Pasukan Orbit Ribelo adalah pasukan militer khusus yang bertugas di Planet Ribelo, dan juga salah satu pasukan militer antariksa yang mengambil peran penting dalam menjaga kedamaian seluruh tata surya.
Pasukan Orbit Ribelo memiliki tiga grup besar yang tersebar di setiap orbit Planet Ribelo, yaitu Grup Ribelo-I yang berada di orbit barat, Grup Ribelo-II yang berada di orbit tenggara, dan Grup Ribelo-III di orbit timur. Masing-masing markas besar grup berada di luar atmosphere Planet Ribelo.
Salah satu batalion dari lima batalion Grup Ribelo-II, yaitu Batalion Y13 Aturna saat ini dipusingkan dengan sebuah misi yang sudah dua minggu lebih tidak bisa diselesaikan.
Sebenarnya, misi ini sudah dilakukan tiga tahun yang lalu, tapi dibatalkan karena kegagalan yang dialami berulang-ulang dan sebab lainnya. Kali ini, misi yang sama kembali dibuka. Dan hasilnya tetap sama, gagal.
Di dalam salah satu ruang komando yang berada di markas besar Grup Ribelo-II, orbit tenggara Ribelo. Para staf tengah sibuk menyambungkan kembali sinyal komunikasi dengan tim pasukan terakhir yang dikirimkan ke dalam misi, tapi tetap saja tidak ada hasil.
Seorang pria berdiri di tengah satu-satunya meja di antara renteten monitor tempat para staf bekerja, nampak berdiri menunggu hasil. Dia terlihat mengenakan seragam yang lebih mencolok dari yang lainnya disertai mantel khusus. Di atas meja di hadapannya, terlihat sebuah hologram yang menunjukan bentuk dari Planet Ribelo sendiri.
“Bagaimana hasilnya?” tanya pria itu dengan nada bicara kalem.
“Lapor, Komandan Mavin.” Salah satu staf wanita melaporkan walau masih sibuk mengotak-atik komputer. “Sinyal komunikasi kita masih belum terhubung dengan Tim Raven di Kapal Antariksa Feron 072.”
Mavin menyugar kepala pirangnya. Lagi-lagi mereka gagal menyambungkan komunikasi dengan Tim Raven yang ditugaskan untuk melakukan pencarian data-data penting di bangkai Kapal Antariksa Feron 072.
Entah apa yang terjadi sebenarnya pada mereka. Yang jelas, ada sesuatu yang tidak beres di sana. Misi tiga tahun lalu beberapa kali gagal, komunikasi terputus begitu saja, tanpa kabar. Dan sekarang tiga tim, termasuk Tim Raven, dari batalion tersebut juga hilang komunikasi.
“Sudah kuduga, ini bukanlah hal yang mudah,” gumamnya dengan berat hati.
“Bagaimana ini, Komandan Mavin?”
Seorang pria sekiranya berusia 30 tahunan berseragam formal nampak berdiri di samping Mavin sambil memegang tab.
“Sudah empat hari kita mencoba menyambungkan komunikasi dengan Tim Raven, tapi hasilnya sama seperti tim-tim sebelumnya, gagal,” kata pria berseragam tersebut. “Sebenarnya, apa yang berada di sana hingga membuat banyak tim pasukan mati sia-sia?”
“Kita masih perlu mencari tahu, Wakil Komandan Harnan,” ucap Mavin. “Data-data yang tersimpan di Kapal Feron 072 merupakan aset berharga milik BioEmerald. Pemerintah Ribelo perlu aset-aset itu untuk menjatuhi hukuman setimpal pada BioEmerald yang berani menggelapkan dana pemerintah bersama Perusahaan Feron.”
“Komandan, ada sambungan panggilan dari Jendral Gabrielo,” kata salah satu staf wanita.
“Astaga. Jendreal Pasukan Orbit langsung?”
Mavin cukup terkejut ketika mendengar adanya sambungan panggilan dari pemimpin langsung seluruh Pasukan Orbit Ribelo. Biasanya tugas ini disampaikan oleh Komandan Besar Grup, tapi sepertinya pemerintahan di Planet Ribelo benar-benar membutuhkan aset tersebut.
“Ekhem!” Mavin berdehem, berusaha membuyarkan kegugupannya. “Sambungkan.”
“Baik, Komandan.”
Kemudian muncul layar hologram paling besar di hadapan mereka, menampakan sosok pria dewasa bertubuh tegap dan kumis yang sudah agak memutih. Dia juga memakai pakaian formal, membuktikan bahwa dia sekarang belum bertugas di lapangan langsung.
“Hormat pada Jendral Gabrielo Abraham!”
“Hormat!”
Mavin beserta jajaran staf yang ada di ruangan komando serentak memberi hormat di hadapan hologram tersebut. Gabrielo memberikan hormat pula sebagai balasan.
“Terima kasih, Komandan Mavin.”
Ketika Gabrielo menurunkan tangan sebagai balasan hormat, Mavin dan para staf juga mengikuti.
“Komandan Mavin, jika saya sudah menghubungi langsung pada batalion ini, maka Anda sudah tahu apa yang sedang saya harapkan pada Anda,” kata Gabrielo di monitor tersebut. “Sekarang, beritahu bagaimana hasil dari misi ke Kapal Feron 072.”
Sesaat Mavin menunduk, menggigit bibirnya, ragu untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa lagi-lagi tim mereka gagal dalam menjalankan tugas. Tapi apapun yang terjadi, dia tetap harus mengatakan yang sebenarnya.
“Maafkan saya, Jendral. Tim terakhir kami lagi-lagi gagal menjalankan misi,” kata Mavin dengan berat hati, “Kami sudah mencoba menghubungi mereka selama empat hari ini, tapi sambungan sama sekali tak tersambung, lenyap tanpa sebab lagi.”
“Lagi…?”
Terdengar helaan nafas dari sang jendral, membuktikan bahwa dia juga merasa berat menerima kenyataan ini.
Sesaat Mavin memejamkan mata, berusaha untuk siap menerima respon seburuk apapun yang akan dilontarkan oleh Gabrielo padanya.
Matilah Mavin….
“…. Sudah tiga tim yang hilang tanpa kabar di kapal tersebut?”
“Iya, Jendral,” jawab Mavin.
Nampak Gabrielo menggosok wajahnya. “Kau baru menjabat sebagai komandan batalion selama enam bulan ini, bukan? Misi kali ini selalu gagal dilakukan. Memang, tiga tahun yang lalu pun pasukan khusus antariksa lain juga gagal menjalankan misi ini.”
“Entah iblis macam apa yang tersembunyi di dalam kapal tersebut. Ini sangat menjengkelkan. Sebenarnya, kalau bisa misi ini ditutup, pasti akan kututup agar tidak memakan banyak korban jiwa lagi. Tapi, pengadilan membutuhkan bukti-bukti yang kuat untuk menjatuhi hukuman pada BioEmerald. Jika tidak, ada kemungkinan BioEmerald akan bebas.”
“Bebas?” Mavin terkejut mendengarnya.
“Iya. Tanpa bukti lengkap, sidang pengadilan tak jalan, BioEmerald pun takkan pernah dihantui oleh rasa bersalah.”
“Berbeda dengan Perusahaan Feron yang tiga tahun lalu berhasil dibubarkan dan terbukti bersalah atas penggelapan dana untuk eksperimen ilegal menduplikasi Sistem AutoTerra, BioEmerald baru beberapa minggu ini diduga terlibat dalam kasus ini juga, dan banyak sisa bukti-bukti data keterlibatannya ada di Kapal Feron 072. Makanya, misi ini kembali dibuka.”
Tiga tahun yang lalu, misi untuk mencari aset-aset berharga milik Perusahaan Feron; perusahaan di bidang teknologi medis dan farmasi, yang ada di Kapal Antariksa Feron 072 dilakukan. Namun, karena bukti-bukti yang ada cukup kuat untuk menahan perusahaan tersebut, maka misi ke Kapal Feron 072 ditutup.
Baru-baru ini, terkumpul segelintir bukti lagi yang membuktikan bahwa organisasi teknologi biologi BioEmerald juga ikut terlibat dalam penggelapan dana dan eksperimen ilegal yang dilakukan Perusahaan Feron.
Diduganya BioEmerald ada campur tangan dalam kasus ini karena Organisasi BioEmerald juga bergabung dengan organisasi dan perusahaan besar lainnya dalam proyek teraformasi planet berbatu GT624.
Banyak dari berbagai instansi pemerintahan di seluruh Planet Ribelo memberi dana besar-besaran untuk proyek teraformasi tersebut, namun proyeknya terus mengalami kendala gara-gara kekurangan dana yang terlalu fatal dan tak masuk akal.
Pihak-pihak dari berbagai satuan militer dan lembaga keamanan antariksa melakukan penyelidikan terhadap semua organisasi serta perusahaan yang terlibat dalam penggelapan dana. Tak disangka hanya dua organisasi dan satu perusahaan dari puluhan organisasi-perusahaan yang bekerja sama bersih dari tindak penggelapan dana, sisanya terbukti bersalah.
Alasannya bermacam-macam, ada yang menggelapkan dana sebesar itu untuk ketamakan sendiri, disalurkan ke perusahaan atau organisasi sendiri, hingga melakukan berbagai eksperimen ilegal yang sama sekali tak penting bahkan merugikan masyarakat.
Ada berbagai eksperimen aneh yang dilakukan dari hasil penggelapan dana teraformasi, dan salah satu eksperimen adalah menduplikasi Sistem AutoTerra menjadi sistem yang lebih agresif, ini merupakan eksperimen milik Perusahaan Feron. Dan BioEmerald diduga ikut terlibat.
“Entah sistem seperti apa yang dihasilkan dari eksperimen menduplikasi Sistem AutoTerra itu. Kalau sudah memakan banyak korban jiwa dari tim-tim militer, berarti hasil eksperimennya pastilah sangat berbahaya.”
Gabrielo kembali menghela nafas, “….Kalau begini terus, aku jadi tak yakin kalau—.”
“Maaf menyela, Jendral! Tapi, izinkan saya untuk kembali melaksanakan misi ini,” saran Mavin dengan tegas, “Saya akan kembali mengirimkan tim terbaik untuk melakukan pengambilan data atau aset-aset di Kapal Feron 072. Kali ini jika saya gagal, saya akan menerima risiko untuk diturunkan jabatan saya sebagai Komandan Batalion Y13 Aturna, atau bahkan dipecat dari satuan militer antariksa.”
“Komandan Mavin….”
Mata Harnan membelalak terkejut atas pernyataan atasannya itu. Atas pelaksanaan misi ini, Mavin rela mempertaruhkan jabatan serta kedudukannya sebagai anggota pasukan khusus militer antariksa.
Perjuangan Mavin selama bertahun-tahun, dari menjalani akademi militer, bekerja sebagai prajurit, hingga pencapaian tak terduga menjadi komandan batalion di usia ke-26 akan sirna kalau sampai misi yang satu ini gagal.
Melihat kesungguhan Mavin, membuat perasaan Gabrielo tersentuh. Tatapan mata penuh kobaran membara dari seorang prajurit antariksa seperti Mavin adalah yang paling langka ditemui Gabrielo selama puluhan tahun menjabat sebagai pemimpin Pasukan Orbit Ribelo.
“Baiklah.” Dengan tenang Gabrielo memutuskan. “Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk membuktikan bahwa dirimu layak memimpin Batalion Y13 Aturna. Jika kau gagal, bersiaplah mengucapkan ‘selamat tinggal’ pada jabatan dan profesimu di instansi militer.”
“Sampai bertemu kembali, Komandan Mavin L. Vladiskov. Aku sangat mengharapkan kabar baik darimu.”
Panggilan video tersebut berakhir, dan layar hologram pun ikut lenyap. Suasana di ruang komando jadi makin tegang. Melihat betapa tegangnya Mavin berkomunikasi dengan Gabrielo membuat Harnan merasa prihatin dengan kesehatan mental sang komandan.
Mata Harnan menerawang ke depan, tepatnya ke bekas kemunculan layar hologram untuk panggilan video tadi.
“Aku tak menyangka kalau kau benar-benar akan memutuskan tetap mengambil misi terkutuk itu dengan mempertaruhkan— Astaga, Komandan!”
Harnan terkejut saat melihat Mavin membenturkan sebuah batu bata yang didapat dari penyimpanan Sistem AutoTerra ke kepalanya sampai hancur.
Memang Mavin mempunyai kebiasaan aneh untuk selalu menyimpan batu bata dalam penyimpanan sistemnya. Biasanya batu-batu itu sengaja digunakan untuk membenturkan kepalanya saat dirinya merasa gagal dalam menjalankan tugas.
Bisa dibilang, hukuman kecil untuk dirinya sendiri.
“Kenapa kau selalu menyimpan batu-batu tidak berguna itu hanya untuk melu—.”
“Tidak, Wakil Komandan Harnan Prakoso.”
Mavin menjatuhkan sisa-sisa remah batu bata yang hancur di tangan kanannya yang diselimuti oleh sarung tangan hitam. Tatapan matanya nampak tajam, penuh kesungguhan.
“Aku melakukan ini agar menyadarkan diriku sendiri bahwa aku harus melakukan yang terbaik demi kebenaran. Aku tidak kena mental, Wakil Komandan. Benturan batu ini ke kepalaku tidak seberapa berat dari puluhan korban jiwa yang kukirimkan ke Kapal Antariksa Feron 072.”
Ketika beranggapan begitu, Harnan benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa. Hal kecil dan aneh yang barusan dilakukan Mavin merupakan bentuk rasa bersalah sekaligus menyadarkan diri sendiri agar tetap fokus pada tanggung jawabnya.
“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Harnan.
Mavin menggigit bibir bawahnya. Kali ini, ia harus menyusun rencana yang lebih matang lagi untuk menyelesaikan misi ini. Dia tidak ingin kegagalan yang sama terulang lagi.
...~*~*~*~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Pintu RAYIAN
aku sukak
2022-02-13
1
PEMBACA BIASA
nambah komen saja mah
2021-11-20
1
PEMBACA BIASA
pppp
2021-11-20
0