya?”

Astan hanya membalas dengan acungan jempol.

Pesawat pun terbang mulus dengan cepat melewati lautan menuju sebuah pulau besar di depan mereka.

...~*~*~*~...

Terpopuler

Comments

Sikilman

Sikilman

imajinasi liarnya kereenn!!!!!👍👍👍👍👍👍

2022-03-12

0

PEMBACA BIASA

PEMBACA BIASA

jadi planet nya ini ngitarin planet lain bang?

2021-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Error! (Arc 1, Pemburu : Start)
2 Chapter 2 : Selamat Datang, Pemburu
3 Chapter 3 : Selamat Datang, Pemburu 2
4 Chapter 4 : Mimpi
5 Chapter 5 : Renungan
6 Chapter 6 : Siapa Veena Muskarov?
7 Chapter 7 : Peringkat bukan Segalanya
8 Chapter 8 : Kemampuan Terbatas
9 Chapter 9 : Gardin
10 Chapter 10 : Latihan Arni
11 Chapter 11 : Aneh
12 Chapter 12 : Mavin L. Vladiskov
13 Chapter 13 : Cuci
14 Chapter 14 : Persiapan Misi Pertama
15 Chapter 15 : Menembus Atmosfer
16 Chapter 16 : Hutan Rawa
17 Chapter 17 : Squad Lain
18 Chapter 18 : Arni kena Mental
19 Chapter 19 : Shield Alpha
20 Chapter 20 : Seseorang?
21 Chapter 21 : Ajakan
22 Chapter 22 : Hilang Fokus
23 Chapter 23 : Hanya Belati
24 Chapter 24 : Portal Misterius
25 Chapter 25 : Saling Curiga
26 Chapter 26 : Bug
27 Chapter 27 : Masalah Score
28 Chapter 28 : Hah? Selingkuh?!
29 Pengumuman(?) (Ga penting, bole di-skip)
30 Chapter 29 : Ancaman Grim
31 Chapter 30 : Pamit
32 Chapter 31 : Orang yang Mirip
33 Chapter 32 : Kendala Ekonomi
34 Chapter 33 : Silaturahmi antar Tetangga (Arc 1, Pemburu : End)
35 Pengumuman! (Update dan Transisi Arc)
36 Chapter 34 : Cinta Juragan Ikan (Arc 2, Bayang[an] : Start)
37 Chapter 35 : Melamun
38 Chapter 36 : Penyamaran
39 Chapter 37 : Tiga Tahun yang Lalu
40 Chapter 38 : Pertemuan
41 Chapter 39 : Bingung
42 Chapter 40 : Cerita
43 Chapter 41 : Penawaran Mavin
44 Chapter 42 : Menerima Tawaran
45 Chapter 43 : Perjalanan ke Markas
46 Chapter 44 : Sektor Industri
47 Chapter 45 : Tidak Sehat
48 Chapter 46 : Ketua Tim
49 Chapter 47 : Hack Type-5
50 Chapter 48 : Senjata Pemberian
51 Chapter 49 : Seragam
52 Pengumuman! (Kabar Buruk)
53 Chapter 50 : Berinteraksi
54 Chapter 51 : Keberangkatan Tim
55 Chapter 52 : Kapal Feron 072
56 Chapter 53 : Anjungan
57 Chapter 54 : Lubang Kecil
58 Chapter 55 : Program Kemampuan
59 Chapter 56 : Masih Melewati Jalur
60 Chapter 57 : Slime
61 Chapter 58 : Inti Kapal
62 Chapter 59 : Rencana
63 Chapter 60 : Serbuan Monster
64 Chapter 61 : Serbuan Monster 2
65 Chapter 62 : Serbuan Monster 3
66 Chapter 63 : Jangan Ganggu Astan!
67 Chapter 64 : Mengaktifkan Generator
68 Chapter 65 : Serangan dari Dasar
69 Chapter 66 : Sadin
70 Chapter 67 : Tanda Pengenal
71 Chapter 68 : Makna Foto
72 Chapter 69 : Belati Grade-S
73 Chapter 70 : Profesor Arthanour Morphin
74 Chapter 71 : Rekaman Aneh
75 Chapter 72 : Kelompok Tenma?
76 Chapter 73 : Sistem Re:Set
77 Chapter 74 : Chip Agresif
78 Chapter 75 : Kelompok Wirma
79 Chapter 76 : Mayat Di Markas
80 Chapter 77 : Penghianat
81 Chapter 78 : Kebenaran
82 Chapter 79 : Tenma (?) VS Astan dan Edrick
83 Chapter 80 : Memberikan Kematian
84 Chapter 81 : Bayang[an]
85 Epilog
86 Pengumuman, permohonan maaf
87 Promosi Novel
88 [UPDATE!] Apa yang terjadi pada MC?
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1 : Error! (Arc 1, Pemburu : Start)
2
Chapter 2 : Selamat Datang, Pemburu
3
Chapter 3 : Selamat Datang, Pemburu 2
4
Chapter 4 : Mimpi
5
Chapter 5 : Renungan
6
Chapter 6 : Siapa Veena Muskarov?
7
Chapter 7 : Peringkat bukan Segalanya
8
Chapter 8 : Kemampuan Terbatas
9
Chapter 9 : Gardin
10
Chapter 10 : Latihan Arni
11
Chapter 11 : Aneh
12
Chapter 12 : Mavin L. Vladiskov
13
Chapter 13 : Cuci
14
Chapter 14 : Persiapan Misi Pertama
15
Chapter 15 : Menembus Atmosfer
16
Chapter 16 : Hutan Rawa
17
Chapter 17 : Squad Lain
18
Chapter 18 : Arni kena Mental
19
Chapter 19 : Shield Alpha
20
Chapter 20 : Seseorang?
21
Chapter 21 : Ajakan
22
Chapter 22 : Hilang Fokus
23
Chapter 23 : Hanya Belati
24
Chapter 24 : Portal Misterius
25
Chapter 25 : Saling Curiga
26
Chapter 26 : Bug
27
Chapter 27 : Masalah Score
28
Chapter 28 : Hah? Selingkuh?!
29
Pengumuman(?) (Ga penting, bole di-skip)
30
Chapter 29 : Ancaman Grim
31
Chapter 30 : Pamit
32
Chapter 31 : Orang yang Mirip
33
Chapter 32 : Kendala Ekonomi
34
Chapter 33 : Silaturahmi antar Tetangga (Arc 1, Pemburu : End)
35
Pengumuman! (Update dan Transisi Arc)
36
Chapter 34 : Cinta Juragan Ikan (Arc 2, Bayang[an] : Start)
37
Chapter 35 : Melamun
38
Chapter 36 : Penyamaran
39
Chapter 37 : Tiga Tahun yang Lalu
40
Chapter 38 : Pertemuan
41
Chapter 39 : Bingung
42
Chapter 40 : Cerita
43
Chapter 41 : Penawaran Mavin
44
Chapter 42 : Menerima Tawaran
45
Chapter 43 : Perjalanan ke Markas
46
Chapter 44 : Sektor Industri
47
Chapter 45 : Tidak Sehat
48
Chapter 46 : Ketua Tim
49
Chapter 47 : Hack Type-5
50
Chapter 48 : Senjata Pemberian
51
Chapter 49 : Seragam
52
Pengumuman! (Kabar Buruk)
53
Chapter 50 : Berinteraksi
54
Chapter 51 : Keberangkatan Tim
55
Chapter 52 : Kapal Feron 072
56
Chapter 53 : Anjungan
57
Chapter 54 : Lubang Kecil
58
Chapter 55 : Program Kemampuan
59
Chapter 56 : Masih Melewati Jalur
60
Chapter 57 : Slime
61
Chapter 58 : Inti Kapal
62
Chapter 59 : Rencana
63
Chapter 60 : Serbuan Monster
64
Chapter 61 : Serbuan Monster 2
65
Chapter 62 : Serbuan Monster 3
66
Chapter 63 : Jangan Ganggu Astan!
67
Chapter 64 : Mengaktifkan Generator
68
Chapter 65 : Serangan dari Dasar
69
Chapter 66 : Sadin
70
Chapter 67 : Tanda Pengenal
71
Chapter 68 : Makna Foto
72
Chapter 69 : Belati Grade-S
73
Chapter 70 : Profesor Arthanour Morphin
74
Chapter 71 : Rekaman Aneh
75
Chapter 72 : Kelompok Tenma?
76
Chapter 73 : Sistem Re:Set
77
Chapter 74 : Chip Agresif
78
Chapter 75 : Kelompok Wirma
79
Chapter 76 : Mayat Di Markas
80
Chapter 77 : Penghianat
81
Chapter 78 : Kebenaran
82
Chapter 79 : Tenma (?) VS Astan dan Edrick
83
Chapter 80 : Memberikan Kematian
84
Chapter 81 : Bayang[an]
85
Epilog
86
Pengumuman, permohonan maaf
87
Promosi Novel
88
[UPDATE!] Apa yang terjadi pada MC?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!