Ia hendak berlari memeluk Ayra dan Ayla, namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang ia kenal. Jantungnya berdegup dengan cepat.
"Sial." umpatnya. Tanpa aba aba Adel berlari sekencangnya menghindari lelaki tersebut, membuat Ayra dan Ayla keheranan.
Setelah jauh dari area sirkuit Adel menghentikan langkahnya menetralkan pernafasanya."Rileks Ra, rileks. " perlahan ia tarik nafasnya dalam hitungan 123, menahan nafasnya dalam hitungan 456, dan menghembuskan nafasnya dalam hitungan 789.
Tekhnik ini mampu membuat seseorang dalam kondisi gelisah atau panik akut mereda dengan presentase 50%. Setelah ia menetralkan rasa gugupnya, Adel mengeluarkan ponselnya. Lalu ia menghubungi Ayra dan Ayla. Adel meminta maaf karna harus pulang terlebih dulu.
"Sial, kenapa ada bang Ken dan kawan kawan. Untung tadi cepet kabur, kalau sampai kepergok abang kalau Ara balapan, bisa bisa digundul ini kepala." rutuknya kesal, karna lagi - lagi Ara mengikuti balapan liar.
Sesaat langkahnya sampai di jalan raya. Ia memesan taxi dan berencana pulang, namun arahnya melewati RS dimana ada laki laki yang sempat ia kunjungi kemarin. "Stop pa, saya turun sini." kalimatnya membuat sang supir mengerem mendadak.
"Dugh" kepalanya kepentok kursi di depanya.
"Aduh pak hati - hati donk, kan sakit." keluhnya sambil meringis kesakitan.
"Maaf non tadi non mendadak minta berhenti." Adel mengeluarkan selembaran uang 100 ribu lalu memberikan kepada pak supirnya.
"Buat bapak aja kembalinya, saya lagi dapet rejeki banyak, habis menang lotre." Adel meringiskan giginya.
"Kalau menang lotre saya gak mau nrima non. "
" becanda pa." ucapnya lalu berjalan menuju Rs, namun langkahnya terhenti melihat momminya berada di lobi rumah sakit.
"Pa gak jadi turun saya naik lagi, anter saya pulang." jawabnya kembali menduduki kursi penumpang.
***
"sore dad, tumben udah pulang." sapa Adel kepada daddinya. Daddinya mengusap kepala Adel lembut.
"Ia sayang, kan malam minggu, daddy cape mau manja manjaan sama mommy kamu. "
"Isshh daddy kaya ABG aja." Tak lama sang mommy pulang membawa bingkisan.
"Anak mommy udah pulang. Ini buat kamu." Keyla memberikan bingkisan berisi coklat kesukaanya kepada putri semata wayangnya. Tak lama Ken dan Arion pulang.
"Kenapa tu bibir dikerucutin kaya gitu? " Ken memprotes Adel.
"Dad abang kalo di sekolah galak sama Ara." ungkap Adel kepada daddinya. Ken yang tak terima dituduh seperti itu langsung menjewer telinga Adel.
"Sakit abang. " Adel mengeluarkan air mata buayanya
"Abang" teriak sang mommy dan daddy nya.
"Ya elah pa, ini cuma air mata buaya." ejek Ken kepada Adel.
"udah yu Ar." ajak Ken kepada Arion
"Arion sudah makan? "
"Sudah donk, tadi bareng Ken." Jawabnya berlalu meninggalkan mereka bertiga
"Mau kemana bang Ar? " tanya Adel kepo
"Mau main basket. " jawab Arion
"Gag usah main basket, percuma, sang kapten basket dikalahkan sama Ara." senyum Adel mengembang membuat Ken dan Arion berhenti melangkah.
"Benar itu Ken? " selidik daddinya kepada Ken dan Arion
"Ara mainya kasar pa." ungkapnya tak terima mendapat cemoohan dari sang adek.
"Abang nantangin Ara lagi? "
"Siapa takut." lagi lagi Ken menyanggupinya.
"Loe yakin Ken?" tanya Arion. Ken yang merasa diremehkan langsung membuka seragamnya dan menuju lapangan basket.
Kali ini penontonya adalah mommy dan daddy nya. Permainan dimulai, dengan Arion sebagai wasit. Masih sama, beberapa kali dribbelan, Adel menguasia bola dan menshootingnya sehingga bola melesat dengan sempurna. Lagi lagi memang Adel yang memenangkan.
"Yess.... Ara menang. " jeritnya penuh dengan kepuasan.
"Sial. Kenapa si gue. "
"Bukan kenapa bang, tapi Ara memang jago main basket." bangganya memuji diri sendiri
"Yah, abang akui kalo Ara jago main basket." ungkap Ken membuat Adel melambung tinggi.
"Daddy bangga sama kalian, kalian memang team basket yang sempurna. " ungkap Axel dengan puas.
"Mas dulu gag jago emang?" ledek Keyla
"Mereka lebih jago Key. Kalau mas jago diranjang " Axel memainkan matanya membuat Keyla tersipu malu, lalu Axel merangkul istrinya dengan erat. Tampak pemandangn yang lebih menyejukkan, yaitu Ara yang meminta gendong kepada Ken sampai ke kamarnya.
***
Senin adalah hari dimana seluruh dunia disibukkan dengan aktivitas penting, tidak jauh berbeda dengan Adel yang saat ini sedang mengikuti upacara.
Sesampainya dikelas Adel mendapat serbuan pertanyaan. "Loe kemarin kemana? "
"Kemarin gue lihat abang gue, jadi gue kabur, kalau gak gue bakalan dikirim ke Papua gara gara balapan liar." Ayla dan Ayra menganggukan kepalanya.
"Nie Atm loe, dan uang kemarin dirumah gue, besok abang gue simpenin ke bank."
"Emang berapa totalnya? "
"300 jt." Adel menganggukan kepalanya.
"Sejak kapan loe suka balap liar Del? " Ayra penasaran karna Adel memenangkan balapan itu dengan mudah.
"Syuuut, jangan keras keras..... Gue balik ke Indo juga gara gara gue ketahuan suka balapan disana. "
Tak lama pelajaran fisika dimulai. Adel menelungkupkan tanganya dikepala dan ia memejamkan matanya sesaat ketika pelajaran berlangsung.
Guru Fisika yang mengajarpun menggelengkan kepalanya. "Adel tolong maju kerjakan soal yang didepan. " Namun Adel tak mendengarkanya, hingga Ayra menyenggol Adel agar Adel memperhatikan pelajaran.
"Del.... Adel... " Adel menegakkan tubuhnya.
" Kenapa Ay? " tanya Adel penasaran, lalu Ayra memainkan matanya menuju guru fisika yang kemungkinan ketika bola matanya bisa lepas, mata guru fisika sudah keluar dari kelopaknya.
"Kenapa pak? " Adel seperti orang yang tak punya dosa
"Kerjakan soal didepan." Adel berjalan mengambil spidol, lalu mengisi soal soal di papan tulis dengan cepat.
"Kalau soal beginian si di sana materi ini juga udah diajarkan." batinya kemudian memberikan spidolnya kepada guru fisika.
"Saya mau keluar pa, mau cuci muka. " ungkapnya, guru fisika keheranan karna materi yang sedang diajarkan saja belum tentu sang juara kelas dapat mengerjakanya.
Adel langsung duduk di kantin sekolah, ia memesan jus alpukat dan bakso kesukaanya. Dengan lahap Adel menikmatinya. Tak lama kemudian Saka yang melihat Adel langsung duduk didepanya. Membuat sang penghuni kantin menatap sinis wajah Adel.
Saka menyeruput minuman yang Adel pesan. Mata Adel melotot, menandakan kemarahanya karna miliknya diambil orang lain. "Gue pesenin lagi tenang aja."
"Adellaura, kamu kemarin di tempat balap liar ngapain? " Adel terbatuk ketika mendengar pertanyaan Saka. "Nemenin Ayra, kenapa kepo banget kesanya." cuek Adel menanggapinya, ia tidak peduli meskipun lelaki didepanya termasuk nominasi cowo terganteng disekolah.
Adel sudah tak bernafsu melanjutkan makanya, Ia menegakkan badanya kemudian berlalu meninggalkan kantin. Seseorang sengaja memasang kakinya menghalangi jalan Adel. Entah siapa yang pasti penggemar geng Devil mungkin.
Adel menarik kaki yang menghalanginya dengan kakinya, hingga siswi yang menghadang jalanya terjatuh dan tersered oleh langkah Adel.
"Ups sori, sengaja." Adel berlalu meninggalkan kerumunan yang memasang mata untuk memperhatikan tragedi di kantin.
"Menarik, sampai saat ini belum pernah ada yang menolak pesona gue." ungkap Saka yang masih menyeruput jus alpukat miliknya
***
Hari ini Kevin sudah masuk sekolah. Seusai pelajaran, Kevin menata bukunya, ia hendak beranjak ke perpustakaan. "Kev loe mau kemana? " gadis yang seperti belatung, setiap saat menggelayutinya mengikuti arah kemana Kevin melangkah.
Adel melangkahkan kakinya sampai dikoridor yang sepi. Ia menghembuskan nafasnya perlahan, mengembangkan dadanya, membuang rasa sesak yang menahan di paru parunya "Kenapa hidupku kacau begini, bermusuhan dengan abang sendiri, dimusuhin sama teman - teman abang juga." ungkapnya dengan lelah.
Masih sepi, karna siswa siswi masih dikelas bersama dengan sebongkah tugas dan pelajaran yang memuakkan. Adel melangkahkan kakinya sambil merutuki kebodohanya selama ini, yang selalu terlibat masalah yang tidak penting.
Berlawanan dengan arah Adel, Kevin berjalan menuju perpustakaan. Dengan teliti Kevin memastikan wanita yang masih jauh didepanya. Ia pastikan wajah itu memang benar gadis yang sedang ia cari.
Seketika Adel menegakkan kepalanya, matanya seperti tak yakin melihat sosok lelaki yang berjalan menuju arahnya.
"dia......" batinya, langkahnya melambat membuat Kevin dengan saksama menatap wajah Adel.
"Oh Tuhan, apa lagi ini, laki laki itu satu sekolah denganku. Harus berbalik kah, atau lari atau... Ahhh sudah biarkan saja sepertinya dia tak mengenaliku" Adel bertanya pada diri sendiri seperti orang gila.
Adel menundukan pandanganya, memastikan lelaki diseberangnya tidak mengenalinya. Sesaat langkah mereka sejajar, tidak ada sapa darinya, padahal jantung Adel seakan mau berhenti berdetak. "Tuhan terimakasih karna telah membuatnya lupa kepadaku. "
Setelah melewati lelaki itu, Adel berniat mempercepat langkahnya. Namun kali ini, keberuntungan memang tidak selalu baik kepada Adel. "Tunggu." kalimat lelaki tersebut terdengar berat, membuat Adel berhenti dengan memaksa langkahnya menetap.
Bonus Visual Kevin
Visual Adellaura
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Farida
nah kan ketemu, tar kalo di bully Abang Ken ada Kevin deh yg bela in Adel pasti seruuuu... lanjutkan
2021-07-30
0
Va Le Zia
semangat up ya thor
2021-07-30
0
Rusmi
lanjut Thor semangat
2021-07-30
0