AutoTerra : Operating System

AutoTerra : Operating System

Chapter 1 : Error! (Arc 1, Pemburu : Start)

[Sekarang : Arc 1]

[Judul : Pemburu]

[Status : Memuat....]

Percikan-percikan listrik bermunculan di setiap sudut koridor yang tengah dilewati. Pasukan berzirah makanik menjelajah sepanjang koridor kapal antariksa ini dengan masing-masing senapan di tangan, siap membidik apa saja yang membahayakan.

Sulit untuk melihat situasi sekitar karena gelap walau masing-masing helm canggih mereka mengaktifkan penglihatan malam. Sunyi, sepi, tiada tanda-tanda kehidupan terdeteksi. Melangkah dengan waspada, dengan keraguan, seakan-akan mengerti bahwa mereka bisa mati kapan saja dalam situasi semencekam ini.

Dalam sunyi di penghujung koridor, keluar sosok berpakaian putih dari salah satu pintu, berdiri dalam posisi membelakangi mereka. Diam, mematung, tanpa suara.

Pemimpin dari tim pasukan itu memberi aba-aba untuk berhenti, makin meningkatkan kewaspadaan atas kemunculan makhluk yang nampak menyerupai manusia.

“Manusia?”

“Tidak mungkin. Kapal antariksa ini sudah tiga tahun lamanya tidak beroperasi.”

“Hati-hati. Kita baru saja sampai di sini.”

“Kalau bukan manusia, pasti akan muncul data pada Data Informasi AutoTe— Tunggu dulu, panel datanya muncul.”

Masing-masing di hadapan mereka muncul panel hologram yang berisi data sosok misterius tersebut.

[Julukan : Illusionist-E]

[Jenis : Monster]

[Sifat : Pasif]

[Status : Danger]

[Peringatan : Mampu melukai korban lewat tatapan mata. Sekali terkena akan membuat korban mengalami luka dalam yang sangat parah]

Tak lama setelah panel data menghilang, sosok itu berbalik, menampakan rambut panjang berantakan, mulut terbuka menampakan bola mata lebar, bergerak-gerak ke sana-kemari menatap beberapa targetnya dengan darah keluar dari mulut tersebut.

“Apa yang—Argh!”

Beberapa prajurit yang tak sengaja menatap mata dari mulut makhluk itu langsung terpengaruh, jatuh ke lantai dengan helm bagian dalam dipenuhi oleh cipratan darah yang mereka muntahkan.

Sudah dipastikan, para prajurit yang kena pengaruh sang makhluk telah tewas di tempat.

“Apa yang terjadi pada mereka?!”

“Mereka tewas di tempat akibat pengaruh makhluk tadi.”

Sang ketua mendecih, tak menyangka bahwa di dalam bangkai kapal seperti ini, mereka akan dipertemukan dengan makhluk menyusahkan begitu.

Makhluk ahli ilusi, ini terlalu merepotkan.

“Kita tidak bisa mundur. Misi utama kita masih belum dijalankan. Ini hanya satu musuh, tidak akan jadi masa—.”

“GRRRRAAAWWW!!!”

“AAAAAA!!!”

Sebuah tentakel merah berukuran besar tiba-tiba muncul menembus plafon koridor, mengikat salah satu prajurit dan membawanya menghilang di atas.

“Prajurit! Argh!!!”

Makhluk itu mendadak menyerang satu prajurit tadi dengan memelintir kepalanya hingga lepas, menyebabkan semburan darah muncul dari leher yang telah putus tersebut.

Akibat pergerakan makhluk bermata di mulut itu, seluruh anggota tim mulai makin waspada.

“Tembak!”

Para prajurit berhasil menembak makhluk tersebut sampai hancur tak bernyawa. Hanya saja, di antara mereka ada yang tertangkap oleh beberapa tentakel dari plafon kembali.

Sontak beberapa prajurit menembak ke balik plafon, tapi nasib sama terjadi pada mereka, ditarik lalu dibawa tentakel ke atas plafon. Bisa dilihat darah segar banyak mengucur deras dari atas plafon, membasahi lantai hingga menciptakan genangan.

“Ba-bagaimana ini…?!”

[Peringatan! Serbuan Serangan!]

[Peringatan! Serbuan Serangan!]

[Peringatan! Serbuan Serangan!]

Notifikasi dari panel sistem mereka terus berbunyi, menandakan bahwa ada bahaya serangan berjumlah banyak akan tiba.

“Peringatan serbuan serangan…?”

“Masih ada banyak monster ‘kah, di sini?!”

“Sialan!”

Benar saja, di semua pintu koridor bermunculan banyak makhluk dari berbagai bentuk menyerang mereka semua, ada yang bertubuh tinggi kurus dengan kepala berupa mulut saja, laba-laba besar beracun, hingga monster reptil bersenjata tiang besi.

Para prajurit langsung menembaki mereka semua. Beberapa berhasil dibunuh walau harus ditembak sesering mungkin, sedangkan banyak di antaranya lolos dan menyerang prajurit lain. Makhluk berkepala mulut membanting prajurit, menelannya hidup-hidup hingga menyisakan pinggang sampai kaki saja. Monster laba-laba menerkam, menggigit mereka sampai hancur lewat mulut yang berada di perut. Sedangkan monster reptil memukul para prajurit secara membabi buta.

“Kita tidak bisa di sini terus, Ketua! Ini bencana!”

Sang ketua tim melihat ada gerbang besar di ujung koridor yang masih tertutup rapat.

“Ke gerbang itu!”

Prajurit tim yang tersisa berlari menuju gerbang itu sambil menembaki para monster yang mulai mengejar mereka.

Setibanya di depan gerbang, sang ketua berusaha mengaktifkan panel kunci yang ada di samping gerbang, tapi tak bisa aktif karena memang panel kunci tersebut sudah lama rusak.

“Sial! Panel kuncinya rusak.”

“Tidak bisa dibuka manual?”

“Bantu aku!”

Ketua dan beberapa prajurit berusaha menarik tuas gerbang berukuran besar yang tertanam dalam motif futuristik di bagian tengah gerbang, sedangkan anggota lain berusaha melindungi dengan menembak para monster.

Butuh waktu lama untuk menarik tuas itu, lalu mereka masih perlu memutarnya dengan keras pula.

“Kenapa lama sekali?” tanya salah satu prajurit sambil menembak monster laba-laba. “Kami tidak bisa menahannya lebih lama.”

“Tuasnya keras, sudah berkarat pula!”

Sang ketua dan beberapa anggotanya terus berusaha mendorong tuas gerbang yang sangat keras itu.

“Rekan-rekan kita sudah banyak gugur! Kenapa kalian lama sekali, Ketu—.”

Saat menoleh, prajurit itu syok ketika mendapati ketua dan anggota lain yang membantu membuka gerbang ditelan oleh monster mulut bertubuh tinggi. Monster-monster itu menelan bagian atas, mencabut bagian pinggang, dan salah satunya memukulkan bagian pinggang itu ke arah sang prajurit hingga terpental membentur tembok koridor.

“Argh!”

Ia jatuh terduduk, berusaha bangkit namun tak bisa karena benturan keras tadi, ditambah rasa lelahnya yang makin menjadi.

“Kalian—.”

Satu-persatu anggota tim pasukan banyak yang tewas, dimakan monster mulut, dihantam para humanoid reptil, diterkam monster laba-laba, dan ditarik tentakel misterius dari setiap sudut tanpa disadari. Dan sekarang ada sosok lain yang kini merayap di atas satu-satunya prajurit yang tertinggal di sana.

Prajurit itu mendongak ke atas dengan pandangan ketakutan, mendapati sosok bayangan gelap yang hanya nampak warna mata kuning menyala, di belakangnya tumbuh banyak tentakel hitam aneh siap mencengkeramnya kapan saja.

Sesaat panel sistem muncul, tapi hanya menampakan notifikasi peringatan dan glitch.

[Julukan : Tidak Diketahui]

[Jenis : Tidak Diketahui]

[Sifat : Tidak Diketahui]

[Status : Tidak Diketahui]

[Bahaya! Obyek : Tidak Diketahui]

[Data Mengalami Kerusakan!]

[Sistem Tidak Dapat Membaca!]

[Error!]

[Error!]

[Error!]

Makhluk itu menganga sangat lebar dengan lebar mulut yang mampu menelan satu manusia sekaligus, disertai taring-taring berukuran sangat besar siap mengoyak mangsa.

Di detik-detik terakhir itu, sang prajurit hanya terkekeh pilu. Sampai pada akhirnya pandangan gelap menerpa dan jeritan kesakitan menggema di sepanjang koridor.

...~*~*~*~...

Satelit Alam Darzia….

Hutan rindang di siang hari nampak sunyi, hijau, dan menenangkan bagi sebagian fauna yang mendiami habitat ini. Sampai pada saat seekor kadal raksasa berkulit hijau dan berbintik perak lari menerobos rindangnya hutan.

Kadal raksasa itu nampak menghindari sesuatu yang tengah mengejar di belakang. Mulut sang reptil kotor oleh darah segar dari mangsanya, terus berlari sampai-sampai menumbangkan beberapa pohon yang ada dan membuat para burung serta hewan pengerat lain menjauh dari area hutan tersebut.

Tak berapa lama, terdengar suara keras dari tembakan beruntun sebuah senapan serbu. Membuat sang kadal semakin cepat berlari, tahu jika suara keras itulah ancaman yang sebenarnya.

“Jangan lari kau!”

Nampak seorang pria melompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan lincah. Mata heterokrom kuning-peraknya dengan ganas menelisik ke sekitar hutan, mencari target yang sudah sangat meresahkannya selama di hutan ini.

“Ketemu!”

Saat target ditemukan berlari menjauhinya hingga menyebabkan gempa kecil di sekitar, panel hologram pada sistem yang ia gunakan muncul, memberikan data tentang sang target.

[Julukan : Giant Gecko]

[Jenis : Monster]

[Sifat : Pasif]

[Status : Hard]

[Peringatan! Monster ini dapat meluncurkan ekornya. Jika terkena, dapat meremukkan tubuh korban]

Seulas seringai muncul di wajah rupawannya. “Kebetulan sekali….”

Pria itu mengambil jalan pintas menyamping agar bisa menghadang sang monster.

Kadal raksasa itu nampak menoleh sesaat ke belakang. Ketika kembali melihat ke depan, sang kadal terkejut melihat kedatangan pria itu sudah ada di hadapannya.

“Kesini kau, Tokek Bantet!!!”

Pria itu terjun sambil menembak kadal raksasa tersebut. Karena kesakitan kena tembak dan panik juga, kadal tersebut memutar membelakangi sang pria. Sebelum pria itu sempat mendarat di atas tubuhnya, ekor raksasanya dilesatkan ke arah si pria.

“Ap—.”

[Mengaktifkan Sistem Pembaca Refleks Saraf]

[Shield Type-1 : Aktif]

Tubuh pria itu langsung diselimuti butiran hologram biru sebelum akhirnya ekor kadal melesat mengenai kepalanya. Karena menabrak kepalanya, ekor itu tak sampai melesat jauh, tapi jatuh dekat dengan posisi kadal itu juga.

Sang pria mendarat lebih dulu, langsung menangkap senapan serbu yang sempat lepas dari genggamannya.

“Syukurlah, Pembaca Refleks-ku aktif. Kalau tidak, sudah pecah kepalaku, mental sampai ke langit sana.”

Kepalanya tertunduk dengan satu tangan masih memegang senapan serbu. Wadah amunisi muncul di tangan dari butiran hologram yang diciptakan oleh sistem. Segera ia mengisi ulang senjatanya.

[Reload]

Mengetahui ancaman masih di depan mata, sang kadal raksasa kembali hendak lari. Namun, kaki-kaki kadal berhasil ditembak, sehingga ia tak bisa bergerak lincah lagi.

Pria itu menatap monster tersebut dengan tatapan tajam. Terlihat jelas wajah tegas dengan luka sayat tiga cabang tepat di bagian kulit mata kiri beriris perak, membuat kesan wajahnya nampak agak sangar.

“Kau!”

Sang pria berlari menghampiri kadal raksasa sambil menembakinya secara membabi buta. Melompat naik ke atas tubuh kadal, terus berlari sambil menembak sepanjang punggungnya, hingga akhirnya pria itu tiba di puncak kepala kadal.

Belum sempat sang kadal mendongak, moncong senapan serbu sudah ditodongkan ke arahnya.

“Yo, kau tidak pantas berada di sini, Bung,” ucap pria itu santai, tapi pandangannya tetap tajam menusuk. “Kehadiranmu… hanya akan merusak habitat dan ekosistem di sini!”

“MATI KAU, HAMA!!!”

Lalu disusul suara tembakan beruntun mengisi ketenangan hutan, mengganggu kedamaian para binatang di sana.

….

Sebutir permen karet dikeluarkan dari bungkusnya, dilambungkan ke udara, dan ditangkap langsung ke mulut. Pria itu kunyah permen karetnya sambil berdiri senderan di samping mayat besar Giant Gecko yang sudah mati dengan kepala dan leher hancur berlumuran darah serta daging terburai.

Sejenak matanya melihat ekor lepas sang kadal yang masih tergeletak di dekatnya. Kemudian pandangannya terhalang oleh kemunculan notifikasi dari panel hologram sistem.

[Misi berhasil!]

[A]

[Score : 1.300]

[Hadiah : Ekor Giant Gecko, 1 Kristal Hijau]

[Untuk transaksi pembayaran bisa dilakukan di Guild]

“Cuma itu, huh?”

Dia merogoh kristal kecil dari saku celana, memperhatikan kilau hijau yang nampak akibat terkena sinar bintang pusat tata surya di siang hari ini.

“Harganya juga enggak seberapa.”

Kristal tersebut lenyap menjadi butiran hologram, tersimpan otomatis ke dalam penyimpanan sistem.

Iseng-iseng pria itu membuka data status miliknya pada panel hologram, membacanya dari awal sampai akhir.

[Nama : Astan Pradipta Cornell]

[Jenis Kelamin : Pria]

[Usia : 23 tahun]

[Profesi : Pemburu]

[Pangkat : Besi]

[Level : 3]

\=\=*\=\=*\=\=*\=\=

[Senjata Utama : Assault Riffle Tipe-33 (Grade-C)]

[Senjata Tambahan : -]

[Senjata Pendukung : Belati Tipe-07 (Grade-C)]

[Kemampuan Umum : Shield Type-1]

\=\=*\=\=*\=\=*\=\=

[-Strength : 31]

[-Agility : 24]

[-Vitality : 39]

[-Intelligence : 16]

[-Dexterity : 21]

[-Luck : 17]

“Masih aja o’on,” komentarnya, “Apalagi keberuntungannya. Pantas aja bisa kegetok ekor tokek bantet.”

“Tapi….”

Sesaat ia kembali melihat mayat kadal raksasa.

“Setidaknya perlu Peringkat Perunggu level menengah agar bisa mengalahkan satu monster tingkat Hard. Kenapa aku bisa mengalahkannya seakan-akan semua perburuan yang kulakukan selama ini sudah sangat biasa?”

Astan bersedekap sambil memeluk senapannya.

“Padahal, selama enam bulan bergabung di Guild aku jarang berburu. Kalau sering, pasti udah sampai perunggu.”

Dari kejauhan samar-samar terdengar suara gemuruh kecil. Melirik sedikit, Astan melihat kemunculan sebuah portal berwarna hitam kemerahan di langit.

“Dungeon, ya…?”

Dengan wajah santai, Astan meniup permen karetnya sampai menggembung.

...~*~*~*~...

Terpopuler

Comments

yessy azwarni

yessy azwarni

Dibuka dengan kejar-kejaran

2023-02-22

0

IG: _anipri

IG: _anipri

ngeri bayanginnya

2023-01-22

0

IG: _anipri

IG: _anipri

dark😳

2023-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Error! (Arc 1, Pemburu : Start)
2 Chapter 2 : Selamat Datang, Pemburu
3 Chapter 3 : Selamat Datang, Pemburu 2
4 Chapter 4 : Mimpi
5 Chapter 5 : Renungan
6 Chapter 6 : Siapa Veena Muskarov?
7 Chapter 7 : Peringkat bukan Segalanya
8 Chapter 8 : Kemampuan Terbatas
9 Chapter 9 : Gardin
10 Chapter 10 : Latihan Arni
11 Chapter 11 : Aneh
12 Chapter 12 : Mavin L. Vladiskov
13 Chapter 13 : Cuci
14 Chapter 14 : Persiapan Misi Pertama
15 Chapter 15 : Menembus Atmosfer
16 Chapter 16 : Hutan Rawa
17 Chapter 17 : Squad Lain
18 Chapter 18 : Arni kena Mental
19 Chapter 19 : Shield Alpha
20 Chapter 20 : Seseorang?
21 Chapter 21 : Ajakan
22 Chapter 22 : Hilang Fokus
23 Chapter 23 : Hanya Belati
24 Chapter 24 : Portal Misterius
25 Chapter 25 : Saling Curiga
26 Chapter 26 : Bug
27 Chapter 27 : Masalah Score
28 Chapter 28 : Hah? Selingkuh?!
29 Pengumuman(?) (Ga penting, bole di-skip)
30 Chapter 29 : Ancaman Grim
31 Chapter 30 : Pamit
32 Chapter 31 : Orang yang Mirip
33 Chapter 32 : Kendala Ekonomi
34 Chapter 33 : Silaturahmi antar Tetangga (Arc 1, Pemburu : End)
35 Pengumuman! (Update dan Transisi Arc)
36 Chapter 34 : Cinta Juragan Ikan (Arc 2, Bayang[an] : Start)
37 Chapter 35 : Melamun
38 Chapter 36 : Penyamaran
39 Chapter 37 : Tiga Tahun yang Lalu
40 Chapter 38 : Pertemuan
41 Chapter 39 : Bingung
42 Chapter 40 : Cerita
43 Chapter 41 : Penawaran Mavin
44 Chapter 42 : Menerima Tawaran
45 Chapter 43 : Perjalanan ke Markas
46 Chapter 44 : Sektor Industri
47 Chapter 45 : Tidak Sehat
48 Chapter 46 : Ketua Tim
49 Chapter 47 : Hack Type-5
50 Chapter 48 : Senjata Pemberian
51 Chapter 49 : Seragam
52 Pengumuman! (Kabar Buruk)
53 Chapter 50 : Berinteraksi
54 Chapter 51 : Keberangkatan Tim
55 Chapter 52 : Kapal Feron 072
56 Chapter 53 : Anjungan
57 Chapter 54 : Lubang Kecil
58 Chapter 55 : Program Kemampuan
59 Chapter 56 : Masih Melewati Jalur
60 Chapter 57 : Slime
61 Chapter 58 : Inti Kapal
62 Chapter 59 : Rencana
63 Chapter 60 : Serbuan Monster
64 Chapter 61 : Serbuan Monster 2
65 Chapter 62 : Serbuan Monster 3
66 Chapter 63 : Jangan Ganggu Astan!
67 Chapter 64 : Mengaktifkan Generator
68 Chapter 65 : Serangan dari Dasar
69 Chapter 66 : Sadin
70 Chapter 67 : Tanda Pengenal
71 Chapter 68 : Makna Foto
72 Chapter 69 : Belati Grade-S
73 Chapter 70 : Profesor Arthanour Morphin
74 Chapter 71 : Rekaman Aneh
75 Chapter 72 : Kelompok Tenma?
76 Chapter 73 : Sistem Re:Set
77 Chapter 74 : Chip Agresif
78 Chapter 75 : Kelompok Wirma
79 Chapter 76 : Mayat Di Markas
80 Chapter 77 : Penghianat
81 Chapter 78 : Kebenaran
82 Chapter 79 : Tenma (?) VS Astan dan Edrick
83 Chapter 80 : Memberikan Kematian
84 Chapter 81 : Bayang[an]
85 Epilog
86 Pengumuman, permohonan maaf
87 Promosi Novel
88 [UPDATE!] Apa yang terjadi pada MC?
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1 : Error! (Arc 1, Pemburu : Start)
2
Chapter 2 : Selamat Datang, Pemburu
3
Chapter 3 : Selamat Datang, Pemburu 2
4
Chapter 4 : Mimpi
5
Chapter 5 : Renungan
6
Chapter 6 : Siapa Veena Muskarov?
7
Chapter 7 : Peringkat bukan Segalanya
8
Chapter 8 : Kemampuan Terbatas
9
Chapter 9 : Gardin
10
Chapter 10 : Latihan Arni
11
Chapter 11 : Aneh
12
Chapter 12 : Mavin L. Vladiskov
13
Chapter 13 : Cuci
14
Chapter 14 : Persiapan Misi Pertama
15
Chapter 15 : Menembus Atmosfer
16
Chapter 16 : Hutan Rawa
17
Chapter 17 : Squad Lain
18
Chapter 18 : Arni kena Mental
19
Chapter 19 : Shield Alpha
20
Chapter 20 : Seseorang?
21
Chapter 21 : Ajakan
22
Chapter 22 : Hilang Fokus
23
Chapter 23 : Hanya Belati
24
Chapter 24 : Portal Misterius
25
Chapter 25 : Saling Curiga
26
Chapter 26 : Bug
27
Chapter 27 : Masalah Score
28
Chapter 28 : Hah? Selingkuh?!
29
Pengumuman(?) (Ga penting, bole di-skip)
30
Chapter 29 : Ancaman Grim
31
Chapter 30 : Pamit
32
Chapter 31 : Orang yang Mirip
33
Chapter 32 : Kendala Ekonomi
34
Chapter 33 : Silaturahmi antar Tetangga (Arc 1, Pemburu : End)
35
Pengumuman! (Update dan Transisi Arc)
36
Chapter 34 : Cinta Juragan Ikan (Arc 2, Bayang[an] : Start)
37
Chapter 35 : Melamun
38
Chapter 36 : Penyamaran
39
Chapter 37 : Tiga Tahun yang Lalu
40
Chapter 38 : Pertemuan
41
Chapter 39 : Bingung
42
Chapter 40 : Cerita
43
Chapter 41 : Penawaran Mavin
44
Chapter 42 : Menerima Tawaran
45
Chapter 43 : Perjalanan ke Markas
46
Chapter 44 : Sektor Industri
47
Chapter 45 : Tidak Sehat
48
Chapter 46 : Ketua Tim
49
Chapter 47 : Hack Type-5
50
Chapter 48 : Senjata Pemberian
51
Chapter 49 : Seragam
52
Pengumuman! (Kabar Buruk)
53
Chapter 50 : Berinteraksi
54
Chapter 51 : Keberangkatan Tim
55
Chapter 52 : Kapal Feron 072
56
Chapter 53 : Anjungan
57
Chapter 54 : Lubang Kecil
58
Chapter 55 : Program Kemampuan
59
Chapter 56 : Masih Melewati Jalur
60
Chapter 57 : Slime
61
Chapter 58 : Inti Kapal
62
Chapter 59 : Rencana
63
Chapter 60 : Serbuan Monster
64
Chapter 61 : Serbuan Monster 2
65
Chapter 62 : Serbuan Monster 3
66
Chapter 63 : Jangan Ganggu Astan!
67
Chapter 64 : Mengaktifkan Generator
68
Chapter 65 : Serangan dari Dasar
69
Chapter 66 : Sadin
70
Chapter 67 : Tanda Pengenal
71
Chapter 68 : Makna Foto
72
Chapter 69 : Belati Grade-S
73
Chapter 70 : Profesor Arthanour Morphin
74
Chapter 71 : Rekaman Aneh
75
Chapter 72 : Kelompok Tenma?
76
Chapter 73 : Sistem Re:Set
77
Chapter 74 : Chip Agresif
78
Chapter 75 : Kelompok Wirma
79
Chapter 76 : Mayat Di Markas
80
Chapter 77 : Penghianat
81
Chapter 78 : Kebenaran
82
Chapter 79 : Tenma (?) VS Astan dan Edrick
83
Chapter 80 : Memberikan Kematian
84
Chapter 81 : Bayang[an]
85
Epilog
86
Pengumuman, permohonan maaf
87
Promosi Novel
88
[UPDATE!] Apa yang terjadi pada MC?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!