Ana dan Farah saling pandang, dengan gerakan reflek, Farah mengambil minuman Ana dan memberikan pada Udin.
"Nih minum" Farah menyodorkan minuman Ana yang tinggal setengah.
Tanpa menunggu lebih lama Adrian mengulurkan tangan untuk menerima minuman itu, tapi segera diambil alih oleh Ana.
"Farah, apa-apaan sih?" melotot ke arah Farah
" aku pesan kan Yang lain aja ya Udin minumnya"
"gak usah, sini" gerakan Adrian spontan mengambil alih gelas di tangan Ana dan langsung menengguk habis minuman nya.
Ana "...."
" Manis " ucap Adrian setelah menghabiskan isi gelas
"manis dari mana nya, jelas-jelas itu kamu minum teh tawar" sergah Farah, karena memang Ana tidak suka yang manis-manis
" yang minum setengah pertama "
Ana "..."
huahahahahahaha
Farah tertawa terpingkal-pingkal mendengar kata-kata Udin yang dianggap menggoda Ana
"kamu naksir Ana?" tanya Farah lagi memastikan sambil terkekeh.
Adrian menatap Farah kemudian melirik Ana, lalu meninggalkan mereka berdua menuju kasir, setelah kembali Adrian mengatakan
"sudah lunas"
"Aku menyukai istriku" jawab Adrian sambil berlalu
Farah "...."
"OOO udah punya istri toh Udin
kirain sama seperti lagu itu" ucap Farah sedikit berteriak.
"Lagu yang mana?" Adrian jadi penasaran
"Din ma Udin, ma Udin minta kawin,
de-ngan siapa,
de-ngan si Ana,
si Ana tidak mau
ma Udin marah-marah
cak kucing lewe-lewe
cak kucing lewe-lewe"
dengan santai Farah bernyanyi ala anak TK kemudian tertawa terpingkal-pingkal.
Ana "...."
Adrian/Udin "....."
karena pelototan dari Ana dan Udin yang serempak akhirnya Farah berhenti tertawa sambil memegangi perut nya.
"istri kamu mana Udin" Farah masih berani bertanya
" dia meninggalkanku demi orang lain" Jawab Adrian asal
" ckckckck,,, kasian, kalian berdua memang berjodoh, sama-sama ditinggalkan demi selingkuhan" jawab Farah sedikit kesal.
Adrian melirik sekilas ke arah Ana sambil berjalan beriringan dengan Ana. hanya dalam penyamaran dia bisa sedekat ini dengan Ana dan bisa melihat Ana dengan bebas.
"oke baiklah, Aku kembali duluan, ada yang harus aku selesaikan" kata Farah kemudian lalu pamitan pada Ana.
setelah Farah menjauh, tiba-tiba ada beberapa pria bertubuh kekar berjalan ke arah mereka dengan seringai yang menjijikkan.
tak lama setelahnya Ana dan Adrian sudah berdiri ditengah lingkaran bulat yang di buat para preman tersebut.
" Mau apa kalian?"
Ana sedikit kesal
" mau bersenang-senang dengan wanita cantik"
jawab salah satu preman sambil tertawa
terjadilah perkelahian sengit antara Ana dan mereka, Adrian yang tidak dihiraukan hanya menjadi penonton saja bahkan para preman tidak berniat mengajak nya untuk berkelahi, sampai Adrian berfikir
"apa aku terlihat sangat culun, sehingga mereka tidak merespon keberadaan ku?"
melihat para preman yang masih bisa diatasi oleh Ana Adrian hanya menonton saja gerak lincah Ana dalam melumpuhkan lawan. bagaimanapun hebatnya Ana dalam ilmu bela diri 1 banding 6 bukanlah lawan yang pantas bukan.
saat seorang preman mengambil sebilah kayu ingin memukul kepala Ana, barulah Adrian bertindak ikut Andil melawan mereka, dan mengalahkan para preman tersebut . tepat saat Adrian lengah sedang menghirup udara karena kewalahan, dari arah belakang muncul seorang preman yang menghunus pisau ingin menusuk nya dari belakang tapi kejadian itu tak luput dari pandangan Ana sampai Ana mencegah niatan preman tersebut dan akhirnya lengan Ana lah yang tersayat pisau. Ana meringis kesakitan, darah segar mengalir dari tangannya yang putih , dengan mata memerah Adrian mengamuk menatap lawan dengan tatapan membunuh, meskipun pada awalnya mereka masih melawan tapi akhirnya mereka bisa dikalahkan Adrian, setelahnya Adrian panik dan langsung membawa pergi Ana kerumah sakit.
di ruang UGD
"Dokter, tolong periksa luka tangannya" pinta Adrian dengan panik,
sang dokter hanya mengangguk melihat sikap Adrian yang begitu protektif
" berikan yang terbaik " perintah Adrian lagi
Ana meringis dan wajahnya sudah terlihat pucat menahan sakit karena darahnya juga banyak keluar.
" aku akan membuat perhitungan dengan kalian" geram Adrian, ada rasa penyesalan karena tidak bisa melindungi istrinya tapi malah dia yang diselamatkan oleh istrinya.
Adrian mengeluarkan ponsel dan menelpon seseorang.
" Martin, berikan rekaman CCTV kampus area pintu masuk, taman sampai ke kantin "
" Ada masalah apa?"
" apa kamu jatuh cinta pada penjual kantin?" Martin terkekeh
"lakukan saja"
"baiklah".
saat Adrian kembali ke ruang UGD, Ana sudah selesai di tangani oleh dokter dengan jahitan di tangannya.
" Apa itu sangat sakit?"
tanya Adrian dengan mata memerah
" lumayan, sedikit perih" jawab Ana sambil senyum dipaksakan.
"Apa kamu begitu banyak musuh?" tanya Adrian lagi.
" aku tidak punya masalah dengan siapapun, hanya saja kesalahan ku menikah dengan orang yang tidak tepat" jawab Ana sambil menunduk dan matanya yang menganak sungai
tubuh Adrian menegang mendengar kata-kata Ana, Apa hubungan nya pernikahan mereka dengan preman tersebut?
" Apa hubungannya?" timpal Adrian dengan suara kesal yang di tahan.
Melihat lawan bicara nya sungguh hemat kata-kata, entah rasa kepercayaan dari mana Ana seperti tidak mempunyai beban untuk bercerita.
" Mereka suruhan kekasih suamiku " Jawab Ana datar, tidak ekspresi di wajahnya
Adrian mematung, lagi-lagi dikaitkan dengan selingkuhannya, apakah itu Vanesa?
setelah berbincang beberapa saat akhirnya mereka di izinkan pulang dengan tebusan obat untuk Ana.
" Apa rumahmu jauh?" Adrian kembali membuka percakapan
" tidak, aku bisa pulang sendiri, terima kasih sudah membantuku " jawab Ana sambil tersenyum, lalu ia berlalu meninggalkan Adrian yang mematung.
ingin rasanya Adrian memeluk istrinya disaat seperti ini, tapi pencarian dan tujuan nya belum terungkap, dia tidak ingin ketahuan, tapi sejauh ini dia mengenal istrinya lebih dekat, dia bukanlah wanita seperti yang di tuduhkan Vanesa.
******
Perusahaan Citra Angkasa grup
Dengan wajah suram Adrian memasuki kantor, tidak ada yang berani untuk menegur nya dilihat dari raut wajahnya yang terlihat sedang menahan emosi, dia bagaikan bom waktu yang akan meledak, siapapun yang memancing emosi itu maka siap-siap lah untuk mendapat ledakan nya.
" sudah diselidiki?" Tanya Adrian to the point pada Martin saat sampai di ruangannya.
" euuum, sangat mengesankan" jawab Martin mengangkat kepalanya menatap Adrian lalu memutar laptop mengarahkan layar ke hadapan Adrian.
bukan hal yang sulit bagi Martin untuk mendapatkan informasi apa saja di kota ini, dengan latar belakang Citra Angkasa di belakangnya tidak ada yang berani menolak ke inginan mereka.
Adrian menyaksikan kejadian yang menimpanya tadi di kampus, kajadian saat makan di kantin, saat mereka berjalan keluar semuanya masih normal, setelah rekaman di pintu area taman di putar matanya membola melihat rekaman yang menampakkan Vanesa di dalamnya sedang berbicara pada preman-preman tersebut. Adrian mengepalkan tangan, matanya memerah menahan emosi.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments