Ayah Kandung Dylan

Ucapan Dylan langsung membuat Bagas terpaku sesaat. Selama ini Bagas tidak pernah berpikir kalau Dylan akan bisa menemukan ayah kandungnya, karena Kirana sendiri tidak bisa mengingat wajah pria yang dulu pernah menghabiskan malam dengannya.

Bagas tidak pernah khawatir harus bersaing dengan orang yang tidak akan pernah ditemukan, tetapi ucapan Dylan langsung menerbitkan sebuah kekhawatiran di diri Bagas.

“Kenapa Dylan bisa yakin kalau Dylan menemukan ayah kandung Dylan?” Bagas mencoba untuk Tetap tenang walaupun sebenarnya di dalam hatinya sudah mulai gelisah. Bagas harus memastikan kalau apa yang Dylan katakan memang benar.

“Nanti setelah makan malam, ketika mama sedang membereskan dapur, Papa Bagas ikut Dylan ke kamar, ya?”

“Iya. Nanti sekalian Papa Bagas temani Dylan sampai tertidur, ya?”

Dylan pun mengangguk setuju.

Makan malam kali ini terasa begitu panjang bagi Bagas yang pikirannya selalu melayang pada perkataan Dylan tadi. Apa yang saat ini ia miliki bisa hilang dalam sekejap bila ayah kandung Dylan benar-benar datang ke tengah-tengah mereka dan Bagas tidak menginginkan hal itu terjadi.

“Ma, nanti Dylan mau Papa Bagas yang menemani Dylan sampai Dylan tertidur, ya?”

“Kalau Papa Bagas tidak keberatan,” jawab Kirana sambil melihat ke arah Bagas yang sedang asyik memangku Dylan yang sejak tadi tidak mau turun dari pangkuannya.

“Aku tidak keberatan, kok. Sudah lama aku tidak menemaninya sampai tertidur.” Bagas mengusap kepala Dylan.

“Kamu terlalu memanjakannya, Bagas,” keluh Kirana yang sering sekali mengatakan hal yang sama.

Dan seperti biasa Bagas selalu membalasnya dengan senyuman.

Seusai makan malam, Bagas mengantar Dylan untuk cuci tangan dan kaki serta menyikat giginya sebelum tidur.

“Papa Bagas.”

“Iya?” jawab Bagas sambil membuka baju Bagas untuk ia gantikan dengan baju tidur.

“Papa Bagas kenapa tidak menginap saja? Kan, besok pagi Papa Bagas harus ke sini lagi menemani Dylan,” usul Dylan.

“Hm … Kamu benar juga. Nanti coba Papa Bagas tanya ke mama kamu, ya?”

“Aku saja yang tanyakan. Kalau Papa Bagas yang bertanya, sekali mama bilang tidak, Papa Bagas akan langsung menurut.” Dylan langsung berlari keluar kamar sesaat setelah Bagas selesai memakaikan baju tidurnya.

Bagas hanya menggelengkan kepalanya.

Apa yang Dylan katakan memang tidak salah. Bagas tidak pernah memperdebatkan apa yang Kirana katakan padanya. Karena itu pula sering kali Dylan yang membantunya.

Tidak lama berselang, Dylan sudah masuk kembali dengan wajah bangganya. “Semua sudah beres. Papa Bagas bisa menginap di sini malam ini dan tidur bersamaku.” Dylan mengangkat ibu jarinya sebagai tanda kalau semua sesuai dengan rencananya. “Berarti aku punya waktu lebih banyak untuk menunjukkan  kepada Papa Bagas tentang semua kecurigaanku.”

Bagas segera duduk di samping Dylan yang sudah siap di depan laptopnya. Dylan mengetik kata sandi yang ia buat untuk laptopnya dan menuju ke menu pencarian di google.

Tidak lama muncullah sosok foto seorang pria asing yang sangat mirip dengan Dylan.

“Tuh, kan! Mirip banget sama aku!” Dengan penuh semangat Dylan menunjukkan foto yang ia temukan beberapa hari lalu ketika ia sedang membaca mengenai tokoh-tokoh bisnis yang berpengaruh di dunia.

Damian Smith. Itulah nama yang tertera di sana. Dalam usia yang masih sangat muda ia sudah menempati posisi ketiga sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap pergerakan bisnis di dunia. Ia bahkan mendapatkan julukan sang jenius karena setiap langkah yang ia ambil, tidak dapat terbaca oleh lawan-lawan bisnisnya dan berakhir dengan kemenangan di pihaknya.

Bagas tidak dapat mengelak kalau wajah Damian memang sangat mirip dengan Dylan, apalagi di artikel itu di sisipkan foto Damian ketika ia masih balita yang terlihat seakan itu adalah foto Dylan.

“Papa Bagas. Kok diam saja sih? Mirip, kan?” protes Dylan yang tidak mendapatkan tanggapan apa pun dari Bagas.

“Eh, i—iya, mirip Dylan.”

“Tapi mana mungkin mama bisa mengenal pria ini? Pria ini pastinya sangat kaya. Dunianya dan mama jelas jauh berbeda.” Dylan menjepit dagunya dengan jari tangan dan menampakkan ekspresi menggemaskan sedang berpikir. “Menurut Papa Bagas, apakah Om ini mungkin ayah Dylan?”

Bagas masih tertegun melihat kemiripan yang ada di antara Dylan dan pria di artikel online itu. “Apakah mungkin pria ini adalah ayah kandung Dylan? Tapi bagaimana Kirana bisa mengenalnya?”

“Papa Bagaas!” Dylan memukul paha Bagas sambil sedikit berteriak.

Bagas langsung menoleh ke arah Dylan yang sudah memandangnya dengan pandangan kesal karena dari tadi Bagas mengacuhkannya.

“Maaf, Dylan. Papa Bagas hanya terkejut melihat kemiripan kalian.” Bagas pun mengangkat tubuh Dylan dan pindah ke kursi yang tadi Dylan duduki sambil memangku Dylan.

“Mirip banget, kan? Aku yakin dia papaku. Aku harus mencari cara untuk menarik perhatiannya. Aku ingin memastikan apakah benar dia ayah kandungku.”

“Dylan, apa kamu yakin? Dia bukan orang biasa, Dylan. Pastinya tidak mudah untuk bertemu dengannya,” ucap Bagas yang khawatir dengan rencana Dylan. Selain itu sebagian dari dirinya tidak ingin Dylan mencari ayah kandungnya. Bagas tidak ingin semua perjuangannya berubah menjadi sia-sia setelah kehadiran ayah kandung Dylan.

“Aku akan pikirkan caranya. Saat ini aku harus mencari banyak informasi tentangnya. Papa Bagas mau membantuku, kan?” Dylan menoleh ke atas memandang Bagas dengan tatapan penuh harap.

“Apakah kamu yakin mamamu ingin kita menemukan ayah kandungmu?”

“Aku tidak tahu, tetapi mama sering terlihat bersedih kalau aku membicarakan soal ayah kandungku. Mama selalu merasa bersalah karena tidak bisa memberikanku keluarga yang lengkap.”

Bagas menghela napasnya. Sebenarnya Kirana bisa memberikan keluarga lengkap pada Dylan, hanya saja Bagas bukanlah pilihannya.

Sekeras apa pun Bagas berusaha, Kirana tidak pernah mau menarik Bagas masuk ke dalam keluarganya. Alasannya selalu sama. Bagas pantas mendapatkan yang lebih baik dari dirinya. Alasan klise yang tidak pernah bisa Bagas terima, dan karena itu juga Bagas tidak pernah menyerah dan selalu menjaga Kirana, Dylan, dan Mbok Inah.

Suara ketukan dari arah luar pintu tiba-tiba terdengar. Dylan dengan segera menutup laptopnya dan berpura-pura tertidur di pangkuan Bagas.

“Dylan sudah tidur?” bisik Kirana yang membuka sedikit pintu kamar Dylan agar sinar dari luar tidak terlalu mengganggu tidur Dylan. Dylan sangat sensitif terhadap cahaya bila ia sedang tidur.

“Sudah …” jawab Bagas yang juga ikut berbisik padahal ia tahu kalau Dylan hanya berpura-pura tertidur.

Kirana pun masuk perlahan ke dalam kamar Dylan dan meminta Bagas untuk membaringkan Dylan di tempat tidurnya.

“Kamu tidak apa-apa tidur di sini?” tanya Kirana ragu, karena ukuran tempat tidur Dylan tidaklah besar.

“Tidak apa-apa. Lagi pula pilihanku hanya tidur di sini, kan? Atau aku bisa tidur di kamarmu?” canda Bagas sedikit menggoda.

Perkataan Bagas mendapatkan sebuah tatapan tajam dari Kirana. “Ngaco kamu!”

Bagas tertawa. Ia memang suka menggoda Kirana dan Kirana juga tahu Bagas tidak serius dengan perkataannya. Bagas selalu bersikap sopan dan tidak pernah macam-macam padanya. Itu juga yang membuat Kirana bisa nyaman berada di dekat Bagas.

“Aku mengambil pakaianku dulu ya di mobil. Kebetulan aku selalu membawa pakaian cadangan.”

Bagas pun meninggalkan Kirana dan Dylan berdua di kamar dan mengambil pakaiannya di mobil.

Di dalam mobil Bagas duduk sejenak di belakang setir mobilnya. Ia menggenggam erat setir itu dengan perasaan gelisah. “Aku tidak bisa kehilangan mereka. Kehadiran pria itu bisa menghancurkan segala perjuanganku selama ini.

 

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Hai, selamat datang di novel terbaruku. Semoga kalian suka, ya?

Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.

Enjoy!

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Ayachi

Ayachi

thorr bagasnya kasiann, sharusnya peran Bagas jangan trlalu dalam, agar nnti TDK sesakit itu buat dia😭

2024-07-04

0

Arin

Arin

kasian Bagas dong...

2022-10-13

0

Anak_umak

Anak_umak

sampai sini kok mirip sama ceritanya tetangga sebelah yah?

2022-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Kesalahan Satu Malam
2 Apa Yang Telah Terjadi
3 Dylan Si Anak Ajaib
4 Keinginan Terpendam Dylan
5 Ayah Kandung Dylan
6 Damian Smith
7 Mencoba Menarik Perhatian
8 Makan Malam Bersama
9 Well Played
10 Menarik Perhatian Seseorang
11 Babak Baru
12 Dia Ingat Wanita Itu
13 Tugas Baru
14 Kembali Ke Jakarta
15 Dylan Bertemu Damian
16 It's You!
17 Terperangkap
18 Sisi Lain Damian
19 Sebuah Penawaran
20 Pengakuan Dylan
21 Gosip Yang Mulai Menyebar
22 Damian Membawa Kirana
23 Tawar Menawar
24 Sikap Berlebihan Damian
25 Makan Malam Bersama
26 Kontrak Kerja Baru
27 Peraturan Yang Tidak Masuk Akal
28 Rencana Tinggal Bersama
29 Suasana Hati Yang Tidak Baik
30 Keras Kepalanya Bagas
31 Damian Dan Bagas
32 Pelanggaran
33 Again!!
34 Let's Get Married!!
35 Kirana Terluka
36 Kita Harus Bicara
37 Perang Dimulai
38 Bekerja sama
39 Peraturan Aneh Lain
40 Kemanjaan Di Pagi Hari
41 Nenek Julia
42 Permintaan Maaf
43 Katakan Kamu Memaafkanku
44 Like Father Like Son
45 Juan Montaga
46 The Wedding Dress
47 Let's Make It Private
48 His Crazy Thought
49 Victor
50 Pusaka Keluarga
51 Little Truth
52 Damian Yang Melunak
53 The Wedding Day
54 Tamu Tak Diundang
55 Menuju Bulan Madu
56 Pertemuan Kembali
57 Bukan Malam Pertama (1)
58 Bukan Malam Pertama (2)
59 Pagi Pertama
60 Kekhilafan Mike
61 Membereskan Kekacauan
62 Memberikan Kenyamanan
63 Keputusasaan Damian
64 Kembali Pulang
65 Kemarahan Dylan
66 Memperebutkan Kirana (lagi)
67 Rahasia
68 Pembalasan
69 Pilihan Janet
70 Victor Berkunjung
71 Masalah Topi
72 Janji Yang Terpenuhi
73 Kirana Hilang
74 Yang Terjadi
75 Kirana Pulang
76 Bayangan Misterius
77 Kecemburuan Seseorang
78 Melepas Kerinduan
79 Berpisah Sementara
80 Permainan Akan Dimulai
81 Bagas Kembali Berjuang
82 KODE RAHASIA
83 Di Balik Semua Rencana
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kesalahan Satu Malam
2
Apa Yang Telah Terjadi
3
Dylan Si Anak Ajaib
4
Keinginan Terpendam Dylan
5
Ayah Kandung Dylan
6
Damian Smith
7
Mencoba Menarik Perhatian
8
Makan Malam Bersama
9
Well Played
10
Menarik Perhatian Seseorang
11
Babak Baru
12
Dia Ingat Wanita Itu
13
Tugas Baru
14
Kembali Ke Jakarta
15
Dylan Bertemu Damian
16
It's You!
17
Terperangkap
18
Sisi Lain Damian
19
Sebuah Penawaran
20
Pengakuan Dylan
21
Gosip Yang Mulai Menyebar
22
Damian Membawa Kirana
23
Tawar Menawar
24
Sikap Berlebihan Damian
25
Makan Malam Bersama
26
Kontrak Kerja Baru
27
Peraturan Yang Tidak Masuk Akal
28
Rencana Tinggal Bersama
29
Suasana Hati Yang Tidak Baik
30
Keras Kepalanya Bagas
31
Damian Dan Bagas
32
Pelanggaran
33
Again!!
34
Let's Get Married!!
35
Kirana Terluka
36
Kita Harus Bicara
37
Perang Dimulai
38
Bekerja sama
39
Peraturan Aneh Lain
40
Kemanjaan Di Pagi Hari
41
Nenek Julia
42
Permintaan Maaf
43
Katakan Kamu Memaafkanku
44
Like Father Like Son
45
Juan Montaga
46
The Wedding Dress
47
Let's Make It Private
48
His Crazy Thought
49
Victor
50
Pusaka Keluarga
51
Little Truth
52
Damian Yang Melunak
53
The Wedding Day
54
Tamu Tak Diundang
55
Menuju Bulan Madu
56
Pertemuan Kembali
57
Bukan Malam Pertama (1)
58
Bukan Malam Pertama (2)
59
Pagi Pertama
60
Kekhilafan Mike
61
Membereskan Kekacauan
62
Memberikan Kenyamanan
63
Keputusasaan Damian
64
Kembali Pulang
65
Kemarahan Dylan
66
Memperebutkan Kirana (lagi)
67
Rahasia
68
Pembalasan
69
Pilihan Janet
70
Victor Berkunjung
71
Masalah Topi
72
Janji Yang Terpenuhi
73
Kirana Hilang
74
Yang Terjadi
75
Kirana Pulang
76
Bayangan Misterius
77
Kecemburuan Seseorang
78
Melepas Kerinduan
79
Berpisah Sementara
80
Permainan Akan Dimulai
81
Bagas Kembali Berjuang
82
KODE RAHASIA
83
Di Balik Semua Rencana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!